PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DI PESISIR PANTAI TELUK LAMPUNG Marine Tourism Development In Lampung Coastal Bay PDF

Title PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DI PESISIR PANTAI TELUK LAMPUNG Marine Tourism Development In Lampung Coastal Bay
Author az is
Pages 22
File Size 1.1 MB
File Type PDF
Total Downloads 857
Total Views 917

Summary

PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DI PESISIR PANTAI TELUK LAMPUNG Marine Tourism Development In Lampung Coastal Bay Dariusman Abdillah Peneliti pada Asdep Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata Jl. Medan Merdeka Barat No. 17, 10110, Jakarta Email: [email protected]...


Description

Accelerat ing t he world's research.

PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DI PESISIR PANTAI TELUK LAMPUNG Marine Tourism Development In Lampung Coastal Bay az is

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

375_ Pengembangan Wisat a Bahari di Pesisir Pant ai Teluk Lampung.pdf Aldy Alviandy

Laporan Akhir Rencana Induk Pariwisat a Provinsi (RIPPARPROV) Sumat era Selat an 2015-2025 Chandra Daru Nusast iawan Pengembangan Pariwisat a Pulau Gili Trawangan Berbasis Ekowisat a BahariI Made Murdana

PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DI PESISIR PANTAI TELUK LAMPUNG Marine Tourism Development In Lampung Coastal Bay Dariusman Abdillah Peneliti pada Asdep Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata Jl. Medan Merdeka Barat No. 17, 10110, Jakarta Email: [email protected] PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara terluas ke dua di asia dan ke tujuh di dunia, dan juga merupakan negara kepulauan terluas di dunia yang memiliki luas daratan 1/3 bagian dan lautan 2/3 bagian dari luas keseluruhan.Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki beribu pulau dengan laut yang luas sehingga sangat memungkinkan untuk memiliki potensi wisata alam yang banyak dan beraneka ragam. Salah satu jenis wisata yang dimilik Indonesia adalah wisata Bahari. Sektor pariwisata mempunyai nilai penting dan kontribusi dengan dimensi yang luas, baik secara ekonomi, sosial politik, budaya, kewilayahan dan lingkungan. Secara ekonomi, memberikan kontribusi nyata dalam perolehan devisa negara, pendapatan asli daerah dan juga penyerapan tenaga kerja

pada usaha-usaha kepariwisataan. Pengembangan sektor pariwisata secara langsung dapat meningkatkan pendapatan masyarakat terutama masyarakat lokal pada masing-masing destinasi wisata. Secara sosial politik, pengembangan pariwisata bahari bagi perjalanan wisata nusantara, dapat menumbuhkan dan memperkuat rasa cinta tanah air, serta persatuan dan kesatuan bangsa. Secara kewilayahan, kepariwisataan Indonesia memiliki karakter multisektor dan lintas regional secara konkret akan mendorong pembangunan infrastruktur dan fasilitas kepariwisataan dan ekonomi kreatif yang akan menggerakkan arus investasi dan pengembangan wilayah (RPJMN Sektor Pariwisata 2015 – 2019, 2014: iv). Indonesia berharap agar sektor Pariwisata dapat sebagai mesin penggerak

Dariusman Abdillah: Pengembangan Wisata Bahari di Pesisir Pantai Teluk Lampung halaman: 45 – 66

