Ontologi, epistemologi, aksiologi PDF

Title Ontologi, epistemologi, aksiologi
Author Mut Mutiara
Pages 9
File Size 101.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 109
Total Views 175

Summary

ONTOLOGI, EPISTOMOLOGI & AKSIOLOGI Untuk memenuhi tugas makalah Mata Kuliah Filsafat Ilmu (Integrasi Ilmu) Dosen: Prof. Dr. H. Kamrani Buseri, MA Dr. Irfan Noor, M.Hum Oleh: Mutiara Ramadhani K. 1502541556 PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH BANJ...


Description

ONTOLOGI, EPISTOMOLOGI & AKSIOLOGI

Untuk memenuhi tugas makalah Mata Kuliah Filsafat Ilmu (Integrasi Ilmu)

Dosen: Prof. Dr. H. Kamrani Buseri, MA Dr. Irfan Noor, M.Hum Oleh: Mutiara Ramadhani K. 1502541556

PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH BANJARMASIN 2015 1

The theory of being qua being (teori tentang

a. Latar Belakang Falsafah memiliki banyak pengertian, namun

keberadaan sebagai keberadaan). Noeng Muhadjir

untuk pembahasan ini falsafah diartikan sebagai

dalam bukunya Filsafat Ilmu mengatakan, ontologi

suatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh,

membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh

suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-

satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas

dalamnya.

tentang yang ada yang universal, menampilkan

Ontologi membahas tentang apa yang ingin

pemikiran semesta universal. Ontologi berusaha

kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu atau

mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan.

dengan perkataan lain, suatu pengkajian mengenai

Sedangkan menurut Jujun S. Suriasumantri dalam

teori tentang “ada”. Kemudian bagaimana cara kita

Pengantar Ilmu dalam Perspektif mengatakan,

mendapatkan pengetahuan mengenai objek tersebut?

ontologi membahas apa yang ingin kita ketahui,

Untuk menjawab pertanyaan itu maka kita berpaling

seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkataan

kepada epistemologi

lain, suatu pengkajian mengenai teori tentang "ada".

Akhirnya

dalam

yakni teori pengetahuan.

menjawab

pertanyaan

2

ketiga

tentang nilai kegunaan nilai pengetahuan tersebut

Sementara itu, A. Dardiri dalam bukunya

maka kita berpaling kepada aksiologi yakni teori

Humaniora,

tentang nilai.

ontologi adalah menyelidiki sifat dasar dari apa yang

dan Logika mengatakan,

dapat

nyata secara fundamental dan cara yang berbeda di

ontologi,

mana entitas dari kategori-kategori yang logis yang

epistomologi dan aksiologi dari pemikiran yang

berlainan (objek-objek fisis, hal universal, abstraksi)

bersangkutan. Analisis kefalsafahan ditinjau dari tiga

dapat dikatakan ada; dalam kerangka tradisional

landasan ini akan membawa kita kepada hakekat

ontologi dianggap sebagai teori mengenai prinsip-

buah pemikiran tersebut. Demikian juga kita akan

prinsip umum dari hal ada, sedangkan dalam hal

mempelajari ilmu ditinjau dari titik tolak yang sama

pemakaiannya akhir-akhir ini ontologi dipandang

untuk

sebagai teori mengenai apa yang ada.

Setiap dikembalikan

buah pada

mendapatkan

pemikiran

manusia

dasar-dasar

gambaran

yang

sedalam-

dalamnya.1

Sidi Gazalba dalam bukunya Sistematika Filsafat mengatakan, ontologi mempersoalkan sifat

b. Ontologi

dan keadaan terakhir dari kenyataan. Karena itu ia

Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani:

disebut ilmu hakikat, hakikat yang bergantung pada

On = being, dan Logos = logic. Jadi Ontologi adalah 1

Filsafat,

Jujun Suriasumantri, Tentang Hakekat Ilmu: Sebuah Pengantar Redaksi, Jakarta, PT. Pustaka Sinar Harapan, 1996, hlm. 5

2

Dr. Amsal Bakhtiar, M.A . Filsafat Ilmu, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2006. Hlm. 132-133

2

pengetahuan. Dalam agama ontologi memikirkan

yang berdiri sendiri. Jiwa atau ruh itu

tentang Tuhan. Amsal Bakhtiar dalam bukunya

hanyalah merupakan akibat saja dari proses

Filsafat Agama mengatakan, ontologi berasal dari

gerakan kebenaran dengan salah satu cara

kata ontos = sesuatu yang berwujud. Ontologi adalah

tertentu.

teori/ilmu tentang wujud, tentang hakikat yang ada.

