PERAN FISIOTERAPI PADA MASA PANDEMI COVID-19 PDF

Title PERAN FISIOTERAPI PADA MASA PANDEMI COVID-19
Author F. Eman, SST M.Kes
Pages 38
File Size 3.8 MB
File Type PDF
Total Downloads 610
Total Views 894

Summary

PERAN FISIOTERAPI PADA MASA PANDEMI COVID-19 FAKULTAS KEPERAWATAN | UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO FRIETS EMAN, SST., M.Kes *)**) Webinar “Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19 Kerjasama LPPM dan Fakultas Keperawatan Unika De La Salle Manado Sabtu, 13 Juni 2020*) Dosen Prodi Fisioterapi Unika...


Description

Accelerat ing t he world's research.

PERAN FISIOTERAPI PADA MASA PANDEMI COVID-19 Friets Eman, SST M.Kes

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Unit Gawat Darurat Lyanda Wat ung

Puskesmas Sebagai Tangan Kanan Pemerint ah Provinsi NT B Dalam Penanganan COVID-19 Trest u Ammy Covid 19 : kumpulan perat uran perundang undangan Suharyant o Mallawa

PERAN FISIOTERAPI PADA MASA PANDEMI COVID-19 FAKULTAS KEPERAWATAN | UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO

FRIETS EMAN, SST., M.Kes *)**)

Webinar “Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19 Kerjasama LPPM dan Fakultas Keperawatan Unika De La Salle Manado Sabtu, 13 Juni 2020*) Dosen Prodi Fisioterapi Unika De La Salle Manado**)

Mengenal COVID-19

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Sumber: Pedoman P2 Covid-19 Kenenkes 2020

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

 Coronavirus merupakan virus zoonosis (ditularkan antara hewan ke manusia)  Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) ditransmisikan dari kucing luwak ke manusia, dan Middle East Respiratory (MERS) dari unta ke manusia. Covid -19, hewan sumber penularan??  Kode genetik 2019-nCoV mirip Corona virus SARSlike Kelelawar, dan mungkin bermutasi sebelum menginfeksi manusia  Covid-19 adalah penyakit jenis baru yg belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Alur Coronavirus dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia melalui transmisi kontak, transmisi droplet, rute feses dan oral (Wang et al., 2020)

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

KENAPA COVID-19 BERBAHAYA ? SARS-cov2  sangat menular Transmisi manusia ke manusia  sangat cepat dan mudah Obat  vaksin ??? W HO menetapkan kedaruratan Kesmas yg meresahkan dunia (pandemi), public health emergency of international concern 2 Maret 2020 – kasus terkonfirmasi Covid 19 di Indonesia sebanyak 2 kasus

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

BAGAIMANA PENYEBARANNYA ? Penyebaran Virus • Penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif. • Penyebaran SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin. Sumber: Han & Yang (2020), van Doremalen et al (2020); Susilo et al (2020)

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Penyebaran Virus (Lanjutan) • Menyentuh benda yg terdapat virus SARS-CoV-2 dapat bertahan pada benda mati seperti plastik , stainless steel , glass , kertas • Kontaminasi Veses

SARS-CoV-2 ditemukan pada pencemaran lingkungan yang luas pada kamar dan toilet pasien Covid-19 dengan gejala ringan. • SARS-CoV-2 juga dapat terdeteksi pada gagang pintu, dudukan toilet, tombol lampu, jendela, lemari, hingga kipas ventilasi Sumber: Ong et al (2020), van Doremalen et al (2020)

• Virus bisa bertahan selama 3 jam setelah dikeluarkan droplet Sumber : New England journal medicine, 2020 Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

SIAPA SAJA YANG BERESIKO ? Orang yang beresiko tertular  “kontak erat” dengan pasien Covid-19  Medis dan Tenaga Kesehatan yg Bersentuhan langsung dengan kasus konvirmasi Covid-19, tanpa APD sesuai standar  Orang yg berada dlm suatu ruangan dengan PDP / terkonfirmasi  Orang yg bepergian bersama (radius 1 m) dgn segala jenis alat angkut /kendaraan lainnya

Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalam pengawasan atau konfirmasi)

Sumber: Pedoman P2 Covid-19 Kenenkes 2020

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Klasifikasi • Dibagi menjadi OTG, ODP, PDP dan kasus konfirmasi.

