Oseanografi Kimia PDF

Title Oseanografi Kimia
Author Z. Asri
Pages 14
File Size 617 KB
File Type PDF
Total Downloads 173
Total Views 263

Summary

Laporan Praktikum OSEANOGRAFI KIMIAWI (PARAMATER KIMIA DAN FISIKA DI KRUENG CUT ACEH BESAR) Disusun Oleh : Nama : Zahrathul Hayati Asri NIM : 1211101010041 Kelompok : 5 Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oseanografi...


Description

Laporan Praktikum

OSEANOGRAFI KIMIAWI (PARAMATER KIMIA DAN FISIKA DI KRUENG CUT ACEH BESAR)

Disusun Oleh :

Nama

: Zahrathul Hayati Asri

NIM

: 1211101010041

Kelompok

: 5

Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala 2014

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Oseanografi dapat diartikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang murni, tetapi perpaduan dari berbagai macam ilmu yang lain. Kimia oseanografi berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam dan di dasar lautan dan juga menganalisa sifat-sifat dari air laut itu sendiri (Stewart, 2008).

Oseanografi kimia juga merupakan salah satu bagian dari disiplin ilmu Oseanografi. Oseanografi kimia mempelajari tentang sifat-sifat kimia air laut yaitu komposisi kimiawi air laut dan hubungannya dengan proses-proses siklus bahan-bahan kimia terlarut serta tentang produktivitas baik primer, sekunder dan tersier di laut. Komposisi air laut khususnya di perairan estuaria sangat dipengaruhi oleh masukkan massa air dari sistem sungai yang bermuara. Kadar unsur kimia perairan sungai yang masuk ke estuari memiliki perbedaan dengan kadar unsur kimia air laut. Substansi kimia di perairan pesisir dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian : yakni substansi kimia yang mudah terurai dan tidak mudah terurai. Pada umumnya titik didih air murni adalah 100 oC sedangkan pada air laut lebih dari 100 o

C, misalnya pada suhu 105 oC-120 oC. perbedaanini terjadi karena konsentrasi larutan.

Semakin pekat suatu larutan, maka semakin tinggi titik didihnya dan semakin rendah titk bekunya. Selain itu, larutan air laut adalah larutan ionic, yang artinya butuh kerja keras untuk mengubah larutan ini menjadi bentuk baru (ikatan Na dan Cl yang merupakan ikatan yang lebih kuat dibandingkan Hidrogen dan Oksigen).

Beberapa factor lingkungan penentu perairan diperanguhi oleh pengelolaan dan kelangsungan hidup, kondisi fisik alam, pertumbuhan, atau reproduksi organism akuatik dapat dilihat dari sifat fisika, kimia dan biologi perairan. Namun disini kita akan membahas

tentang factor kimia perairan antara lain DO, Salinitas, PH, SPL (Suhu Permukaan Laut) dan Polutan yang terjadi di lingkungan muara laut.

Polutan dapat berupa debu, bahan kimia, suara, panas, radiasi, makhluk hidup, zat-zat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya. Adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri (regenerasi). Oleh karena itu, polusi terhadap lingkungan perludideteksi secara dini dan ditangani segera dan terpadu.

Polusi Air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen lainnya kedalam air sehingga kualitas air terganggu. Kualitas air terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa dan warna.

Beberapa contoh polutannya sebagai berikut : a. Fosfat b. Nitrat dan Nitrit c. Poliklorin Bifenil (PCB) d. Residu Pestisida Organiklorin e. Minyak dan Hidrokarbon f. Radio Nuklida g. Logam-logam Berat h. Limbah Pertanian i. Kotoran manusia

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum Maksud dari praktikum Oseanografi Kimia ini adalah untuk mengetahui tingkat parameter kimia

perairan dan untuk

mengetahui tingkat pencemaran lingkungan laut.

Tujuan dari

praktikum Oseanografi Kimia ini adalah untuk memberikan kemampuan dalam pengukuran parameter kimia perairan dan untuk mengetahui tingkat pencemaran lingkungan laut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oseanografi dapat diartikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang murni, tetapi perpaduan dari berbagai macam ilmu yang lain. Kimia oseanografi berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam dan di dasar lautan dan juga menganalisa sifat-sifat dari air laut itu sendiri (Stewart, 2008).

