Panduan Pembuatan Data Grafik Menggunakan Aplikasi : ORIGIN (Software) PDF

Title Panduan Pembuatan Data Grafik Menggunakan Aplikasi : ORIGIN (Software)
Author Tio P Wendari
Pages 15
File Size 2.4 MB
File Type PDF
Total Downloads 640
Total Views 771

Summary

Panduan Pembuatan Data Grafik Menggunakan Aplikasi : ORIGIN Collaborated with Dr. Tio Putra Wendari Dr. Zulhadjri’s Research Group Material Chemistry Laboratory Chemistry Department Andalas University 2020 1 PENGGUNAAN APLIKASI “ORIGIN 8.5 / 9.0” UNTUK PEMBUATAN GRAFIK A. PENGAPLIKASIAN ORIGIN GRAFI...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Panduan Pembuatan Data Grafik Menggunakan Aplikasi : ORIGIN (So ware) Tio P Wendari

Related papers Modul Arc GIS T ingkat Dasar Risa Marfirani

Modul-arcgis ari okt aza Modul Pelat ihan ArcGIS T ingkat Dasar yasin mokogint a

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Panduan Pembuatan Data Grafik Menggunakan Aplikasi :

ORIGIN

Collaborated with Dr. Tio Putra Wendari Dr. Zulhadjri’s Research Group

Material Chemistry Laboratory Chemistry Department Andalas University 2020 1

PENGGUNAAN APLIKASI “ORIGIN 8.5 / 9.0” UNTUK PEMBUATAN GRAFIK

A. PENGAPLIKASIAN ORIGIN GRAFIK SEDERHANA

1. Buka aplikasi Origin 2. Akan muncul tampilan awal tabel.

Untuk kolom A berupa data X, dan B berupa data Y. 3. Untuk membuat grafik lebih dari satu data, maka perlu ditambahkan kolom C, dst. Klik “Add New Columns” pada menu toolbars bagian atas.

Tambahkan sesuai data yang akan dimasukan nantinya. 4. Isi data pada kolom A, B, dan seterusnya. Perhatikan data (pasangan X dan Y) yang dimiliki. Untuk data X(1) maka pasangannya Y(1), untuk data X(2) pasangannya Y(2), dst. Untuk data dengan X yang sama, maka kolom X cukup satu, sedangkan kolom Y beberapa data. (Perhatikan tipe data pada nama kolom). Sedangkan untuk data yang memiliki X berbeda, maka ubah tipe kolom menjadi X(2).

2

5. Cara mengubah tipe data, blok data yang akan diubah, klik kanan, “set as”, pilih X, maka akan ada pasangan data X(1)-Y(1), dan X(2)-Y(2). 6. Ubah tipe data X atau Y sesuai banyak data yang dimiliki. 7. Setelah data disiapkan, untuk membuat grafik, Block kolom yang berfungsi sebagai sumbu Y. Apabila data sumbu Y-nya banyak, maka block semua sumbu Y tersebut, dengan menekan shift dan memilih data Y pada bagian atas kolom.

8. Untuk membuat grafik, ada beberapa pilihan grafik yang dapat dipilih. c a b Pilih yang dilingkari dengan warna merah a. Untuk garis halus. b. Untuk garis bersimbol dan putus-putus c. Untuk garis bersimbol

9. Untuk mengedit garis grafik yang ada, bisa dilakukan dengan klik 2 kali grafik yang ada, maka akan muncul kotak pilihan “Plot Properties”.

Pilih group dan lihat bagian edit mode, pilih independent untuk mengedit grafik sesuai keinginan kita. a. Menu Line, digunakan untuk mengatur ketebalan, warna, tipe garis dsb. 3

b. Menu Symbol untuk mengatur ukuran dan tebal simbol pada symbol Setelah selesai klik apply. Selanjutnya lakukan cara yang sama untuk garis selanjutnya (sesuai banyaknya garis)

c. Setelah selesai kemudian klik OK. 10. Untuk mengubah pengaturan sumbu X dan Y grafik, seperti: a. ukuran angka sumbu X dan Y b. tebal sumbu X dan Y, dsb dilakukan dengan cara mengklik sebanyak dua kali angka pada garis sumbu sumbu X atau Y. Akan muncul kotak “Axis”.

11. Untuk mengubah rentang nilai X dan Y pilih scale, ubah nilai from dan to sesuai yang diinginkan, klik apply di bagian bawah. a. Pada sumbu X, diatur scale yang diinginkan, maka pada tampilan grafik akan berubah sesuai pengaturan

b. Untuk pengaturan skala, bisa diatur berapa kenaikan (increment) dan besaran skala pada grafik pada menu tersebut.