• Kasus konfirmasi adalah pasien terinfeksi COVID-19 dengan hasil tes positif melalui pemeriksaan PCR Real Time-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) .

Sumber: Pedoman P2 Covid-19 Kenenkes 2020

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Klasifikasi (Lanjutan)

Masa inkubasi dilaporkan rata-rata 5,2 hari setelah infeksi. Tapi variasinya bisa antara 2,5 hari sampai 14 hari pasca-infeksi. Sumber: Lauer, et al. The incubation period Covid-19 2020

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

BAGAIMANA MANIFESTASI KLINIS ? • Tanda dan gejala muncul setelah masa inkubasi sekitar 5,2 hari.

• Periode onset gejala hingga terjadi kematian berkisar 6 – 41 hari dengan median 14 hari. Periode ini sangat bergantung pada sistem imun pasien. • Pasien berusia >70 tahun, periode menjadi lebih pendek. • Tanda/gejala paling umum yaitu demam, batuk dan fatigue. Tanda/gejala lainnya: produksi sputum, sakit kepala, hemoptisis, diare, dispnea, limfopenia.

Sumber: Rothan & Byrareddy (2020).

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Peran Fisioterapi Pada Masa Pandemi Covid-19

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

APA KEUNIKAN PROFESI FISIOTERAPI ?  Tidak menggunakan medikamentosa  Profesi kesehatan yg memiliki kewenangan dalam asesmen fisioterapi, diagnosis fisioterapi, rencana dan tindakan fisioterapi serta evaluasi  Pasien/klien meliputi segala usia  Orientasi pelayanan untuk memelihara, mengembangkan, memulihkan kemampuan gerak dan fungsi tubuh  Modalitas yang digunakan tidak terbatas pada aktino terapi (terapi sinar), melainkan pada exercise therapy, manual therapy, elektrotherapy, hidrotherapy  Dapat menerima klien/pasien langsung atau rujukan dari nakes lainnya

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Safe & Effective Exercise Prescripti on

Holistic, Biopsicos ocial Approach

Health Promotion Injury Prevention

Target Groups: Individual, local and national

Risk Factors and Disease Pathology

Specialist Skill and Knowledge

Prolonged time wuth patients

Various Clinical & NonClinical Settings

The Qualified Experts in Movement and Exercise

Patients Across the lifespan

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

PERAN FISIOTERAPI PADA COVID-19

Fisioterapi di Rumah Sakit • Fisioterapi akut RS, chest physiotherapy, manajemen kontak

Fisioterapi di Perawatan Komunitas • Rekomendasi untuk pasien dan keluarga

Fisioterapi di Pelayanan Primer

• Identifikasi awal kasus, triase dan Edukasi

Sumber: Perhimpunan Fisioterapi Kardiorespirasi (2020)

• Fisioterapis berperan dalam mencegah / memulihkan gangguan pernafasan dan keterbatasan aktivitas fungsional, serta komplikasi akibat Covid -19. • Fisioterapis harus menggunakan penilaian profesionalnya untuk menentukan kapan, di mana, dan bagaimana memberikan intervensi (WCPT, 2020)

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dan pertimbangan Fisioterapis antara lain adalah 1)

2) 3) 4)

5) 6)

Tetap tenang - Bacalah panduan COVID-19 saat ini dari WHO atau Kementerian Kesehatan, organisasi profesi (WCPT, APTA, APA, IFI) sehingga mempunyai wawasan dan pandangan yang objektif. Berikan informasi yang benar kepada pasien, keluarga, teman sejawat dan tim yang lain. Minimalkan paparan, sedapat mungkin terapkan social distancing dan terapkan strategi triase. Jadwalkan kembali pasien fisioterapi yang tidak mendesak. Dapat dipertimbangkan untuk memberian layanan digital dan pertimbangkan untuk menutup/menunda pelayanan apabila tidak memiliki APD yang memadai. Fisioterapis dalam memberikan pelayanannya harus selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan dengan menerapkan PPI di Fasyankes. Selalu menjaga kesehatan fisk dan mental, konsumsi nutrisi yang seimbang, istirahat dan olahraga yang cukup Sumber: Perhimpunan Fisioterapi Kardiorespirasi (2020)

