Makalah Standar Nasional Pendidikan PDF

Title Makalah Standar Nasional Pendidikan
Author Nur Fitri
Pages 17
File Size 424.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 147
Total Views 300

Summary

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap negara di dunia terus melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan masing-masing. Indonesia, dalam hal ini melakukan perubahan sistem pendidikan guna mencapai kualitas atau mutu pendidikan yang terus menerus menuju ke arah lebih baik. Hal ini per...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Makalah Standar Nasional Pendidikan nur fitri Pengelolaan Pendidikan

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

BAURAN PEMASARAN JASA PENDIDIKAN Faiq nurul izzah

PEMANFAATAN SIST EM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN fat ma wat y ST RAT EGI BAURAN PEMASARAN (MARKET ING MIX) UNT UK PENINGKATAN MUT U DI SD MUHAMMADIY… Imam Machali, S.Pd.I., M.Pd. Imam Machali, S.Pd.I., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Setiap negara di dunia terus melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan masing-masing. Indonesia, dalam hal ini melakukan perubahan sistem pendidikan guna mencapai kualitas atau mutu pendidikan yang terus menerus menuju ke arah lebih baik. Hal ini perlu diupayakan secara serius dan fokus, karena peradaban masyarakat bangsa Indonesia ditentukan oleh bagaimana pendidikan dijalani oleh masyarakat. Setiap satuan pendidikan selayaknya mencapai standar nasional pendidikan sebagaimana telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, yaitu Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam Pasal 2 tersebut diatur bahwa ruang lingkup standar nasional pendidikan terdiri dari delapan ruang lingkup, yakni: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian.

2.

Tujuan Kegiatan Tujuan dari observasi ke MAN 1 Bandung, Kabupaten Bandung ini adalah sebagai sarana untuk membandingkan keadaan nyata dari teori yang telah disampaikan melalui pengamatan langsung dan sebagai sarana latihan dan penerapan teori mengenai Standar Pendidikan Nasional yang ada di sebuah sekolah. Selain itu, observasi ini juga dilakukan sebagai sumber wawasan yang lebih luas dari pemahaman teori Standar Nasional pendidikan yang telah disampaikan dalam pertemuan tatap muka di kelas.

3.

Waktu dan Tempat Kegiatan

a.

Waktu Kegiatan Observasi ini dilaksanakan mulai hari Senin, 29 Mei 2017 sampai hari Rabu, 31 Mei 2017 dengan waktu sesuai jadwal sekolah.

b.

Tempat Kegiatan Nama Sekolah

: MAN 1 Bandung

Alamat

: Jl. Komp Bumi Karya Ciheulang Kec. Ciparay Kab. Bandung 40381 1

BAB II LANDASAN TEORI 1. Penjelasan Mengenai Standar Nasional Pendidikan (SNP) (Berdasarkan UU Nomor 19 Tahun 2005) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi sistem pendidikan nasional. Undang-undang tersebut memuat visi, misi, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta strategi pembangunan pendidikan nasional, untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan berdaya saing dalam kehidupan global. Standar Nasional Pendidikan (SNP) diatur dalam Peraturan Pemerintah (Permen) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam Permen tersebut standar nasional pendidikan diartikan sebagai kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Sedangkan tujuannya adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. (Ara Hidayat dan Imam Machali, 2012: 175)

2. Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan Sekolah/Madrasah 1. STANDAR ISI (Berdasarkan Permen Nomor 22 Tahun 2006) Standar Isi Pendidikan Nasional diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. (Ara Hidayat dan Imam Machali, 2012: 176) 2. STANDAR PROSES (Berdasarkan Permen Pendidikan Nomor 41 Tahun 2007) Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan 2

pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, balk pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. (Ara Hidayat dan Imam Machali, 2012: 181)

3. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) (Berdasarkan Permen Nomor 23 Tahun 2006) Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan ini digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik yang terdiri dari (a) standar kompetensi minimal lulusan satuan pendidikan, (b) standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan (c) standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. Secara lengkap standar kompetensi lulusan dijabarkan dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. (Ara Hidayat dan Imam Machali, 2012: 195) 4. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Ara Hidayat dan Imam Machali, 2012: 197). 5. STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN (Permen Nomor 24 Tahun 2007) Sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang meliputi peralatan dan perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah seperti gedung, ruangan, meja, kursi, alat peraga, buku pelajaran dan lain-lain. Sedangkan prasarana adalah semua komponen yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses belajar mengajar di sebuah lembaga