4

c. Untuk pengaturan skala, juga bisa digunakan beberapa format lain, pilih pada “type” Seperti penggunaan tipe “Log 10” untuk skala yang teralu besar. Seperti pada contoh, nilai X dari rentang 100 hingga 200000.

12. Untuk mengatur garis sumbu, pilih menu title and format. a. pilih garis yang b. akan diedit di bagian selection, daerah top, dsb. c. menambah garis sumbu grafik (mengkotakan grafik), dan centang show axis & ticks. Untuk menghilangkan garis, hilangkan centang. d. Untuk menghilangkan tick (garis kecil) pada bagian atas dan kanan, maka pilih menu major and minor tick, ubah jadi none dan pilihan lainnya. Setelah itu klik apply di bagian bawah e. Untuk mengubah posisi tick, dapat diubah ke dalam (in), keluar (out), keduanya (in and out) pada kotak ini.

13. Untuk pengaturan lain, seperti thickness, panjang tick dan warna bisa diatur pada menu ini. Hal yang sama juga dilakukan terhadap bagian selection lainnya.

5

14. Untuk mengubah angka skala (tick) pada grafik, maka klik menu Tick Label. a. pilih skala yang akan diedit di bagian selection, daerah top, dan lainnya. b. Untuk menampilkan angka skala, centang kotak “Show Major Label”, dan menghilangkan hilangkan centang.

c. Untuk pengaturan jenis font, warna, dan bold dapat diatur pada menu ini. d. Setelah itu klik apply di bagian bawah. 15. Untuk mengganti nama grafik dengan cara meng-click sebanyak dua kali kotak yang terpisah pada grafik.

a. Untuk menambahkan kota nama atau teks, klik kanan, klik add text. b. Untuk mengatur text yang dihasilkan, klik text tersebut, klik kanan, properties. c. Atur pengaturan pada menu “object properties”. 16. Model lain untuk menambahkan keterangan grafik, bisa digunakan legend. Pada menubar bagiaan atas. a. Untuk mengganti judul legend, klik kotak legend, dan ketik seusai judul data. b. Untuk mengatur jenis tulisan dan menghilangkan garis kota, klik kanan, ganti background menjadi none. Kemudian klik OK.

6

17. Setelah grafik selesai, untuk mencopy grafik ke dalam word/powerpoint klik kanan pada grafik, lalu pilih copy page, dan paste pada MS.word. sesuailkan ukuran dengan “crop” gambar yang berlebih, dan perbesar gambar sesuai keinginan. 18. Untuk menyimpan file, klik File, pilih “save project as”, dan simpan di tempat yang diinginkan. File yang tersimpan berupa format .OPJ. File dapat dibuka dan di diedit kembali pada aplikasi Origin. B. PENGGUNAAN ORIGIN UNTUK DATA XRD Tutorial ini digunakan untuk membuat grafik yang tidak memerlukan skala sumbu Y, dikarenakan skala sumbu Y akan dihilangkan dan posisi sumbu Y tidak sesuai dengan data. Beberapa contoh grafik yang menggunakan tipe ini adalah data XRD, FTIR, dll. 1. Data XRD berupa sumbu X berupa 2theta dan Y intensitas. 2. Untuk data XRD berupa file Excel, copy data, paste pada tabel awal origin. Copy data XRD, sesuai sumbu X dan Y. 3. Untuk data XRD yang akan dibandingkan beberapa data dan menggunakan standar pembanding, diperhatikan beberapa hal berikut: a. copy data standar #ICSD terlebih dahulu (telah dibahas pada tutorial Find it) sebagai data X(1) dan Y(1). b. Pastikan kesesuaian data X dan Y dari data berbeda. Untuk X(1) maka Y(1), untuk X(2) maka Y(2), dst. (untuk data standar dan data XRD yang diukur pada alat berbeda akan memiliki rentang data yang berbeda) c. Untuk data XRD sebaiknya dilakukan “Normalize” data Y, agar puncak yang dihasilkan lebih bagus. Dengan memblok data Y, klik kanan, pilih “Normalize”. Lakukan normalize untuk masing-masing data Y.

