Pengelolaan Potensi DAS Sungai Bengawan Solo yang Kurang Maksimal dalam Menunjang Pembangunan Kota Surakarta PDF

Title Pengelolaan Potensi DAS Sungai Bengawan Solo yang Kurang Maksimal dalam Menunjang Pembangunan Kota Surakarta
Author S. Permata Sari
Pages 17
File Size 220.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 140
Total Views 351

Summary

TUGAS BESAR MANAJEMEN PERKOTAAN TAHUN 2014 PENGELOLAAN POTENSI DAS SUNGAI BENGAWAN SOLO YANG KURANG MAKSIMAL DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA DISUSUN OLEH : 1. Nurul Widowati I0612036 2. Sri Murdiati Rin Permata Sari I0612041 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS T...


Description

TUGAS BESAR MANAJEMEN PERKOTAAN TAHUN 2014

PENGELOLAAN POTENSI DAS SUNGAI BENGAWAN SOLO YANG KURANG MAKSIMAL DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA

DISUSUN OLEH : 1. Nurul Widowati 2. Sri Murdiati Rin Permata Sari

I0612036 I0612041

PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2014

A. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Pencemaran lingkungan sekarang menjadi problematik diseluruh wilayah. Banyaknya eksploitasi sumber daya alam serta penggunakan energi yang tanpa memperhatikan lingkungan menjadi penyebab utama dari pencemaran lingkungan dan diperburuk dengan tidak ada pemeliharaan lingkungan juga semakin memperburuk keadaan. Bencana yang sering terjadi akibat pencemaran lingkungan ini adalah banjir. Banjir ini dapat disebabkan oleh faktor alam ataupun ulah dari manusia sendiri. Banjir bisa disebabkan oleh banyak hal, antara lain karena keadaan sungai yang tidak baik sehingga sungai nya meluap, drainase yang tidak baik, serta karena banjir kiriman dari dearah lain yang lebih tinggi topografinya, namun banjir ini paling sering disebabkan oleh DAS sungai yang tidak terpelihara dan mengalami kerusakan. Kota yang sampai saat ini masih bermasalah dengan persoalan banjir ini adalah Kota Surakarta, letak geografis Surakarta yang dilalui oleh banyak sungai mengakibatkan persoalan banjir ini sebagai hal yang alamiah terjadi. Sungai paling besar di Surakarta yang sering mengakibatkan banjir adalah Sungai Bengawan Solo yang merupakan sungai terpanjang di Jawa. Sebagai sungai terbesar di Pulau Jawa dan melewati banyak kota, sudah banyak penelitian tentang DAS Sungai Bengawan Solo, baik potensi ataupun permasalahan yang ada di DAS sungai Bengawan Solo tersebut. Permasalahan yang terjadi pada DAS Sungai Bengawan Solo ini adalah tentang peralihan fungsi lahan yang awalnya hutan lindung lalu menjadi permukiman di daerah Kabupaten Boyolali, yang mana berdampak banjir untuk Kota Surakarta. Selain itu untuk DAS Sungai Bengawan Solo yang berada di kota Surakarta, terdapat daerah-daerah kumuh serta erosi akibat dari hutan lindung yang seharusnya ada namun telah rusak serta keadaan tanggul yang buruk. Perawatan dan perhatian untuk DAS Sungai Bengawan Solo di Kota Surakarta masih sangatlah minim, walaupun dibeberapa tempat DAS ini dimanfaatkan sebagai waterfront berupa taman kota ataupun urbanforest namun perawatannya sangat minim dan terbengkalai. Padahal keberadaan waterfront dan urban forest ini menjadi penyumbang 30% dari jumlah total kawasan yang harus berupa RTH. Banyaknya kawasan DAS Bengawan Solo khususnya di kota surakarta yang terbengkalai dan tidak terawat dengan baik mengakibatkan sumbangan akan RTH kota juga berkurang dan menimbulkan munculnya permasalahan tersendiri untuk kota Surakarta. Jika pemanfaatan potensi DAS Sungai Bengawan Solo dimanajemen dengan baik, maka permasalahan-permasalahan yang timbul lebih dapat diantisipasi. Permasalahan banjir akibat perlihan fungsi lahan, maraknya DAS yang dimanfaatkan sebagai permukiman kumuh, erosi akibat jebolnya tanggul dikarenakan tidak adanya vegetasi, dan permasalahan laiannya, hal ini perlu ada peninjauan ulang dan perbaikan pengelolaan

