PROPOSAL PENELITIAN PDF

Title PROPOSAL PENELITIAN
Author Muhammad Muzni M.Pd
Pages 17
File Size 303.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 576
Total Views 716

Summary

PROPOSAL PENELITIAN Tugas Proposal Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah Teknik Penulisan Skripsi Dosen pengampu: Hayati Nufus, MA. Pd. Disusun Oleh: Nama : Muhammad Muzni NIM : 150301063 Kelas : PAI C JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA I...


Description

PROPOSAL PENELITIAN Tugas Proposal Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah Teknik Penulisan Skripsi

Dosen pengampu: Hayati Nufus, MA. Pd.

Disusun Oleh: Nama

:

Muhammad Muzni

NIM

:

150301063

Kelas

:

PAI C

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON 2017

1

2

A. Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan skripsi merupakan suatu cara menyusun dan mengolah hasil penelitian dari data serta bahan-bahan yang disusun menurut susunan tertentu, sehingga menghasilkan kerangka skripsi yang sistematis dan mudah dipahami. Adapun sistematika akan penulis jelaskan sebagai berikut: BAB I

: PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, defenisi istilah, kajian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II : LIVING VALUE EDUCATION Pada bab ini berisi tentang pengertian living value education , sejarah living value education, nilai-nilai living value education, dan tiga asumsi living value education. BAB III : KAJIAN KITAB ADAB AL ALIM WA AL M UTA’ALIM Pada bab ini berisi tentang apa itu kitab Adab al Alim Wa al Muta’allim, nilainilai pada Adab al Alim Wa al Muta’allim, dan bentuk nilai-nila pada Adab al Alim Wa al Muta’allim. BAB IV : RELEVANSI LIVING VALUE EDUCATION DALAM KITAB ADAB AL ALIM WA AL M UTA’ALIM Pada bab ini berisi tentang relevansi nilai-nilai living value education dalam kitab Adab al Alim Wa al Muta’allim. BAB V

: PENUTUP

Menguraikan tentang kesimpulan dan saran. B. Latar Belakang Masalah

3

Dalam Undang-Undang sistem pendidikan Nasional pasal 1 UU RI No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.1 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan, untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.2 Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.3 LVEP adalah program pembelajaran tentang nilai-nilai kehidupan. Program ini menawarkan beragam aktifitas tentang pengalaman terhadap nilai-nilai tersebut dan metodologi praktis bagi guru dan fasilitator untuk mungkin anakanak serta remaja mendalami dan mengembangkan ke-12 nilai-nilai kunci dari kepribadian dan sosial: Perdamaian, Rasa Hormat, Cinta, Kebahagiaan, Kejujuran, Rendah Hati, Tanggung Jawab, Toleransi, Kerja Sama, Kebebasan dan Persatuan. LVEP juga terdiri dari segmen-segmen khusus untuk digunakan bersama orang tua dan wali asuh, juga untuk para pengungsi dan anak-anak korban perang. Sejak bulan Maret 2002, LVEP telah digunakan pada lebih dari 1.800 situs di 64 negara.

1

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta; PT RajaGrafindo Persada, 2013),

hlm 4. 2

Dharma Kesuma DKK, Pendidikan Karakter; Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 6. 3 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter; Landasan, Pilar & Implementasi, (Jakarta; Kencan, 2014), hlm. 5.

4

Pada zaman yang modern ini pendidikan belum bisa berperan aktif karena tujuan pendidikan nasional belum bisa tercapai, dikarenakan para pelajar masih banyak melakukan perilaku-perilaku menyimpang atau amoral-asusila, seperti perkelahian masal, tawuran antar pelajar, pelecehan seksual, penggunaan obatobatan terlarang, balapan liar, arisan seks dan lain-lain. Perilaku-perilaku negatif tersebut diperlukan pencegahan dan penyembuhannya. Salah satu upaya yang diperlukan untuk mencegah dan makin merambaknya perilaku amoral tersebut adalah dengan menanamkan nilai-nilai pada peserta didik. Pandangan tersebut diperkuat oleh Zaim Elmubarok ia mengemukakan pendidikan nilai bertujuan “mendampingi dan mengantar peserta didik kepada kemandirian, kedewasaan, kecerdasan, agar menjadi manusia profesional (artinya memiliki keterampilan (skill), komitmen pada nilai-nilai dan semangat dasar pengabdian/pengorbanan)