3

pendidikan seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tata tertib sekolah dan lain-lain (Soetopo dalam Ara Hidayat dan Imam Machali, 2012: 204). Standar sarana dan prasarana dalam sistem pendidikan nasional adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. (Ara Hidayat dan Imam Machali, 2012: 205) 6. STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007) Standar Pengelolaan Pendidikan sebagaimana diatur dalam permendiknas nomor 19 tahun 2007 memuat enam hal pokok yaitu: 1) Perencanaan Program, 2) Pelaksanaan Rencana Kerja, 3) Pengawasan dan Evaluasi, 4) Kepemimpinan Sekolah/Madrasah, 5) Sistem Informasi Manajemen, dan 6) Penilaian Khusus. (Ara Hidayat dan Imam Machali, 2012: 211) 7. STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN (PP 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan) Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. (Ara Hidayat dan Imam Machali, 2012: 212) 8. STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN (Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007) Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Standar penilaian pendidikan dimaksudkan untuk mengendalikan mutu hasil pendidikan sesuai standar nasional pendidikan yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. (Ara Hidayat dan Imam Machali, 2012: 215) 4

BAB III METODELOGI 1. Prosedur Observasi ini dilakukan secara berkelompok dengan pembagian bab materi yang telah ditentukan, lalu setiap mahasiswa dalam kelompok tersebut observasi ke setiap sekolah yang berbeda.

2. Instrument Instrument yang digunakan untuk meneliti ini berupa observasi. Observasi ini dilakukan dengan cara mewawancarai satu atau lebih narasumber di lingkungan MAN 1 Bandung yang berkaitan dengan poin setiap materi meliputi kepala madrasah, tenaga pendidik dan kependidikan. Selain itu, mengamati keadaan lingkungan MAN 1 Bandung untuk mendapatkan informasi secara langsung di lapangan yang berkaitan dengan Standar Nasional Pendidikan yang ada di madrasah tersebut. Aspek-aspek yang diamati sesuai dengan indikator-indikator dalam ruang lingkup penelitian. Dan untuk melengkapi instrument sebelumnya terdapat pengutipan dalam penjelasan materi, dengan mengutip dari buku Pengelolaan Pendidikan (Hidayat, Ara., dan Imam Machali. 2012. Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Kaukaba).

5

BAB IV HASIL OBSERVASI Berikut, merupakan hasil dari observasi di lapangan dan wawancara dengan berbagai narasumber: 1.

Wawancara dengan Kepala Madrasah (Dra. Hj. Iis Sofiah Robiah Adawiyah, M.Pd) Seputar Standar Nasional Pendidikan di MAN 1 Bandung 1) Mengapa nama MAN Ciparay berganti menjadi MAN 1 Bandung? Nama MAN 1 Bandung merupakan penggantian nama dari MAN Ciparay, dimana instruksi penggantian nama tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama nomor 212 tahun 2015, tentang Perubahan Nama Madrasah Aliyah Negeri, Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Provinsi Jawa Barat. 2) Apa yang menjadi target ibu, terkait dengan Visi MAN 1 Bandung? Visi kita itu menjadi madrasah yang unggul, unggul di segala bidang. Berbicara tentang manajemen atau pengelolaan pendidikan, itu berarti unggul di delapan standar pendidikan, seperti unggul di Standar Kompetensi Lulusan/SKL dimana lulusannya itu banyak diterima di Perguruan Tinggi Negeri, lalu unggul di Standar Proses dimana proses pembelajarannya harus bagus , unggul di Standar Isi berarti kurikulumnya harus bagus, unggul di evaluasi atau Standar Penilaian berarti sistem evaluasinya harus bagus, pokoknya delapan standarnya harus unggul jangan hanya di salah satu saja, dan itu semua sedang diproses. Termasuk juga di rekruitment siswa, sudah terlihat perbedaannya dan itu merupakan proses. Sekarang sudah mulai terasa perubahannya karena sudah mulai banyak penghargaan yang diterima, termasuk di prestasi. Selain itu harus unggul juga dalam kedisiplinan, penampilan baik bagi para guru maupun siswasisiwinya, sopan santunnya juga, kalau misal penampilannya tidak baik atau memakai sendal jepit, unggul darimananya itu? Katanya harus unggul, maka dari itu penampilan tidak harus baru, tapi cukup bersih dan rapih. Tetapi kita belum termasuk unggul, karena kita masih berada dalam proses dan target paling dekat tahun 2020. 3) Bagaimana cara ibu selaku kepala madrasah sendiri untuk mempertahankan akreditasi madrasah ini yang sudah mendapatkan “A” agar tidak berubah? Hal ini termasuk menjaga kualitas, jadi tetap mematuhi aturan saja, karena kita itu punya aturan atau standar, kalau tadi standar nasional sekarang kita punya standar lokal. Misalkan standar lokal kita, seperti standar tata tertib, standar kedisiplinan kita masuk 6