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DALAM PELAYANAN FISIOTERAPI

Berdasarkan data survey didapati 83,1% fisioterapis bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) seperti di RS, Puskesmas maupun di klinik. Tindakan yang dilakukan fisioterapi lebih banyak dilakukan secara hands-on. Selama masa pandemik COVID-19 ini dilakukan berbagai pembatasan interaksi (physical distancing), karena itu diperlukan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat sebagai perlindungan tenaga fisioterapis dalam melakukan pelayanan berbasis klinis. Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Peran Fisioterapi

FISIOTERAPI DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Fisioterapi di Pelayanan Kesehatan Primer Pelayanan Fisioterapi dalam perawatan primer (praktik mandiri / praktik bersama, klinik, Puskesmas) ditekankan pada triase dan identifikasi awal kasus. 1. Melakukan tindakan perlindungan dasar setiap saat : a. Jagalah kebersihan tangan sesering mungkin dengan menggunakan antiseptik berbasis alkohol jika tangan tidak tampak kotor atau dengan sabun dan air jika tangan kotor. b. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. c. Jagalah selalu higiene pernafasan. Pada saat batuk atau bersin tutuplah dengan siku yang ditekuk atau dengan tissue dan segera buang tissue tersebut di tempat sampah. d. Kenakan masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan cuci tangan setelah membuang masker. e. Pertahankan jarak dari individu dengan gejala gangguan pernapasan f. Jika Anda mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas segera mencari bantuan medis. g. Tempatkan papan informasi tambahan di dalam dan sekitar Puskesmas/klinik/Praktik untuk mendorong cuci tangan secara teratur. h. Pastikan tersedia hand sanitiser berbasis alkohol dan/atau tempat cuci tangan yang memadai. i. Pastikan melakukan pembersihan dan sterilisasi peralatan secara teratur, terutama setelah pelayanan pasien COVID-19. Sumber: Perhimpunan Fisioterapi Kardiorespirasi (2020)

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Jika klinik tetap terbuka, Fisioterapis harus melakukan skrining aktif (mengajukan pertanyaan) dan skrining pasif (melihat gejala) pasien untuk COVID-1 Jika pasien dikhawatirkan kemungkinan mengidap COVID-19 maka : o Pisahkan pasien dari pasien lain. o Lakukan prosedur perlindungan dasar dan gunakan alat pelindung diri (APD: pakaian, sarung tangan, masker medis, dan pelindung mata) (WHO, 2020). o Sediakan tissue, masker wajah dan alkohol untuk pasien o Ikuti pedoman untuk mengatur asesmen dan intervensi fisio COVID-19. o Ikuti protokol pembersihan dan desinfeksi klinik setelah pasien meninggalkan klinik o Fisioterapis harus proaktif dalam memberikan strategi pemeliharaan kesehatan (edukasi pasien) • Tetap melakukan aktivitas fisik, meskipun di dalam dan di sekitar rumah dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi kesehatan masing-masing orang • Nutrisi yang baik penting untuk meningkatkan imunitas. Perbanyak makanan segar, buah dan sayur • Istirahat yang cukup dapat menjaga sistem kekebalan yang kuat. Orang harus disarankan untuk mempertahankan pola tidur normal dan sehat • Stress - semakin lama orang terisolasi, kesehatan mental akan semakin menderita, terutama bagi orang yang hidup sendiri. Pastikan untuk menawarkan strategi pengelolaan kesehatan mental yang baik dengan menyarankan orang untuk tetap aktif Sumber: Perhimpunan Fisioterapi Kardiorespirasi (2020) Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Keparahan Covid-19 diperkirakan disebabkan oleh tidak seimbangnya tingkat daya tahan tubuh dengan reaksi peradangan yang terjadi.

