PERENCANAAN PENDIDIKAN DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL PDF

Title PERENCANAAN PENDIDIKAN DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Author M. Purwanto
Pages 34
File Size 3.6 MB
File Type PDF
Total Downloads 190
Total Views 510

Summary

1 PERENCANAAN PENDIDIKAN DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas Kelompok, dalam matakuliah „PERENCANAAN PENDIDIKAN ISLAM‟ pada Magister Manajemen Pendidikan Islam, Sekolah Pascasarjana Universitas Islam “45” Kota Bekasi Dosen : Dr. YAYAT SUHARYAT, M.Pd. Oleh : Muhammad...


Description

Accelerat ing t he world's research.

PERENCANAAN PENDIDIKAN DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Muhammad Eko Purwanto Perencanaan Pendidikan

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MANAJEMEN ST RAT EGIK DALAM PENDIDIKAN fridiyant o yant o Buku Administ rasi dan Supervisi Pendidikan Sohiron Sohiron MANAJEMEN ST RAT EGI fridiyant o yant o

1

PERENCANAAN PENDIDIKAN DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas Kelompok, dalam matakuliah „PERENCANAAN PENDIDIKAN ISLAM‟ pada Magister Manajemen Pendidikan Islam, Sekolah Pascasarjana Universitas Islam “45” Kota Bekasi Dosen : Dr. YAYAT SUHARYAT, M.Pd.

Oleh : Muhammad Eko Purwanto, NPM : 41189901180004

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM “45” (UNISMA) BEKASI 2019

2

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah Swt, berkat karunia dan hidayah-Nya, makalah kelompok yang berjudul “Perencanaan Pendidikan Dalam Sistem Pendidikan Nasional,” bisa diselesaikan dengan baik, meskipun masih banyak kekurangan disana-sini. Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas kelompok sebagai syarat dalam mengikuti Program Magister Manajemen Pendidikan Islam, pada Sekolah Pasca Sarjana (S2) Universitas Islam “45” (UNISMA) Bekasi, khususnya matakuliah Perencanaan Pendidikan. Dalam makalah ini, kami mencoba menjawab dua pokok permasalahan, yaitu : 1. Bagaimana Pengertian Perencanaan Pendidikan ? 2. Bagaimana Perkembangan Perencanaan Pendidikan Nasional ? Guna menjawab pokok permasalahan tersebut, kami menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Terkait dengan data-data dalam makalah ini, penulis peroleh dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library Research). Metode ini dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder, yang terdiri dari : Bahan-bahan primer, yaitu bahan-bahan yang mengikat dan terdiri dari buku-buku, jurnal, dan lain-lain, yang terkait dengan masalah yang dibahas. Dan, Bahan-bahan sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan-bahan primer berupa artikel-artikel hasil-hasil penelitian, atau pendapat pakar hukum lainnya. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sumber inspirasi dan rujukan guna melakukan penelitian lebih dalam, tentang Perencanaan Pendidikan Dalam Sistem Pendidikan Nasional, pada khususnya, dan Perencanaan Pendidikan pada umumnya. Billaahit Taufiq wal Hidaayah, Jakarta, 11 Mei 2019. Penyaji Makalah, Muhammad Eko Purwanto

3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..............................................................................................

ii

Daftar Isi .........................................................................................................

iii

Abstrak ...........................................................................................................

iv

Abstract ..........................................................................................................

v

BAB I

BAB II

: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...............................................................

01

1.2. Pokok Permasalahan ....................................................

06

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ...................................

06

1.4. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep …………….

06

1.5. Metode Penelitian .........................................................

14

: PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Perencanaan Pendidikan ……………….

16

2.2. Perkembangan Perencanaan Pendidikan Nasional

20

2.2.1. Sejarah Perencanaan Pendidikan nasional …

20

2.2.2. Perencanaan Pendidikan Nasional 2005-2025

22

BAB III : KESIMPULAN .......................................................................