jam tujuh kurang lima belas menit, harus sudah ada di dalam kelas. Lebih dari waktu itu berarti kesiangan, kalau kesiangan berarti ada sanksi. Termasuk juga mematuhi jamjam waktu sholat, saat adzan semua kegiatan berhenti dan itu harus dipatuhi, kalau tidak dipatuhi sanksi. Selalu ada award dan selalu ada punishment, itu untuk menjaga. Dan kontrol, semacam melihat rekapan absensi guru, siswa dan karyawan, kalau sudah ada standar tapi tidak di kontrol oleh ibu percuma juga. Lalu konsisten, ibu mengontrol absensi ini tidak hanya pada awal atau akhir semester saja, seperti saat kemarin ibu seminggu pergi ke Bangka Belitung, tetap ada rekapan absen jadi saat pulang tugas hal pertama yang dilihat adalah rekapan kehadiran, yang alfa langsung dilakukan pemanggilan. Setelah itu ada tindak lanjut, seperti laporan anak yang sudah lama tidak masuk sekolah tanpa keterangan, ibu melakukan pemanggilan yang bersangkutan, lalu baru ada pemanggilan pihak orang tua. Karena sudah ada perjanjian sebelumnya, sekali melanggar itu keluar dari sini dan ini tidak main-main. Maka sampaikan kepada masyarakat, bahwa MAN 1 Bandung ini menjadi unggul itu seperti ini, tidak hanya yang alfa, yang sakit pun ada batasannya, yaitu selama tiga bulan, kalau melebihi itu dipanggil orang tuanya mau seperti apa karena pada dasarnya si anak sudah ketinggalan jauh, kalau karena disini sudah tidak memungkinkan lagi silahkan bawa anaknya, sekolahkan di sekolah yang dekat kalau rumahnya memang jauh, tapi kalau madrasah ini sudah yang paling dekat sembuhkan dulu si anak dan nanti cari sekolah lain yang lebih ringan beban belajarnya karena standar madrasah ini memang berat. Jadi tegas, bukannya tidak kasihan, karena kembali lagi kalau misalkan ingin menjadi orang yang unggul maka manusianya juga harus yang unggul juga. Intinya, kita itu harus menjaga standar madrasah, menjaga peraturan atau tata tertib yang sudah disepakati di madrasah baik guru, siswa maupun karyawan.

2.

Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan Sekolah/Madrasah 1. STANDAR ISI 1) Menurut pandangan ibu, lebih efektif mana saat madrasah ini menggunakan kurikulum 2013 atau KTSP 2006? Keduanya bagus, tapi kalau sistem, menurut ibu bagus kurikulum 2013 karena itu lebih terperinci. Tetapi, kalau efektifitas waktunya kurang sesuai karena terlalu banyak mata pelajarannya. Jadi tergantung pemahaman pada intinya. Hanya yang ibu tidak setuju dalam kurikulum 2013 itu mengenai lintas minat, ibu inginnya mengenai lintas minat disikapi dengan prakteknya saja, tidak dengan teori misalnya. 7

2) Perihal bobot belajar yang sampai jam empat atau fullday, apakah itu sepadan bagi para siswa? Jadi pendidikan yang bagus dan efektif itu sebetulnya selama 24 jam, seperti pesantren menurut ibu. Jadi pendidikan islam itu, kalau mau berhasil itu harus berasrama. Makanya pesantren itu banyak yang berhasil, karena berasrama itu tadi. Jadi menurut ibu, tergantung sekolah mengemas bagaimana proses pembelajaran menjadi menarik untuk anak-anak. Termasuk tadi unggul di proses, jadi bagus karena anak-anak selain belajar melakukan hal apalagi, kan memang tugasnya belajar.

