Penggunaan QSPM dalam Analisis Strategi Minimarket Indomaret PDF

Title Penggunaan QSPM dalam Analisis Strategi Minimarket Indomaret
Author Ahmad Yusuf
Pages 12
File Size 366.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 39
Total Views 105

Summary

Penggunaan QSPM dalam Analisis Strategi Minimarket Indomaret ADE SONNY MARTIN AHMAD YUSUF ALFIN ANUGERAH ZAIDAN ARGADO VRITS SITOMPUL ARYO PRABOWO Profil Indomaret Indomaret pertama kali didirikan pada tahun 1988 oleh PT Indomarco Prismatama. PT Indomarco Prismatama merupakan bagian dari Indomarco G...


Description

Penggunaan QSPM dalam Analisis Strategi

Minimarket Indomaret

ADE SONNY MARTIN AHMAD YUSUF ALFIN ANUGERAH ZAIDAN ARGADO VRITS SITOMPUL ARYO PRABOWO

Profil Indomaret Indomaret pertama kali didirikan pada tahun 1988 oleh PT Indomarco Prismatama. PT Indomarco Prismatama merupakan bagian dari Indomarco Group yang dapat dikatakan sebagai pemain besar di industri retail. Pada mulanya Indomaret membentuk konsep penyelenggaraan gerai yang berlokasi di dekat hunian konsumen, menyediakan berbagai kebutuhan pokok maupun kebutuhan sehari-hari, melayani masyarakat umum yang bersifat majemuk, serta memiliki luas toko sekitar 200 m 2. Seiring dengan perjalanan waktu dan kebutuhan pasar, Indomaret terus menambah gerai di berbagai kawasan perumahan, perkantoran, niaga, wisata, dan apartemen.

9000

Perkembangan Gerai Indomaret periode 2004-2010

8000 7000

6006

6000

4955

5000

2000 1000

3093 2425

1857 1425 1401 1072 1018 730 1000 785 671 500518

1804 1289

4637

3058

2156 1736

5071

4041

3892

4000 3000

7868 7245

1897

2608

2797

1965

0 2004

2005

2006

2007 Waralaba

2008

2009

Perusahaan

2010

2011

2012

2013 (Mei 2013)

Total

Saat ini Indomaret berkembang sangat pesat dengan jumlah gerai mencapai lebih dari 7.868 di wilayah Jawa, Madura, Bali, Sumatra, dan Sulawesi. Jumlah gerai tersebut dengan komposisi 40% milik franchisee dan 60% gerai milik perusahaan. Sebagian besar pasokan barang dagangan untuk seluruh gerai berasal dari 17 pusat distribusi Indomaret yang menyediakan lebih dari 4.800 jenis produk.

Pendahuluan Analisis dan pemilihan strategi sebagian besar melibatkan pengambilan keputusan subjektif berdasarkan informasi objektif. Strategi, tujuan dan misi perusahaan ditambah dengan informasi audit eksternal dan internal, memberikan landasan untuk menciptakan serta mengevaluasi strategi alternatif yang masuk akal. Para penyusun strategi tidak pernah dapat mempertimbangkan seluruh alternatif yang dapat menguntungkan perusahaan karena akan sangat banyak tindakan yang mungkin dan tak terbatasnya cara untuk menerapkan tindakan-tindakan tersebut. Oleh karena itu, serangkaian strategi alternatif paling menarik yang bisa dikelola harus dikembangkan. Keuntungan, kerugian, trade-off, biaya, dan manfaat strategi-strategi ini harus ditentukan. Teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan dalam kerangka pengambilan keputusan tiga tahap, yaitu tahap input, tahap pencocokan dan tahap keputusan sebagaimana gambar berikut:

Tahap 1 dari kerangka perumusan terdiri atas External Factor Evaluation (EFE) Matrix, Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix, dan Competive Profile Matrix (CPM). Tahap 2 berfokus pada penciptaan strategi yang masuk akal dengan memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal utama. Teknik pada tahap 2 meliputi Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) Matrix, Strategic Position and Action Evaluation (SPACE) Matrix, Boston Consulting Group (BCG) Matrix, InternalExternal (IE) Matrix, dan Grand Strategy Matrix. Sedangkan pada tahap 3, hanya melibatkan satu teknik saja, yaitu Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). QSPM menggunakan informasi input dari tahap 1 untuk secara objektif mengevaluasi strategi-strategi alternatif yang diidentifikasi dalam tahap 2.

