Title | MUDAH MEMAHAMI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP |
---|---|
Author | Redaktur Wau |
Pages | 42 |
File Size | 226.1 KB |
File Type | |
Total Downloads | 61 |
Total Views | 247 |
PENYUSUTAN ASET TETAP OLEH: REDAKTUR WAU Contact: [email protected] Aset tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relative permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjualbelikan. Menurut PSAK No. 16, Aset tetap adalah harta berwujud yang diperoleh ...
PENYUSUTAN ASET TETAP OLEH: REDAKTUR WAU Contact: [email protected]
Aset tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relative permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjualbelikan. Menurut PSAK No. 16, Aset tetap adalah harta berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Harga perolehan dari aset meliputi: 1. Harga aset sesuai faktur 2. Beban angkut 3. Beban pemasangan 4.
Bea impor
5. Bea balik nama 6. Komisi perantara Berdasarkan PSAK 16 Revisi 2007 komponen biaya perolehan aset tetap yaitu: 1. Harga perolehan Dalam komponen harga perolehan termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain.
2. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. 3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restoran lokasi aset. Aset tetap yang dimiliki perusahaan dicatat dan diakui sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan aset tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutan aset tetap. Nilai buku adalah nilai bersih suatu aset seperti yang tercantum dalam laporan posisi keuangan, yaitu harga perolehan aset tetap tersebut setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. Akumulasi penyusutan adalah kumpulan dari seluruh beban penyusutan selama beberapa periode akuntansi. Cara-cara memperoleh aset tetap, meliputi: 1. Pembelian Tunai Aset tetap yang diperoleh melalui pembelian tunai dicatat dalam buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut, yaitu mencakup harga faktur aset tetap, bea balik nama, beban angkut, beban pemasangan dan lainlain. 2. Pembelian Angsuran Apabila aset tetap diperoleh melalui pembelian angsuran, harga perolehan aset tetap tersebut tidak termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran harus dibebankan sebagai beban bunga periode akuntansi berjalan. Sedangkan yang dihitung sebagai harga perolehan adalah total angsuran ditambah beban tambahan seperti beban pengiriman, bea balik nama, beban pemasangan dan lain-lain.
3. Ditukar Dengan Surat Berharga Aset tetap yang ditukar dengan surat berharga, baik saham atau obligasi perusahaan tertentu, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. 4. Ditukar dengan Aset tetap Yang Lain Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset lain, maka prinsip harga perolehan tetap harus digunakan untuk memperoleh aset yang baru tersebut, yaitu aset baru harus dikapitalisasi dengan jumlah sebesar harga pasar aset lama ditambah uang yang dibayarkan (jika ada). Selisih antara harga perolehan tersebut dan nilai buku aset lama diakui sebagai laba atau rugi pertukaran. 5. Diperoleh dari donasi Jika aset tetap diperoleh sebagai donasi, maka aset tersebut dicatat dan diakui sebesar harga pasarnya.
SOAL-SOAL DAN PENYELESAIANNYA 1.
Pada tanggal 1 Oktober 2012 PT. XYZ membeli mesin untuk keperluan operasional dengan harga Rp. 240.000.000, estimasi nilai residu adalah Rp. 20.000.000 dan estimasi umurnya adalah 5 tahun dan 10.000 jam operasi. Hitunglah beban penyusutan dengan metode Garis Lurus (Straight Line Method), Metode Jam Jasa (Service Hour Method), Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digits Method) dan Metode Saldo Menurun berganda (Double Declining Balance Method) Penyelesaian: Jurnal yang dibutuhkan pada saat pembelian mesin secara lunas atau kredit: Mesin
Rp. 240.000.000 Kas (Bank)
Mesin
Rp. 240.000.000 Rp. 240.000.000
Hutang Usaha
Rp. 240.000.000
Perhitungan dan Jurnal pada saat di susutkan: a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
240,000,000 - 20,000,000 5 Tahun = 44,000,000 per tahun Mesin dibeli pada tanggal 1 Okt 2012, maka selama tahun 2012 mesin hanya Penyusutan
=
digunakan selama 3bulan (Okt-Des). Jadi, beban penyusutannya adalah:
2012
3/12 x Rp. 44.000.000
Beban Penyusutan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin
= Rp. 11.000.000 Rp. 11.000.000 Rp. 11.000.000
Jurnal perbulan: Beban Penyusutan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin
Rp. 3.666.667 Rp. 3.666.667
2013
12/12 x Rp. 44.000.000
= Rp. 44.000.000
2014
12/12 x Rp. 44.000.000
= Rp. 44.000.000
2015
12/12 x Rp. 44.000.000
= Rp. 44.000.000
2016
12/12 x Rp. 44.000.000
= Rp. 44.000.000
Jurnal tahun @ 2013 - @2016: Beban Penyusutan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin
Rp. 44.000.000 Rp. 44.000.000
Jurnal perbulan: Beban Penyusutan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin
2017
9/12 x Rp. 44.000.000
Beban Penyusutan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin
Rp. 3.666.667 Rp. 3.666.667 = Rp. 33.000.000 Rp. 33.000.000 Rp. 33.000.000
Jurnal perbulan: Beban Penyusutan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin
Rp. 3.666.667 Rp. 3.666.667
Selain cara di atas, penyelesaiannya bisa ditempuh dengan cara dibawah ini: Tarif Penyusutan : 100% / 5 = 20%
Tahun
Nilai Perolehan
Nilai Residu
Tarif Peny.