2. STANDAR PROSES 1) Bagaimana upaya yang dilakukan di madrasah ini untuk mensukseskan KBM yang efektif? Yang ibu lakukan yaitu melakukan proses seperti supervisi kelas, dan itu ada jadwalnya. Ibu tugaskan kepada siapa, mensupervisi siapa, lalu guru-guru senior yang terpilih itu di bagi-bagi tugas melakukan supervisi kelas kepada siapa, nanti hasilnya di evaluasi. Misal, ternyata sebagian besar guru cara mengajarnya monoton, seperti menulis terus, ceramah, menggunakan LKS dan sebagainya. Biasanya ibu mengundang pembicara khusus workshop tentang model pembelajaran jika kasusnya seperti itu. Jadi tindak lanjut dari kelemahan itu mengadakan workshop, nanti kelihatan setelah workshop mulai banyak yang menerapkan meskipun masih ada yang belum, terlihat sudah mulai berkembang tidak monoton lagi jadi anak tidak jenuh saat di dalam kelas. 2) Saat supervisi itu ibu ikut serta langsung ke kelas-kelas juga atau hanya memerintahkan kepada beberapa pihak? Jadi seperti yang tadi ibu katakan, ibu membagi kelompok guru sesuai dengan mata pelajaran yang golongannya lebih tinggi dari guru yang lainnya, nanti kelompok guru yang ibu bagi itu akan melaporkan hasil dari supervisinya dilampirkan dalam bentuk penilaian yang diserahkan kepada ibu. Nantinya terlihat dalam lembar penilaian, kelemahan dari salah satu guru itu dimananya dalam mengajar, lalu dilakukanlah tindak lanjut sesuai dengan permasalahannya.

8

3) Supervisi itu dilakukan secara berkala atau dalam jangka waktu berapa lama? Supervisi itu dilakukan dalam kurun waktu satu tahun, atau dua semester kegiatan belajar mengajar. Jadi semua penialaian selesai dalam satu tahun. 4) Mengenai silabus, silabus itu dikembangkan oleh tiap satuan pendidikan, lalu dari pelaksanaan pengembangan silabus itu sendiri guru disini membuat silabus mereka sendiri atau bekerja sama dengan pihak luar? Idealnya, guru-guru itu mengembangkan sendiri, yang ingin ibu lakukan kita mengadakan workshop khusus untuk pengembangan silabus tapi sampai saat ini hal tersebut belum tercapai. Jadi dari silabus itu sendiri, turun pemetaan KI dan KD, lalu analisis pemetaan KI dan KD dan pengembangan. Baru dari setelah itu masuk ke RPP, nanti akan jadi mudah setelah ada analisa KI dan KD lalu ada indikator dalam satu tabel, tapi ibu belum melakukan disini tapi seperti itu idealnya. Jadi idealnya mereka bisa mengembangkan silabus sendiri dalam pemetaan KI dan KD serta analisa hubungan antara KI, KD dan indikator. Jadi urutannya silabus, pemetaan KI dan KD, lalu analisa hubungan KI, KD dan indikator. Lalu setelah itu semua beres, buat RPP gampang, karena didalam indikator itu ada KKO atau Kata Kerja Operasional yang akan mempermudah dalam pembuatan RPP. 5) Mengenai rekruitment yang tadi diawal ibu bicarakan, bahwa ada dua jalur penerimaan siswa akademik baru yaitu jalur prestasi dan non-akademik, apakah nanti kedepannya akan ada kelas unggulan atau hanya jalur memasuki madrasah ini saja? Jadi, jalur prestasi ini memberikan peluang kepada anak-anak yang punya prestasi bukan di bidang akademik, karena ada anak yang jago di olahraga seperti basket, voli, sepakbola dan sebagainya tapi pada tes akademis nya kurang bagus silahkan saja daftar kesini, nanti kita lihat prakteknya kalau memang bagus, dia bisa berpartisipasi dalam kegiatan yang sesuai dengan keahliannya seperti mengikuti kegiatan AKSIOMA. Jadi hal itu, untuk memberi kesempatan kepada peserta didik yang memiliki potensi selain akademis, jadi tidak terus yang bagus di akademis saja tapi di lapangannya juga.

9

3. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) 1) Pendapat ibu bagaimana, dengan perubahan dari KTSP 2006 ke kurikulum 2013 itu? Apakah mempengaruhi terhadap standar kompetensi lulusan di madrasah ini atau tidak? Menyangkut hal ini, dalam ktsp nilai UN masih berpengaruh besar sedangkan dalam kurtilas nilai UN ini tidak terlalu berpengaruh pada kelulusan, itu hal bagus. Karena pada prinsipnya UN tidak terlalu berpengaruh terhadap kelulusan, karena ujian nasional ini bukanlah penentu kelulusan, ujian nasional itu diadakan hanya untuk pemetaan pendidikan nasional, pendidikan nasional itu berhasil atau tidak dipetakan dalam ujian nasional. Kalau misal ujian nasional menjadi penentu kelulusan, kasihan juga terhadap anak yang didaerah terpencil apalagi dengan sistem sekarang yang menggunakan ujian nasional berbasis komputer. 2) Apakah lulusan dari sini, memang sudah lulus dalam aspek penilaian sikap, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya? Bagaimana jika ada yang tidak memenuhi salahsatunya? Ibu lihat masih ada yang kurang, karena lulusan disini masih sedikit yang diserap...


Similar Free PDFs