terhadap DAS Sungai Bengawan Solo khususnya di daerah Kelurahan Pucangsawit Kecamatan Jebres agar permasalahan diatas dapat dihindari. b. Rumusan Masalah  Bagaimana mengembangkan potensi DAS Sungai Bengawan Solo untuk menunjang pembangunan Kota Surakarta?  Bagaimana langkah-langkah manajemen untuk mengembangkan potensi DAS Sungai Bengawan Solo dalam menunjang pembangunan Kota Surakarta? c. Tujuan dan Sasaran  Tujuan :Mengidentifikasi cara manajemen kota untuk mengembangkan potensi DAS Sungai Bengawan Solo dalam menunjang pembangunan Kota Surakarta.  Sasaran : 1. Identifikasi isu-isu terkait DAS Bengawan Solo di Surakarta 2. Perumusan tujuan dan sasaran 3. Penggumpulan teori terkait manajemen kota untuk mengembangkan potensi DAS 4. Penggumpulan data terkait kondisi DAS Bengawan Solo di Kota Surakarta 5. Analisis data terkait potensi DAS Bengawan Solo di Kota Surakarta 6. Perumusan cara manajemen kota untuk mengembangkan potensi DAS Bengawan Solo. B. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Pengelolaannya a. Definisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Menurut Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang sungai, definisi sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mula : dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Dalam peraturan yang sama juga diatur mengenai pembangunan bangunan pada sungai, dimana pembangunan bangunan sungai tersebut ditujukan bagi kesejahteraan dan keselamatan umum. Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, wilayah sungai merupakan gabungan dari beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS). Areal DAS meliputi seluruh alur sungai ditambah areal dimana setiap hujan yang jatuh di areal tersebut mengalir ke sungai yang bersangkutan. Alur sempadan sungai didefinisikan sebagai alur pinggir kanan dan kiri sungai yang terdiri dari bantaran banjir, bantaran longsor, bantaran ekologi serta bantaran keamanan (Maryono, 2005).

b. Pengelolaan DAS Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengendalikan hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktifitasnya, dengan tujuan membina kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatkan kemanfaatan sumber daya alam bagi manusia secara berkelanjutan. pengelolaan DAS merupakan upaya menjaga keseimbangan dan berfungsinya unsur-unsur tersebut dengan baik sesuai dengan syarat yang diperlukan. Upaya pokok yang dilakukan dalam pengelolaan DAS adalah melakukan :  Pengelolaan lahan melalui usaha konservasi tanah dalam arti luas  Pengelolaan air melalui pengembangan sumberdaya air  Pengelolaan vegetasi khususnya pengelolaan hutan yang memiliki fungsi perlindungan terhadap tanah dan air  Pembinaan kesadaran manusia dalam pengelolaan sumberdaya alam secara bijaksana. Stalling (1957) mengatakan tujuan pengelolaan DAS adalah melakukan prinsip konservasi tanah dan air untuk produksi air (kuantitas dan kualitas) serta pemeliharaan tanah (pencegahan erosi dan banjir). Ini menunjukkan bahwa muara dari pengelolaan DAS adalah mewujudkan kondisi optimal dari sumberdaya vegetasi, tanah dan air sehingga memberikan manfaat yang maksimal dan berkelanjutan bagi kesejahteraan manusia. Peningkatan kesejahteraan manusia sangat tergantung kepada bentuk pengelolaan sumbersumber daya alam yang terdapat di dalam DAS (Nasoetion dan Anwar, 1981) Pengelolaan DAS dapat dianggap sebagai suatu sistem dengan input manajemen dan input alam untuk menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan baik di tempat (on site) maupun di luar (off-site). Secara ekonomi ini berarti bentuk dari proses produksi dengan biaya ekonomi untuk penggunaan input manajemen dan input alam serta hasil ekonomi berupa nilai dari outputnya (Hulfschmidt, 1985) Tujuan pengelolaan DAS secara ringkas adalah :  Menyediakan air, mengamankan sumber-sumber air dan mengatur pemakaian air.  Menyelamatkan tanah dari erosi serta meningkatkan dan mempertahankan kesuburan tanah.  Meningkatkan pendapatan masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan ini maka perlu diperhatikan aspek-aspek seperti :  Aspek fisik teknis yaitu pemolaan tata guna lahan sebagai prakondisi dalam mengusahakan dan menerapkan teknik atau perlakuan yang tepat sehingga pengelolaan DAS akan memberikan manfaat yang optimal dan kelestarian lingkungan tercapai

