Penggunaan Huruf Athaf dalam Al-Qur'an PDF

Title Penggunaan Huruf Athaf dalam Al-Qur'an
Author Saddam Fachri
Pages 9
File Size 1.3 MB
File Type PDF
Total Downloads 202
Total Views 306

Summary

UIN RADEN MAS SAID RESUME Implikasi Huruf Athaf ‫و‬, ‫ف‬, ‫ثم‬, ‫ او‬dalam Al-Qur’an Author: Muhammad Saddam Fachri Ridlo Resume Advisor:Prof. Dr. Nashruddin Baidan A. Pendahuluan Pembahasan mengenai Al-Qur’an, maka ada beberapa hal yang tidak dapat dipisahkan, salah satunya ialah tidak dapat dipung...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Penggunaan Huruf Athaf dalam AlQur'an Saddam Fachri

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

T IPOLOGI AYAT-AYAT T ENTANG KEHENDAK T UHAN DALAM Ahmad Hamimi

KUMPULAN MAKALAH MATA KULIAH MAI UNISMA BEKASI muhammad wijdan Int i Ajaran Islam Aksan Hamzah

UIN RADEN MAS SAID RESUME Implikasi Huruf Athaf ‫و‬, ‫ف‬, ‫ثم‬, ‫ او‬dalam Al-Qur’an

Author: Muhammad Saddam Fachri Ridlo Resume Advisor:Prof. Dr. Nashruddin Baidan

A. Pendahuluan Pembahasan mengenai Al-Qur’an, maka ada beberapa hal yang tidak dapat dipisahkan, salah satunya ialah tidak dapat dipungkiri bahwa Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab. Oleh karenanya perlu adanya suatu ilmu yang digunakan untuk memahami bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an tersebut, salah satunya ilmu nahwu. Dalam pembahasan kali ini penulis akan mengupas mengenai salah satu bagian dari ilmu nahwu tersebut yaitu huruf athaf. Namun penulis tidak akan membahas secara mendalam tentang kaidah-kaidah huruf athaf tersebut dari segi nahwu. Melainkan penulis lebih fokus terhadap pembahasan tentang bagaimana implikasi huruf athaf yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Pembahasan implikasi huruf athaf pada artikel ini akan dijelaskan beberapa kaidah saja yang disekiranya perlu dibahas saja.

B. Implikasi Huruf athaf dalam Al-Qur’an a. Huruf athaf (‫)و‬ Pada pembahasan implikasi huruf athaf ‫ و‬ini penulis akan memaparkan salah satu kaidah, yaitu ialah kaidah huruf athaf ‫ و‬yang berfungsi mengkhususkan sesuatu yang umum sehingga berkonotasi sebagai penunjuk sesuatu yang 1

memiliki keutamaan. Seperti contoh dalam QS. Al-Baqarah: 238 sebagai berikut:

‫ا ص ط س ط‬ ‫ا و س ا ا ص‬ ‫اّْ اٰ ط‬ ‫ُِ اْ وُ سْٰى‬ ٰ ّْ‫ا‬ ‫و‬ ِ ُ ‫َ ةاُُِا ََى‬ ‫ة‬ ‫ة‬

Peliharalah semua salat dan salat wustha..(QS. Al-Baqarah: 238) Pada ayat tersebut terdapat huruf athaf ‫ و‬diantara kata ِ ‫َّل وٰ ت‬ ‫ لَ ص‬dan kata ‫ّ وَِٰت سلَ وْٰ وسٰى‬ ‫لَ ص‬. Jika diamati dengan saksama, pada ayat

tersebut

‫و‬

athaf

memiliki

peran

yakni

mengkhususkan sesuatu yang umum. Lihat pada kata ِ ‫َّل وٰ ت‬ ‫ لَ ص‬, kata ِ ‫َّل وٰ ت‬ ‫ لَ ص‬pada ayat tersebut masih bermakna umum, karena tidak memiliki maksud untuk mengkhususkan makna pada salah satu sholat. Kemudian kata setelah ‫ و‬athaf yaitu ِ‫ّ وَٰ ت‬ ‫لَ ص‬ ‫ سلَ وْٰ وسٰى‬memiliki makna khusus, yang menunjuk kepada salah satu sholat saja, yaitu sholat Ashar sebagaimana pendapat kebanyakan para ulama. Dengan begitu fungsi ‫ و‬athaf sebagaimana kaidah diatas yakni mengkhususkan makna yang umum berarti berkonotasi sebagai penunjuk sesuatu yang memiliki keutamaan. Maka dari kaidah tersebut dapat ditarik maksud dari ayat tersebut bahwasannya ‫ّ وَِٰت سلَ وْٰ وسٰى‬ ‫لَ ص‬ 2