Beban Peny
Nilai Buku
1
240.000.000
20.000.000
20%
44.000.000
196.000.000
2
240.000.000
20.000.000
20%
44.000.000
152.000.000
3
240.000.000
20.000.000
20%
44.000.000
108.000.000
4
240.000.000
20.000.000
20%
44.000.000
64.000.000
5
240.000.000
20.000.000
20%
44.000.000
20.000.000
220.000.000
20.000.000
b. Metode Jam Jasa (Service Hour Method)
Penyusutan
=
240,000,000 - 20,000,000 10,000 Jam Operasi
= Rp. 22,000 per Jam kerja mesin Misalkan tahun 2012 diperkirakan mesin tersebut digunakan selama 600 jam kerja, maka beban penyusutannya mesin tersebut adalah: 2012
= Rp.22.000 x 600 jam = Rp. 13.200.000
Jadi jurnalnya: Beban Penyusutan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin
Rp. 13.200.00 Rp. 13.200.000
Bagaimana menentukan beban penyusutan tahun 2013 – 2017? Misalkan, diperkirakan mesin yang sudah dibeli tersebut digunakan selama tahun 2013 1.850 Jam kerja, tahun 2014 2.000 Jam kerja, tahun 2015 1.950 Jam kerja,
2016 1.875 jam kerja dan tahun 2017 1.725 Jam kerja, maka perhitungan penyusutannya adalah:
2013
Rp. 22.000 x 600 Jam
= Rp. 13.200.000
2013
Rp. 22.000 x 1.850 Jam
= Rp. 40.700.000
2014
Rp. 22.000 x 2.000 Jam
= Rp. 44.000.000
2015
Rp. 22.000 x 1.950 Jam
= Rp. 42.900.000
2016
Rp. 22.000 x 1.875 Jam
= Rp. 41.250.000
2017
Rp. 22.000 x 1.725 Jam
= Rp. 37.950.000
Total
= Rp. 220.000.000
Bagaimana menentukan beban penyusutan tanpa perkiraan pemakaian mesin? Jika di Soal tidak ditentukan pemakaian jam mesin, maka cara yang paling cepat adalah membagikan total jam mesin dengan masa manfaat.