 Aspek manusia, yaitu mengembangkan pengertian, kesadaran sikap dan kemauan agar tindakan dan pengaruh terhadap sumberdaya alam di DAS dapat mendukung usaha dan tujuan pengelolaan  Aspek institusi yaitu menggerakkan aparatur sehingga struktur dan prosedur dapat mewadahi penyelenggaraan pengelolaan DAS secara efektif dan efisien  Aspek hukum, yaitu adanya peraturan perundangan yang mengatur penyelenggaraan pengelolaan DAS 2. Manajemen Perkotaan Menurut SK Mendagri No. 65 tahun 1995. Manajemen perkotaan adalah pengelolaan sumber daya perkotaan yang berkaitan dengan bidang-bidang tata ruang, lahan, ekonomi, keuangan, lingkungan hidup, pelayanan jasa, investasi, prasarana dan sarana perkotaan; serta disebutkan pula bahwa pengelola perkotaan adalah para pejabat (Pemerintah) pengelola perkotaan. Dengan demikian, menurut apa yang secara formal didefinisikan oleh Pemerintah, manajemen perkotaan meliputi hal yang cukup luas, dan nampak menekankan pada aspek perkembangan kota dan perkembangan ekonomi kota. Manajemen kota menyangkut kebijakan, perencanaan, program dan praktek yang mengupayakan agar pertumbuhan penduduk kota dapat ditanggulangi dengan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat akan sarana dan prasarana, termasuk rumah dan permukiman, serta pekerjaan yang layak (Malpezzi, 2000). MANAJEMEN PERKOTAAN

Pemasaran

Manajemen Operasional

Manajemen Informasi

Manajemen Sumberdaya Manusia

Manajemen Keuangan

Pengembangan Organisasi

Gambar 2.1 Fungsi-Fungsi Manajemen Perkotaan Sumber : Edward Leman, Urban Management:A Primer, UMP-Asia Occasional Paper No.3, Kuala Lumpur,1993 Fungsi-fungsi manajemen perkotaan :  Fungsi pemasaran : fungsi managemen yang umumnya dilakukan oleh perusahaan swasta yang bersifat profit-orinted  Fungsi manajemen operasional  Fungsi informasi  Fungsi keuangan  Fungsi pengembangan sumber daya  Fungsi Pengembangan Organisasi

Proses aktivitas manajemen kota terdiri dari : survey, analisis, pengembangan strategi, implementasi, monitoring dan evaluasi. C. DATA 1. Lokasi DAS Bengawan Solo berada di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo yaitu berada disebelah timur-tenggara dari Kota Surakarta dan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo. Disepanjang DAS tersebut terdapat beberapa spot waterfront, sedangkan yang paling luas dan memiliki masterplan yang telah dituangkan dalam RDTR adalah kawasan waterfront Kelurahan Pucangsawit.

