PEDOMAN CSR BIDANG LINGKUNGAN PDF

Title PEDOMAN CSR BIDANG LINGKUNGAN
Author Pristiadi Utomo
Pages 49
File Size 4.2 MB
File Type PDF
Total Downloads 400
Total Views 1,003

Summary

PEDOMAN CSR BIDANG LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 1 TIM PENYUSUN PELINDUNG : Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta, MS. Menteri Negara Lingkungan Hidup PEMBINA : Ir. Ilyas Asaad, MP. Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat TIM TEKNIS KETUA : Drs. Basuki W. Sambodo, MS. ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

PEDOMAN CSR BIDANG LINGKUNGAN Pristiadi Utomo

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Mat eri Et ika dan Lingkungan Bisnis Magist er Manajemen UNMUL

CSR Bidang Lingkungan PT Kievit Indonesia.docx t unjung wijanarka Laporan Akhir Magang " Penerapan Program Corporat e Social Responsibilit y (CSR) Bidang t unjung wijanarka

PEDOMAN CSR BIDANG LINGKUNGAN

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 1

TIM PENYUSUN

PELINDUNG PEMBINA

: Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta, MS. Menteri Negara Lingkungan Hidup : Ir. Ilyas Asaad, MP. Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat

TIM TEKNIS KETUA Anggota

: Drs. Basuki W. Sambodo, MS. : 1. Kementerian Lingkungan Hidup - Dra. Jo Kumala Dewi, MSC. - Nurul Jannah, Ph.D 2. CECT (Center Entrepreneurship, Change and Third Sector), Universitas Trisakti - Maria Nindita Radyati, Ph.D - Santi Ernawati, MM CSR - Sandi Merwanto, MM CSR 3. Pemengku Kepentingan Terkait - Universitas Indonesia - GIZ (Deutsche Gesselschaft fur Internationale Zusammenarbeit) GmbH - PT. Indonesia Power - CNOOC SES Ltd - PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia

PENDUKUNG

: Seluruh staf Asdep Peningkatan Peran Organisasi Kemasyarakatan Kementerian Lingkungan Hidup Seluruh staf CECT (Center Entrepreneurship, Change and Third Sector), Universitas Trisakti

2

Sambutan Menteri CSR BIDANG LINGKUNGAN UNTUK KEBERLANJUTAN SEBUAH PEMBANGUNAN

Keberhasilan sebuah mekanisme kerja sangat bergantung kepada komitmen seorang pimpinan. Alasan ini yang mendorong Kementerian Lingkungan Hidup mengundang keseriusan dan komitmen pimpinan perusahaan untuk lebih peduli terhadap lingkungan, tidak hanya peduli pada sisi ekonomi dan sosial saja. Bahkan, saya meminta kepada seluruh mitra dunia usaha untuk mengambil langkah nyata dalam membuat perbaikan dan kontribusi positif, khususnya di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pelaksanaan kegiatan CSR bidang lingkungan merupakan salah satu jawaban terhadap “undangan” tersebut. Dengan memanfaatkan pengetahuan, pengalaman dan “praktik terbaik” di bidang lingkungan, perusahaan dapat memulai mengkomunikasikan kegiatan CSR mereka melalui penyelarasan kebijakan, penyusunan perencanaan strategis, pelaksanaan mekanisme kerja hingga pada monitoring, evaluasi dan pendokumentasian pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian, perusahaan dapat mengindentifikasi beberapa langkah prioritas sekaligus menunjukkan bagaimana rangkaian kegiatan CSR ini secara significant dapat membawa perbaikan dalam pelestarian fungsi lingkungan, dimana pada akhirnya akan menjaga keberlanjutan pembangunan secara menyeluruh. Melalui pendekatan pembangunan berkelanjutan ini, saya percaya seluruh pemangku kepentingan akan terjaga kepentingannya, sehingga akan tetap pada jalurnya, fokus dan dapat secara terus-menerus meningkatkan kualitas lingkungan yang nantinya akan bermuara kepada keberlanjutan sebuah kehidupan. Bukankah di dalam konsep sustainable development, telah ternyatakan sebuah logika yang tak terbantahkan bahwa keberlanjutan sebuah kehidupan tidak hanya bersandar pada kepentingan ekonomi dan sosial saja; namun juga kepentingan lingkungan hidup.

Jakarta, Agustus 2011 Menteri Negara Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta, MS.