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Penelitian membuktikan Aktifitas fisik rutin dan Latihan fisik yang tepat dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga menekan reaksi peradangan serta dapat mengontrol penyakit penyerta (Comorbid)

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Peran Fisioterapi

FISIOTERAPI DI PERAWATAN KOMUNITAS

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Fisioterapi di Perawatan Komunitas o Seseorang yang dicurigai terpapar COVID-19 dengan gejala ringan, maka perawatan dapat diberikan di rumah. o WHO telah memberikan saran untuk menyediakan perawatan di rumah untuk kasus dengan gejala ringan o Kunjungan ke rumah pasien (home visit) dilakukan penjadwalan ulang sampai kondisi memungkinkan. Fisioterapis harus memaksimalkan social distancing untuk mencegah penyebaran COVID-19. Apabila terpaksa harus melakukan home visit, maka harus diperhatikan halhal berikut:     

Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan setelah melakukan sesi terapi Menghindari memegang mata, hidung, dan mulut Gunakan masker Bersihkan / disinfeksikan semua peralatan setelah digunakan Minimalkan kontak dengan pasien, dapat dipertimbangkan melakukan telemedicine

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Rekomendasi untuk pasien dan keluarga: a. Pasien harus tetap berada di ruangan yang mempunyai ventilasi yang baik (jendela dan pintu dibuka secara teratur). b. Batasi pergerakan pasien di sekitar rumah dan batasi ruang bersama. c. Ruang bersama harus mempunyai ventilasi yang baik setiap saat. d. Anggota keluarga harus tinggal di kamar yang berbeda dan menjaga jarak minimal 1m dari anggota keluarga yang sakit. e. Batasi jumlah pengasuh dan tidak ada pengunjung yang diizinkan sampai pasien pulih dan tidak memiliki tanda dan gejala lagi. f. Kebersihan tangan yang tepat sangat penting setelah kontak dengan pasien atau lingkungan terdekat mereka. g. Pasien harus memakai masker medis h. Kebersihan saluran pernapasan harus selalu dijaga - tutupi mulut atau hidung dengan tissue kertas sekali pakai ketika batuk atau bersin dan buang dengan tepat. Ketika tidak tersedia tissue, maka bersin atau batuk di siku yang ditekuk dan tidak ke tangan.

i. Pasien harus menggunakan pakaian dan peralatan makan khusus dan harus dibersihkan dengan sabun dan air setelah digunakan. j. Area kamar pasien harus dibersihkan dan didesinfeksi. k. Area kamar mandi/toilet harus dibersihkan setidaknya sekali sehari. l. Pakaian dan linen pasien dapat dicuci dengan mesin pada suhu 60 - 90 ℃. m. Semua sarung tangan dan masker yang digunakan selama isolasi perawatan di rumah harus dibuang sebagai limbah infeksius. n. Hindari paparan benda-benda yang terkontaminasi yang digunakan oleh pasien (sikat gigi, handuk, linen, mencuci pakaian, peralatan makan, dll). o. Fisioterapis yang merawat pasien di rumah harus terbiasa dan dapat memilih, menggunakan, melepas dan membuang alat pelindung diri (APD) yang tepat

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Rekomendasi untuk individu dan masyarakat: Bagaimana latihan fisik dan olahraga yang aman di tengah pandemi? Di luar ruangan / rumah

Dalam ruangan / rumah Olahraga Jalan kaki ditempat, di ruangan dengan ventilasi yang cukup Naik turun anak tangga Senam dipandu dengan video or youtube (Tai Chi atau Yoga)  Senam 10 menit Sepeda Statis Olahraga kalistenik skipping

Olahraga jogging dan bersepeda di area publik, boleh dilakukan dgn catatan : jaga jarak, pakai masker

Orang yang baru berolahraga atau tidak berolahraga dalam waktu yang lama harus memberikan perhatian ekstra jika berolahraga sambil mengenakan masker. Pantau intensitas latihan Anda dan pertahankan olahraga dengan intensitas rendah hingga sedang untuk menghindari gejala seperti pusing dan pingsan.

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Contoh latihan fisik di rumah

Agar latihan fisik betul memberikan manfaat maka lakukan dengan dosis latihan yang tepat. Konsultasikan ke fisioterapis tentang dosis latihan Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Peran Fisioterapi

FISIOTERAPI DI FASILITAS KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT LANJUT ( RUMAH SAKIT )

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

FISIOTERAPI PADA COVID-19 FASE AKUT Prosedur fisioterapi dilakukan dengan hati-hati tidak menyebabkan peningkatan beban kerja penapasan, yang dapat mengakibatkan peningkatan risiko gangguan pernapasan( respiratory distress).