4. Untuk membuat grafik, blok semua Y-normalize (sama dengan cara sebelumnya), pilih beberapa tipe grafik XRD yang diinginkan pada ikon

. 7

a. Umumnya digunakan beberapa pola (dapat disesuaikan dengan keinginan dan model jurnal tertentu) b. Umumnya digunakan tipe berupa “Stack”, “Waterfall”, dan “Stack Lines by Y offsite”. c. Setelah pilih tipe, selanjutnya dilakukan pengaturan grafik sesuai dengan tutorial pembuatan grafik sebelumnya. 5. Untuk tipe “Stack Line by Y offsite”, beberapa pengaturan yang perlu diperhatikan berupa pengaturan garis grafik, skala grafik, pengaturan mode sumbu X dan Y, labeling sumbu X dan Y (sesuai dijelaskan sebelumnya).

6. Posisi grafik dapat diatur (naik/turun) dengan cara klik 2 kali grafik yang ada, maka akan muncul kotak pilihan “Plot Properties”. Pilih group dan lihat bagian edit mode, pilih independent untuk mengedit grafik. OK 7. Untuk Tipe “Stack”, grafik yang terbentuk terpisah tetapi tidak dapat di naik turunkan, dan pengaturan yang dilakukan sama dengan “’Stack Line by Y offset”. 8. Pada menu “Plot Properties” dapat diubah juga warna, tebal grafik, dan symbol (sesuai tutorial sebelumnya). 9. Untuk mengubah posisi grafik, klik grafik lalu Tarik ke atas dan ke bawah, sesuaikan dengan keinginan.

8

10. Penambahan symbol pada grafik XRD : a. Penambahan symbol untuk penentuan fasa yang terbentuk. Untuk puncak senyawa lain dapat ditambahkan symbol berupa bulat, segitiga, bintang, dll. b. Simbol bisa ditambahkan dengan menggunakan symbol pada Ms.Word. Klik “’Insert”, lalu pilih “shape”, buat gambar dalam ukuran besar, dan tentukan warnanya. Copy symbol, lalu paste pada grafik origin. c. Klik 2x symbol yang di paste (berukuran besar), akan muncul kotak “Object Properties”, ubah ukuran dengan mengubah “Size”, ubah width dan height dengan ukuran yang sama (60x60), ceklis “Keep aspect ratio”, lalu OK. d. Atur posisi symbol pada puncak XRD dengan menarik simbol, dapat digunakan untuk menunjukan puncak pengotor atau puncak senyawa yang diinginkan. e. Untuk menambah symbol, pilih symbol lalu copy-paste (ctrl+c dan ctrl+v) f. Pada origin, ukuran dan posisi symbol dapat diatur, sedangkan untuk mengubah warna dan bentuk hanya bisa dilakukan pada Ms.Word (karena bukan bagian aplikasi orgin) 11. Penambahan Indeks Miller pada grafik XRD : a. Indek miller bisa didapatkan dengan pengolahan data atau didapatkan pada jurnal untuk senyawa yang sama. Umumnya indeks miller masingmasing puncak akan sama untuk setiap senyawa. b. Untuk menambahkan, pada grafik tambahkan text, dengan cara klik kanan, klik "add text”, lalu ketikan angka indeks miller pada masing-maing puncak. c. Indek miller biasanya ditulis miring, klik angka, lalu klik kanan, pilih “properties”. Atur ukuran tulisan dan jenis tulisan, lalu atur “Rotate” menjadi 90o, lalu OK. d. Untuk menambah indeks miller pada puncak lain, copy text lalu paste, kemudian ubah angka sesuai indeks miller puncak lain.

D. PENGGUNAAN ORIGIN UNTUK DATA TAMBAHAN Beberapa contoh data yang dapat dibuat: 1. Penghitungan Ukuran Kristal dengan rumus Scherrer. a. Untuk menghitung ukuran Kristal, diperlukan nilai FWHM. Nilai FWHM bisa didapatkan dari analisis data XRD, juga dapat dihitung menggunakan origin. b. Ukuran Kristal biasa dihitung dari puncak XRD tertinggi. 9

c. Copy data XRD, lalu buat grafik seperti biasa. d. Amati 2theta puncak tertinggi, klik grafik XRD, lalu atur “scale”, ubah dalam rentang yang menampilkan puncak XRD. e. Lalu klik garis lurus pada menu sebelah kiri, buat garis lurus horizontal sepanjang sumbu X, atur posisi hingga menutupi ujung puncak sebelah kiri hingga kanan. f. Lalu tentukan posisi garis bawah dan atas puncak XRD, dengan menggunakan “Screen Reader” pada menu sebelah kiri. Latakan posisi sesuai dengan garis batas bawah dan puncak atas. Catat kedua koordinat Y (tinggi garis) g. Tentukan posisi tengah dari tinggi garis, kemudian gambar garis horizontal sepanjang grafik XRD. h. Tentukan nilai koordinat X dari masing-masing ujung data XRD menggunakan “Screen Reader”, lalu catat kordinat. 16000 13963,156 14000

puncak 1 (0,01)