26

DAFTAR PUSTAKA

4

Abstrak Dalam makalah ini, kami mencoba menjawab dua pokok permasalahan, yaitu : 1). Bagaimana Pengertian Perencanaan Pendidikan ?; 2). Bagaimana Perkembangan Perencanaan Pendidikan Nasional ?. Guna menjawab pokok permasalahan tersebut, kami menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Jawaban pertama, bahwa perencanaan sebagai suatu alat dalam menentukan dan menetapkan langkah-langkah serta usaha yang akan diambil dalam mencapai tujuan pendidikan. Dari langkah-langkah yang telah ditetapkan tersebut diharapkan dapat diperkirakan kebutuhankebutuhan pendidikan di masa depan yang perlu dilaksanakan terlebih dahulu (skala prioritas) dari kebutuhan pendidikan. Jawaban kedua, bahwa perencanaan pendidikan di Indonesia, secara nasional merupakan suatu proses penyusunan alternatif kebijaksanaan mengatasi persoalan yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada, baik di bidang sosial, ekonomi, kebudayaan dan kebutuhan pembangunan secara menyeluruh terhadap pendidikan nasional. Perencanaan pendidikan sebagai suatu strategi yang menghasilkan langkah-langkah untuk menuju titik tujuan dengan arah yang ditetapkan oleh garis-garis kebijaksanaan, yang sebenarnya mencakup tiga unsur pokok yang penting dan berlaku umum untuk semua jenis perencanaan, yaitu 1). keadaan sekarang (data dan informasi sebagai hasil potret atas situasi sekarang); 2). keadaan yang diharapkan yang akan dituju dan dicapai (sasaran); dan 3). strategi pencapaian sasaran (langkah-langkah. usaha, taktik atau cara). Pada akhirnya, rencana pembangunan pendidikan nasional merupakan “kumulatif” dari perencanaan pendidikan provinsi. Rencana pembangunan pendidikan provinsi merupakan kumulatif dari perencanaan pendidikan kabupaten/kota. Rencana pembangunan pendidikan kabupaten/kota merupakan kumulatif dari perencanaan pengembangan satuan-satuan pendidikan. Dalam rencana pembangunan jangka panjang Departemen Pendidikan Nasional 2005-2025, digunakanlah empat tema strategi pembangunan pendidikan, yaitu : 1). peningkatan kapasitas dan modernisasi; 2). penguatan pelayanan; 3). daya saing regional; dan 4). daya saing internasional. Kata Kunci : Perencanaan, Perencanaan Pendidikan Nasional.

5

Abstract In this paper, we try to answer two main issues, namely: 1). How Does Definition of Educational Planning? 2). How is the Development of National Education Planning? To answer the subject matter, we use a descriptivequalitative approach. The first answer, that planning as a tool in determining the steps and efforts to be taken in achieving educational goals. From the steps that have been set, it is expected that it can be estimated that educational needs in the future need to be implemented first (priority scale) of educational needs. The second answer, that education planning in Indonesia, is nationally a process of formulating alternative policies to overcome problems that will be implemented in the context of achieving national education development goals by considering existing realities, both in the social, economic, cultural and development needs as a whole. towards national education. Educational planning as a strategy that produces steps to get to the destination point with the direction set by the lines of wisdom, which actually includes three essential elements that are generally applicable to all types of planning, namely 1). current situation (data and information as a result of a portrait of the current situation); 2). expected conditions to be addressed and achieved (goals); and 3). target achievement strategies (steps, effort, tactics or methods). In the end, the national education development plan is "cumulative" from the provincial education planning. The provincial education development plan is cumulative from district / city education planning. The district / city education development plan is a cumulative plan for developing educational units. In the 2005-2025 Ministry of National Education's long-term development plan, four themes of education development strategies were used, namely: 1). capacity building and modernization; 2). strengthening services; 3). regional competitiveness; and 4). international competitiveness. Keywords : Planning, National Education Planning.