3

Kata Pengantar Dewasa ini, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau yang dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) bukan sekedar trend social, namun merupakan sinergi dari upaya yang berkelanjutan untuk menginformasi program-program sosial demi menciptakan ekonomi yang lebih ramah lingkungan dengan melibatkan para pelaku pembangunan untuk bekerjasama dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Permasalahan lingkungan hidup merupakan salah satu subjek dan tidak bisa berdiri sendiri, namun berkaitan dengan persoalan-persoalan lain seperti kemiskinan, good corporate governance, ekonomi, dan sosial. Oleh karena itu, penanganannya membutuhkan kontribusi dari berbagai pihak, baik pemerintah, dunia usaha, maupun kelompok atau komunitas masyarakat yang peduli terhadap lingkungan hidup. Memperhatikan hal tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup memposisikan salah satu mitranya, yaitu dunia usaha, bukan lagi sebagai pihak pencemar atau perusak lingkungan hidup namun lebih sebagai mitra strategis dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karena itu, sebagai bentuk komitmen dan upaya Kementerian Lingkungan Hidup dalam mendorong dunia usaha untuk lebih aktif berkontribusi di bidang lingkungan hidup, maka Pedoman CSR Bidang Lingkungan ini diluncurkan. Dorongan utama KLH untuk menerbitkan Pedoman CSR Bidang Lingkungan ini adalah keinginan untuk membantu dunia usaha dalam mengimplementasikan kegiatan CSR bidang lingkungan secara baik dan tepat guna. Lebih jauh lagi, harapan kami kegiatan CSR yang di implementasikan dunia usaha dapat berjalan lebih optimal sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas lingkungan hidup. Dalam penyusunan Pedoman CSR Bidang Lingkungan, tidak sedikit hambatan yang dihadapi tim KLH khususnya dalam memetakan secara clear, simple dan implementative kegiatan apa yang seharusnya dilakukan dunia usaha dalam pelaksanaan kegiatan CSR bidang lingkungan. Untuk itu dalam penyempurnaannya, KLH telah mengundang seluruh mitra strategis, seperti Kementerian dan sektoral terkait; para pelaku bisnis, akademisi, LSM untuk bersama-sama mengkritisi draft yang telah disiapkan. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mambantu, serta ucapan terima kasih khususnya kami sampaikan kepada tim CECT Universitas Trisakti yang secara konsisten, bersama-sama dengan KLH menyelesaikan Pedoman CSR Bidang Lingkungan. Semoga Pedoman ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan dapat menjadi arahan dan acuan bagi kita semua dalam melaksanakan Kegiatan CSR bidang lingkungan.

Jakarta, Agustus 2011 Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan Dan Pemberdayaan masyarakat Ilyas Asaad 4

Daftar Isi

Sambutan Menteri

................................................................................... ........ 3

Kata Pengantar Deputi I. Pendahuluan

....................................................................... ........ 4

.................................................................... ..................

6

II. Definisi, Karakteristik, Prisnsip dan Tingkatan CSR

............................

7-9

III. Peran Kementerian Lingkungan Hidup dalam CSR

............................

10

IV. Langkah dan Mekanisme ........................................................................

11-13

- Sebelum Pelaksanaan Kegiatan CSR Bidang Lingkungan - Perencanaan Kegiatan CSR Bidang Lingkungan - Pendokumentasian Kegiatan CSR Bidang Lingkungan - Keberlanjutan Pelaksanaan Kegiatan CSR Bidang Lingkungan V. Alternatif Bidang Kegiatan CSR

.............................................................

14-23

1. Cleaner Production (Produksi Bersih) 2. Eco Office (Kantor Ramah Lingkungan) 3. Konservasi Energi dan Sumber Daya Alam 4. Pengelolaan Sampah Melalui 3R 5. Renewable Energy (Energi Terbarukan) 6. Adaptasi Perubahan Iklim 7. Pendidikan Lingkungan Hidup Daftar Istilah ............................................................................................. ......... 24 Daftar Pustaka.........................................................................................

