Najwa Gizka Angelina kelompok 3 PDF

Title Najwa Gizka Angelina kelompok 3
Course Praktikum Kimia Dasar
Institution Universitas Diponegoro
Pages 26
File Size 572.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 29
Total Views 129

Summary

LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA DASAR IPERCOBAAN 6ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLITDisusun oleh : NAJWA GIZKA ANGELINA: 24030120140076PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2020Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:  Menghasilkan banyak ion  Molekul...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PERCOBAAN 6 ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Disusun oleh : NAJWA GIZKA ANGELINA: 24030120140076

PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2020

PERCOBAAN 6 ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT I. TUJUAN PERCOBAAN I.1. Mengetahui sifat-sifat dari senyawa elektrolit. I.2. Mengetahui senyawa antara senyawa elektrolit dan non elektrolit. II. TINJAUAN PUSTAKA. II.1. Larutan Larutan dapat diartikan sebagai campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakanlagi secara fisik. Dalam larutan, zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut atau solute. Sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan ini dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau sovulasi. (LAPORAN_KIMIA_Mengamati_larutan_elektrol, n.d.) II.2. Larutan elektrolit dan non elektrolit Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Larutan ini dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar). (LAPORAN_KIMIA_Mengamati_larutan_elektrol, n.d.) II.3. Jenis – jenis larutan elektrolit II.3.1.Larutan elektrolit kuat Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion. Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat.

Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut: 

Menghasilkan banyak ion



Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali



Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna



Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan banyak, lampu menyala



Penghantar listrik yang baik



Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1



Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HClO4); basa kuat (NaOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2, LiOH), garam NaCl (LAPORAN_KIMIA_Mengamati_larutan_elektrol, n.d.)

II.4. Derajat Ionisasi Derajat ionisasi adalah besaran yang digunakan untuk menentukan kekuatan elektrolit. Biasa dilambangkan dengan simbol alfa (α) atau bisa juga disebut besaran yang menyatakan banyaknya molekul yang telah terionisasi atau banyaknya zat yang dapat terionisasi dibagi dengan zat mula-mula. Perbandingan molekul sama dengan perbandingan mol sehingga jumlah mol zat yang terionisasi jumlah mol zat mula−mula

α:

dari rumus diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai α untuk: 

Elektrolit kuat, α = 1



Elektrolit lemah, 0 < α < 1



Non elektrolit, α = 0 [ CITATION dad14 \l 1033 ]

II.5. Daya Hantar Listrik Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat bersifat elektrolit atau nonelektrolit. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan yang bersifat elektrolit. Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan yang bersifat non-elektrolit. Pada larutan elektrolit, yang menghantarkan arus listrik adalah

ion-ion yang terdapat di dalam larutan tersebut. Pada elektroda negatif (katoda), ion positif menangkap elektron (terjadi reaksi reduksi). Sedangkan pada elektroda positif (anoda), ion negatif melepaskan elektron (terjadi reaksi oksidasi). Jika di dalam larutan tidak terdapat ion, maka larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa elektrolit adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan terionisasi. Senyawa elektrolit dapat dibedakan menjadi senyawa elektrolit kuat dan senyawa elektrolit lemah. Senyawa elektrolit kuat adalah senyawa yang di dalam air terionisasi sempurna atau mendekati sempurna, sehingga senyawa tersebut semuanya atau hampir semua berubah menjadi ion. (Pratiwi, 2011) II.6. Elektroda Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian atau media non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor, elektrolit). Sel elektrokimia terdiri dari dua elektroda, yaitu konduktor logam yng dicelupkan kedalam elektrolit konduktor ion yang dapat berupa larutan, cairan atau padatan. Elektroda dan elektrolitnya membentuk kompartemen elektroda. Kedua elektroda dapat menempati kompartemen yang sama. Jika elektrolitnya berbeda , kedua kompartemen dapat dihubungkan dengan jembatan garam, yaitu larutan elektrolit yang melengkapi sirkuit listrik dan memungkinkan sel itu berfungsi. Peralatan elektrokimia minimal terdiri dari tiga komponen penting yaitu anoda, katoda dan elektrolit. Anoda adalah elektroda tempat berlangsungnya reaksi oksidasi, elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian atau media non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor, elektrolit). Anoda berupa logam penghantar listrik, pada sel elektrokimia anoda akan terpolarisasi jika arus listrik mengalir ke dalamnya. Arus listrik mengalir berlawanan dengan arah pergerakan elektron. [ CITATION atk96 \l 1033 ]

II.7. Analisa Bahan II.7.1. Larutan NaCl 

Berwarna putih



Berbentuk Kristal.