Dilapisan permukaan laut konsentrasi gas oksigen sangat bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu makin berkurang tingkat kelarutan oksigen. Tapi anehnya semakin dalam pada beberapa ratus meter di bawah permukaan air laut, walaupun suhu makin menurun ternyata kadar oksigennya jua semakin berkurang sehingga bisa di temukan lapisan air laut dengan kadar oksigen minimum. Di laut oksigen terlarut (dissolved oxygen) berasal dari dua sumber yakni dari atmosfer dan dari hasil proses fotosintesis fitoplankton dan berjenis tanaman lain. Keberadaan oksigen dalam air laut sangat diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pemanfaatan bagi kebanyakan organism untuk kehidupan, antara lain pada proses respirasi di mana oksigen diperlukan untuk pembakaran (metabolisme) bahan organik sehingga terbentuk energi yang diikuti dengan pembentukan CO2 dan H2O (Wibisono, 2005).

Derajat keasaman menunjukan aktifitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (mol/l) pada suhu tertentu atau pH = -log (H+). Konsentrasi pH mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jazad renik. Perairan yang asam cenderung menyebabkan kematian pada ikan. Hal ini disebabkan konsentrasi oksigen akan rendah sehingga, aktifitas pernapasan tinggi dan selera makan berkurang (Kangkan, 2006).

Salinitas adalah konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dari dalam air laut. Salinitas sangat berpengaruh pada tekanan osmotic air. Semakin tinggi salinitasnya maka akan semakin tinggi pula tekanan osmotiknya. Biota yang hidup di dalam air harus mampu

menyesuaikan terhadap tekanan osmotiknya yang ada di lingkungannya. Pada umunya salinitas air laut normal berkisar antara 32‰-35‰ (Ghufran, 2005).

BAB III METODOLOGI KERJA

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum lapang oseanografi kimia dilaksanakan pada hari kamis tanggal 15 Mei 2014 di Muara Krueng Cut pada pukul 08.00 sampai 12.00 WIB

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

3.2.2 Bahan

No

Alat

Unit

No

Bahan

Digunakan

1

DO meter

1 unit

1

Aquadest

secukupnya

2

pH meter

1 unit

2

Pipet tetes

secukupnya

3

Conductivity

1 unit

3

Tissue

secukupnya

4

Termometer

1 unit

4

Air Murni

secukupnya

5

Beaker gelas

2 unit

5

Air laut (Sampel)

secukupnya

6

Kompor

1 unit

6

Kantong Plastik

secukupnya

7

Stopwatch

1 unit

7

Data sheet

1 Lembar

3.3 Prosedur Kerja a. DO (Dissolved oxigen)  Disiapkan Alat DO meter  Di masukkan DO meter ke dalam air selama 2 menit  Di hidupkan DO meter di dalam air dengan menekan tombol ON-OFF  Didiamkan sesejak sampai angka yang tertera dengan tenang, angka yang di tunjukkan merupakan nilai DO  di catat hasilnya  DI kalibrasi DO meter dengan menggunakan aquadest (untuk keakuratan suatu hal)  Di ulangi sampai 3 kali

b. Pengukuran pH  Di siapkan alat pH meter  Dimasukkan pH meter kedalam air air selama 2 menit  Di hidupkan DO meter di dalam air dengan menekan tombol ON-OFF  Didiamkan sesejak sampai angka yang tertera dengan tenang, angka yang di tunjukkan merupakan nilai DO  di catat hasilnya  DI kalibrasi DO meter dengan menggunakan aquadest (untuk keakuratan suatu hal)  Di ulangi sampai 3 kali. c. Salinitas  Disiapkan Alat refraktometer  Di ambil air sampel di kedalaman 40 cm dari permukaan dengan botol 1,5 liter  Di kalibrasi refraktometer dengan menggunakan 2 tetes aquadest  Di keringkan sensor refraktometer menggunakan tissue  Di teteskan sensor refraktometer dengan air sampel  Di catat hasilnya d. SPL ( Suhu permukaan Laut )  Disiapkan termometer  Di masukkan termometer kedalam laut selama 2 menit  Dilihat pada angka berapa air akan berhenti  Di Catat hasilnya  Di ulang sampai 3 kali e. Titik didih Air Laut dan Air Murni  Di siapkan pemanas (kompor), 2 beaker gelas dan stopwtch  Di letakkan baeker gelas yang sudah di isikan air murni dan air laut di atas pemanas  Dinyalakan pemanas tersebut dan nyalakan stopwatch  Di amati air hingga mendidih dengan di letakkan termometer di kedua pengamat  Di catat suhu dan waktu titik didih 

f. Pencemaran lingkungan  Di observasi sekitar perairan  Di catat apa yang terjadi dan di identifikasi jenis polutan  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan Data pengamatan dapat dilihat di lampiran 4.2 Analisa Data Hasil pengamatan di Ujung Krueng Alue Naga dapat dilihat di table No