45

ekonomi dan penghasil devisa tahun 2019. Untuk mencapai bagi pembangunan ekonomi di target yang diinginkan tersebut Indonesia atau suatu kawasan perlu dukungan dari berbagai dan tentunya memberikan pihak baik pemerintah (pusat sumbangsih dalam usaha dan daerah) maupun swasta. mensejahterakan masyarakat. Setiap provinsi diharapkan Pembangunan pariwisata didapat meningkatkan performa harapkan mampu memberikan potensi pariwisatanya sehingga kesempatan bagi seluruh meningkatkan keinginan wimasyarakat di sekitar destinasi satawan untuk berkunjung dan untuk berusaha dan bekerja berkunjung dan berkunjung sehingga mampu memberi kembali. Pengembangan Keandil besar dalam mepariwisataan Nasional harus ningkatkan perekonomian dan tetap menjunjung ciri khas penghapusan kemiskinan. bangsa Indonesia khususnya Menurut catatan PES potensi alam, budaya dan (Passenger Exit Survey) 2014, kearifan lokal masyarakat Daya tarik wisata (DTW) alam setempat. Norma-norma (nature) memberikan kontribusi agama dan nilai-nilai budaya 35% kedatangan wisatawan dalam setiap segi kehidupan mancanegara (Marine Tourism akan mewarnai pengem35%, Eco tourism 45%, dan bangan kepariwisataan naAdventure tourism 20%) pada sional dalam rangka tahun 2014, sementara itu mewujudkan kehidupan yang untuk DTW Budaya (Culture) kondusif terhadap ideologi, 60% dan buatan (Manmade) politik, ekonomi, sosial, budaya 5% (Passenger exit dan pertahanan keamanan. survey/PES 2014, dalam Pengembangan wilayah juga Statistik Profil Wisatawan harus mengacu pada potensi Mancanegara Tahun 2014). wilayah baik potensi wisata Melalui Kementerian Pari(wisata alam dan budaya) wisata, Indonesia telah maupun produk kreatif hasil menargetkan kunjungan wikreativitas masyarakat. satawan mancanegara ke Tujuan pariwisata dapat Indonesia tahun 2019 tercapai dengan efektif jika sebanyak 20 juta sedangkan pembangunan dilakukan pencapaian di tahun 2014 dengan perencanaan yang sebanyak 9 juta. Untuk baik dan terintegrasi dengan perjalanan wisatawan dalam pengembangan daerah secara negeri ditargetkan meningkat keseluruhan. Pengukuran dari 250 juta perjalanan pada kualitas dan keunggulan tahun 2014 menjadi 275 juta di daerah tujuan wisata perlu 46 Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol. 1 No. 1 Juni 2016

dilakukan untuk mengetahui daya saing yang dimiliki oleh masing-masing daerah tujuan wisata sehingga bisa disusun suatu perencanaan untuk pengembangannya. Provinsi Lampung memiliki potensi wisata bahari di kawasan pesisir Teluk Lampung yang terletak di pesisir selatan sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata unggulan di Lampung, hal ini didukung oleh kondisi geografisnya berupa tanjung dan teluk dengan kondisi ombak yang tidak besar dan cenderung ramah atau tenang sehingga sangat aman untuk melakukan aktivitas wisata bahari, ditambah lagi dengan pasirnya yang berwarna putih. Sementara itu potensi atraksi wisatanya juga mendukung dengan kondisi pantainya yang landai, atraksi ikan lumbalumba, terumbu karang, dan atraksi lainnya baik yang alam maupun buatan sebagai pendukungnya. Sampai sekarang wilayah ini masih menjadi tujuan utama bagi wisatawan lokal dan domestik yang ingin menikmati suasana pantai. Selain itu keletakan lokasi ini merupakan wilayah yang menjadi jalur perlintasan dan tempat istirahat bagi orang yang ingin mengunjungi berbagai wilayah di Sumatera melalui jalur darat dari arah

selatan (Pelabuhan Kapal Bakauheni, Lampung Selatan). Keletakan Provinsi Lampung yang sangat dekat dengan pulau Jawa terutama Jakarta dan kota-kota di sekitarnya menyebabkan daya tarik wisata yang ada di Provinsi Lampung dimasukkan dalam target tujuan wisata mereka. Kondisi kunjungan wisatawan di Provinsi Lampung dalam kurun waktu 5 tahun terakhir mencapai 3,3 juta untuk wisatawan domestik dan 75 ribu untuk wisatawan mancanegara dengan kenaikan 10-15% pertahun (rapat tertutup Asisten II bidang ekonomi dengan Kadis Pariwisata 11 Februari 2015 dalam duajurai.com). Dalam rapat tersebut dinyatakan bahwa Provinsi lampung perlu mendukung pengembangan pariwisata Lampung salah satunya dengan meningkatkan aksesibilitas pencapaian lokasi wisata. Untuk melakukan pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta pengendalian penyelenggaraan kepariwisataan di seluruh wilaya h Provinsi Lampung, pemerintah Propinsi Lampung telah membuat peraturan daerah tentang kepariwisataan berupa Perda Provinsi Lampung Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Kepariwisataan. Dalam butir (a) dinyatakan “bahwa

Dariusman Abdillah: Pengembangan Wisata Bahari di Pesisir Pantai Teluk Lampung halaman: 45 – 66