Memiliki TD=1413°C dan TL=800,4°C.



Memiliki berat molekul 58,45 g/mol.



Larut dalam air



Sedikit larut dalam alcohol



Tidak larut dalam HCl (Penelitian & Kepulauan, 2014)

II.7.2. Larutan HCl 

Jernih dan tidak berwarna



Sangat korosif dan merupakan asam mineral kuat yang banyak kegunaannya dalam industry.



Titik didih dan titik lebur, densitas, dan pH, bergantung pada konsentrasi atau molaritas HCl dalam larutan berair.



Salah satu asam kuat (INDUSTRI_PEMBUATAN_ASAM_KLORIDA, n.d.)

II.7.3. Larutan CH3COOH 

Jernih dan tidak berwarna



Berbau menyengat dan beras asam.



Memiliki TB=16,6 °C dan TD=118,1 °C



Larut dalam alcohol,air dan eter.



Memiliki BM=60,05 g/mol (Goyena, 2014)

II.7.4. Larutan NH3 

Gas yang tidak berwarna.



Memiliki titik didih -33 C



Lebih ringan dibandingkan udara.



Berbau tajam.



Merupakan basa lemah. (Riwayati, 2010)

II.7.5. Larutan gula 

Termasuk golongan karbohidrat.



Memiliki berat molekul 342g/mol.



Dapat berupa Kristal-kristal bebas air dengan berat jenis 1,6 g/mol.dan titik leleh 160 C (Hu et al., 2013)

III.

METODE PERCOBAAN III.1.

Alat dan bahan.

III.1.1. Alat 

Gelas kimia 250 mL



Elektroda



Kawat penjepit



Baterai



Bola lampu



Saklar



Gelas kimia 100 mL

III.1.2. Bahan

III.2.



Larutan NaCl



Larutan HCl



Larutan CH3COOH



Larutan NH3



Larutan gula



Padatan NaCl



Lelehan NaCl

Gambar alat Gambar alat

Nama alat

Gelas kimia 250 mL

Elektroda

Kawat penjepit

Baterai

Bola lampu

Saklar

Gelas kimia 100 mL

III.3.

Skema kerja

III.3.1. Larutan NaCl NaCl Gelas beker - Pelarutan NaCl dengan 50 mL aquades - Pemasukan ke dalam labu ukur 100 mL - Penambahan aquades sampai batas - Pengkocokkan labu ukur - Pemasukkan ke dalam gelas beker - Pencucian elektroda dan pengeringan dengan tisu - Pemasukkan elektroda ke dalam gelas beker - Penyusunan alat dengan lampu, elektroda, sumber tegangan (9V) dan mutimeter dihubungkan dengan kabel. - Pengaturan multimeter sebesar 200 mA - Pengamatan nyala lampu, gelembung dan kuat arus (mA) Hasil III.3.2. Larutan HCl HCl 0,2 M 25 mL