6

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Setiap kegiatan yang mempunyai arah dan tujuan, memerlukan suatu perencanaan. Tanpa perencanaan yang tepat, tujuan tidak akan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kegiatan perencanaan bertujuan untuk menjamin agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang dapat diprediksi. Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang dinamis. Perencanaan merupakan proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen, karenanya tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lain seperti pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan, tidak akan dapat berjalan. Sementara itu, Al-Qur‟an al-Karim sebagai kitab suci, yang di antara fungsinya adalah sebagai “hudan”, yang sarat dengan berbagai petunjuk agar manusia dapat menjadi khalifah di muka bumi ini. Untuk memperoleh petunjuk Al-Qur‟an, diperlukan pengkajian terhadap kandungannya, baik yang berkaitan dengan manusia dan kehidupannya sebagai objek utamanya, maupun tentang alam semesta. Al-Qur'an merupakan kitab Allah yang paling komprehensif dan memiliki solusi untuk setiap masalah. 1 Baik masalah-masalah sosial, ekonomi, bisnis atau politik. Al-Qur‟an adalah sumber pengetahuan yang menginformasikan tentang Sejarah, Geografi, Astronomi, Biologi, Manajemen dan lain-lain. Al-Qur'an memiliki koleksi paling komprehensif tentang prinsip-prinsif, ajaran, bimbingan serta petunjuk dalam kehidupan.2 Dalam hal manajemen, Al-Qur‟an telah memberikan prinsip-prinsip dasarnya sejak 1400 tahun yang lalu. Manajemen yang saat ini dianggap sebagai salah satu disiplin penting, sejumlah prinsip-prinsipnya juga berasal dari pengetahuan yang telah diberikan Al-Qur‟an. Banyak prinsip-prinsip dan teori-teori yang dibuat di abad ke-16 atau ke-17 yang berasal dari Al-

1 2

QS. Al-An‟am (6) : 38. Azgar Ali Mohammad, “Management Principles in Holy Quran,” dalam http://azgaralimd.blogspot.co.id/2013/01/management-principles-in-holy-quran.html , diakses 07 Mei 2019.

7

Qur'an. Menurut Azgar Ali Mohammad sedikitnya ada 300 ayat dalam AlQur‟an yang mensinyalir prinsip-prinsip manajemen.3 Apabila kita menelaah prinsip-prinsip perencanaan, sebagaimana yang terkandung di dalam Al-Qur‟an Surat al-Anfâl (8) ayat 60,

Artinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” Quraish Shihab menafsirkan ayat diatas sebagai berikut : Wahai orangorang Muslim, persiapkanlah segala kemampuan perang yang kalian miliki, yang meliputi segala perlengkapan perang, untuk menghadapi musuh-musuh kalian. Lengkapilah penjaga-penjaga perbatasan dan kawasan-kawasan rawan negeri kalian dengan pasukan berkuda untuk membuat musuh- musuh Allah dan musuh-musuh kalian gentar, yaitu orang-orang kafir yang setiap waktu mengintai dan menunggu kelengahan kalian. Juga untuk membuat takut musuh-musuh lain yang tidak kalian ketahui, tapi Allah mengetahui mereka. Karena, dengan ilmu-Nya, Allah mengetahui segala sesuatu. Dan sesungguhnya apa saja yang kalian belanjakan untuk persiapan perang demi mengharap Allah, maka Dia akan memberi balasan setimpal dari karunia-Nya, dan tidak akan sedikit pun balasan itu dikurangi, meski sekecil atom(1). (1) Dalam ayat tersebut kita dapat menangkap perintah yang jelas sekali mengenai keharusan menyiapkan segala perlengkapan dalam menghadapi musuh, sebagai suatu hal yang teramat penting karena menyangkut hidup matinya suatu bangsa. Persiapan itu meliputi segala aspek, baik kualitas dan kuantitas perlengkapan. Berperang tanpa kesiapan berarti suatu kekalahan dan kehancuran. Pada masa-masa damai seperti sekarang ini saja hampir semua negara seolah-olah bersiap-siap untuk perang, sehingga kebijakan-kebijakan politik strategis masingmasing negara diarahkan, meskipun secara tidak langsung, untuk memenangkan pertempuran.4 3 4

Ibid. https://tafsirq.com/8-al-anfal/ayat-60#tafsir-quraish-shihab , diakses pada tangga, 07 Mei 2019.