........ 25

5

Bab I / Pendahuluan

Pedoman ini disusun dengan tujuan memberikan panduan melaksanakan kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) khususnya di bidang Lingkungan. Panduan ini juga ditunjukan kepada pemerintah pusat maupun daerah agar dipergunakan sebagai pedoman dalam membantu perusahaan melaksanakan kegiatan CSR. Pedoman CSR ini selain sebagai panduan dan inspirasi bagi pelaku bisnis dalam melaksanakan kegiatan CSR juga dimaksudkan untuk menggugah kepedulian dan komitmen perusahaan agar secara sukarela melaksanakan kegiatan CSR bidang lingkungan. Dalam pelaksanaan kegiatan CSR oleh perusahaan, peran pemerintah pusat maupun daerah adalah memberikan masukan kepada perusahaan hanya apabila diperlukan oleh perusahaan. Dengan adanya pedoman ini diharapkan perusahaan dapat melaksanakan kegiatan CSR di bidang lingkungan secara efektif dan tepat sasaran. Pemahaman lingkungan yang dimaksud dalam pedoman ini adalah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), yang mencakup kondisi fisik alam, manusia dan perilakunya.

6

Bab II / Definisi, Karakteristik, Prinsif dan Tingkat CSR

Definisi operasional CSR yang digunakan dalam pedoman ini adalah tindakan yang melampaui kepatuhan kepada segala hukum dan peraturan yang berkaitan dengan bidang usaha perusahaan, untuk: 1. Berkomitmen pada perilaku bisnis yang etis untuk meningkatkan kualitas hidup dari para pemangku kepentingan. 2. Berkontribusi pada keberlanjutan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial sebagai bagian dari proses pembangunan berkelanjutan CSR menurut World Business Council For Sustainable Development (WBCSD) merupakan suatu komitmen berkelanjutan dari dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi pada komonitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup karyawan beserta seluruh keluarganya. Menurut ISO 26000 Karakteristik dari Social Responbility adalah kemauan sebuah organisasi untuk mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab atas dampak dari keputusan sarta aktivitas yang mempengaruhi masyarakat dan lingkungan. Dalam ISO 26000 Social Responsibility mencakup 7 aspek utama, yaitu: tata kelola organisasi, hak asasi manusia, ketenagakerjaan, lingkungan, praktek bisnis yang adil, isu konsumen serta keterlibatan dan pengembangan masyarakat. Dalam Global Impact terdapat 10 prinsif utama dari 4 aspek bisnis yang bertanggung jawab sosial dan berkelanjutan, yaitu:

Hak Asasi Manusia Prinsip 1 Pelaku bisnis harus mendukung dan menghormati perlindungan terhadap hak asasi manusia yang diakui secara internasional. Prinsip 2 Memastikan perusahaannya tidak terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia. Ketenegakerjaan Prinsip 3 Pelaku bisnis harus menjunjung tinggi kebebasan para karyawannya untuk berserikat dan mengadakan perundingan. 7

Prinsip 4 Menghapus segala bentuk kerja paksa dan kerja wajib Prinsip 5 Menghapus adanya pekerja anak secara efektif Prinsip 6 Menghapus diskriminasi yang terjadi pada pekerjaan dan jabatan

Lingkungan Prinsip 7 Pelaku bisnis harus mendukung tindakan pencegahan terhadap pengrusakan lingkungan. Prinsip 8 Memiliki inisiatif dalam mempromosikan tanggung jawab lingkungan. Prinsip 9 Mendorong pengembangan dan penyebaran teknologi yang ramah lingkungan.

Anti Korupsi Prinsip 10 Pelaku bisnis harus melawan korupsi dalam segala bentuk, termasuk pemerasan dan penyuapan. Dari penelitian yang dilakukan oleh CECT di Indonesia, CSR memiliki beberapa tingkatan berdasarkan ruang lingkup dan kompleksitasnya, yaitu : 1. 2. 3. 4.

Kepatuhan terhadap semua hukum yang ada CSR dalam bentuk Filantropi CSR dalam bentuk Community Development CSR dimana perusahaan mengandung dampak negatif yang timbul dari bisnisnya dan meningkatkan dampak positif bisnisnya. 5. CSR sebagai suatu sistem yang terintegrasi dalam perencanaan bisnis perusahaan (Radyati, 2010)

Berdasarkan tingkatan tersebut, perusahaan sangat dianjurkan melakukan kegiatan CSR yang melampaui kepatuhan terhadap semua hukum (beyond compliance). 8

Dalam melaksanakan kegiatan CSR sangat dianjurkan perusahaan melibatkan komunitas setempat, sehingga kegiatan CSR tersebut menghasilkan dampak positif tidak hanya untuk internal tetapi juga eksternal perusahaan. Kegiatan perlibatan langsung komunitas di wilayah perusahaan berada selama ini dikenal dengan nama CD atau Comdev.