Gelas beker - Pemasukan ke dalam labu ukur 100 mL - Penambahan aquades sampai batas - Pengkocokkan labu ukur - Pemasukkan ke dalam gelas beker - Pencucian elektroda dan pengeringan dengan tisu - Pemasukkan elektroda ke dalam gelas beker - Penyusunan alat dengan lampu, elektroda, sumber tegangan (9V) dan mutimeter dihubungkan dengan kabel. - Pengaturan multimeter sebesar 200 mA - Pengamatan nyala lampu, gelembung dan kuat arus (mA) Hasil III.3.3. Larutan CH3COOH CH3COOH 0,2 M 25 mL Gelas beker - Pemasukan ke dalam labu ukur 100 mL - Penambahan aquades sampai batas - Pengkocokkan labu ukur - Pemasukkan ke dalam gelas beker - Pencucian elektroda dan pengeringan dengan tisu - Pemasukkan elektroda ke dalam gelas beker - Penyusunan alat dengan lampu, elektroda, sumber tegangan (9V) dan mutimeter dihubungkan dengan kabel. - Pengaturan multimeter sebesar 200 mA - Pengamatan nyala lampu, gelembung dan kuat arus (mA) Hasil III.3.4. Larutan NH3 NH3 0,2 M 25 mL Gelas beker - Pemasukan ke dalam labu ukur 100 mL - Penambahan aquades sampai batas - Pengkocokkan labu ukur

- Pemasukkan ke dalam gelas beker - Pencucian elektroda dan pengeringan dengan tisu - Pemasukkan elektroda ke dalam gelas beker - Penyusunan alat dengan lampu, elektroda, sumber tegangan (9V) dan mutimeter dihubungkan dengan kabel. - Pengaturan multimeter sebesar 200 mA - Pengamatan nyala lampu, gelembung dan kuat arus (mA) Hasil III.3.5. Larutan Gula Gula 0,9 gram Gelas beker - Pemasukan ke dalam labu ukur 100 mL - Penambahan aquades sampai batas - Pengkocokkan labu ukur - Pemasukkan ke dalam gelas beker - Pencucian elektroda dan pengeringan dengan tisu - Pemasukkan elektroda ke dalam gelas beker - Penyusunan alat dengan lampu, elektroda, sumber tegangan (9V) dan mutimeter dihubungkan dengan kabel. - Pengaturan multimeter sebesar 200 mA - Pengamatan nyala lampu, gelembung dan kuat arus (mA) Hasil III.3.6. Padatan NaCl CH3COOH 0,2 M 25 mL Gelas beker - Pencucian elektroda dan pengeringan dengan tisu - Pemasukkan elektroda ke dalam gelas beker - Penyusunan alat dengan lampu, elektroda, sumber tegangan (9V) dan mutimeter dihubungkan dengan kabel. - Pengaturan multimeter sebesar 200 mA - Pengamatan nyala lampu, gelembung dan kuat arus (mA) Hasil

IV. DATA PENGAMATAN No. 1.. 2. 3. 4. 5.

6.

Bahan Larutan NaCl

Lampu Menyala

0,4 M Larutan NaCl

terang Menyala

gelembung gas H2 Terdapat

0,5 M Larutan NaCl

terang Menyala

gelembung gas H2 Terdapat

0,6 M Larutan NaCl

terang Menyala

gelembung gas H2 Terdapat

0,7 M Larutan HCl

terang Menyala

gelembung gas H2 Terdapat banyak

0,2 M Larutan

sangat terang

gelembung gas H2

CH3COOH

Redup

0,1 M Larutan NH3

7.

Pengamatan elektroda Terdapat

0,2 M

8.

Larutan Gula

9.

Padatan NaCl

Redup

Terdapat sedikit gelembung gas H2 Terdapat sedikit

Tidak

gelembung gas H2 Tidak terdapat

menyala Tidak

gelembung gas H2 Tidak terdapat

menyala

gelembung gas H2

Jenis elektrolit

Kuat Arus (mA)

Elektrolit

100,2

Elektrolit

104,7

Elektrolit

108,9

Elektrolit

111,3

Elektrolit kuat

61,5 mA

Elektrolit lemah

8,5 mA

Elektrolit lemah

9,9 mA

Non elektrolit

6,1 mA

Non elektrolit

-

V. PEMBAHASAN Telah dilakukan percobaan 6 yang berjudul “larutan elektrolit dan non elektrolit” yang bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat dari senyawa elektrolit dan mengetahui perbedaan antara senyawa elektrolit dan non elektrolit. Prinsip pada percobaan ini adalah hubungan derajat ionisasi dan arus listrik, serta metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah dengan mencelupkan elektroda ke dalam larutan yang akan diujicobakan. Setelah itu, kuat arus akan muncul di multimeter. Dalam percobaan terdapat 6 senyawa dengan konsentrasi yang berbeda-beda akan diujicobakan, diantaranya adalah sebagai berikut: V.1.