2. Potensi dan permasalahan DAS Sungai Bengawan Solo Di masa lalu Bengawan Solo mempunyai peranan yang sangat penting sebagai prasarana transportasi penghubung daerah pedalaman (bagian hulu) dan pelabuhan di Pantura Gresik (bagian hilir), sehingga berkembang desa-desa penambangan yang merupakan cikalbakal permukiman di sepanjang Sungai Bengawan Solo. Sungai Bengawan Solo menjadi sumber air baku yang sangat penting bagi masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Curah hujan tahunan rata-rata di WS Bengawan Solo sebesar 2.100 mm, namun distribusinya sangat tidak menguntungkan, umumnya 80% turun pada musim hujan (Oktober - April). Dengan terjadinya fenomena perubahan iklim global (global climate change), distribusi dan intensitas curah hujan tersebut menjadi lebih ekstrem. Selain menjadi sumber air untuk memenuhi berbagai kebutuhan, baik untuk keperluan rumah tangga, industri, perkotaan, maupun pertanian, hampir setiap tahun sungai Bengawan Solo menimbulkan bencana banjir yang sangat merugikan masyarakat. Salah satu permasalahan terkait sungai Bengawan Solo di Kota Surakarta kerusakan DAS.

Pemanfaatan DAS Bengawan Solo ini sudah direncanakan oleh pemkot Surakarta dengan memanfaatkan Das Bengawan Solo sebagai kawasan waterfront dan urban forest di beberapa spot. Keberadaan waterfront dan urban forest ini ditujukan untuk menjadi RTH serta menyumbang RTH kota yang diwajibkan minimal 30%. Pemanfaatan ini diharapkan agar kawasan lindung yang berupa DAS Sungai Bengawan Solo ini bisa menjadi paru-paru kota dan wadah bagi masyarakat untuk berkumpul dan beraktivitas seperti fungsi dari ruang publik sendiri. Di Surakarta sendiri, kawasan DAS Sungai Bengawan Solo yang dimanfaatkan menjadi waterfront dan urbanforest adalah di kelurahan Pucangsawit, Jebres, Mojosongo dan Keprabon. Spot-spot yang dibangun untuk menjadi kawasan waterfront dan urban forest tersebut pada kenyataannya adalah sangat minim perawatan. Sehingga kawasan tersebut yang pada awalnya direncanakan untuk ruang publik sekaligus RTH dan taman kota malah menjadi terbengkalai, dan dimanfaatkan untuk hal-hal negatif dan menjadi daerah rawan kriminal. Sehingga saat ini daerah-daerah tersebut pun sepi akan pengunjung, gersang, bahkan berbahaya dan bangunan nya rusak akibat banjir. Untuk kawasan waterfront di Kelurahan Pucangsawit sendiri telah dibangun sejak 2010 dan dilengkapi dengan area bermain anak-anak, joggingtrack, komunalkomunal, amphiteather, serta diberi tanggul yang kuat yang ditujukan untuk masyarakat namun kenyataannya sekarang semua barang tersebut rusak dan tak terawat bahkan kawasan waterfront tersebut malah menjadi tempat berkumpul para preman. Dari fakta-fakta diatas seharusnya di kawasan waterfront Pucangsawit tersebut setelah pembangunan harus ada pengelolaan dan perawatan yang baik agar tidak terbengkalai dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Apalagi kawasan waterfront Pucangsawit ini memiliki potensi yang besar karena setiap tahunnya diadakan festival gethek untuk tingkat regional kota Surakarta. Selain dimanfaatkan untuk waterfront dan urban forest seperti yang dijelaskan diatas, DAS Bengawan Solo juga dimanfaatkan sebagai sumber air bersih, baik konvensional ataupun modern oleh masyarakat. Tetapi, akibat dari pencemaran air serta keringnya sungai saat musim kemarau maka pemanfaatan air sungai bengawan solo ini mulai berkurang. Yang tidak kalah penting adalah pemanfaatan DAS Bengawan Solo di Surakarta ini menjadi sanitasi kota. Banyak IPAL komunal industri yang pembuangannya diarahkan ke Sungai Bengawan Solo. Beberapa diantaranya adalah IPAL Semanggi, sedangkan sisanya banyak perusahan atau industri yang secara pribadi langsung membuang ke Sungai Bengawan Solo. Di kawasan waterfront Pucangsawit pun, selain sebagai RTH dan ruang publik juga dimanfaatkan sebagai saluran sanitasi untuk industri di kelurahan Pucangsawit sendiri. Namun belum ada pengelolaan IPAL komunal seperti di Kelurahan Semanggi. Kebanyakan industri langsung saja membuang limbahnya ke sungai