8

Selanjutnya, salah satu poin letak pentingnya perencanaan, bahwa dengan perencanaan dapat diperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi terhadap suatu pekerjaan di masa yang akan datang dan dengan perencanaan pula dapat dipersiapkan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan tersebut, dengan kata lain perencanaan memperkirakan resiko yang tidak terprediksi dengan baik. Robbins dan Coulter sebagaimana dikutip oleh Ernie Trisnawati menjelaskan bahwa paling tidak ada empat fungsi perencanaan, yaitu : perencanaan berfungsi sebagai arahan, perencanaan meminimalkan dampak dari perubahan, perencanaan meminimalkan pemborosan dan kesia-siaan, serta perencanaan menatapkan standar dalam pengawasan kualitas.5 Seseorang sering tidak menyadari betapa pentingnya perencanaan dan cenderung melakukan sesuatu tanpa perencanaan. Ada kutipan yang mengtakan: “everything won‟t go as smooth as planned,“ (semua tidak akan berjalan selancar yang direncanakan). Bahkan sesuatu hal yang telah direncanakan, belum tentu akan berjalan mulus sesuai dengan harapan dan mungkin akan mengalami gangguan pada saat pelaksanaannya. Apabila sesuatu dilaksanakan tanpa perencanaan tentunya akan memiliki resiko yang lebih banyak dan gangguan-gangguan pada saat pelaksaannya.6 Misalnya, ada dua orang pimpinan, A dan B. Pimpinan A merencanakan perkembangan yayasannya dan dalam perencanaannnya tersebut dia telah memprediksikan bahwa akan terjadi inflasi yang bila ditangani secara cepat, maka tidak akan berakibat fatal, akan tetapi jika tidak ditangani secara cepat, maka akan berakibat pada bangkrutnya yayasan. Sesuai prediksinya, inflasi tersebut terjadi dan sesuai dengan rencana yang telah dibuatnya, dia berhasil mengurangi dampak inflasi sehingga kerugian yang dialami yayasan tidak besar, sedangkan Pipinan B baru mulai mencari langkah-langkah pencegahan dan pada akhirnya terlambat untuk mengambil tindakan sehingga yayasannya bangkrut. Ditambahkan oleh Hasibuan bahwa perencanaan merupakan fungsi dasar dari semua fungsi manajemen yang ada, karena untuk menjalankan fungsi organizing, directing, controlling, evaluating dan reporting harus lebih dahulu direncanakan.7 Sementara Rusniati dan Ahsanul Haq dalam 5

6

7

ErnieTrisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Kencana, 2009), hlm. 97. Tieqha Agustin M, Perencanaan Usaha, Penetapan SDM dalam Organisasi Kewirausahaan (Sabtu, 18 Mei 2013). http://tieqhaagustincliq.blogspot.co.id/2013/05/perencanaanusaha-baru penempatan-sdm.html (Diakses pada tanggal 07Mei 2019). Hasibuan, Melayu P, Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, (Bumi Aksara : Jakarta, 2006), hlm.91