Menguji daya hantar listrik senyawa larutan NaCl 0,4 M, 0,5 M, 0,6 M, 0,7 M.

Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui perbedaan kuat arus yang dihasilkan atau sifat kelektrolitan dari beberapa variasi konsentrasi NaCl mulai dari 0,4 M; 0,5 M; 0,6 M; 0,7; agar kita mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap sifat larutan elektrolit dan menentukan apakah larutan NaCl merupakan larutan elektrolit atau non elektrolit. Langkah kerja yang dilakukan adalah dengan melarutkan berbagai kadar konsentrasi NaCl dengan 50 mL aquades kemudian memasukkannya ke dalam labu ukur yang kemudian memasukkannya kedalam labu ukur yang berukuran 100 mL dan menambahkannya dengan aquades sampai batas. Kemudian dengan menggojog labu ukur agar aquades dan NaCl tepat bereaksi dengan sempurna. Hasil dari penggojogan ini adalalah zat-zat senyawa NaCl di dalam air terurai membentuk ionion yang dapat bergerak bebas seperti yang digambarkan pada reaksi berikut: NaCl(aq)

→ Na+(aq) + Cl- (aq) (Kurniawati, 2016)

Setelah itu, larutan dimasukkan ke dalam gelas beker dan elektroda dicuci dan dikeringkan agar dipastikan larutan tidak tercampur atau terkontaminasi dengan zat lain. Kemudian penyusunan alat uji elektrolit dengan lampu, elektroda sumber tegangan (9 V) dan multimeter dihubungkan dengan kabel bertujuan agar percobaan dapat dilakukan dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Lalu pengaturan multimeter sebesar 200 mA perlakuan ini bertujuan agar sekring (fuse) dalam multimeter tidak putus karena jika arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, fuse akan terputus mka harus memilih skala dengan baik dan benar. Pengamatan dilakukan dengan mengamati nyala lampu, gelembung pada elektroda dan kuat arus yang dihasilkan pada setiap konsentrasi larutan NaCl. Pada pengamatan uji NaCl ini didapatkan hasil bahwa lampu menyala terang dan terdapat gelembung H2 di elektroda pada setiap larutan NaCl walaupun dengan konsentrasi yang berbeda. Kemudian dihasilkan kuat arus yang berbeda dari setiap konsentrasi larutan NaCl yang diujicoba. Larutan dengan konsentrasi 0,4 menghasilkan kuat arus sebesar 100,2 mA; larutan NaCl dengan konsentrasi 0,5 M menghasilkan kuat arus sebesar 104,7 mA; larutan NaCl dengan konsentrasi 0,6 menghasilkan kuat arus

sebesar 108,9 mA; dan larutan NaCl dengan konsentrasi 0,7 menghasilkan kuat arus sebesar 111,3 mA. Perbedaan kuat arus ini menunjukkan adanya hubungan antara konsentrasi dan kuat arus listrik. Semakin besar konsentrasi semakin banyak ion yg terlepas dan bergerak bebas sehingga menghasilkan kuat arus yg lebih besar pula. Sehingga, Semakin besar konsentrasi larutan maka semakin besar pula kuat arus yang dihasilkan. Dari percobaan uji daya hantar listrik terhadap larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi ini dapat disimpulkan bahwa larutan NaCl merupakan larutan elektrolit. (Setiyawan, 2013) V.2.