Tahap Input Tahap input merupakan tahapan paling awal dari kerangka analitis perumusan strategi, tahap ini menyajikan informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Pada tahap ini teknik yang diperlukan adalah berupa External Factor Evaluation (EFE) Matrix, Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix, dan Competive Profile Matrix (CPM). EFE Matrix adalah suatu alat analisis yang memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, social, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hokum, teknologi, dan kompetitif. EFE Matrix dari Indomaret menurut penulis dapat diringkas sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6

1

Opportunities Pangsa pasar yang masih sangat luas di Indonesia Minat konsumen terhadap Indomaret cukup tinggi Daya beli masyarakat yang masih tinggi Citra yang melekat pada masyarakat. Misal warna biru identik dengan kesan murah Adanya pasar bebas mendorong bisnis franchise berkembang Adanya peluang kerja sama dengan perusahaan lain dalam menyediakan alternatif penyediaan barang/jasa. Misal tiket KAI, vocer listrik PLN Threats Munculnya pesaing-pesaing baru dengan segmentasi yang sama maupun berbeda

Bobot 0.15 0.10 0.08 0.07

Nilai 4 3 3 3

Total 0.60 0.30 0.24 0.21

0.09 0.10

3 3

0.27 0.30

0.11

2

0.22

2 3 4 5 6

Peraturan pemerintah Masyarakat yang kritis terhadap harga Pertumbuhan ekonomi Kondisi politik Adanya layanan belanja online pada perusahaan pesaing seperti Carrefour

0.04 0.04 0.07 0.05 0.02

3 3 2 2 3

0.12 0.12 0.14 0.10 0.06

7

Kondisi geografis Indonesia yang beragam menyulitkan distribusi barang.

0.08

2

0.16

FINAL SCORE

1.00

2.84

Setelah faktor eksternal, tahapan selanjutnya adalah membuat Competitive Profile Matrix (CPM) untuk mengidentifikasi pesaing-pesaing utama suatu perusahaan serta kekuatan dan kelemahan khusus mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis Indomaret. Dalam membuat CPM, penulis membandingkan Indomaret dengan dua waralaba minimarket sejenis yaitu Alfamart dan Circle K. CPM dari Indomaret terhadap kedua pesaing tersebut adalah sebagai berikut:

INDOMARET FAKTOR

Pangsa Pasar Pelayanan Jumlah Gerai Daya Saing Harga Jam Operasi Loyalitas Konsumen Manajemen Variasi Produk Fasilitas Pendukung Lokasi Score

ALFAMART

CIRCLE K

BOBOT

0.14 0.1 0.12 0.1 0.07 0.1 0.08 0.07 0.09 0.13 1

Peringkat

Skor

Peringkat

Skor

Peringkat

Skor

3 3 4 3 3 3 3 4 3 3

0.42 0.3 0.48 0.3 0.21 0.3 0.24 0.28 0.27 0.39 3.19

3 4 3 3 3 3 3 3 3 3

0.42 0.4 0.36 0.3 0.21 0.3 0.24 0.21 0.27 0.39 3.1

2 3 2 2 4 2 3 3 2 2

0.28 0.3 0.24 0.2 0.28 0.2 0.24 0.21 0.18 0.26 2.39

Setelah membuat EFE Matrix dan CPM, langkah selanjutnya adalah membuat IFE Matrix. IFE Matrix merupakan ringkasan dan evaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dari suatu usaha. Matriks ini juga memberikan dasar untuk mengenali dan mengevaluasi hubungan di antara bidang-bidang ini. IFE Matrix dari Indomaret adalah sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5

Strengths Pertumbuhan gerai cukup tinggi Penempatan lokasi pusat distribusi Indomaret cukup strategis Harga kompetitif Produk dan jasa yang ditawarkan beragam Tingkat upah karyawan cukup rendah pelopor waralaba di Indonesia Investasi franchise yang ditawarkan sangat kompetitif Teknologi terkait pendistribusian barang sudah baik Weaknesses Tidak ada standar penampilan gerai Kurang dikenal di beberapa daerah belum bersertifikasi ISO produk yang ditawarkan terbatas kebutuhan pokok Masih adanya kecurangan yang dilakukan pegawai FINAL SCORE

Bobot 0.12 0.06 0.10 0.07 0.06 0.05 0.08 0.07

Nilai 4 4 4 4 3 3 4 3

Total 0.48 0.24 0.40 0.28 0.18 0.15 0.32 0.21

0.08 0.06 0.10 0.08 0.07 1.00

1 2 1 2 2

0.08 0.12 0.10 0.16 0.14 2.86

Setelah memperhatikan data inputan, penulis sementara mengambil kesimpulan bahwa keuntungan kompetitif Indomaret adalah dalam hal harga, jumlah gerai, dan distribusi yang handal.

