PENULISAN NASKAH DOCX

Title PENULISAN NASKAH
Author Siti Chusnul
Pages 24
File Size 375.7 KB
File Type DOCX
Total Downloads 62
Total Views 269

Summary

PENULISAN NASKAH BAB II PEMBAHASAN PENULISAN NASKAH A. Pengertian Naskah[1] Dalam menyampaikan materi kepada peserta didik, tentunya kita membutuhkan sebuah media yang dipilih. Supaya materi intruksional itu dapat disampaikan melalui media itu, materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau gam...


Description

PENULISAN NASKAH BAB II PEMBAHASAN PENULISAN NASKAH A. Pengertian Naskah[1] Dalam menyampaikan materi kepada peserta didik, tentunya kita membutuhkan sebuah media yang dipilih. Supaya materi intruksional itu dapat disampaikan melalui media itu, materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media. Naskah adalah bentuk tertulis dari pemikiran seseorang atau kelompok orang yang telah disistemasikan dan dimaksudkan untuk menyampaikan pesan (message) demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.[2] Naskah program media bermacam-macam, tiap-tiap jenis mempunyai bentuk yang berbeda. Tetapi pada dasarnya, maksud dalam naskah tersebut sama yaitu sebagai penuntun ketika kita memproduksi program media itu. Artinya, naskah tersebut menjadi penuntun kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera serta bunyi dan suara yang harus direkam. Pada umumnya, lembaran naskah dibagi menjadi dua kolom. Pada naskah media audio (radio dan kaset) kolom sebelah kiri merupakan seperempat bagian halaman dan pada kolom ini dituliskan nama pelaku, dan jenis suara yang harus direkam. Kolom sebelah kanan berisi narasi atau percakapan yang harus di baca oleh para pelaku, nama, lagu, dan suara-suara yang harus direkam. Pada naskah film bingkai, film, dan video atau TV lembar naskah itu dibagi dua sama lebar. Kolom sebelah kiri dicantumkan urutan gambar yang harus diambil kamera serta penjelasan tentang sudut pengambilan gambar itu. Pada kolom sebelah kiri itu akan dapat dibaca apakah gambar harus diambil dalam close up, medium shot, dan sebagainya. Kalau gambar harus diambil dari kiri bergerak ke kanan, atau dari bawah ke atas, atau dari jauh mendekat, dan sebaliknya, hal-hal seperti itu dijelaskan juga di kolom sebelah kiri. Di kolom sebelah kanan dituliskan narasi atau percakapan yang harus dibaca para pelaku, serta musik dan suara yang harus direkam. Dalam menuliskan naskah semua informasi yang tidak akan disuarakan (dibaca bersuara) oleh pelaku harus ditulis dengan huruf besar sementara itu, narasi dan percakapan yang akan dibaca oleh pelaku ditulis dengan huruf kecil. Ada juga yang menyatakan bahwa secara umum naskah dapat dibedakan dalam dua bentuk naskah media pembelajaran, yaitu:[3] 1. Naskah media audio dan naskah audio visual, pada media jenis audio dan audio visual, naskah dikatakan sebagai outline dari program media yang akan dibuat. Naskah merupakan pedoman tertulis yang berisi informasi dalam bentuk visual, grafis dan audio yang dijadikan acuan dalam pembuatan media. 2. Media berbasis cetakan, menulis naskah sesungguhnya merupakan kegiatan menyusun media/prototype media itu sendiri, seperti modul, dan buku ajar. Naskah untuk program media perlu disusun, karena melalui naskah, tujuan pembelajaran dan materi ajar dituangkan dengan kemasan sesuai dengan jenis media, sehingga media yang dibuat benar-benar sesuai dengan keperluan. Selain itu, naskah menjadi pedoman bagi pengguna dan terutama pembuat program. B. Treatment[4] Sebelum naskah ditulis kita harus menuliskan treatmentnya dulu. Treatment adalah uraian berbentuk esei yang menggambarkan alur penyajian program kita. Dengan membaca treatment ini kita akan dapat mempunyai gambaran tentang urutan visual yang akan nampak pada media serta narasi atau percakapan yang akan menyertai gambar itu. Bila