Alasan mengapa aliran ini berkembang

Ontologi tidak banyak berdasar pada alam nyata,

sehingga memperkuat dugaan bahwa yang

tetapi berdasar pada logika semata-mata. Di dalam

merupakan hakikat adalah:

pemahaman ontologi dapat diketemukan pandangan-

-

Pada pikiran yang masih sederhana,

pandangan pokok pemikiran sebagai berikut: 3

apa yang kelihatan yang dapat diraba,

1. Monoisme

biasanya

kebenaran

Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal

terakhir. Pikiran sederhana tidak

dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja,

mampu memikirkan sesuatu di luar

tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja

ruang yang abstrak.

sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupa

-

Penemuan-penemuan

menunjukkan

materi ataupun berupa rohani. Tidak mungkin

betapa bergantungnya

ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri

badan. Oleh sebab itu, peristiwa jiwa

sendiri. Haruslah salah satunya merupakan

selalu

sumber yang pokok dan dominan menentukan

jasmani. Jasmani lebih menonjol

perkembangan yang lainnya. Istilah monoisme

dalam peristiwa ini.

oleh Thomas Davidson disebut dengan Block

-

dilihat

sebagai

jiwa pada

peristiwa

Dalam sejarahnya manusia memang

Universe. Paham ini kemudian terbagi ke dalam

bergantung pada benda seperti pada

dua aliran:

padi. Dewi Sri dan Tuhan muncul

a. Materialisme

dari

Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering juga disebut dengan

situ.

Kesemuanya

ini

memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakikat adalah benda. b. Idealisme

naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati

Idealisme diambil dari kata "Idea", yaitu

merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta.

sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini

Yang ada hanyalah materi, yang lainnya jiwa

beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang

atau ruh tidaklah merupakan suatu kenyataan

beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma)

3

dijadikan

atau

sejenis

dengannya,

yaitu

Ibid. Hlm 134-135

3

sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati

Paham ini berpandangan bahwa segenap

ruang. Materi atau zat itu hanyalah suatu

macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme

jenis dari pada penjelmaan ruhani. Alasan

bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa

aliran ini yang menyatakan bahwa hakikat

segenap macam bentuk itu semuanya nyata.

benda adalah ruhani, spirit atau sebangsanya

Pluralisme dalam Dictionary of Philosophy and

adalah:

Religion

-

-

sebagai

paham

yang

Nilai ruh lebih tinggi daripada badan,

menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun

lebih tinggi nilainya dari materi bagi

dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua

kehidupan manusia. Ruh itu dianggap

entitas.

sebagai hakikat yang sebenarnya.

4. Nihilisme

Sehingga mated hanyalah badannya,

-

dikatakan

Nihilisme berasal dari Bahasa Latin yang

bayangan atau penjelmaan saja.

berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin

Manusia

yang tidak mengakui validitas alternatif yang

lebih

dapat

memahami

dirinya daripada dunia luar dirinya.

positif. Nihilisme menurut pandangan Gorgias

Materi ialah kumpulan energi yang

(483-360 SM) yang memberikan tiga proposisi

menempati ruang. Benda tidak ada,

tentang realitas. Pertama, tidak ada sesuatu pun

yang ada energi itu saja.4

yang eksis. Realitas itu sebenarnya tidak ada.