Tahap Pencocokan Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri atas lima teknik yang dapat digunakan, yaitu : Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) Matrix, Strategic Position and Action Evaluation (SPACE) Matrix, Boston Consulting Group (BCG) Matrix, Internal-External (IE) Matrix, dan Grand Strategy Matrix. Alat-alat ini bergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap input untuk memadukan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokkan factor-faktor keberhasilan penting internal dan eksternal merupakan kunci untuk menciptakan strategi alternatif yang masuk akal. SWOT Matrix SWOT Matrix adalah sebuah alat analisis pencocokan yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi: yaitu Strategi SO (Strength-Opportunities), Strategi WO (Weakness-Opportunity), Strategi ST (Strength-Threats), dan Strategi WT (Weakness-Threats). Setelah diketahui Strength-Weakness dan Opportunity-Threat dari Indomaret, kami merumuskan beberapa strategi untuk masing-masing kombinasi elemen menggunakan matriks SWOT sebagai berikut:

Fraud dari Pegawai

Produk terbatas

Belum ISO

Kurang Dikenal

Penampilan Gerai

Teknologi Distribusi

Investasi Franchise

WEAKNESS Pelopor Waralaba

Tingkat Upah Karyawan

Produk dan Layanan

Harga

Lokasi Pusat Distribusi

SWOT Matrix

Pertumbuhan Gerai

STRENGTH

OPPORTUNITY

Pangsa Pasar Minat Konsumen Daya Beli Tinggi Citra yang Melekat Pasar Bebas Peluang Kerja Sama

1) Pemberian diskon atas produk tertentu (non kebutuhan pokok) (S3, O3) 2) Kerja sama dengan perusahaan penerbangan (penjualan tiket pesawat) (S4, O6)

1) Penggencaran Iklan (W2, O1) 2) Penambahan Produk non kebutuhan pokok (W4, O3)

3) Kerjasama dengan perusahaan lain terkait penyediaan barang-barang kebutuhan pokok (S3, O4)

Pesaing Baru

THREAT

Peraturan Pemerintah Kritisi Harga Pertumbuhan Ekonomi Kondisi Politik Layanan Belanja Online Kondisi Geografis Indonesia

1) Penyediaan layanan antar (S1, T6)

1) Perbaikan pelayanan seperti layanan prima sapa Indomaret (W3, T1)

2) Pembangunan Pusat Distribusi baru (S2, T7) 3) Penggiatan minimarket franchise (S1, T2)

2) Perubahan Tampilan Gerai menjadi ala convenience Store (W1, T1)

IE Matrix IE Matrix merupakan salah satu instrumen manajemen strategis untuk menganalisa kondisi perusahaan dan langkah strategis apa yang harus diambil. IE Matrix didasari pada dua dimensi kunci : 1) total rata-rata tertimbang Internal Factor Evaluation (IFE) pada sumbu x, dan 2) total rata-rata tertimbang Eksternal Factor Evaluation (EFE) pada sumbu y. Nilai Internal Factors Evaluation Indomaret seperti pada IFE matriks pada bagian sebelumnya adalah 2,86 sedangkan nilai Eksternal Factors Evaluation memiliki skor 2,84, maka Matriks IE Indomaret akan terlihat sebagai berikut :

Skor Bobot Total EFE 4, 0

3, 0

2, 0

1, 0

Skor 3, 0 Bobot Total IFE 2, 0

1, 0 Dalam Matriks Internal-Eksternal Indomaret diposisikan di sel V. Ini berarti Indomaret digambarkan sebagai menjaga dan mempertahankan (hold and maintain). Penetrasi pasar dan pengembangan produk bisa menjadi strategi yang paling tepat bagi perusahaan ini.