Hubungan CD, TJSL dan CSR Community Development (CD) atau yang dikenal sebagai Comdev atau pengembangan masyarakat merupakan suatu proses yang dirancang untuk menciptakan kemajuan kondisi ekonomi dan sosial warga masyarakat melalui partisipasi aktif, dimana pada akhirnya akan menumbuhkan prakarsa dan kemandirian masyarakat itu sendiri. Konsep CSR erat kaitannya dengan konsep pengembangan masyarakat atau community development (Comdev), dimana Comdev merupakan bagian penting dalam proses implementasi kegiatan CSR. Sementara Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), sebagaimana termaktub dalam Pasal 74 UU No. 40/2007 tentang perseroan Terbatas merupakan kepatuhan perusahaan kepada peraturan sektoral yang sudah ada. TJSL bersifat wajib dimana dalam pelaksanaanya, perusaah harus mengacu kepada semua peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup, antara lain UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH); UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah, PP No. 82/2001 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Setelah perusahaan melaksanakan seluruh TJSLnya; dengan mematuhi segala hukum dan peraturan yang berlaku terkait dengan jenis usaha perusahaan tersebut, KLH sebagai institusi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang lingkungan, akan terus mendorong perusahaan tersebut untuk melaksanakan kegiatan CSR bidang lingkungan. Apabila dijabarkan dalam sebuah gambar, hubungan antara CD, TJSL, dan CSR dapat dipetakan sebagai berikut:

Corporate Social Responsibility

CSR

Community Development

CD TJSL Tanggung Jawab Sosial dan LIngkungan 9

Bab III / Peran Kementrian Lingkungan Hidup Dalam CSR

Dalam pelaksanaan kegiatan CSR bidang Lingkungan, KLH berperan sebagai fasilitator dan memberikan konsultasi teknis, dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan penyusunan dokumentasi kegiatan CSR. Pemerintah daerah dibidang lingkungan hidup dalam hal ini dapat memberikan peran yang sama apabila diperlukan.

10

Bab IV / Langkah dan Mekanisme

Berikut adalah beberapa tahapan langkah yang dapat diikuti oleh perusahaan dalam merencanakan, melaksanakan, serta menyusun pendokumentasian kegiatan CSR. 1. Sebelum pelaksanaan kegiatan CSR, perusahaan dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Melakukan identifikasi dampak negatif lingkungan dari rencana penyelengaraan usaha b. Melakukan identifikasi potensi sumber daya alam dan lingkungan di masyarakat. - Idenfikasi potensi sumber daya alam di masyarakat sekitar area penyelenggaraan usaha. - Identifikasi potensi lingkungan di masyarakat sekitar area penyelengaraan usaha. c. Melakukan identifikasi kebutuhan dan aspirasi masyarakat terhadap penyelengaraan usaha. - Identifikasi kebutuhan (need assesment) masyarakat. - Identifikasi aspirasi masyarakat terhadap keberadaan penyelenggaraan usaha. d. Menyusun rencana kegiatan CSR bidang Lingkungan - Kegiatan CSR untuk mengurangi dampak negatif lingkungan yang ditimbulkan dari penyelenggaraan usaha. - Kegiatan CSR dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di sekitar area penyelenggaraan usaha. - Kegiatan CSR berdasarkan pada kondisi lingkungan yang ada di sekitar area penyelenggaraan usaha - Kegiatan CSR berdasarkan kebutuhan masyarakat yang ada di sekitar area penyelenggaraan usaha. - Kegiatan CSR berdasarkan aspirasi masyarakat yang ada di sekitar area penyelenggaraaan usaha.

2. Perencanaan Kegiatan CSR Bidang Lingkungan Dalam perencanaan kegiatan CSR, perusahaan dapat mengikuti langkah-langkah di bawah ini (atau disesuaikan dengan konteks daerah dan kondisi perusahaan dimana perusahaan berada): a. Menyusun konsep perencanaan kegiatan CSR yang jelas, lengkap dan terperinci, yakni sampai dengan teknis pelaksanaan kegiatan atau program. b. Membangun persepsi yang sama antara perusahaan dengan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan c. Mengadakan kerja sama dengan pemerintah dan atau pemangku kepentingan yang dapat diawali dengan penandatanganan MOU atau perjanjian kerja sama dengan pemerintah daerah. 11