47

keadaan alam, flora, dan fauna wisata bahari di destinasi serta peninggalan purbakala, pariwisata Provinsi Lampung peninggalansejarah, seni, dan karena sangat mudah budaya daerah Lampung pencapaiannya. Dalam usaha merupakan sumber daya tarik mengembangkan pariwisata di wisata dan modal pemProvinsi Lampung, perlu bangunan kepariwisataan dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan kemulai dari mengukur atau sejahteraan masyarakat”. menilai masing-masing daerah Selanjutnya dalam usaha tujuan wisata, menentukan pengembangan kepariwisataan prioritas pengembangannya daerah, Pemerintah daerah sampai dengan menyusun Provinsi Lampung telah rencana pengembangannya. membuat Rencana Induk Besarnya potensi pePembangunan Pariwisata ngembangan wisata bahari di Daerah Provinsi Lampung kawasan ini menyebabkan yang tertuang pada Peraturan tumbuh suburnya pengelola Daerah Provinsi Lampung wisata bahari di sepanjang Nomor 6 Tahun 2012. Pada pesisir pantai selatan Lampung Bab 2 Pasal 2 dinyatakan termasuk di Kawasan Teluk bahwa penyusunan RIPPDA ini Lampung. Pasang surut dalam dimaksudkan sebagai arah pengelolaan wisata bahari pengembangan pembangunan dalam kurun waktu 25 tahun kepariwisataan di daerah telah terjadi, ada yang Lampung dengan medepankan bertahan, ada yang bangkrut, kemakmuran dan kedan ada yang baru tumbuh dan sejahteraan masyarakat yang semakin berkembang. Peberlandaskan pada pelestarian ngelolaan wisata bahari lingkungan alam dan budaya, bukanlah hal yang mudah peningkatan rasa cinta tanah untuk dilakukan. Diperlukan air, pengembangan ekonomi suatu manajemen yang baik kerakyatn, peningkatan kinerja untuk dapat tumbuh dan pembangunan pariwisata dan berkembang mengikuti perpeningkatan Pendapatan Asli kembangan zaman dan Daerah (PAD). tentunya perkembangan pola Kawasan Teluk Lampung kunjungan wisatawan. Strategi terletak paling dekat dengan pengembangan yang baik ibukota provinsi.Kedekatannya perlu disusun untuk mengdengan pusat pemerintahan hadapi persaingan sesama menyebabkan Kawasan Teluk pengelola. Kualitas daya tarik Lampung menjadi kawasan wisata harus terus ditingkatkan strategis untuk pengembangan untuk pemenuhan kebutuhan 48 Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol. 1 No. 1 Juni 2016

pengunjung sebagai target pasar utama pariwisata. Permasalahan yang muncul disini adalah bagaimana strategi pengembangan daya tarik wisata bahari yang didasarkan pada persepsi wisatawan terhadap kondisi eksisiting di tiga lokasi daya tarik wisata yang ada di pesisir Pantai Teluk Lampung. Wisata alam merupakan salah satu bagian dari kebutuhan hidup manusia yang khas dipenuhi untuk memberikan keseimbangan, ke-serasian, ketenangan dan kegairahan hidup, dimana rekreasi alam atau wisata alam adalah salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang berlandaskan atas prinsip kelestarian alam (Pratikto, 1996: 32). Wisata bahari adalah suatu kunjungan ke objek wisata, khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan, menyelam dengan perlengkapan selam lengkap (Pendit, 1999: 19). Menurut Undang–Undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, Daerah tujuan wisata atau Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau atau lebih wilayah administrasi yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata. Daya tarik atau atraksi wisata menurut Yoeti (2002:5) adalah segala sesuatu yang dapat

menarik wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti: • Natural attraction: landscape, seascape, beaches, climate and other geographical features of the destinations. • Cultural attraction: history and folklore, religion, art and special events, festivals. • Social attractions: the way of life, the resident populations, languages, opportunities for social encounters. • Built attraction: building, historic and modern architecture, monument, parks, gardens, marinas, etc. Daya Tarik Wisata adalah sifat yang dimiliki oleh suatu obyek berupa keunikan, keaslian, kelangkaan, lain dari pada yang lain memiliki sifat yang menumbuhkan semangat dan nilai bagi wisatawan” (budpar). Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Potensi wisata menurut Pendit (1999:21) adalah

Dariusman Abdillah: Pengembangan Wisata Bahari di Pesisir Pantai Teluk Lampung halaman: 45 – 66