Jenis Pengamatan

Rata-Rata 𝑚𝑔 ⁄𝐿 7,45

1

DO

2

pH

3

Salinitas

4

SPL

5

Konduktivitas

6

Titik didih air murni

920C

7

Titik didih air laut

900C

8,10 33 ppt 31.6 0C 50,07 𝑚𝑠⁄𝑐𝑚

4.3 Pembahasan Praktikum kali ini kami lakukan di muara sungai krueng cut Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh. Pada praktikum ini kami mengamati parameter kimia perairan dan tingkat pencemaran laut pada daerah Krueng Cut tersebut di antaranya oksigen terlarut (DO), Kadar garam (salinitas), pH, suhu permukaan laut dan konduktivitas serta membandingkan antara titik didih air murni dan titik didih air laut. Pengamatan yang telah kami lakukan tingkat oksigen terlarut pada daerah tersebut 𝑚𝑔 ⁄𝐿 . Seperti diketahui bahwa Oksigen dibutuhkan oleh semua memiliki rata-rata 7,45 organisme untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.

Oksigen juga dibutuhkan untuk

oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut. Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung dari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut. Odum (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya. Kandungan garam yang ada dilaut dan biasanya diperhitungkan sebagai jumlah gram garam terlarut pada 1000 gram air laut. Pada pengamatan yang telah kami lakukan pada daerah muara krueng cut rata-rata salinitasnya sebanyak 33 ppt , Di perairan laut lepas, angin sangat menentukan penyebaran salinitas secara vertikal. Pengadukan di dalam lapisan permukaan memungkinkan salinitas menjadi homogen. Terjadinya upwelling yang mengangkat massa air bersalinitas tinggi di lapisan dalam juga mengakibatkan meningkatnya salinitas permukaan perairan. Daerah pengamatan yang telah kami lakukan rata-rata suhu permukaan laut sebanyak 31,60C karena suhu permukaan laut tergantung pada beberapa faktor, seperti presipitasi, evaporasi, kecepatan angin, intensitas cahaya matahari, dan faktor-faktor fisika yang terjadi di dalam kolom perairan. Suhu ini juga sangat bergantung padaorganisme-organisme seperti fitoplankton yang rentan pada batasan suhu tertentu. Suhu yang tidak sesuai dengan batas ketahanan fitoplankton akan menyebabkan kematian terhadap plankton. Pada praktikum ini, hasil pengamatan kami tentang kondutifitas pada air laut memiliki rata-rata yang bernilai 50,07 𝑚𝑆⁄𝑐𝑚 , Conductivity atau juga sering disebut dengan konduktivitas merupakan kemampuan dalam menghantarkan listrik oleh suatu benda. Dalam suatu larutan konduktivitas ini sering dihubungkan dengan kemampuan suatu larutan dalam menghantarkan listrik yang tentunya sangat bergantung pada banyaknya ion di dalam larutan

tersebut. Konduktivitas air bergantung pada jumlah ion-ion terlarut per volumenya dan mobilitas ion- ion tersebut. Satuannya adalah (μmho/cm, 250C). Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen (H+) yang mencirikan keseimbangan asam dan basa.Pada prakitikum ini rata-rata nilai derajat keasaman pada daerah krueng cut 8,10 (basa). Derajat keasaman suatu perairan, baik tumbuhan maupun hewan sehingga sering dipakai sebagai petunjuk untuk menyatakan baik atau buruknya suatu perairan (Odum, 1971). Nilai pH juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas perairan (Pescod, 1973). Nilai pH pada suatu perairan mempunyai pengaruh yang besar terhadap organisme perairan sehingga seringkali dijadikan petunjuk untuk menyatakan baik buruknya suatu perairan (Odum, 1971). Biasanya angka pH dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator dari adanya keseimbangan unsur-unsur kimia dan dapat mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur kimia dan unsur-unsur hara yang sangat bermanfaat bagi kehidupan vegetasi akuatik. Tinggi rendahnya pH dipengaruhi oleh fluktuasi kandungan O2 maupun CO2. Pada praktikum ini, kami juga melakukan pengamatan perbedaan titik didih air laut dan titik didih air murni. mendidihnya air murni berkisar pada waktu 7 menit 27 detik pada suhu 920 sedangkan mendidihnya air laut pada waktu 8 menit 12 detik pada suhu 90 0. Hal ini di karenakan banyak kandungan yang terdapat di air laut di antaranya klorida, natrium, sulfat, kalsium, kalium, bikarbonat, bromida, borat, flourida dan lain-lain yang menyebabkan air laut lebih lama mendidih dan titik didihnya lebih tinggi daripada titik didih air murni. Adapun factor lainnya adalah tekanan diatas permukaan zat cair yaitu zat cair yang memiliki tekanan diatas permukaannya akan mendidih lebih lambat (titik didih lebih tinggi) seperti Air pada daerah pantai (0 m diatas permukaan laut) memiliki tekanan sebanyak 1 atmosfir, mendidih pada suhu 100oC. Tetapi air yang mempunyai tekanan kurang dari 1 atmosfir mendidih pada suhu 95oC. Dan Ketidak-murnian zat cair yaitu zat cair yang tidak murni memiliki titik didih yang lebih tinggi seperti Air murni mendidi pada suhu 100oC. Tetapi air kopi mendidih pada suhu diatas 100oC. Pada praktikum ini juga terjadi miss hasil karena praktik menghitung suhu dilakukan di daerah yg sangat dipengaruhi angin sehingga menyebabkan hasil yang tidak sesuai dengan teori. Tingkat pencemaran yang terlihat yaitu pencemaran limbah rumah tangga di karenakan banyaknya rumahnya penduduk yang menemapati daerah tersebut, kemudian adanya beberapa sampah plastik dan botol-botol disekitar pinggir sungai. Kemudian terlihat sisa-sisa hasil