yang

beriman

dan

bertanggung

jawab

akan

kesejahteraan dan kemakmuran warga masyarakat, nusa dan bangsa Indonesia.4 Selaku umat islam yang memiliki contoh teladan yang paling baik dan mulia adalah Rasulullah Saw, maka dari itu untuk menyelesaikan masalah-masalah ini membentuk akhlak yang baik bukan hanya untuk dunia melainkan untuk akhirat juga sangat perlu dan penting seperti yang dikemukakan oleh KH. Hasyim Asy’ari dalam mukadimahnya pada kitab Adab al Alim Wa al Muta’allim bahwa budi pekerti itu sangat penting dalam menghiyasi amal ibadah sekarang ini merupakan tanda diterimannya amal ibadah di akan datang, seperti budi pekerti yang baik sebagaimana dibutuhkan oleh pelajar (peserta didik) ketika ia belajar dan seorang guru (pendidik) juga membutuhkannya ketika sedang dalam proses belajar mengajar.5 Dengan latar belakang inilah maka penulis termotivasi untuk meneliti tentang pendidikan nilai (Living Value Education) yang ada di dalam kitab Adab al Alim

4

Zaim Elmubarok, Membumikan Pendidikan Nilai; Mengumpulkan yang Terserak, Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai, ( Bandung; ALFABETA, 2009), hlm. 14-15. 5 Hasyim Asy’ari, Adab al Alim Wa al Muta’allim, ( Jombang; Maktabu at turatsi al islami), hlm 11.

5

Wa al Muta’allim dengan memunculkan tokoh pendidikan islam Indonesia yakni KH. Hasyim Asy’ari dikenal sebagai pengarang kitab Adab al Alim Wa al Muta’allim dengan mengangkat judul “Relevansi Living Values Education (LVE) Dalam Kitab Adab al Alim Wa al Muta’allim.”

C. Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam proposal ini adalah: 1. Apa saja nilai-nilai living values education di dalam kitab Adab al Alim Wa al Muta’allim? 2. Apa bentuk living values education dalam kitab Adab al Alim Wa al Muta’allim? 3. Bagaimana relevansi living values education dalam kitab Adab al Alim Wa al Muta’allim?

D. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam proposal ini adalah: 1. Untuk mengetahui living values education dalam kitab Adab al Alim Wa al Muta’allim. 2. Untuk mengetahui bentuk living values education dalam kitab Adab al Alim Wa al Muta’allim. 3. Untuk mengetahui relevansi living values education dalam kitab Adab al Alim Wa al Muta’allim.

E. Batasan Masalah

6

Kitab yang dipakai adalah Adab al Alim Wa al Muta’allim karya KH. Hasyim Asy’ari. Nilai-nilai living values education terkandung dalam kitab Adab al Alim Wa al Muta’allim sangat beragam, akan tetapi penulis akan membatasi masalah dalam pengkajian ini yang mengandung nilai nilai living values education pada peserta didik dalam mencari ilmu dan nilai-nilai living values education pada pendidik dalam mengajarkan ilmu.

F. Kegunaan Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua sisi: 1.

Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dijadikan rujukan yang tepat untuk mengembangkan pendidikan yang lebih baik yang sesuai dengan alQur’an dan Hadits. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan yang tepat untuk mengembangkan pendidikan di masa depan lebih baik.

2.

Manfaat praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi untuk mempermudahkan memahami pendidikan karakter serta dijadikan bahan acuan bagi penelitian-penelitian yang relevan yang akan datang. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pada guru Pendidikan Agama Islam.

G. Definisi Istilah

7

1.

Living Value Education Living menurut Jhon M. Echols dan Hassan Shadily dalam kamus Inggris

Indonesia living artinya mata pencarian.6 Values menurut Jhon M. Echols dan Hassan Shadily dalam kamus Inggris Indonesia values artinya nilai-nilai, menilai atau menghargai7 Menurut Mohamad Mustari nilai adalah konsep, suatu pembentukan mental yang dirumuskan dari tingkah laku manusia dan presepsi yang sangat penting, baik dan dihargai. Menurut Clyde Kluckhohn nilai adalah standar yang waktunya agak lenggeng.8 Menurut Kupperman nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya.9 Education menurut Jhon M. Echols dan Hassan Shadily dalam kamus Inggris Indonesia education artinya pendidikan10 Menurut Thapar

secara singkat dikatakan sebagai “Value education is

education in values and education towaerds the inculcation of falues.”11 Menurut Zaim Elmubarok dari segi bahasa, pendidikan dapat diartikan perbuatan (hal, cara dan sebagainya) mendidik; dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, batin dan sebagainya.12

Menurut Undang-Undang sistem pendidikan Nasional pasal 1 UU RI No.20 th. 2003 dari segi istilah, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana 6

Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama, 2003). hlm. 362. 7 Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, ..., hlm. 626. 8 Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan, (Jakarta; PT RajaGrafindo Persada, Jakarta). 9 Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung; ALFABETA, 2011), hlm. 9. 10 Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, ..., hlm. 207. 11 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter; Konstruktivisme dan CVT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Aktif, ( Jakarta; PT RajaGrafindo Persada, 2014). 12 Zaim Elmubarok, ..., hlm. 1.