49

berbagai sumber daya yang Attractions. Umumnya terdapat di sebuah daerah menjadi fokus perhatian tertentu yang bisa pengunjung dan dapat dikembangkan menjadi atraksi memberikan motivasi awal bagi wisata. Dengan kata lain, wisatawan untuk berkunjung. potensi wisata adalah berbagai Atraksi bisa dikategorikan sumber daya yang dimiliki oleh sebagai atraksi wisata alam suatu tempat dan dapat (pantai, pegunungan, taman, dikembangkan menjadi suatu cuaca), bangunan, budaya. atraksi wisata (tourist Keberadaannya bisa di ruang attraction) yang dimanfaatkan publik seperti taman alam, untuk kepentingan ekonomi situs budaya atau sejarah atau dengan tetap memperhatikan bisa di komunitas masyarakat aspek-aspek lainnya. seperti budaya, warisan atau Spillane (1994: 30) gaya hidup. Bisa juga berupa mengelompokkan aktor utama keunikan dan emosional atau pelaku pariwisata dalam tiga pengalaman yang memicu kelompok berikut: ketertarikan wisatawan untuk • Manusia yang mencari berkunjung. kepuasan/kesejahteraan Amenities. Berupa lewat perjalanannya selayanan dan fasilitas yang bagai wisatawan/tamu mendukung termasuk infra(guests). struktur dasar untuk peng• Manusia yang tinggal dan unjung, transportasi umum, berdomisili dalam masyadan jalan serta pelayanan rakat yang menjadi alat langsung bagi pengunjung pariwisata yaitu tuan seperti akomodasi, informasi rumah/penduduk setempat pengunjung, fasilitas rekreasi, (hosts). panduan, operator dan fasilitas • Manusia yang memmakan dan minum serta promosikan dan menjadi fasiltas belanja. perantaranya yaitu bisnis Accessibility. Kemudahan pariwisata/perantara pengunjung untuk mencapai (brokers). tujuan wisata melalui jalan World Tourism Organidarat, jalur udara, kereta api zation (2007: 1) maupun jalur laut. Pengunjung menggambarkan destinasi harus juga dapat melakukan pariwisata atas enam elemen, perjalanan dengan relatif yaitu: Attraction, Public and mudah dan persyaratan visa, Private Amenities, Accesibilimasuk pelabuhan, dan kondisi ties, Human Resources, Image jalur masuk tertentu harus and Character, Price. 50 Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol. 1 No. 1 Juni 2016

menjadi bagian dari aksesibilitas. Human Resources. Pariwisata adalah industri padat karya dan interaksi dengan masyarakat lokal merupakan aspek penting dari pengalaman pariwisata. Tenaga kerja pariwisata terlatih beserta masyarakat yang menyadari manfaat dan tanggung jawab terkait dengan pertumbuhan pariwisata merupakan elemen yang sangat diperlukan dan perlu dikelola sesuai dengan strategi tujuan wisata. Image. Adalah suatu yang unik atau gambaran penting dalam menarik pengunjung untuk berkunjung. Fasilitas dan atraksi yang baik tidaklah cukup jika pengunjung tidak dapat membayangkan atau memahaminya ataupun tidak menyadarinya. Berbagai cara dapat digunakan untuk mempromosikan citra daya tarik wisata (misalnya dengan pemasaran dan branding, travel media, e-marketing). Yang termasuk dalam citra tujuan wisata adalah keunikan, pemandangan, adegan, kualitas lingkungan, keselamatan, tingkat layanan, dan keramahan. Price. Harga merupakan aspek penting dari persaingan antar tujuan wisata. Faktor harga berhubungan dengan biaya transportasi ke dan dari

tujuan serta biaya jasa akomodasi, atraksi, makanan dan tour. Keputusan turis juga dapat didasarkan pada fitur ekonomi lainnya seperti nilai tukar mata uang. Dalam perencanaannya pengembangan daya tarik wisata harus memperhatikan lima tahap proses perencanaan pariwisata (A. Yoeti, 2008:53) yaitu melakukan inventarisasi mengenai semua fasilitas yang tersedia dan potensi yang dimiliki, menaksir pasaran pariwisata dan mencoba melakukan proyeksi arus kedatangan wisatawan pada masa yang akan dating, memperhatikan di mana terdapat permintaan yang lebih besar dari pada persediaan atau penawaran, melakukan penelitian kemungkinan perlunya penanaman modal baik negeri maupun asing, melakukan perlindungan terhadap kekayaan alam yang dimiliki dan memelihara warisan budaya bangsa serta adat istiadat suatu bangsa yang ada. Pengembangan daya tarik wisata harus memperhatikan elemen destinasi pariwisata, prinsip-prinsip ekowisata untuk menjaga kelestarian lingkungan alam sebagai potensi dasar dari wisata bahari. Pengembangan harus dapat memenuhi harapan wisatawan.Harapan

Dariusman Abdillah: Pengembangan Wisata Bahari di Pesisir Pantai Teluk Lampung halaman: 45 – 66