atau sholat ashar memiliki keutamaan yang lebih tinggi daripada ِ ‫َّل وٰ ت‬ ‫ لَ ص‬yaitu sholat-sholat yang lain. Hal tersebut dapat dipahami dengan penggunaan ‫ و‬athaf pada susunan ayat tersebut. b. Huruf athaf (‫)ف‬ Pada pembahasan implikasi huruf athaf ‫ ف‬ini penulis akan memaparkan salah satu kaidah saja, yaitu kaidah huruf athaf ‫ ف‬yang berfungsi sebagai penjelasan terhadap sesuatu makna yang terjadi secara berurutan dan langsung. Seperti contoh dalam QS. Yasin: 82 sebagai berikut: ‫ص ا اس و ه ا اا ا ا س ا سص و س ا اه و س ا ا و س و‬ َُُُِ ُْ َٗ َُُّ ُ‫ةاَّاا اُْ آ ةاَاا اَاَ شَ ـٔۖاا‬ Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. (QS. Yasin: 82) Ayat tersebut nampak pemakaian ‫ ف‬athaf yang melekat pada kata ُ‫َلَل وُ سٰ و‬. Lihatlah ayat tersebut dengan saksama, maka akan muncul sebuah pertanyaan bahwasannya mengapa Allah SWT menggunakan athaf ‫ ف‬dan tidak menggunakan athaf ‫ثم‬. Pertanyaan semacam itu dapat dijawab jika kita telah mengetahui kaidah daripada penerapan athaf ‫ ف‬dalam ayat 3

tersebut. Dengan kaidah athaf ‫ ف‬yang telah disebutkan di atas, maka dapat dimengerti bahwasannya apabila Allah SWT menghendaki sesuatu maka cukup baginya mengucapkan ُ‫ وُ سْ َلَل وُ سٰ و‬yang bermakna jadi maka jadilah. Dengan begitu maka dapat dipahami bahwa kehendak Allah terhadap penciptaan sesuatu berlangsung seketika itu juga, tidak perlu adanya proses penciptaan yang panjang serta perlahan-lahan. Apabila ayat tersebut menggunakan athaf ‫ثم‬, maka konotasi yang dipahamipun akan berbeda. Seperti itulah fungsi dan pentingnya penggunaan athaf ‫ ف‬pada ayat tersebut. c. Huruf athaf (‫)ثم‬ Pada pembahasan implikasi huruf athaf ‫ ثم‬ini penulis akan memaparkan salah satu kaidah saja, yaitu kaidah huruf athaf ‫ ثم‬yang berfungsi sebagai penjelasan terhadap sesuatu makna yang terjadi secara berurutan dan perlahan. Seperti contoh dalam QS. Al-Ankabut: 57 sebagai berikut: ‫ا ا و س‬ ‫و اسا و ا و ا‬ ‫و ل اس‬ ُُ‫كّ ّْ سٍ َإِىُُ اْ اَ سُِةت ثصم ةاَْْا ُ سَُُ س‬ Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan. (QS. Al-Ankabut: 57) 4