9

jurnalnya mengutip pendapat Stoner, bahwa perencanaan itu merupakan sebuah proses menetapkan sasaran dan memilih cara untuk mencapai sasaran tersebut. Bahkan dengan tanpa sebuah rencana, seorang manajer tidak akan mungkin dapat mengetahui bagaimana mengorganisasikan SDM dan juga sumber daya lainnya secara efektif.8 Sementara Nasrun dalam jurnalnya juga berpendapat bahwa, ketika organisasi tersebut adalah institusi pendidikan, maka perncanaan adalah sesuatu yang mutlak harus dikerjakan secara profesional. Jika tidak, maka institusi pendidikan hanya akan menjadi semu dan tidak akan mampu meraih apa yang menjadi tuntutan dalam mewujudkan eksistensi pendidikan. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa untuk dapat menilai dan menentukan profil lembaga pendidikan atau sekolah yang profesional adalah dengan melihat ada atau tidak adanya perencanaan.9 Dalam mengelola lembaga pendidikan diperlukan adanya kegiatan perancanaan (planning). Hal ini dikarenakan, perencanaan pendidikan sebagai suatu alat untuk mengatur sistem pendidikan yang penyesuaiannya dengan kebutuhan dan aspirasi seseorang dan masyarakat. Perencanaan harus mampu melihat bagaimana gambaran masyarakat pada masa yang mendatang dan adalah tugas perencanaan untuk menyesuaikan sistem pendidikan ke arah itu. E.C. Bebby dalam tulisannya memberikan definisi tentang perencanaan pendidikan yang dianut banyak negara berkembang termasuk Indonesia. la mengemukakan suatu definisi sebagai berikut : "Educational planning is the exercising of foresight in determining the policy, priorities and costs of an educational system, having dueregard for economic and political realities, for the systems potential for growth, and for the needs of the country and the pupils served by the system".10 “Perencanaan pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan biaya pendidikan dengan mempertimbangkan kenyataankenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk pengembangan potensi 8

9

10

Rusniati dan Ahsanul Haq, Perencanaan Strategis dalam Perspektif Organisasi, (Banjarmasin:Jurnal INTEKNA, Tahun XIV, No.2, Nopember 2014), hlm.102-209 Nasrun, “Urgensi Perencanaan dalam manajemen pendidikan dan pengaruhnya terhadap system pendidikan,” Jurnal Edu-Physic Vol. 4, Tahun 2013, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN STS Jambi. E.C. Bebby, The Quality of Education in Developing Countries, Harvard University Press, 1966, hlm. 4.

10

dalam sistem pendidikan nasional, memenuhi kebutuhan bangsa dan peserta didik yang dilayani oleh sistem tersebut”. Berdasarkan definisi tersebut di atas, memperlihatkan dimensi baru dalam perencanaan pendidikan. Perbedaan yang mencolok dengan tipe perencanaan klasik yakni, dalam hal besarnya perhatian yang dibebankan kepada pertumbuhan ekonomi, pengembangan sumber tenaga kerja dan terhadap perencanaan makro. Perencanaan tipe klasik tidak memperhatikan hal-hal tersebut. Perencanaan pendidikan diartikan juga sebagai strategi11 atau cara untuk mencapai tujuan pendidikan agar dapat lebih efektif dan efisien. Perencanaan dalam pengerartian yang lebih luas ialah sebagai penggunaan analisa yang bersifat rasional dan sistematik terhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien. Perencanaan pendidikan di Indonesia, secara nasional merupakan suatu proses penyusunan alternatif kebijaksanaan mengatasi persoalan yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada baik di bidang sosial, ekonomi, sosial, kebudayaan dan kebutuhan pembangunan secara menyeluruh terhadap pendidikan nasional.12 Telah diketahui bersama bahwa perencanaan pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya, adalah penggunaan analisa yang bersifat rasional dan sistematik terhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien dalam menanggapi kebutuhan dan tujuan peserta didik dan masyarakat. Perencanaan pendidikan sebagai suatu strategi yang menghasilkan langkah-langkah untuk menuju titik tujuan dengan arah yang ditetapkan oleh garis-garis kebijaksanaan, yang sebenarnya mencakup tiga unsur pokok yang penting dan berlaku umum untuk semua jenis perencanaan, yaitu 1). keadaan sekarang (data dan informasi sebagai hasil potret atas situasi sekarang), 2). keadaan yang diharapkan yang akan dituj...


Similar Free PDFs