51

wisatawan dapat diketahui memenuhi atau melebihi melalui tanggapannya terharapan. Chandler dalam hadap kondisi eksisting daerah Rangkuti (2002:3) mentujuan wisata dan selanjutnya definisikan bahwa strategi menyusun strategi pengemmerupakan alat untuk bangan dalam meningkatkan mencapai tujuan perusahaan kualitasnya sehingga yang dalam kaitannya tujuan jangka menjadi harapan wisatawan, panjang, program tindak lanjut target kunjungan wisatawan serta prioritas alokasi sumber yang ingin dicapai oleh daya. pemerintah pusat, daerah dan Strategi dalam pengemjuga pengelola serta bangan wisata bahari di pesisir masyarakat sekitar daerah Teluk Lampung harus memperhatikan faktor-faktor tujuan wisata dapat terwujud. internal dan eksternal untuk Pengembangan adalah suatu proses atau cara menjadikannnya lebih baik dari menjadikan sesuatu menjadi kondisi saat ini dengan tetap maju, baik, sempurna, dan memperhatikan kelestarian berguna (Suwantoro, 1997: alam dengan ikut mensejah88-89). Suwantoro (1997:74) terakan masyarakat yang ada disekitarnya. menyebutkan beberapa bentuk produk pariwisata alternatif METODE yang berpotensi untuk dikembangkan, yaitu: PariPenelitian ini diangkat dari hasil penelitian Pewisata budaya (cultural tourism), ekowisata (econingkatan Performa Daya Tarik tourism), pariwisata bahari Wisata Bahari Untuk (marine tourism), pariwisata Menunjang Pengembangan petualangan (adventure Destinasi Wisata di Lampung. tourism), pariwisata agro Analisis selanjutnya adalah (agrotourism), pariwisata analisis SWOT sebagai bentuk analisis kualitatif. Analisis perdesaan (village tourism), gastronomi (culinary tourism), SWOT diketahui sebagai suatu pariwisata spiritual (spiritual bentuk analisis yang tourism) dan lainnya. membandingkan antara faktor Goeth dan Davis yang internal dengan faktor dikutip Tjiptono (2000:51) eksternal. Rangkuti dalam menyatakan bahwa kualitas Arsyadha, (2002:56) menyatamerupakan suatu kondisi kan bahwa kekuatan dan dinamis yang berhubungan kelemahan lebih banyak terjadi dengan produk, jasa, manusia, di lingkungan dalam (internal), proses, dan lingkungan yang sedangkan kesempatan dan 52 Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol. 1 No. 1 Juni 2016

ancaman banyak terjadi di luar lingkungan. Metode analisis ini mendasarkan pada logika yang tujuannya untuk memaksimalkan potensi dan kesempatan namun secara bersamaan dapat meminimalisir kendala dan ancaman dengan harapan akan memberikan keluaran berupa target dan perlakukan untuk mencapai tujuan. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) akan mengkaji faktor-faktor internal (kekuatan, kelemahan) dan eksternal (kesempatan, ancaman) yang ada di daerah tujuan wisata. Hasil analisis ini diharapkan akan mengambarkan pandangan dasar mengenai strategi yang diperlukan untuk mengembangkan daerah tujuan wisata di pesisir Teluk Lampung agar lebih baik dari saat ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Pesisir pantai Teluk Lampung merupakan suatu kawasan yang banyak menyimpan potensi wisata bahari dengan segala pesonanya. Secara administratif wilayah ini masuk dalam pemerintahan tingkat satu Provinsi Lampung dan tiga pemerintahan tingkat dua yaitu Kabupaten Lampung Selatan dengan ibukota Kalinda, Kotamadya Bandar Lampung dengan ibukota

Bandar Lampung, dan Kabupaten Pesawaran dengan Ibukota Gedong Tataan.

1.

Kondisi eksisting Tiga lokasi daerah tujuan wisata di kawasan pesisir Teluk lampung

Tiga lokasi daerah tujuan wisata di kawasan pesisir Teluk lampung yang dijadikan lokus penyebaran kuesioner dan pengamatan lapangan adalah Pantai pasir Putih, Pantai Mutun, dan Pantai Sari Ringgung.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Pesisir Selatan Provinsi Lampung (sumber. Google map)

1.1

Pantai Pasir Putih Secara adminsitratif Pantai Pasir Putih masuk dalam wilayah Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan,dan secara astronomis terletak pada koordinat 5°31'54.26"S, 105°21'26.63"E. Pantai yang

Dariusman Abdillah: Pengembangan Wisata Bahari di Pesisir Pantai Teluk Lampung halaman: 45 – 66

53

dikelola oleh Angkatan keluarga anggota ABRI. Bersenjata Republik Indonesia Sarana pendukung lainnya ini sebelumnya merupakan seperti toilet, peralatan untuk tempat latiha...


Similar Free PDFs