 Prinsip Manajemen Fisioterapi Pernafasan  Teknik pembersihan jalan nafas. Misalnya, posisioning, Active Cycle of Breathing (ACBT), manual/ventilator hyperinflation, perkusi dan vibrassi, Positive expiratory pressure (PEP)



Oleh karena ada risiko transmisi COVID-19 melalui udara selama perawatan, maka Fisioterapis harus mempertimbangkan risiko vs manfaat intervensi yang diberikan dan melakukan tindakan pencegahan



Apabila AGPs diindikasikan dan dianggap penting, maka harus dilakukan di ruang isolasi dan fisioterapis harus mengenakan APD lengkap

 Teknik untuk memfasilitasi pembersihan sekresi. Misalnya, dibantu atau dirangsang untuk maneuver batuk dan suction  Peresepan latihan dan mobilisasi .Sumber :(David, 1991; Pryor, 1999; Catwin,2003 dan Rachael Moses, 2020), Peter Thomas, 2020)

Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

38

Kategori A: Pasien dengan ventilator, sedasi, paralisis o Pasien yang termasuk dalam kategori ini adalah pasien yang sakit kritis, dengan sedasi, dan paralisis. o Pasien dengan alat ECMO (Extra Corporeal Membrane Oxygenation) dikategorikan berdasarkan tingkat sedasi dan paralisis. o Tujuan utama intervensi Fisioterapi pada tahap ini adalah: o meminimalkan komplikasi tirah baring yang lama o memfasilitasi oksigenasi o Manajemen fisioterapi dapat mencakup : o Pasive exercise o Posisioning,  Posisi setengah duduk 30°, 45°, atau 60°  Posisi dilakukan minimal selama 30 menit dan 3 kali sehari.  Posisi tengkurap dilakukan pada pasien dengan syndrome gangguan pernafasan akut (ARDS) selama 12 jam atau lebih dalam sehari o Fisioterapis harus meminimalkan / membatasi paparan dengan pasien o Keputusan pemberian manajemen Fisioterapi harus mempertimbangkan risiko vs manfaat. o Secara rutin melakukan komunikasi dengan tim covid-19 mengenai manajemen fisioterapi. .Sumber: Ajimsha, et al., 2020

Kategori B: Pasien dengan ventilator, sedasi minimal o Rencana intervensi fisioterapi didasarkan pada tingkat kesadaran, tingkat kerjasama dan status hemodinamik pasien. o Tujuan utama intervensi fisioterapi pada tahap ini adalah : o meminimalkan komplikasi tirah baring yang lama o memfasilitasi oksigenasi o meningkatkan kemampuan fungsional o Manajemen fisioterapi dapat mencakup : o posisioning,  Posisi setengah duduk 30°, 45°, atau 60°.  Posisi ini dilakukan minimal selama 30 menit dan 3 kali sehari. 

Posisi tengkurap dilakukan pada pasien dengan syndrome gangguan pernafasan akut (ARDS) selama 12 jam atau lebih dalam sehari

o Exercise  Bed exercise  ROM exercise  Latihan dilakukan ± 1 jam setelah makan o Chest physiotherapy  Postural drainage  Breathing exercise  ACBT o Mobilisasi progresif Fakultas Keperawatan UNIKA De La Salle Manado

Kategori C. Pasien yang sadar, aktif & mandiri

- Intervensi fisioterapi meliputi : o breathing exercise (latihan pernapasan). o ACBT (Active cycle of breathing technique) o TEE (Thoracic expansion exercise) o Latihan aktif (ROM exercise),  Intensitas exercise : Borg scale ≤ 13 (skala 6 sd 20) atau < 3 METs, frekuensi 2x sehari, durasi latihan dimulai dari 3 – 5 menit, dan meningkat secara progresif hingga 15 – 45 menit/sesi  Latihan dilakukan ± 1 jam setelah makan o Stretching exercise o latihan penguatan progresif, o ambulasi progresif, - Mengembangkan program latihan secara individual berdasarkan endurance (daya tahan) pasien. - Batasi atau minimalkan paparan dengan pasien, berikan edukasi tentang program latihan (exercise) yang aman dan mendorong pasien untuk melanjutkan program latihan secara mandiri. - Tindak lanjut rutin dan memastik...


Similar Free PDFs