2. Dualisme

Kedua, bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat

Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri

diketahui. Ini disebabkan oleh penginderaan itu

dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya,

tidak dapat dipercaya, penginderaan itu sumber

yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda

ilusi. Akal juga tidak mampu meyakinkan kita

dan ruh, jasad dan spirit. Materi bukan muncul

tentang bahan alam semesta ini karena kita telah

dari ruh, dan ruh bukan muncul dari benda.

dikungkung oleh dilema subjektif. Kita berpikir

Sama-sama hakikat. Kedua macam hakikat itu

sesuai dengan kemauan, ide kita, yang kita

masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-

terapkan pada fenomena.

sama azali dan abadi. Hubungan keduanya

realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat

menciptakan kehidupan dalam alam ini. Contoh

kita beritahukan kepada orang lain.

yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini ialah dalam diri manusia. 3. Pluralisme

Ketiga, sekalipun

5. Agnotisisme Paham

ini

mengingkari

kesanggupan

manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun hakikat ruhani. Kata

4

Ibid. Hlm. 138

4

Agnosticisme berasal dari bahasa Grik Agnostos

Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia

yang berarti unknown. A artinya not, Gno artinya

melalui akal, indera, dan lain-lain mempunyai

know. Timbulnya aliran ini dikarenakan belum

metode tersendiri dalam teori pengetahuan, di

dapatnya

orang

menerangkan

mengenal

secara

konkret

dan

mampu

antaranya adalah: 9

akan

adanya

1. Metode Induktif

kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita

Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan

kenal. Aliran ini dengan tegas selalu menyangkal

pernyataan-pernyataan

adanya sesuatu yang mutlak itu tidak ada sama

disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih

sekali. 5

umum.

hasil

observasi

2. Metode Deduktif

c. Epistemologi Epistemologi berasal dari kata episteme

Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan

(pengetahuan) dan logos (ilmu), yaitu berarti ilmu

pernyataan-pernyataan

tentang sumber-sumber, batas-batas dan verifikasi

disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih

(pemeriksaan

umum.

pengetahuan. pengetahuan

6

hasil

hasil

kebenaran)

Epistemologi yang

membahas

ilmu

adalah

teori

berbagai

segi

hasil

observasi

3. Metode Positivisme Metode ini berpangkal dari apa yang telah

pengetahuan seperti kemungkinan, asal mula, sifat

diketahui,

alami, batas-batas, asumsi dan landasan, validitas

mengenyampingkan segala uraian/persoalan di

dan reliabilitas sampai soal kebenaran. Bagi suatu

luar yang ada sebagai fakta. Sehingga apa yang

ilmu, pertanyaan yang menyangkut definisi ilmu itu,

diketahui secara positif, adalah segala yang

jenis pengetahuanya, pembagian ruang lingkupnya,

tampak dan semua gejala.

faktual,

yang

positif.

Ia

4. Metode Kontemplatif

dan kebenaran ilmiahnya merupakan bahan-bahan epistemologi.7

yang

Sedangkan

Metode ini mengatakan adanya keterbatasan

epistemologi menurut Louis O Katsoff adalah

indera dan akal manusia untuk memperoleh

cabang filsafat yang menyelidiki asal mula, susunan,

pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan

metode-metode dan sahnya pengetahuan.8

pun akan berbeda-beda, harusnya dikembangkan

pembahasan

dan

suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi. Pengetahuan yang diperoleh lewat intuisi

5

Ibid. Hlm. 138-147 Haidar Bagir, Buku Saku Filsafat Islam, PT.Mizan Pustaka, Bandung, 2005. Hlm.10 7 The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 2007 8 Louis O. Katsoff, Pengantar Filsafat, Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta, 2004. Hlm.74

6

ini bisa diperoleh dengan cara berkontemplasi

9

Dr. Amsal Bakhtiar, M.A . Filsafat Ilmu, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2006. Hlm. 152-155

5

seperti yang dilakukan oleh Al-Ghazali. Intuisi

yang kedua tentang cara filsafat menyelesaikan masalah. Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Dan merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat berhutang kepada ilmu. singkatnya ilmu merupakan sarana untuk mencapai

dalam tasawuf disebut dengan ma'rifah yaitu pengetahuan yang datang dari Tuhan melalui pencerahan

dan

penyinaran.