Penyusutan
=
10,000 Jam Operasi
5 Tahun = 2.000 Jam operasi/tahun Penyusutan setiap tahun:
Tahun 2012
3/12 x (2.000 x Rp. 22.000)
= Rp. 11.000.000
Tahun 2013
12/12 x (2.000 x Rp. 22.000)
= Rp. 44.000.000
Tahun 2014
12/12 x (2.000 x Rp. 22.000)
= Rp. 44.000.000
Tahun 2015
12/12 x (2.000 x Rp. 22.000)
= Rp. 44.000.000
Tahun 2016
12/12 x (2.000 x Rp. 22.000)
= Rp. 44.000.000
Tahun 2017
9/12 x (2.000 x Rp. 22.000)
= Rp. 33.000.000
(Note : karena jumlah penyusutannya sama seperti metode GARIS LURUS , maka jurnal dan nominal yang dibutuhkan sama seperti metode GARIS LURUS) c. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digits Method)
Penyusutan =
Penyusutan
(Harga Perolehan - Nilai Residu)
=
(240,000,000 - 20,000,000)
=
73,333,333
x
x
Bobot untuk Tahun bersangkutan Jumlah angka tahun umur ekonomis
5 15
Untuk lebih memudahkan, perhitungannya melalui table:
Tahun
Bobot
Bagian Pengurang
1
5
5/15
2
4
4/15
3
3
3/15
4
2
2/15
5
1
1/15
Jumlah
15
15/15
Karena pembelian
mesin
Perhitungan Penyusutan 5/15 x (240.000.000 – 20.000.000) 4/15 x (240.000.000 – 20.000.000) 3/15 x (240.000.000 – 20.000.000) 2/15 x (240.000.000 – 20.000.000) 1/15 x (240.000.000 – 20.000.000) 5/15 x (240.000.000 – 20.000.000)
dimulai
dari tanggal 1
Juli
2012
3/12 x Rp. 73.333.333
73.333.333 58.666.667 44.000.000 29.333.333 14.666.667 220.000.000
2012, maka
penyusutannya:
Beban Penyusutan
= Rp. 18.333.333
total
Jurnal Tahun 2012: Beban Penyusutan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin
2013
12/12 x Rp. 58.666.667
Rp. 18.333.333 Rp. 18.333.333 = Rp. 58.666.667
Jurnal Tahun 2013: Beban Penyusutan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin
2014
12/12 x Rp. 44.000.000
Rp. 58.666.667 Rp. 58.666.667 = Rp. 44.000.000
Jurnal Tahun 2014: Beban Penyusutan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin
2015
12/12 x Rp. 29.333.333
Rp. 44.000.000 Rp. 44.000.000 = Rp. 29.333.333
Jurnal Tahun 2015: Beban Penyusutan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin
2016
12/12 x Rp. 14.666.667
Rp. 29.333.333 Rp. 29.333.333 = Rp. 14.666.667
Jurnal Tahun 2016: Beban Penyusutan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin
Rp. 14.666.667 Rp. 14.666.667
2017
9/12 x Rp. 73.333.333
= Rp. 55.000.000
Jurnal Tahun 2017: Beban Penyusutan Mesin
Rp. 55.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin
Rp. 55.000.000
d. Metode Saldo Menurun Berganda (Double Declining Balance Methode) Yang perlu diperhatikan bahwa metode saldo menurun tidak pernah memakai nilai residu, terkecuali kalau di contoh soal secara teori harus memakai nilai residu. Berikut perhitungan Metode Saldo menurun berganda dengan menggunakan nilai residu: Perhitungan Tarif:
Tarif
=
100% 5 Tahun
x
2
Tahun
Biaya
Akum Peny Awal Tahun
Nilai Buku Awal tahun
Tarif
Penyusutan Tahunan
Nilai Buku Akhir tahun
1
240.000.000
-
240.000.000
40%
96.000.000
144.000.000
2
240.000.000
96.000.000
144.000.000
40%
57.600.000
86.400.000
3
240.000.000
153.600.000
86.400.000
40%
34.560.000
51.840.000
4
240.000.000
188.160.000
51.840.000
40%
20.736.000
31.104.000
5
240.000.000
208.896.000
31.104.000
40%
11.104.000
20.000.000
220.000.000
Dari tabel di atas, nilai penyusutan pada tahun pertama sebesar Rp. 96.000.000, tetapi karena pembeliannya pada tanggal 1 Jul 2012 maka perhitungannya:
Tahun 2012
3/12 x Rp. 96.000.000
= Rp. 24.000.000
Untuk memudahkan dalam perhitungan, maka kita bisa gunakan tabel seperti di atas dengan saldo yang berbeda terhitung dari nilai penyusutan di awal (1 Okt 2012).