12000 10000 8000

36,1059

36,3943 7339,715

6000 4000 2000

716,275

0

36,2461 35.6

35.8

36.0

36.2

36.4

36.6

36.8

37.0

i. Setalah didapatkan nilai X dari kiri, kanan dan tengah (puncak) digunakan untuk rumus penghitungan nilai FWHM (B) dan kemudian ukuran Kristal, sesuai rumus berikut: B = 0,2884 x

3,14

L= L=

180

= 5,0309 x 10-3

kxλ B . cos θ 0,89 x 0,15405

5,0309 x 10-3 cos (

36,3943 ) 2

= 28,687 nm

2. Pembuatan data UV-Vis penentuan Band-gap a. Untuk penentuan nilai band gap, grafik UV-VIS dibuat dalam satu grafik dengan satu X (angka gelombang) dan Y (sesuai sampel) (tutorial awal, bukan tipe Stack Lines by Y offsite).

10

Absorbance

1.0 0.8 ZnO NiFe2O4

0.6

NNi1

0.4 0.2 3.08 401.84

0.0 200

300

2.78 445.48

1.64 755.92

400 500 600 700 Wavelength (nm)

800

b. Perhatikan nilai penurunan absorban pada grafik, kemudian tambahkan garis putus-putus pada menu sebelah kiri, gambar sepanjang sumbu Y. (diusahakan mengenai grafik) c. Tentukan nilai panjang gelombang (sumbu Y) yang dikenai dengan garis masing-masing sampel, lalu tentukaan koordinat Y, menggunakan “Screen Reader”. d. Data Y yang didapatkan merupakan panjnag gelombang serapan maksimum, dimana menggambarkan sampel menyerap pada bagian sinar tersebut (UV/ Visible) e. Niai Y kemudian diolah menggunakan rumus penentuan band-gap Egap = 1240/ λ maksimum (data Y) f. Nilai yang didapatkan merupakan nilai band-gap sampel. g. Untuk mengubah bentuk grafik, cara yang sama dilakukan dengan sebelumnya. 3. Menggabungkan dua grafik atau lebih a. Pembuatan grafik ini jika akan menggabungkan beberapa grafik menjadi satu grafik. b. Buat grafik satu persatu, dengan menambahkan worksheet baru, pada bagian kiri bawah. Klik kanan, pilih “New Windows” lalu pilih “Worksheet”, c. Buat masing-masing grafik senyawa, sehingga memiliki beberapa graph. Skala X dan Y setiap grafik harus disamakan, karena grafik akan didempetkan, sehingga ukuran grafik akan sesuai dengan data. d. Usahakan grafik yang dibuat sesuai dengan urutan yang akan digabungkan. f. Kemudian klik semua “graph”, pilih edit, merge all graph windows, dan open dialog. g. Pada pilihan “Arrange Settings” Isi number of rows dan number of columns.

11

f. Untuk pengisian perlu diperhatikan, “Number of Row” merupakan banyak data yang disusun ke atas, sedangkan untuk “Number of columns” banyak data yang disusun kesamping (selalu 1). g. Untuk mengolah data VSM ataupun berupa grafik histerisis, grafik digambar dengan penggabungan dua grafik atau lebih menjadi satu grafik (Pendempetan). Maka pada Number of Row dan Columns disikan keduanya dengan 1, sehingga semua data akan berdempet. h. Untuk membuat data dengan pengabungan X yang sama, maka pada Number of Row diisi jumlah grafik yang digabungkan, sedangkan pada Number of Columns diisikan 1. 3000

12

NNi-3 2000

Ms (emu/g)

8



NNi-2

1000

4 NNi-1

0

0 5 4

tan 

-4 -8

3 2 1

-12

0

-1.0

-0.5

0.0 H (T)

0.5

1.0

102

103

104

105

Frequency (Hz)

i. Untuk mengubah bentuk grafik, cara yang sama dilakukan dengan sebelumnya. 4. Penggunaan “Break” pada grafik a. Untuk menggambarkan grafik dengan rentang nilai yang berbeda jauh, maka dapat digunakan menu “break”. Penggunaan break dilakukan agar bentuk grafik terlihat lebih jelas.

b. Pada grafik, double klik sumbu yang akan di break (X), pilih menu “Break”.

