Title | PERHITUNGAN PRESTRESS CONCRETE "I" GIRDER (PCI-GIRDER) DATA JEMBATAN SPESIFIC GRAVITY |
---|---|
Author | Fakhri Abdila |
Pages | 82 |
File Size | 940.2 KB |
File Type | |
Total Downloads | 11 |
Total Views | 104 |
PERHITUNGAN PRESTRESS CONCRETE "I" GIRDER (PCI-GIRDER) DATA JEMBATAN SPESIFIC GRAVITY Uraian Notasi Dimensi Jenis Bahan Berat Panjang balok prategang L 50.00 m (kN/m3) Berat balok prategang W balok 960.0 kN Beton bertulang wc = 25.00 Jarak antara balok prategang s 1.85 m Beton prategang wc...
PERHITUNGAN PRESTRESS CONCRETE "I" GIRDER (PCI-GIRDER)
DATA JEMBATAN Uraian
SPESIFIC GRAVITY Notasi
Dimensi
L
50.00
m
W balok
960.0
kN
Beton bertulang
wc =
25.00
Jarak antara balok prategang
s
1.85
m
Beton prategang
wc =
25.50
Tebal plat lantai jembatan
ho
0.20
m
Beton
wc =
24.00
Tebal aspal
ha
0.05
m
Aspal
waspal =
22.00
wair =
9.80
Panjang balok prategang Berat balok prategang
Jenis Bahan
Berat (kN/m3)
Air hujan Perhitungan Balok Prategang
1
DIMENSI BALOK PRESTRESS Kode
Lebar
Kode
Tebal (m)
(m) b1
0.64
h1
0.07
b2
0.80
h2
0.13
b3
0.30
h3
0.12
b4
0.20
h4
1.65
b5
0.25
h5
0.25
b6
0.70
h6
0.25
h
2.10
BETON GIRDER PRATEGANG Mutu beton girder prestress : Kuat tekan beton, Modulus elastik beton,
K - 600 fc' = 0.83 * K / 10 =
Ec = 4700 * √ fc' = 33167.5 MPa υ=
Angka Poisson, Modulus geser,
49.8 MPa
0.15
G = Ec / [2*(1 + υ)] = 14420.6 MPa
Koefisien muai panjang untuk beton,
α = 1.0E-05 / ºC fci' = 0.80 * fc' =
39.84 MPa
Tegangan ijin tekan,
0.60 * fci' =
23.90 MPa
Tegangan ijin tarik,
0.50 * √fci' =
2.44 MPa
Tegangan ijin tekan,
0.45 * fc' =
22.41 MPa
Tegangan ijin tarik,
0.50 * √fc' =
3.53 MPa
Kuat tekan beton pada keadaan awal (saat transfer), Tegangan ijin beton saat penarikan : Tegangan ijin beton pada keadaan akhir :
Perhitungan Balok Prategang
2
BETON SLAB LANTAI JEMBATAN Mutu beton slab lantai jembatan :
K - 350 fc' = 0.83 * K / 10 =
Kuat tekan beton,
29.05 MPa
Ec = 4700 * √ fc' = 25332.1 MPa
Modulus elastik beton,
υ=
Angka Poisson,
0.15
G = Ec / [2*(1 + υ)] = 11013.9 MPa
Modulus geser,
DATA STRANDS CABLE - STANDAR VSL Jenis strands
Uncoated 7 wire super strands ASTM A-416 grade 270
Tegangan leleh strand
fpy =
1580
MPa
Kuat tarik strand
fpu =
1860
MPa
12.7
mm mm2
Diameter nominal strands Luas tampang nominal satu strands
Ast =
Beban putus minimal satu strands
Pbs = 187.32 kN
98.7
(=1/2") (100% UTS)
Jumlah kawat untaian (strands cable)
19
kawat untaian / tendon
Diameter selubung ideal
84
mm
Luas tampang strands Beban putus satu tendon Modulus elastis strands Tipe dongkrak
1875.3 mm2 Pb1 = 3559.1 kN
(100% UTS)
Es = 193000 MPa VSL 19
BAJA TULANGAN Untuk baja tulangan deform D > 12 mm
U - 39
Kuat leleh baja,
fy =U*10 =
390
MPa
Untuk baja tulangan polos Ø ≤ 12 mm
U - 24
Kuat leleh baja,
fy = U*10 =
240
MPa
Perhitungan Balok Prategang