d. Menyusun perencanaan terpadu dengan pemerintah daerah agar dapat terjadi sinergi dan pemerataan kesejahteraan. e. Melaksanakan konsultasi perencanaan yang melibatkan masyarakat, salah satunya dengan pola Musrembangda. f. Melakukan dialog selain Musrembang yang diselenggarakan atas inisiatif perusahaan. g. Mengajukan usulan penghargaan dari pemerintah dalam bentuk pengakuan (acknowledgement), maupun insetif lainnya. h. Menentukan pelaksanaan dan mekanisme monitoring dan evaluasi 3. Pelaksanaan Kegiatan CSR Bidang Lingkungan Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan CSR: a. Memiliki sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, komitmen dan kepedulian terhadap CSR b. Melatih sumberdaya manusia yang bertanggung jawab (person in charge/PIC) untuk memimpin pelaksanaan kegiatan CSR c. Melakukan kegiatan monitoring atas kemajuan kegiatan CSR sesuai dengan mekanisme monitoring yang sudah direncanakan d. Melakukan evaluasi kegiatan CSR yang telah berjalan dengan berinisiatif membuat sistem mekanisme pendokumentasian atas kemajuan; keberhasilan; kegagalan; dan masalah-masalah yang dihadapi dalam menjalankan kegiatan CSR e. Mendisain sistem penghargaan bagi penanggung jawab (PIC) yang telah berhasil melaksanakan kegiatan CSR dengan baik f. Merumuskan kegiatan-kegiatan untuk menjamin terpeliharanya keberlanjutan kegiatan CSR yang sedang dan telah berjalan. 4. Pendokumentasian Kegiatan CSR Bidang Lingkungan Di akhir tahun, setelah melaksanakan kegiatan CSR di bidang lingkungan, sangat disarankan agar perusahaan membuat dokumentasi dari kegiatan CSR bidang lingkungan dan memasukkannya di dalam Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) atau Laporan Tahunan (Annual Report). Beberapa hal di bawah ini merupakan tahapan perusahaan dalam membuat dokumentasi: a. Membentuk tim yang bertugas membuat dokumentasi b. Merencanakan pembuatan dokumentasi seperti; menentukan batas waktu (deadlines), membuat anggaran (budget), membuat rencana kerja (action plan), dan memonitor kinerja tim c. Mengumpulkan informasi sekaligus mengidentifikasi akurasi sumbernya. Memilih informasi yang relevan dan akurat untuk didokumentasikan d. Menganalisa data berdasarkan informasi yang telah diolah dan menjelaskan kecenderungan (trend) dari data tersebut 12

e. f. g. h.

Membuat draft dokumentasi kegiatan CSR Melakukan review dan finalisasi draft dokumentasi kegiatan CSR Mempublikasi dan mendistribusikan dokumentasi kegiatan CSR Mengumpulkan tanggapan sekaligus mendiskusikan dan mengevaluasi tanggapan dari para pemangku kepentingan tersebut; sebagai upaya perbaikan kegiatan CSR ke depan.

Berikut ini adalah merupakan salah satu contoh outline yang bisa digunakan perusahaan untuk menyusun dokumentasi kegiatan kegiatan CSR bidang lingkungan: a. Judul dan nama perusahaan b. Profil perusahaan: visi, misi dan struktur organisasi. c. Pendahuluan: Latar Balakang, tujuan kegiatan, hasil yang diharapkan, kegiatan yang akan dilakukan dan banyaknya penerima manfaat dari kegiatan CSR d. Pelaksanaan kegiatan CSR; uraian rinci pelaksanaan kegiatan CSR e. Evaluasi kegiatan CSR: kekuatan, kelemahan, hambatan, peluang dan hasil kegiatan (membandingkan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan) f. Rekomendasi untuk perbaikan ke depan.

5. Keberlanjutan Pelaksanaan KegiatanCSR Bidang Lingkungan Untuk menjaga keberlanjutan kegiatan CSR, perusahaan dapat melakukan hal-hal di bawah ini: a. Melaksanakan Sistem Managemen Lingkungan b. Membuat perencanaan perusahaan yang fleksibel terhadap perubahan lingkungan c. Melakukan tindakan pencegahan terhadap dampak negatif bisnis perusahaan terhadap lingkungan d. Melakukan keterbukaan dalam pendokumentasian e. M...


Similar Free PDFs