12

c. Ceklis kotak “Show Break”, kemudian atur “Break Region” (wilayah yang akan dihilangkan) from … to …. Untuk skala ini akan hilang pada sumbu X. h. Atur “Scale Increment”, untuk menunjukan skala pada sumbu tersebut. Before break pada skala grafik bagian bawah, sedangkan after break pada bagian atas i. Atur juga jumlah “Minor Ticks” pada sumbu tersebut, OK. f. Untuk mengubah bentuk grafik, cara yang sama dilakukan dengan sebelumnya. E. PENGATURAN TAMBAHAN ORIGIN 1. Pengaturan Ukuran “Page” dan “Layer” a. Umumnya grafik pada origin memiliki ukuran yang sama. Untuk membuat grafik dengan ukuran tertentu bisa diatur pada menu bagian atas “Format”, klik “Page Properties” atau “Layer Properties”. b. Pada bagian “Print Dimensions”, atur “unit” dalam cm, dan ubah ukuran “weight” dan “height”. c. Ukuran Page sangat penting, karena saat pengcopyan grafik ke Ms.office maka semua gambar pada ukuran page akan tercopy. Jika grafik melebihi ukuran page maka tidak akan tercopy. d. Untuk “Layer Properties”, diatur ukuran kotak grafik yang akan dibuat. Pilih “Size/speed”, ubah “Unit” menjadi cm, atur ukuran “Layer Arena” sesuai dengan keinginan. e. Perlu diperhatikan pada ukuran Layer harus masuk ke dalam ukuran Page, jika tidak grafik akan terpotong saat di copy. 2. Insert gambar/grafik ke dalam grafik Origin. a. Dalam pembuatan grafik, dimungkinkan memasukan grafik origin lain atau gambar struktur atau gambar lainnya ke dalam grafik. b. Grafik yang akan dimasukan (Insert) dibuat seperti yang diinginkan, sesuai dengan panduan pembuatan grafik. c. Kemudian di “Copy Page”, lalu paste pada Ms.Word terlebih dahulu. Kemudian “Crop” gambar sesuai ukuran, kemudian Copy-Paste pada Grafik Origin utama. d. Atur posisi grafik, dan ukuran grafik. Grafik juga bisa diedit dengan double-klik pada grafik. Edit sesuai dengan yang diinginkan.

----------------- Sekian tutorial dalam penggunaan dan kegunaan aplikasi ORIGIN -----------------

13

BEBERAPA CONTOH GRAFIK ORIGIN YANG DAPAT DIBUAT 0.76

2

% (Coating (Ti: Si = 1 : 1)) % (Coating (Ti: Si = 2 : 1))

0.75

0.73 0.72 0.71 0.70

800

-4

600

-6

400

-8

200

-10

0

-12

-200

-14

-400

-16

0.69

-600 0

20

30

40

50

200

60

300

400

500

600

Temperature (oC)

Dip-Spin Coating Time (minutes)

Grafik Sederhana dengan data 2 Y.

Grafik TG/DTA dengan cara penggabungan 2 grafik. (a) Pb0.4Bi2.1La0.5Nb1.7Mn0.3O9

Ca3(PO4)2

HAp

100

(115 )

10

1000

-2

DTA (uV/oC)

TGA (mg/oC)

0.74

Weight (g)

1200 TGA DTA

0

(b)

PbBi2Nb2O9*

29.0

29.5

0216

135

128 0210

206 119

200

115

28.5

0010

111 113 008

004

Standar Ca3(PO4)2

Intensity (a.u)

Intensity (a.u)

HAp

1:3 1:7

1115

1:0 1:5 1:9

Standar HAp

20

30

40

50

60

70

10

2()

Grafik XRD dengan mode “Stack Line by Y Offsite” dengan add text dan symbol.

30

40

50 2 (o)

Absorbance

-1

Mn1 Mn2 Mn3

5

80

0 -5

0.8 ZnO NiFe2O4

0.6

NNi1

0.4 0.2

-10

3.08 401.84

0.0

-15 -1.0

-0.5

0.0

0.5

200

1.0

300

Magnetic Field (T)

Grafik VSM dengan penggabungan 3 grafik dengan adanya sumbu tengah

2.78 445.48

400 500 600 700 Wavelength (nm)

320

870

300

840

280 -1

Wavenumber (cm )

8000

6000

4000

2000

0

30.2

30.3

30.4

30.5

o

2 ( )

Grafik pengukuran FWHM untuk penentuan ukuran kristal

800

810

260 780

240 220

750

200

720

180 570 540 510 480 450 420

160 100 90 80 70 60 50 0

30.1

1.64 755.92

Grafik UV-Vis dengan penentuan band-gap menggunakan garis lurus

10000

Intensitas

70

1.0


Similar Free PDFs