SPACE Matrix Selain analisis menggunakan SWOT Matrix dan IE Matrix, alat pencocokan lain yang tidak kalah penting adalah SPACE Matrix. Matrix ini merupakan kerangka empat kuadran yang menunjukkan apakah strategi agresif, konservatif, defensive, atau kompetitif yang paling sesuai untuk Indomaret.

Ordinat (y)

Axis (x)

SPACE Matrix dari Indomaret adalah sebagai berikut

Internal Strategic Position Competitive (CA) Harga kompetitif

External Strategic Position Points Industry (IS) -1 Penempatan lokasi pusat distribusi Indomaret cukup strategis

Produk dan jasa yang ditawarkan beragam

-2 Adanya peluang kerja sama dengan perusahaan lain dalam menyediakan alternatif penyediaan barang/jasa, Misal tiket KAI, vocer listrik PLN -1 Teknologi terkait pendistribusian barang sudah baik -1.33 Average 4.33 Points Environmental (ES) 5 Adanya pasar bebas mendorong bisnis franchise berkembang

Minat konsumen terhadap Indomaret cukup tinggi Average Total Axis Score (CA+IS) Financial (FS) Tingkat upah karyawan cukup rendah Investasi franchise yang ditawarkan sangat kompetitif Pertumbuhan gerai cukup tinggi Average Total Ordinat Score (FS+ES)

6 Masyarakat yang kritis terhadap harga 6 Pertumbuhan ekonomi 5.67 Average 4

Berdasarkan perhitungan SPACE Matrix, Indomaret berada di Kuadran I (4.33, 4.00), hal ini berarti bahwa Indomaret berada dalam posisi yang sangat bagus untuk memanfaatkan berbagai kekuatan internalnya untuk menarik keuntungan dari peluangpeluang eksternal, mengatasi kelemahan internal, dan menghindari beragam ancaman eksternal. Oleh karenanya, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, diversifikasi, atau strategi kombinasi kesemuanya

itu

masuk

akal

untuk

dipilih,

bergantung pada situasi khusus yang dihadapi oleh Indomaret.

Points 5 6

6 5.67 Points -2 -1 -2 -1.67

Tahap Keputusan Analisis dan intuisi menjadi landasan bagi pengambilan keputusan perumusan strategi. QSPM merupakan langkah terakhir dalam kerangka analitis perumusan strategi. Teknis ini secara objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik. QSPM menggunakan analisis input dari tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis tahap 2 untuk secara objektif menentukan strategi mana yang hendak dijalankan di antara strategi-strategi alternatif. Berdasarkan hasil pencocokan dari 3 alat analisis yang digunakan (SWOT Matrix, IE Matrix, dan SPACE Matrix), kami berpendapat bahwa strategi yang harus dijalankan adalah berupa penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan strategi alternatif yang telah disusun pada saat membuat SWOT matrix, kami mengambil 4 strategi untuk diperbandingkan menggunakan QSPM. Strategi alternatif yang kami bandingkan adalah sebagai berikut: 1. Strategi 1

: Pemberian diskon atas produk tertentu (non kebutuhan pokok)

2. Strategi 2

: Penggencaran iklan

3. Strategi 3

: Penyediaan layanan antar

4. Strategi 4

: Perbaikan pelayanan seperti layanan prima sapa Indomaret

Hasil dari perbandingan menggunakan teknik QSPM adalah sebagai berikut:

QSPM Matrix Faktor-faktor Utama Bobot Strength 1 Pertumbuhan gerai cukup tinggi 0.12 2 Penempatan lokasi pusat distribusi Indomaret 0.06 cukup strategis 3 Harga kompetitif 0.10 4 Produk dan jasa yang ditawarkan beragam 0.07 5 Tingkat upah karyawan cukup rendah 0.06 6 pelopor waralaba di Indonesia 0.05 7 Investasi franchise yang ditawarkan sangat 0.08 kompetitifterkait pendistribusian barang sudah 8 Teknologi 0.07 Weaknessbaik 1 Tidak ada standar penampilan gerai 0.08 2 Kurang dikenal di beberapa daerah 0.06 3 belum bersertifikasi ISO 0.10 4 produk yang ditawarkan terbatas kebutuhan 0.08 pokok 5 Masih adanya kecurangan yang dilakukan 0.07 pegawai Opportunity 1 Pangsa pasar yang masih sangat luas di Indonesia 0.15 2 Minat konsumen terhadap Indomaret cukup 0.10 tinggibeli masyarakat yang masih tinggi 3 Daya 0.08 4 Citra yang melekat pada masyarakat, Misal warna 0.07 biru identik dengan kesan murah 5 Adanya pasar bebas mendorong bisnis franchise 0.09 berkembang 6 Adanya peluang kerja sama dengan perusahaan 0.10 lain dalam menyediakan alternatif penyediaan barang/jasa, Misal tiket KAI, vocer listrik PLN Threats Munculnya pesaing-pesaing baru dengan 0.11 1 segmentasi yang sama maupun berbeda 2 Peraturan pemerintah 0.04 3 Masyarakat yang kritis terhadap harga 0.04 4 Pertumbuhan ekonomi 0.07 5 Kondisi politik 0.05 6 Adanya layanan belanja online pada perusahaan 0.02 pesaing seperti Carrefour 7 Kondisi geografis Indonesia yang beragam 0.08 menyulitkan distribusi barang,

TOTAL

Diskon atas Produk Tertentu

Penggencaran Iklan

Penyediaan Layanan Antar

Perbaikan Pelayanan kepada Pelanggan

AS

TAS

AS

TAS

AS

TAS

AS

TAS

1 1

0.12 0.06

4 3

0.48 0.18

3 4

0.36 0.24

2 2

0.24 0.12

4 3 2

0.4 0.21

0.3 0.28

0.28

1 1 1

0.1 0.07

0.21

2 2 4

0.2 0.14

0.14

3 4 3

3 -

0.18 -

4 -

0.24 -

1 -

0.06 -

2 -

0.12 -

2 2 4 4

0.3 0.2 0.32 0.28

4 3 1 3

0.6 0.3 0.08 0.21

3 4 3 1

0.45 0.4 0.24 0.07

1 1 2 2

0.15 0.1 0.16 0.14

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4

0.44

2

0.22

3

0.33

1

0.11

4 4 -

0.16 0.28 -

3 3 -

0.12 0.21 -

2 2 -

0.08 0.14 -

1 1 -

0.04 0.07 -

2

0.16

1

0.08

4

0.32

3

0.24

3.25

3.43

3.31

0.07

1.49

dari hasil perhitungan kuantitatif diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Strategi 1 : 3.25 2. Strategi 2 : 3.43 3. Strategi 3 : 3.31 4. Strategi 4 : 1.49 Berdasarkan hal tersebut diatas, urutan strategi alternatif berdasarkan nilai tertinggi adalah Strategi 2 (Penggencaran iklan) , Strategi 3 (Penyediaan Layanan Antar), Strategi 1 (Pemberian diskon atas produk non kebutuhan pokok), dan terakhir Strategi 4 (Perbaikan pelayanan kepada pelanggan).

Kesimpulan Proses perumusan dan pengambilan keputusan strategis pada dasarnya dapat di dapat diintegrasikan dalam kerangka pengambilan keputusan tiga tahap, yaitu tahap input, tahap pencocokan dan tahap keputusan. Tahap input lebih menitikberatkan kepada informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Pada tahap ini teknik yang diperlukan adalah berupa External Factor Evaluation (EFE) Matrix, Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix, dan Competive Profile Matrix (CPM). Tahap pencocokan merupakan tahap untuk menggali dan mendapatkan strategi alternatif yang masuk akal. Terakhir, tahap keputusan merupakan tahapan yang menggunakan data dan informasi yang diperoleh dari tahap input untuk mengukur secara objektif daya tarik strategi alternatif yang diperoleh dari tahap 2. Pada tahap 3 kita akan memperoleh kesimpulan, strategi alternatif manakah yang memiliki daya tarik paling tinggi kepada perusahaan. Dalam proses perumusan strategi alternatif perusahaan Indomaret, pada tahap input kami menyimpulkan bahwa Indomaret mempunyai keunggulan kompetitif berupa harga yang kompetitif, jumlah gerai yang paling banyak, dan distribusi yang handal. Pada tahap pencocokan, diperoleh hasil bahwa perusahaan Indomaret masuk ke dalam kuadran V di IE Matrix. Hal ini berarti bahwa posisi Indomaret cenderung stabil baik dari Internal maupun Eksternalnya. Setelah dilakukan analisis dengan menggun...


Similar Free PDFs