sehingga kawasan waterfront yang seharusnya menjadi taman kota berkurang keindahannya akibat dari air sungai yang tercemar dan bau serta banyaknya sampah yang berada dimana-mana. Dalam 10 tahun terakhir ini, kualitas DAS Bengawan Solo dalam keadaan kritis, sekitar 80% telah tercemar limbah berat baik dari industri, rumah tangga ataupun peternakan yang menimbulkan sedimentasi yang mengkhawatirkan untuk lingkungan hidup. Hal ini disebabkan oleh banyaknya perusahaan industri yang beroperasi di kawasan Solo Raya yang mencapai ratusan dan dalam pembuangan limbahnya tidak memperhatikan lingkungan. (ketua panitia penyelamat Sungai Bengawan Solo-Wasisyo Daru Darmawan). Daerah DAS yang mengalami pencemaran terparah tersebut adalah Kota Surakarta, karena jumlah industri yang banyak dan membuang limbahnya langsung ke sungai. Pencemaran ini dapat terlihat langsung seperti saat kemarau bahwa sedimentasi sangat besar dan kadar polutan air sangat tinggi. Sedangkan saat musim penghujan resapan air langsung masuk ke sungai. Selain permasalahan tentang pencemaran air nya, DAS Bengawan Solo ini juga menjadi lokasi sebagai permukiman kumuh. Di Kota Surakarta, permukiman kumuh menjamur di daerah sepanjang sungai dan sepanjang rel kereta api. Hal ini dapat ditemui di kelurahan-kelurahan yang dilewati Sungai Bengawan Solo tersebut seperti Kelurahan Jagalan dan Kelurahan Pucangsawit. Erosi dan longsor nya tanggul akibat rusaknya hutan lindung juga dirasakan hampir diseluruh DAS Bengawan Solo di Kota surakarta. Hal ini terjadi karena tidak adanya perwatan terhadap hutan lindung tersebut, sehingga banyak tanggul yang longsor dan mengakibarkan erosi yang akan menambah sedimentasi yang semakin buruk. 3. Kelembagaan Salah satu badan yang mengelola tentang Sungai Bengawan Solo adalah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS Bengawan Solo). Badan tersebut merupakan badan yang bekerja dibawah kementerian pekerjaan umum. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 21/PRT/M/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) di Lingkungan Ditjen Sumber Daya Air, maka berikut ini akan diuraikan Kedudukan dan Tugas pokok dari BBWS Bengawan Solo adalah sebagai berikut :  Kedudukan : a. Balai Besar Wilayah Sungai berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air. b. Balai Besar dipimpin oleh seorang Kepala.  Tugas : Balai Besar Wilayah Sungai mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai yang meliputi perencanaan, pelaksanaan

konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi dan pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada sungai danau, waduk, bendungan dan tampungan air lainnya, irigasi, air tanah, air baku, rawa, tambak dan pantai. Sedangkan untuk DAS Bengawan Solo yang berada di Kelurahan Pucangsawit ini dikelola dan dirawat oleh beberapa dinas terkait tupoksi dari masing-masing dinas. Untuk perijinan pemanfatan DAS menjadi tanggungjawab dari PEMKOT baik oleh DTRK, BPN, DPU ataupun yang lainnya karena kawasan tersebut masuk dalam kawasan lindung dari Kota Surakarta. Sedangkan untuk perencanaannya ditangani oleh DTRK Kota Surakarta untuk membuat rencana tata ruang kota. Selain dari pemerintah, ada lembaga swasta yang juga turun tangan untuk pengelolaan DAS ini, yaitu panitia penyelamat Sungai Bengawan Solo, yang memperhatikan kualitas dari Sungai Bengawan Solo ini serta sering melakukan upaya –upaya untuk penyelamatan kawasan DAS bengawan solo antara lain dengan penyuluhan kepada pemilik industri agar tidak membuang limbahnya langsung ke sungai tanpa didahului dengan pengolahan. 4. Kebijakan Dalam pengelolaan manajemen kawasan DAS bengawan Solo yang ada di pucangsawit ini sendiri ada beberapa peraturan yang digunakan dan menjadi pertimbangan didalam penentuan segala hal mulai dari tahap perencanaan hingga evaluasi. Untuk peraturan tenttang pengelolaan dan pemanfatan dari DAS bengawan solo sendiri yaitu ada Peraturan Pemerintah RI No 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang berisi bahwa Peraturan zonasi, kegiatan yang diperuntukan dan dimanfaatkan di DAS adalah: • Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau dan kegiatan rekreasi • Pendirian bangunan kegiatan rekreasi dan (tidak diperbolehkan membangun untuk hunian dan tempat usaha ). • Tidak diperbolehkan pembangunan permukiman. Serta Menteri PU no 63 tahun 1993 yang berisi bahwa Pemanfaatan lahan di daerah sempadan dapat dilakukan oleh masyarakat untuk kegiatan-kegiatan tertentu sebagai berikut : a. Untuk budidaya tanaman yang di ijinkan. b. Niaga c. Papan penyuluhan d. Pemancangan tiang atau pondasi e. Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang bersifat social f. Pembuangan air. Dan menurut Undang-undang no 38 tahun 2011 bahwa Ruang terbuka hijau adalah 5m dari tepi sungai dan tidak boleh diberi bangunan. Selain itu untuk pengembangan dan pembangunan untuk kawasan waterfront di DAS bengawan solo

kelurahan pucangsawit ini harus disesuaikan dangan RTRW kota Surakarta dan RDTR kawasan Waterfront Kelurahan Pucangsawit yang sudah ada.

DAS Bengawan Solo di Kota Surakarta sudah memiliki perencanaan yang bagus, sayangnya saat dilapangan potensi-potensi yang dimiliki belum dimanfaatkan secara maksimal dan untuk hal perawatan dan pengelolaan masih sangat minus sehingga menimbulkan kembali banyak permasalahan. Padahal di Kota Surakarta sendiri terdapat lembaga-lembaga khusus yang menangani permasalahan sungai seperti Balai DAS Bengawan Solo dan panitia penyelamat Sungai Bengawan Solo. Keberadaan lembaga tersebut dapat digunakan sebagai penunjang pengelolaan potensi dan penanganan masalah terkait Sungai Bengawan Solo. Dari data-data yang didapatkan dapat dikelompokkan sebagai berikut : Kekuatan :  Kota Surakarta memiliki DAS Sungai Begawan Solo yang cukup luas serta terdapat spot-spot perencanaan kawasan waterfront di DAS Sungai Bengawan Solo berupa taman kota di Kota Surakarta  Terdapat Kawasan waterfront Pucangsawit di DAS Sungai Bengawan Solo yang dilengkapi fasilitas penunjang ruang publik serta terdapat kegiatan festival tingkat regional kota  Adanya kebijakan dari RTRW Kota Surakarta untuk menjadikan kawasan DAS disempadan sungai di Kota Surakarta sebagai RTH  Terdapat anggaran dana dari AP...


Similar Free PDFs