8

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.13 Menurut Ki Hajar Dewantoro pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan pendidikan nilai moral (kekuatan batin, karakter), fikiran (intellect) dan tumbuh anak antara yang satu dan lainnya saling berhubungan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anal-anak yang kita didik selaras. Istilah pendidikan menurut tinjauan psikologi pada umumnya berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “Pe” dan akhiran “an”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara, dan sebagainya). Istilah pendidikan semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu “pedagogie” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “Education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “Tarbiyah” yang berarti pendidikan.14 Menurut

Sastraprateja

pendidikan

nilai

adalah

penanaman

dan

pengembangan nilai-nilai pada diri seseorang, sedangkan Mardimadja adalah bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkannya secara integral dalam keseluruhan hidupnya.15 Jadi, living value education itu merupakan sebuah pencarian nilai-nilai pendidikan yang mempunyai satu makna dan tujuan yang sama dalam mencapai keberhasilan pendidikan melalui penanaman dan pengajaran nilai-nilai pendidikan itu sendiri kepada peserta didik. Adab al Alim Wa al Muta’allim

2.

13

Kak Hendri, Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng, ( Bandung; Simbiosa Rekatama Media, 2013), hlm 1. 14 La Adu, Ilmu pendidikan Islam, (Makasar; Dua Satu Press, 2013). Hlm. 2. 15 Zaim Elmubarok, ..., hlm. 7.

9

Adab menurut Adib Bisri dan Munawwir A. Fatah dalam kamus Indonesia Arab Arab Indonesia Al- Bisri Adab artinya kesopanan.16 al Alim menurut Adib Bisri dan Munawwir A. Fatah dalam kamus Indonesia Arab Arab Indonesia Al- Bisri al Alim artinya orang yang mengetahui atau pengajar.17 Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, yang diperjelas lagi oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang guru pada pasal 1 ayat 1, Peraturan-Pemerintah No.74/2008 guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, memimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.18 Pendidik adalah orang-orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik yang meliputi kognitif, potensi afektif, dan potensi psikomotorik untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani serta dapat berdiri sendiri memenuhi kewajiban sebagai hamba Allah, makhluk sosial dan makhluk individu.19 al Muta’allim menurut Adib Bisri dan Munawwir A. Fatah dalam kamus Indonesia Arab Arab Indonesia al Muta’allim artinya yang terpelajar atau sarjana.20 Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau kelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan yaitu manusia yang mempunyai akal.21

16

Muhammad Adib Bisri dan Munawwira A. Fatah, Kamus Indonesia-Arab ArabIndonesia, ( Yogyakarta; Pustaka Progressif, 1999), hlm. 4. 17 Muhammad Adib Bisri dan Munawwira A. Fatah, ..., hlm. 518. 18 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar, ( Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 185. 19 La Adu, Ilmu Pendidikan Islam, ..., hlm. 47. 20 Muhammad Adib Bisri dan Munawwira A. Fatah, ..., hlm. 518.

10

Jadi, Adab al Alim Wa al Muta’allim merupakan kitab yang dibuat oleh KH. Hasyim Asy’ari yang berisikan adab-adab dalam menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu sesuai dengan al-Qur’an dan al-Hadis.

H. Tinjauan Pustaka 1. Kerangka Teori

2. Kajian Penelitian Terdahulu

21

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif; Suatu Pendekatan Teoritis Psikologi, ( Jakarta; PT Rineka Cipta, 2010), hlm. 51.

11

1.

Eka Ismawati. “Nilai-Nilai Sikap Guru Dan Murid Menurut Az-Zarnuji Dalam Bukunya Ta’limul Muta’allim” Tahun 2017.22 Adapun hasil penelitian menunjukan bahwa dalam proses belajar mengajar Az-Zarnuji menjelaskan bahwa guru dan murid harus memiliki sikap yang baik. Guru harus memiliki kepribadian yang baik, lebih alim, menjaga diri, dan kebapakan. Seorang murid juga harus memiliki sikap yang baik juga. Seperti menghormati guru, bersyukur lillahi Ta’ala, dan lain sebgainya. Menggunakan penelitian kepustakaan atau studi pustaka (library research) dan menggunakan kitab Ta’limul Muta’allim dalam mencari nilai-nilai sikap guru dan siswa. Berdasarkan isi skripsi di atas ada beberapa persamaan dan perbedaanya, yaitu persamaannya sama-sama mencari nilai-nilai dalam sebuah kitab klasik, dan perbedaanya yang dicari berupa pendidikan nilai Living Values Education dalam kitab Adab al Alim Wa al Muta’allim bukan menggunakan kitab Ta’limul Muta’allim.