pembakaran alat transportasi nelayan. Tingkat pencemaran di daerah ini dapat dikategorikan pencemaran yang rendah karena hanya disebabkan oleh limbah rumah tangga dan hasil pembakaran dari boat nelayan.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat kami ambil pada paraktikum kali ini adalah : 1. Rata-rata dari DO 7,45

𝑚𝑔 ⁄𝐿 , pH 8,10, Salinitas 33 ppt, SPL 31,60C, Konduktivitas

50,07 𝑚𝑆⁄𝑐𝑚, Titik didih air murni 920C, dan Titik didih air laut 900C. 2. Titik didih air laut di pengaruhi oleh tekanan diatas permukaan zat

cair

dan

ketidak-

murnian zat cair. kandungan yang terdapat di air laut di antaranya klorida, natrium, sulfat, kalsium, kalium, bikarbonat, bromida, borat, flourida dan lain-lain. 3. Konduktivitas air bergantung pada jumlah ion-ion terlarut per volumenya dan mobilitas ion- ion tersebut. faktor yang lebih dominan dalam perubahan konduktivitas air adalah temperatur. 4. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut. 5. Suhu permukaan laut tergantung pada beberapa faktor, seperti presipitasi, evaporasi, kecepatan angin, intensitas cahaya matahari, dan faktor-faktor fisika yang terjadi di dalam kolom perairan. 6. Kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. 7. Pencemaran di daerah Krueng Cut dikategorikan pencemaran rendah

5.2 Saran Semoga alat di Lab kita semakin baik dan lengkap, amin

DAFTAR PUSTAKA

Odum, E. P. 1971. Fundamental of Ecology. W. B. Sounders Company. Philadelphia, London. Odum E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Yogayakarta. Gajah Mada University press. Pescod, M. B. 1973. Investigation of Rational Effluent and Stream Standard for Tropical Countries. AIT, London. Simanjutak, Marojahan. 1994. Kondisi Kimia Oseanografi Di Perairan Hutan Mangrove. Jakarta: LIPI. Halaman 9 Kangkan, Alexander Leonidas. 2006. Studi Penentuan Lokasi Untuk Pengembangan Budidaya Laut Berdasarkan Parameter Fisika, Kimia Dan Biologi Di Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur. Semarang: Universitas Diponegoro

LAMPIRAN Tabel 1 Data pengamatan DO U1 = 6,85 mg/L Oksigen Terlarut (DO) U2 = 7,7 mg/L U3 =7,8 mg/L Rata-rata 7,45 mg/L Tabel 2 Data Pengamatan pH Derajat Keasaman (pH) Rata-rata

U1 = 8,06 U2 = 8,10 U3 = 8,13 8,10

Tabel 3 Data Pengamatan Salinitas U1 = 33 ppt Kadar Garam U2 = 33 ppt (Salinitas) U3 = 33 ppt Rata-rata 33 ppt Tabel 4 Data Pengamatan Suhu Permukaan Laut U1 = 310C Suhu Permukaan Laut U2 = 320C (SPL) U3 = 320C Rata-rata 31,60C Tabel 5 Data Pengamatan konduktifitas U1 = 50,0 mS/cm Daya hantar listrik U2 = 50,1 mS/cm (Konduktifitas) U3 = 50,1 mS/cm Rata-rata 50,07 mS/cm Tabel 6 Data Pengamatan titik didih air murni dan air laut Jenis Pengamatan Suhu Waktu 0 Titik Didih air murni 92 C 7 Menit 27 Detik 0 Titik Didih air laut 90 C 8 Menit 12 Detik

Pengukuran titik didih suhu air

Pengukuran DO

Alat Pengukur pH

Pengukuran DO

Mengukur SUhu Permukaan Laut...


Similar Free PDFs