Al-Ghazali

menerangkan bahwa pengetahuan intuisi atau ma'rifah yang disinarkan oleh Allah secara langsung merupakan pengetahuan yang paling benar.

tujuan hidupnya.11 Kemudian timbul pertanyaan, apakah ilmu selalu merupakan berkah dan penyelamat bagi manusia? Dan memang sudah terbukti, dengan kemajuan ilmu pengetahuan, manusia dapat menciptakan berbagai bentuk teknologi. Misalnya, pembuatan bom yang pada awalnya untuk memudahkan kerja manusia, namun kemudian

5. Metode Dialektis Dialektika

berarti

tahap

logika,

yang

mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga analisis sistematik tentang ideide untuk mencapai apa yang terkandung dalam pandangan. Dalam bidang filsafat, Descartes mewariskan suatu

dipergunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif yang menimbulkan malapetaka bagi manusia itu sendiri. Di sinilah ilmu harus diletakkan secara proporsional dan memihak pada nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan. Sebab, jika ilmu tidak berpihak kepada nilai-nilai, maka yang terjadi adalah bencana dan malapetaka. Setiap ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan

metode berpikir yang menjadi landasan berpikir dalam ilmu pengetahuan modern. Langkah-langkah tersebut adalah: 10 1. Tidak menerima apa pun sebagai hal yang benar, kecuali kalau diyakini sendiri bahwa itu memang benar. 2. Memilah-milah masalah menjadi bagian-bagian

diterapkan pada masyarakat. Proses ilmu pengetahuan menjadi sebuah teknologi yang benarbenar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tentu tidak terlepas dari si ilmuwannya. Seorang ilmuwan akan dihadapkan pada kepentingan-kepentingan pribadi ataukah kepentingan masyarakat akan membawa pada persoalan etika keilmuan serta masalah bebas nilai. Untuk itulah tanggung jawab seorang ilmuwan haruslah "dipupuk" dan berada

terkecil untuk mempermudah penyelesaian. 3. Berpikir runtut dengan mulai dari hal yang sederhana sedikit demi sedikit untuk mencapai ke hal yang paling rumit. d. Aksiologi Dalam aksiologi diuraikan dua hal, yang pertama tentang kegunaan pengetahuan filsafat dan 10

Dr. Amsal Bakhtiar, M.A . Filsafat Ilmu, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2006. Hlm.161

11

Jujun Suriasumantri, Tentang Hakekat Ilmu: Sebuah Pengantar Redaksi, Jakarta, PT. Pustaka Sinar Harapan, 1996, hlm. 35

6

tambahan segala bentuk kewajiban,

pada tempat yang tepat, tanggung jawab akademis, dan tanggung jawab moral.12 Beberapa definisi tentang aksiologi, di antaranya: 1. Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah "teori tentang nilai".

kebenaran, dan kesucian. b. Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau nilai-nilai, ia seringkali dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai, seperti nilainya, nilai dia, dan sistem nilai dia. Kemudian

2. Sedangkan arti aksiologi yang terdapat di dalam bukunya Jujun S. Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer bahwa aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. 3. Menurut Bramel, aksiologi terbagi dalam tiga bagian. Pertama, moral conduct,

dipakai untuk apa-apa yang memiliki nilai

bernilai

sebagaimana

berlawanan dengan apa-apa yang tidak dianggap baik atau bernilai. c. Nilai juga digunakan sebagai kata kerja

dalam

ekspresi

menilai,

memberi nilai, dan dinilai. Menilai

yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus, yakni etika. Kedua, esthetic expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini melahirkan keindahan. Ketiga, sosiopolitical life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosiopolitik. 4. Dalam Encyclopedia of Philosophy

umumnya sinonim dengan evaluasi ketika

hal

tersebut

secara

aktif

digunakan untuk menilai perbuatan.

Dari definisi-definisi mengenai aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan yang utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud

dijelaskan, aksiologi disamakan dengan Value and Valuation. Ada tiga bentuk Value and Valuation. 13 a. Nilai, digunakan sebagai kata benda

adalah

sesuatu

yang

dimiliki

manusia

untuk

melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. 14

abstrak. Dalam pengertian yang lebih

Nilai dan norma yang harus berada pada

sempit seperti, baik, menarik, dan

etika keilmuan adalah nilai dan norma moral. Nilai

bagus. Sedangkan dalam pengertian

moral tidak berdiri sendiri, tetapi ketika ia berada

yang lebih luas mencakupi sebagai

pada atau menjadi milik seseorang, ia akan bergabung dengan nilai yang ada seperti nilai agama,

12

Dr. Amsal Bakhtiar, M.A . Filsafat Ilmu, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2006. Hlm. 162-163 13 Ibid. Hlm.164-165

atau

14

Ibid. Hlm.165

7

hukum, buda...


Similar Free PDFs