2.

Hayati Nufus. “Living Values Education; Solusi Alternatif Pembinaan Karakter Mahasiswa” Tahun 2017.23 Adapun penelitian bertujuan memanusiakan manusia melalui kesadaran nilai moral pada subyek pendidikan, dengan menawarkan living values

education

sebagai

menanam

nilai-nilai

kehidupan

dan

mengembangkan nilai-nilai kunci pribadi dan sosial. Aktifitas tersebut diberikan dengan cara memusatkan pikiran (Relaksi/Fokus), imajinasi, baik melalui konsep maupun seni ataupun aktifitas sosial yang bertujuan untuk melatih dan membentuk keterampilan diri dan sosial agar dapat digunakan semana mestinya. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. 22

Eka Ismawati, “Nilai-Nilai Sikap Guru Dan Murid Menurut Az-Zarnuji Dalam Bukunya Ta’limul Muta’allim”, Skripsi, Pendidikan Agama Islam, Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, hlm. 1-109. 23 Hayati Nufus. “Living Values Education; Solusi Alternatif Pembinaan Karakter Mahasiswa”, Jurnal, Pendidikan Agama Islam, Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Rijali, hlm.

12

Berdasarkan isi jurnal di atas ada beberapa persamaan dan perbedaanya, yaitu persamaannya sama-sama mencari nilai-nilai dan menggunakan Living Values Education sebagai acuan , dan perbedaanya yang dicari berupa pendidikan nilai Living Values Education dalam kitab Adab al Alim Wa al Muta’allim bukan menggunakan Living Values Education

dalam mencari nilai pada mahasiswa dan menggunakan

penelitian kepustakaan atau studi pustaka (library research) bukan Kualitatif (analisis deskriptif). 3.

Lailatus Rizki. ”Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Kitab Ta’limul Muta’alim Terhadap Materi Pendidikan Islam dan Budi Pekerti” Tahun 2015.24 Adapun hasil penelitian menunjukan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Ta’limul Muta’alim ada 16 nilai karakter dan 16 bentuk pendidikan karakter serta setiap nilai-nilai memiliki relevansinya sangat kuat walaupun ada beberapa nilai-nilai yang tidak ada di bahan ajar materi pendidikan Islam dan budi pekerti. Menggunakan penelitian kepustakaan atau studi pustaka (library research) dan menggunakan kitab Ta’limul Muta’allim dalam mencari relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam bahan ajar. Berdasarkan isi skripsi di atas ada beberapa persamaan dan perbedaanya, yaitu persamaannya sama-sama mencari nilai-nilai dalam sebuah kitab klasik, dan perbedaanya perbedaanya yang dicari berupa pendidikan nilai Living Values Education dalam kitab Adab al Alim Wa al Muta’allim bukan menggunakan kitab Ta’limul Muta’allim.

I.

Metode Penelitian Beberapa hal yang perlu dibahas mengenai metode penelitian ini, yaitu: 1.

Jenis Penelitian 24

Lailatus Rizki. ”Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Kitab Ta’limul Muta’alim Terhadap Materi Pendidikan Islam dan Budi Pekerti”, Skripsi, Pendidikan Agama Islam, Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, hlm. 1-177.

13

Penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan atau studi pustaka (library research), yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan tertulis. Nanang Murtono menggunakan bahwa: “Studi pustaka merupakan sebuah proses mencari berbagai literatur, hasil kajian atau studi yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada dasarnya, semua sumber tertulis dapat dimanfaatkan sebagai sumber pustaka, baik buku teks, surat kabar, majalah, brosur, tabloid, dan sebagainya”. 2.

Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto, “Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi”25 Sumber data dari penelitian ini yaitu sumber primer dan sumber sekunder dimana sumber primer adalah sumber pokok penelitian yaitu Adab al Alim Wa al Muta’allim karya KH. Hasyim Asy’ari. Sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang mendukung buku pokok, yaitu: a. Zaim Elmubarok (Membumikan Pendidikan Nilai; Mengumpulkan yang Terserak, Menyambung yang Te...


Similar Free PDFs