Tahun
Biaya
Akum Peny Awal Tahun
Nilai Buku Awal tahun
Tarif
Penyusutan Tahunan
Nilai Buku Akhir tahun
1
240.000.000
-
240.000.000
40%
24.000.000
216.000.000
2
240.000.000
24.000.000
216.000.000
40%
86.400.000
129.600.000
3
240.000.000
110.400.000
129.600.000
40%
51.840.000
77.760.000
4
240.000.000
162.240.000
77.760.000
40%
31.104.000
46.656.000
5
240.000.000
193.344.000
46.656.000
40%
18.662.400
27.993.600
6
240.000.000
212.006.400
27.993.600
40%
7.993.600
20.000.000
220.000.000
Penyusutan setiap tahun:
2012
Rp. 24.000.000
Jurnal Tahun 2012: Beban Penyusutan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin
2013
Rp. 24.000.000 Rp. 24.000.000
Rp. 86.400.000
Jurnal Tahun 2013: Beban Penyusutan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin
2014
Rp. 86.400.000 Rp. 86.400.000
Rp. 51.840.000
Jurnal Tahun 2014: Beban Penyusutan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin
Rp. 51.840.000 Rp. 51.840.000
2015
Rp. 31.104.000
Jurnal Tahun 2015: Beban Penyusutan Mesin
Rp. 31.104.000
Akumulasi Penyusutan Mesin
2016
Rp. 31.104.000
Rp. 18.662.400
Jurnal Tahun 2016: Beban Penyusutan Mesin
Rp. 18.662.400
Akumulasi Penyusutan Mesin
2017
Rp. 18.662.400
Rp. 7.993.600
Jurnal Tahun 2017: Beban Penyusutan Mesin
Rp. 7.993.600
Akumulasi Penyusutan Mesin
Rp. 7.993.600
Namun, jika kita mengikuti ketentuan tanpa nilai residu maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tahun
Biaya
Akum Peny Awal Tahun
Nilai Buku Awal tahun
Tarif
Penyusutan Tahunan
Nilai Buku Akhir tahun
1
240.000.000
-
240.000.000
40%
24.000.000
216.000.000
2
240.000.000
24.000.000
216.000.000
40%
86.400.000
129.600.000
3
240.000.000
110.400.000
129.600.000
40%
51.840.000
77.760.000
4
240.000.000
162.240.000
77.760.000
40%
31.104.000
46.656.000
5
240.000.000
193.344.000
46.656.000
40%
18.662.400
27.993.600
6
240.000.000
212.006.400
27.993.600
40%
27.993.600
-
240.000.000
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara beben penyusutan tahun dengan menggunakan nilai residu dan tanpa menggunakan nilai residu hanya terletak pada beban penyusutan di tahun terakhir.
Bagaimana jika dipertengahan periode manfaat, mesin (aktiva tetap) di atas dijual atau di tukar dengan mesin sejenis atau mesin yang berbeda? Dan Bagaimana keterkaitan keuntungan dan kerugian pelepasan aset dengan memakai metodemetode di atas? Ilustrasi: 1. Jika pada awal tahun 2015 mesin tersebut dijual dengan harga Rp. 160.000.000, hitunglah laba dan rugi penjualan aset tersebut disertai dengan jurnal yang dibutuhkan. Perhitungan dengan memakai saldo metode garis lurus:
Harga jual
Harga perolehan
Akumulasi penyusutan:
Rp. 160.000.000 Rp. 240.000.000
2012
(Rp. 11.000.000)
2013
(Rp. 44.000.000)
2014
(Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015
Laba penjualan mesin
(Rp. 141.000.000) Rp. 19.000.000
Jurnal yang dibutuhkan: Kas (Bank)
Rp. 160.000.000
Akumulasi Penyusutan
Rp.
99.000.000
Mesin
Rp. 240.000.000
Laba Penjualan mesin
Rp.
19.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Jam Jasa dengan penentuan penggunaanya setiap tahun:
Harga jual
Harga perolehan
Akumulasi penyusutan:
Rp. 160.000.000 Rp. 240.000.000
2012
(Rp. 13.200.000)
2013
(Rp. 40.700.000)
2014
(Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015
Laba penjualan mesin
(Rp. 142.100.000) Rp.
17.900.000
Jurnal yang dibutuhkan: Kas (Bank)
Rp. 160.000.000
Akumulasi Penyusutan
Rp.
97.900.000
Mesin
Rp. 240.000.000
Laba Penjualan mesin
Rp.
17.900.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Jam Jasa tanpa penentuan penggunaanya setiap tahun:
Harga jual
Harga perolehan
Akumulasi penyusutan:
Rp. 160.000.000 Rp. 240.000.000
2012
(Rp. 11.000.000)
2013
(Rp. 44.000.000)
2014
(Rp. 44.000.000)
Nilai Buku per 1 Januari 2015
(Rp. 141.000.000)
Laba penjualan mesin
Rp.
19.000.000
Jurnal yang dibutuhkan: Kas (Bank)
Rp. 160.000.000
Akumulasi Penyusutan
Rp.
99.000.000
Mesin
Rp. 240.000.000
Laba Penjualan mesin
Rp.
19.000.000
Perhitungan dengan memakai saldo metode Angka Tahun:
Harga jual
Harga perolehan