Menguji daya hantar listrik larutan HCl. Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui sifat senyawa HCl yang diujikan pada alat uji elektrolit dan menentukan apakah larutan HCl merupakan larutan elektrolit atau non elektrolit. Langkah kerja yang dilakukan adalah dengan memasukkan larutan HCl kedalam labu ukur yang berukuran 100 mL dan menambahkannya dengan aquades sampai batas. Kemudian dengan menggojog labu ukur agar aquades dan HCl tepat bereaksi dengan sempurna. Hasil dari penggojogan ini adalalah zat-zat senyawa HCl di dalam air terurai membentuk ion-ion yang dapat bergerak bebas seperti yang digambarkan pada reaksi berikut: HCl(aq) → H+ (aq) + Cl- (aq) (Widyawati, 2012) Setelah itu, larutan dimasukkan ke dalam gelas beker dan elektroda dicuci dan dikeringkan agar dipastikan larutan tidak tercampur atau terkontaminasi dengan zat lain. Kemudian penyusunan alat uji elektrolit dengan lampu, elektroda sumber tegangan (9 V) dan multimeter dihubungkan dengan kabel bertujuan agar percobaan dapat dilakukan dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Lalu pengaturan multimeter sebesar 200 mA perlakuan ini bertujuan agar sekring (fuse) dalam multimeter tidak putus karena jika arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, fuse akan terputus mka harus memilih skala dengan baik dan benar.

Pengamatan dilakukan dengan mengamati nyala lampu, gelembung pada elektroda dan kuat arus yang dihasilkan pada larutan HCl. Pada pengamatan uji HCl ini didapatkan hasil bahwa lampu menyala sangat terang dan terdapat banyak gelembung H2 di elektroda pada larutan HCl. Kemudian dihasilkan kuat arus sebesar 61,5 mA. Dari percobaan uji daya hantar listrik terhadap larutan HCl ini dapat disimpulkan bahwa larutan HCl merupakan larutan elektrolit. V.3.

Menguji daya hantar listrik larutan CH3COOH Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui sifat senyawa CH3COOH yang diujikan pada alat uji elektrolit dan menentukan apakah larutan CH3COOH merupakan larutan elektrolit atau non elektrolit. Langkah kerja yang dilakukan adalah dengan mengencerkan CH3COOH terlebih dahulu menggunakan aquades dalam labu ukur dan konsentrasi yang pada awalnya 0,1 M menjadi 0,05 M. setelah itu dengan memasukkan larutan CH3COOH kedalam labu ukur yang berukuran 100 mL dan menambahkannya dengan aquades sampai batas sehingga volume CH3COOH yang pada awalnya adalah 50 mL menjadi 100 mL dengan penhitungan volume awal menggunakan rumus: V 1 × M 1 =V 2 × M 2 Kemudian dengan menggojog labu ukur agar aquades dan CH3COOH tepat bereaksi dengan sempurna. Hasil dari penggojogan ini adalalah zat-zat senyawa HCl di dalam air terurai membentuk ion-ion yang dapat bergerak bebas seperti yang digambarkan pada reaksi berikut: CH3COOH(aq) → CH3COO- (aq)+ H+ (aq) (Widyawati, 2012) Setelah itu, larutan dimasukkan ke dalam gelas beker dan elektroda dicuci dan dikeringkan agar dipastikan larutan tidak tercampur atau terkontaminasi dengan zat lain. Kemudian penyusunan alat uji elektrolit dengan lampu, elektroda sumber tegangan (9 V) dan multimeter dihubungkan dengan kabel bertujuan agar percobaan dapat dilakukan dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Lalu pengaturan multimeter sebesar 200 mA perlakuan ini bertujuan agar sekring (fuse) dalam multimeter tidak putus karena jika arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, fuse akan terputus mka harus memilih skala dengan baik dan benar.

Pengamatan dilakukan dengan mengamati nyala lampu, gelembung pada elektroda dan kuat arus yang dihasilkan pada larutan CH3COOH. Pada pengamatan uji CH3COOH ini didapatkan hasil bahwa lampu menyala redup dan terdapat sedikit gelembung H2 di elektroda pada larutan CH3COOH. Kemudian dihasilkan kuat arus sebesar 8,5 mA. Dari percobaan uji daya hantar listrik terhadap larutan CH3COOH ini dapat disimpulkan bahwa larutan CH3COOH merupakan larutan elektrolit lemah. (Setiyawan, 2013) V.4.

Menguji daya hantar listrik larutan NH3 Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui sifat senyawa NH3 yang diujikan pada alat uji elektrolit dan menentukan apakah larutan NH3 merupakan larutan...


Similar Free PDFs