ONTOLOGI DALAM LOGIKA PDF

Title ONTOLOGI DALAM LOGIKA
Author Erwin Ridha Ardhi
Pages 7
File Size 231.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 126
Total Views 993

Summary

ONTOLOGI LOGIKA DALAM FILSAFAT By: Erwin Ridha Ardhi BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut mebahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontolo...


Description

Accelerat ing t he world's research.

ONTOLOGI DALAM LOGIKA erwin ridha ardhi

Related papers MAKALAH FILSAFAT ILMU Dewi Shint a

FILSAFAT IKAN Elisa Dewant i FILSAFAT ILMU wahib chasbullah

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

ONTOLOGI LOGIKA DALAM FILSAFAT By: Erwin Ridha Ardhi

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut mebahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Thales berpenderian bahwa segala sesuatu tidak berdiri dengan sendirinya melainkan adanya saling keterkaitan dan keetergantungan satu dengan lainnya . Ontologi secara ringkas membahas realitas atau suatu entitas dengan apa adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realita BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Ontologi a. Menurut bahasa, Istilah “ontology” berasal dari bahasa Yunani “onta” yang berarti sesuatu “yang sungguh-sungguh ada”, “kenyataan yang sesungguhnya”, dan “logos” yang berarti “studi tentang”, “studi yang membahas sesuatu” (Rachman, 2003: 97).. b. Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak

c. Menurut Suriasumantri (1985), Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan : a) apakah obyek ilmu yang akan ditelaah, b) bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan c) bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan. Jadi ontology dapat diartikan sebagai studi yang membahas sesuatu yang sungguhsungguh ada. Secara terminologis ontologi juga diartikan sebagai metafisika umum yaitu cabang filsafat yang mempelajari sifat dasar dari kenyataan yang terdalam, ontology membahas asas-asas rasional dari kenyataan Ontologi merupakan pembahasan tentang bagaimana cara memandang hakekat sesuatu itu, apakah dipahami sebagai sesuatu yang tunggal dan bisa dipisah dari sesuatu yang lain atau bernuansa jamak, terikat dengan sesuatu yang lain, sehingga harus dipahami sebagai suatu kebulatan (holistik). Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base. Sebuah ontologi juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base”. Dengan demikian, ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada. Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang: 1.Kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak? 2.Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum. Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis.

2. Pengertian Logika Logika adalah pola pikir logis yang digunakan sebagai alat untuk menarik kebenaran. Pola pikir logis yang dimaksud ialah pola pikir ilmiah yaitu suatu proses berfikir yang berpedoman pada tatacara tertentu berdasarkan landasan teori, konsep atau fakta emperis dan dilakukan secara sistematis dan logis. Pola pikir ilmiah ini dikategorikan dalam pola berfikir modern dan digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ilmiah, artinya langkah pokok dalam penelitian mengikuti pola pikir ilmiah ini. Langkah pokok dalam pola berfikir ilmiah itu menurut penemunya yaitu john dewey ialah: 1). The felt need, 2). The problem, 3). The hypothesis, 4). Collection data as evidence, 5). Concluding belief.

Model Logika Ada 5 model logika, yang masing-masing model mempunyai cara yang berbeda dalam membuktikan kebenaran. Kelima model tersebut ialah: 1.

Logika formil aristoteles, yang dikenal dengan nama “sylogisme”

2.

Logika deduktif yaitu bertolak dari asumsi umum(teori) menuju kepembuktian secara khusus (fakta emperis).

3.

Logika induktif yaitu berdasarkan fenomena khusus(fakta emperis), menuju kekesimpulan secara umum (teori yang berlaku umum)

4.

Logika probabilistik yaitu pola pikir yang menghasilkan proposisi-proposisi dalam pernyataan- pernyataan kebenaran relatif, artinya dalam pernyataan tersebut memberi peluang atas kemungkinan benar dan kemungkinan salah

5.

Logika reflektif yaitu kombinasi logika deduktif dan induktif dengan jalan mondar-mandir dari kutup deduksi kekutup induksi sampai memperoleh kesimpulan yang memuaskan.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Ontologi logika adalah studi studi yang membahas sesuatu yang sungguh-sungguh ada dengan berpikir logis (menggunakan logika) untuk menarika suatu kebenaran.

BAB III OBYEK ONTOLOGI

Obyek material ontologi adalah yang ada artinya segala-galanya, yang meliputi yang ada sebagai wujud konkret maupun abstrak, indrawi maupun tidak indrawi. Obyek formal ontologi adalah memberikan dasar yang paling umum tiap masalah yang menyangkut manusia, dunia, dan Tuhan. Titik tolak dan dasar ontology adalah refleksi terhadap kenyataan yang paling dekat yaitu manusia sendiri dan dunianya.

Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam rumusan Lorens Bagus; menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya. 1.

Objek Formal

Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas. Bagi pendekatan kuantitatif, realitas tampil dalam kuantitas atau jumlah, tealaahnya akan menjadi kualitatif, realitas akan tampil menjadi aliran-aliran materialisme, idealisme, naturalisme, atau hylomorphisme. Referensi tentang kesemuanya itu penulis kira cukup banyak. Hanya dua yang terakhir perlu kiranya penulis lebih jelaskan. Yang natural ontologik akan diuraikan di belakang hylomorphisme di ketengahkan pertama oleh aristoteles dalam bukunya De Anima. Dalam tafsiran-tafsiran para ahli selanjutnya di fahami sebagai upaya mencari alternatif bukan dualisme, tetapi menampilkan aspek materialisme dari mental. 2.

Metode dalam Ontologi

Lorens Bagus memperkenalkan tiga tingkatan abstraksi dalam ontologi, yaitu : abstraksi fisik, abstraksi bentuk, dan abstraksi metaphisik. Abstraksi fisik menampilkan keseluruhan sifat khas sesuatu objek; sedangkan abstraksi bentuk mendeskripsikan sifat umum yang menjadi ciri semua sesuatu yang sejenis. Abstraksi metaphisik mengetangahkan prinsip umum yang menjadi dasar dari semua realitas. Abstraksi yang dijangkau oleh ontologi adalah abstraksi metaphisik. Sedangkan metode pembuktian dalam ontologi oleh Laurens Bagus di bedakan menjadi dua, yaitu : pembuktian a priori dan pembuktian a posteriori. Pembuktian a priori disusun dengan meletakkan term tengah berada lebih dahulu dari predikat; dan pada kesimpulan term tengah menjadi sebab dari kebenaran kesimpulan. Contoh :

Sesuatu yang bersifat lahirah itu fana

(Premis umum)

Badan itu sesuatu yang lahiri

(Premis khusus)

Jadi, badan itu fana’

(Kesimpulan)

Sedangkan pembuktian a posteriori secara ontologi, term tengah ada sesudah realitas kesimpulan; dan term tengah menunjukkan akibat realitas yang dinyatakan dalam

kesimpulan hanya saja cara pembuktian a posterioris disusun dengan tata silogistik sebagai berikut: Contoh :

Gigi geligi itu rahang dinasaurus

(Tt-S)

Gigi geligi itu pemakan tumbuhan

(Tt-P)

Jadi, Dinausaurus itu pemakan tumbuhan

(S-P)

Bandingkan tata silogistik pembuktian a priori dengan a posteriori. Yang apriori di berangkatkan dari term tengah di hubungkan dengan predikat dan term tengahj menjadi sebab dari kebenaran kesimpulan; sedangkan yang a posteriori di berangkatkan dari term tengah di hubungkan dengan subjek, term tengah menjadi akibat dari realitas dalam kesimpulan.[2]

BAB IV PENUTUP Kesimpulan

Dari Pembahasan yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan : a) Ontologi adalah sebagai studi yang membahas sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Secara Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada. b) Pembahasan ontologi terkait dengan pembahasan mengenai metafisika. Mengapa ontologi terkait dengan metafisika? Ontologi membahas hakikat yang “ada”, metafisika menjawab pertanyaan apakah hakikat kenyataan ini sebenar-benarnya? Pada suatu pembahasan, metafisika merupakan bagian dari ontologi, tetapi pada pembahasan lain, ontologi merupakan salah satu dimensi saja dari metafisika. Karena itu, metafisika dan ontologi merupakan dua hal yang saling terkait. Bidang metafisika merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafati, termasuk pemikiran ilmiah. Metafisika berusaha menggagas jawaban tentang apakah alam ini. c) Logika adalah pola pikir logis yang digunakan sebagai alat untuk menarik kebenaran. d) Ontologi logika adalah studi studi yang membahas sesuatu yang sungguh-sungguh ada dengan berpikir logis (menggunakan logika) untuk menarika suatu kebenaran.

DAFTAR PUSTAKA

Amrul. 2009. Ontologi (metafisika, asumsi, dan peluang).Diakses tanggal 18-November2011.http://amrull4h99.wordpress.com/2009/10/01/ontologi-metafisika-asumsi-danpeluang/ Rachman, Maman.dkk. 2003. Filsafat Ilmu.Semarang : UPT UNNES Press Suriasumantri, Jujun S, 1998. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Popular. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan....


Similar Free PDFs