3
1. PENENTUAN LEBAR EFEKTIF PLAT LANTAI
Lebar efektif plat (B e) diambil nilai terkecil dari :
L/4 =
12.50
m
s= 12 * ho =
1.85
m
2.40
m
Be =
1.85
m
fc'(plat) = 0.83 * K (plat) =
29.05
MPa
fc'(balok) = 0.83 * K (balok) =
49.80
MPa
Diambil lebar efektif plat lantai, Kuat tekan beton plat, Kuat tekan beton balok,
Eplat = 4700 √ fc' (plat) = 2.53E+04 MPa
Modulus elastik plat beton, Modulus elastik balok beton prategang,
1.5
Ebalok = 0.043 *(wc)
* √ fc' (balok) = 3.91E+04 MPa
n = Eplat / Ebalok = 0.6483022
Nilai perbandingan modulus elastik plat dan balok,
Beff = n * Be =
Jadi lebar pengganti beton plat lantai jembatan,
1.20
m
Untuk menghindari hambatan dan kesulitan pada saat pengangkutan, maka balok prategang dibuat dalam bentuk segmental, dengan berat per-segmen maksimum 80 kN sehingga dapat diangkut dengan truck kapasitas 80 kN, kemudian segmen-segmen balok tersebut disambung di lokasi jembatan.
Perhitungan Balok Prategang
4
2. SECTION PROPERTIES BALOK PRATEGANG DIMENSI Lebar Tinggi
Luas Jarak thd Tampang alas
Statis Momen
Inersia Momen
Inersia Momen
2
b
h
A
y
A*y
A*y
Io
(m)
(m)
( m2)
(m)
( m3)
( m4)
( m4)
1
0.64
0.07
0.04480
2.07
0.09251
0.19104 0.00002
2
0.80
0.13
0.10400
1.97
0.20436
0.40157 0.00015
3
0.30
0.12
0.03600
1.86
0.06696
0.12455 0.00003
4
0.20
1.65
0.33000
1.08
0.35475
0.38136 0.07487
5
0.25
0.25
0.06250
0.33
0.02083
0.00694 0.00022
6
0.70
0.25
0.17500
0.13
0.02188
0.00273 0.00091
Total :
0.75230
NO
0.76129 1.10819
h=
Tinggi total balok prategang :
ho =
0.20
m
Beff =
1.20
m
ya = h - yb =
1.088
m
m 2
A = 0.75230 m
Luas penampang balok prategang : Letak titik berat :
2.10
0.07619
yb = ΣA*y / ΣA =
1.012
m
1.18438
m4
Ix = Ib - A * yb =
0.41399
m
Tahanan momen sisi atas :
W a = Ix / ya =
0.38049
m3
Tahanan momen sisi bawah :
W b = Ix / yb =
0.40910
m3
Momen inersia terhadap alas balok : Momen inersia terhadap titik berat balok :
Ib = Σ A*y + Σ Io = 2
Perhitungan Balok Prategang
4
5
3. SECTION PROPERTIES BALOK COMPOSIT (BALOK PRATEGANG + PLAT) DIMENSI Lebar Tinggi
Luas Jarak thd Tampang alas
Statis Momen
Inersia Momen
Inersia Momen
2
b
h
A
y
A*y
A*y
Ico
(m)
(m)
( m2)
(m)
( m3)
( m4)
( m4)
0
1.20
0.20
0.23987
2.20
0.52772
1.16098 0.00080
1
0.64
0.07
0.04480
2.07
0.09251
0.19104 0.00002
2
0.80
0.13
0.10400
1.97
0.20436
0.40157 0.00015
3
0.30
0.12
0.03600
1.86
0.06696
0.12455 0.00003
4
0.20
1.65
0.33000
1.08
0.35475
0.38136 0.07487
5
0.25
0.25
0.06250
0.33
0.02083
0.00694 0.00022
6
0.70
0.25
0.17500
0.13
0.02188
0.00273 0.00091
Total :
0.99217
NO
1.28901 2.26917
0.07699
Tinggi total balok Composit :
hc =
Luas penampang balok composit :
2 Ac = 0.99217 m
Letak titik berat :
ybc = ΣAc*y / ΣAc =
Momen inersia terhadap alas balok : Momen inesia terhadap titik berat balok composit : Tahanan momen sisi atas plat : Tahanan momen sisi atas balok : Tahanan momen sisi bawah balok :