Redaksi ayat di atas ialah tentang setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati, dan hanya kepada Allah saja tempat dikembalikannya. Dalam ayat tersebut nampak penggunaan huruf athaf ‫ثم‬. Athaf ‫ ثم‬tersebut diapit diantara dua kalimat yaitu ِ dengan ‫ لتَل سََلا ُ و سْ لَُو سُٰل‬. ‫وُ لّ َل سْ سٍ ذل ِل ىَٕلُو سلَ لَ سٰ ت ت‬ Kehadiran athaf ‫ ثم‬pada ayat tersebut apabila ditinjau dari segi kaidah yang telah disebutkan sebelumnya yakni berfungsi sebagai penjelasan terhadap suatu makna yang terjadi secara berurutan dan secara perlahan atau melalui proses yang panjang. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan redaksi yang ada pada ayat tersebut, bahwa ayat tersebut berbicara mengenai setiap yang bernyawa pasti akan mati dan kemudian dikembalikan kepada Allah SWT. Jika kita amati secara saksama, redaksi ayat tersebut terkesan menjelaskan kronologi kejadian, yang dimana makhluk yang bernyawa tersebut pasti melewati proses yang panjang sejak pertama kali makhluk tersebut diciptakan sampai ajal menjemputnya. Setelah

ajal

menjemput

makhluk

tersebut,

kemudian

segalanya akan dikembalikan kepada Allah SWT. Allah SWT menggambarkan perjalanan makhluk bernyawa tersebut dari sejak ia diciptakan sampai ia dikembalikan kepada-Nya 5

menggunakan athaf ‫ثم‬. Karena dengan penggunaan athaf ‫ثم‬ tersebut dapat dipahami bahwa kehidupan makhluk yang bernyawa itu tidaklah singkat, namun penuh dengan proses yang panjang, serta berurutan. Hal ini berbanding terbalik dengan kaidah athaf ‫ ف‬seperti yang dijelaskan sebelumnya. d. Huruf athaf (‫)او‬ Pada pembahasan implikasi huruf athaf ‫ لو‬ini penulis akan memaparkan salah satu kaidah saja, yaitu kaidah huruf athaf ‫ لو‬yang berfungsi sebagai pemberitahuan terhadap sesuatu makna yang dapat dipilih salah satunya. Seperti contoh dalam QS. Al-Mu’minun: 6 sebagai berikut: ‫ا‬ ‫ا‬ ‫س ا س ا ا ا س اس ا و و س اص و س ا س و ا و س س ا‬ ‫اصّا اََلى ا سْ ا‬ ‫اَ ةِم او ْا َُْْ اَّاُّْ ِ ةاُّْ َُْ ُْٰ ةْْۚن‬ ‫و‬ ‫ة‬ ‫ة‬ kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela. (QS. Al-Mu’minun: 6) Ayat tersebut menjelaskan kebolehan menggunakan kemaluannya terhadap istri-istrinya atau hamba sahaya yang dimilikinya. Ayat tersebut merupakan pengecualian terhadap ayat sebelumnya yang memiliki redaksi bahwasannya perintah untuk menjaga kemaluannya, namun perintah 6

tersebut masih terlalu umum untuk dipahami. Kembali pada pembahasan QS. Al-Mu’minun: 6 tentang penggunaan athaf ‫لو‬, athaf ‫ لو‬tersebut memiliki kaidah sebagai penunjuk terhadap suatu makna yang dapat dipilih salah satunya atau dapat dimaknai bahwa athaf ‫ لو‬pada ayat tersebut digunakan untuk memberi opsi pilihan. Terlihat athaf ‫ لو‬terhimpit diantara dua kata, yaitu ‫لَ تِ سم‬ ‫ ل ل سْ لو ت‬yang bermakan istri-istri dan ‫ لَا لََل لُ س‬yang bermakna hamba sahaya. Dengan begitu ‫ْ ل ل سْ لَاَو وِ سم‬ maka dapat dipahami bahwa diperbolehkannya menggunakan kemaluan terhadap isteri atau terhadap hamba sahaya yang kita miliki. Allah menggunakan athaf ‫ لو‬pada ayat tersebut supaya

terkesan

bahwa

opsi

alternatif

dilarangnya

penggunaan kemaluan adalah opsi terbaik yang Allah berikan.

Sitasi 1. Ni’mah, Fuad. 2011. Kaedah Bahasa Arab. Darussalam Publishing. Medan. 2. Muhammad Yusuf Ismail Suardi Wekke. 2018. Bahasa Arab Bahasa Al-Qur’an. Deepublish. Papua Barat. 3. Asriyah. 2017. Waw Athaf dalam Al-Qur’an. Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauuddin. Makasar. 7...


Similar Free PDFs