musik dan efek suara akan digunakan, hal tersebut akan tergambar juga dalam treatment ini. Sebuah treatment yang baik selain memberi gambaran tentang urutan adegan juga memberikan gambaran suasana atau mood dari program media itu. Treatment ini biasanya digunakan oleh pemesan naskah dan penulis naskah dalam mencari kesesuaian pendapat mengenai alur penyajian program media yang akan diproduksi. Setelah treatment disetujui, treatment tersebut digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan naskah selanjutnya. Contoh: Program diawali dengan munculnya seorang siswa yang sedang memegang kamera. Dari jauh ia kelihatan sedang mengamati kamera itu; nampaknya sedang mencari-cari sesuatu. Setelah di zoom in ke medium shot nampak jelas bahwa ia sedang mencari-cari bagaimana cara membuka kamera itu untuk mengisi filmnya. Pada saat ia menemukan kunci pembuka itu dan penutup kamera sudah mulai terbuka, gambar di close up pada tangan dan kamera itu. Gambar ditahan dan disuper-impose dengan grafis yang berbunyi " bagaiman memasang film?" gambar ditahan terus sehingga credit title habis. Dari awal sampai credit title habis music mengiringi sebagai latar belakang. Dan sebagainya. C. Penulisan Naskah Audio[5] Media audio adalah sebuah media yang hanya mengandalkan bunyi dan suara untuk menyampaikan informasi dan pesan. Program audio dapat menjadi indah dan menarik karena program ini dapat menimbulkan daya fantasi pada pendengarnya. Karena itu, suatu program audio akan sangat efektif bila dengan menggunakan bunyi dan suara kita dapat merangsang pendengar untuk menggunakan daya imajinasi sehingga ia dapat memvisualkan pesen-pesan yang ingin kita sampaikan. Media audio ini meliputi radio, kaset audio dan laboratorium bahasa. Dalam menulis naskah atau skrip program audio, terlebih dahulu kita harus membuat garis besar jalannya isi naskah yang akan ditulis. Seperti yang disampaikan sebelumnya penulisan naskah ini dimaksudkan sebagai penuntun dalam proses perekaman suara. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat kita akan membuat naskah program audio, diantaranya adalah: 1. Pesan harus relevan dengan karakteristik kelompok sasaran, tidak hanya satu atau bagi segelintir individu atau kelompok tertentu. Pesan hendaknya memperhatikan kepentingan bersama. 2. Persoalan adaftasi, menjadi hal terpenting karena sebuah pesan harus sesuai dengan karakteristik orang yang berbeda-beda[6] Media audio adalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk audio atau suara dan untuk menerima informasi tersebut menggunakan indra pendengaran. Format audio yang dapat disajikan adalah suara manusia (narative), musik, lagu/vocal, dan sound efeck.[7] Berikut ini beberapa petunjuk yang perlu kita ikuti bila kita menulis naskah program media audio. 1. Bahasa. Bahasa yang digunakan didalam media audio adalah bahsa percakapan, bukan bahsa tulis. Kalimat-kalimat yang digunakan sedapat mungkin kalimat tunggal, kalimat yang pendek. Kalimat yang panjang sulit di tangkap oleh telinga. Sedapat mungkin kita menghindarkan istilah yang sulit. 2. Musik dalam program audio. Program audio hanya mengandalkan kepada bunyi dan suara saja. Agar pendengar tidak bosan mendengarkan program kita dan program kita tidak terasa kering, kita perlu menggunakan music. Fungsi music yang utama dalam hal ini adalah menciptakan suasana. Karena itu, music perlu dipilih dengan hati-hati Berikut ini berbagai jenis music yang digunakan dalam program audio. a. Musik tema. Musik tema adalah music yang menggambarkan watak atau situasi suatu program. Musik tema sering kali diulang-ulang dalam suatu program. Setiap kali watak atau situasi yang diinginkan itu ingin di tonjolkan, music tema itu diperdengarkan. Music tema dapat digunakan sebagai music pengenal...


Similar Free PDFs