2.30
m
1.299
yac = hc - ybc =
m
1.001
Ibc = Σ Ac*y + Σ Ico =
2.34616
m4
Ixc = Ibc - Ac*ybc2 =
0.67150
m4
W ac = Ixc / yac =
0.67095
m
W' ac = Ixc / (yac - ho) =
0.83852
m3
W bc = Ixc / ybc =
0.51687
m3
Perhitungan Balok Prategang
m
3
6
4. PEMBEBANAN BALOK PRATEGANG 4.1. BERAT SENDIRI (MS) 4.1.1. BERAT DIAFRAGMA Ukuran diafragma :
Tebal =
Berat 1 buah diafragma,
Jarak diafragma :
m
Lebar =
1.65
m
Tinggi =
1.65
m
W = 13.6125 kN
Jumlah diafragma, Panjang bentang,
0.20 n=
9
L= x4 =
50.00
m
25.00
m
(dari tengah bentang)
x3 =
18.75
m
(dari tengah bentang)
x2 =
12.50
m
(dari tengah bentang)
x1 =
6.25
m
(dari tengah bentang)
x0 =
0.00
m
(dari tengah bentang)
Momen maks di tengah bentang L, Berat diafragma ekivalen,
bh
Mmax = ( 1/2 * n * x4 - x3 - x2 - x1 ) * W = 1020.938 kNm Qdiafragma = 8 * Mmax / L2 =
3.267
kN/m
4.1.2. BERAT BALOK PRATEGANG Panjang balok prategang, Berat balok prategang + 10%,
W balok
L= = 1.10 * A * L * wc = Qbalok = W balok / L =
Perhitungan Balok Prategang
50.00 m 1055.1 kN 21.102
kN/m 7
4.1.3. GAYA GESER DAN MOMEN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS)
Beban,
QMS = A * w
kN/m
Gaya geser,
VMS = 1/2 * QMS * L
Momen,
MMS = 1/8 * QMS * L
No Jenis beban berat sendiri
L=
50.00
Berat sat
Beban
Geser
Momen
(kN/m)
(kN)
(kNm)
19.200
480.000
6000.000
Panjang bentang, kN 2
Lebar
b
(m)
m
kNm
Tebal
Luas
h
A
2
(m)
(m )
w
3
(kN/m )
QMS
VMS
MMS
1
Balok prategang
2
Plat lantai
1.85
0.20
0.370
25.00
9.250
231.250
2890.625
3
Deck slab
1.21
0.07
0.085
25.00
2.118
52.938
661.719
4
Diafragma
3.267
81.675
1020.938
33.835
845.863
10573.281
Total :
Perhitungan Balok Prategang
8
4.2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA) Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh bahan yang menimbulkan suatu beban pada girder jembatan yang merupakan elemen non-struktural, dan mungkin besarnya berubah selama umur jembatan Girder jembatan direncanakan mampu memikul beban mati tambahan berupa : a. Aspal beton setebal 50 mm untuk pelapisan kembali di kemudian hari ( overlay ). b. Genangan air hujan setinggi 25 mm apabila saluran drainase tidak bekerja dengan baik Beban,
QMA = A * w
kN/m
Gaya geser,
VMA = 1/2 * QMA * L
kN
Momen,
MMA = 1/8 * QMA * L2
kNm
No Jenis beban mati tambahan
L=
50.00
Berat sat
Beban
Geser
Momen
(kN/m)
(kN)
(kNm)
Panjang bentang,
Lebar
b
(m)
Tebal
Luas
h
A
2
(m)
(m )
w
3
(kN/m )
QMA
m
VMA
MMA
1
Aspal beton
1.85
0.05
0.093
22.00
2.035
50.875
635.938
2
Air hujan
1.85
0.025
0.046
9.80
0.453
11.331
141.641
2.488
62.206
777.578
Total :
4.3. BEBAN LAJUR "D" (TD) Beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi merata ( Uniformly Distributed Load ), UDL dan beban garis (Knife Edge Load ), KEL seperti terlihat pd. gambar.
UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya tergantung pada panjang total L
yang dibebani dan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
q = 8.0
kPa
untuk L ≤ 30 m
q = 8.0 *( 0.5 + 15 / L )
kPa
untuk L > 30 m Perhitungan Balok Prategang
9
p = 44.0
KEL mempunyai intensitas,
kN/m
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut :
DLA = 0.4
untuk L ≤ 50 m
DLA = 0.4 - 0.0025*(L - 50)
untuk 50 < L < 90 m
DLA = 0.3
untuk L ≥ 90 m
Panjang balok :
L=
50.00
Beban merata : Beban merata pada balok : Beban garis
m
Jarak antara balok prategang, s =
1.85
m
q = 8.0 *( 0.5 + 15 / L ) = QTD = q * s =
6.400
kPa
11.84
kN/m
p=
44.0
kN/m
DLA = PTD = (1 + DLA) * p * s =
0.40
:
Faktor beban dinamis, Beban terpusat pada balok :
Perhitungan Balok Prategang
113.96
kN 10
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat beban lajur "D" :
VTD = 1/2 * QTD * L + 1/2 * PTD = 2
MTD = 1/8 * QTD * L + 1/4 * PTD * L =
352.980
kN
5124.500
kNm
4.4. GAYA REM (TB) Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang, dan dianggap bekerja pada jarak 1.80 m di atas permukaan lantai jembatan. Besarnya gaya rem arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut : Gaya rem, HTB = 250 kN
untuk Lt ≤ 80 m
Gaya rem, HTB = 250 + 2.5*(Lt - 80) kN
untuk 80 < Lt < 180 m
Gaya rem, HTB = 500 kN
untuk Lt ≥ 180 m
Panjang balok : Gaya rem,
L=
50.00
m
HTB =
250
kN
Jarak antara balok prategang, s = Jumlah balok prategang Perhitungan Balok Prategang
nbalok =
1.85
m
5 11
TTB = HTB / nbalok =
Gaya rem untuk Lt ≤ 80 m :
50.00
kN
PTD = p * s =
81.4
kN
TTB = 0.05 * ( QTD * L + PTD ) =
33.67
kN
TTB = 5 % beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis,
Gaya rem,
QTD = q * s =
11.84
kN/m
< HTB / nbalok TTB =
50.00
kN
y = 1.80 + ho + ha + yac =
2.060
m
Diambil gaya rem, Lengan thd. Titik berat balok, Beban momen akibat gaya rem,
M = TTB * y =
103.000
VTB = M / L =
2.060
kN
MTD = 1/2 * M =
51.500
kNm
kNm
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem :
4.5. BEBAN ANGIN (EW) Beban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat angin yang meniup kendaraan 2
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)
di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus : Cw = koefisien seret
=
1.20
Vw = Kecepatan angin rencana
=
35
=
1.764
2
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)
kN/m
dengan,
m/det kN/m
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi 2 m di atas lantai jembatan. h=
2.00
m
Transfer beban angin ke lantai jembatan,
Jarak antara roda kendaraan,
x=
1.75
QEW = [ 1/2*h / x * TEW ] =
1.008
kN/m
L=
50.00
m
Panjang balok, Perhitungan Balok Prategang
m
12
Gaya geser dan momen maksimum akibat beban angin :
VEW = 1/2 * QEW * L = 2
MEW = 1/8 * QEW * L =
25.200
kN
315.000
kNm
4.6. BEBAN GEMPA (EQ) Gaya gempa vertikal pada balok prategang dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal ke bawah minimal sebesar 0.10*g ( g = percepatan gravitasi ) atau dapat diambil 50% koefisien gempa horisontal statik ekivalen. Koefisien beban gempa horisontal :
Kh = C * S
Kh = Koefisien beban gempa horisontal, C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah setempat, S = Faktor tipe struktur yg berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa (daktilitas) dari struktur. Waktu getar struktur dihitung dengan rumus :
T = 2 * π * √ [ W t / ( g * KP ) ]
W t = Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan Perhitungan Balok Prategang
13
<...