PROSES MORFOLOGIS BAHASA ALAY (Morphological Processes of Alay Language) PDF

Title PROSES MORFOLOGIS BAHASA ALAY (Morphological Processes of Alay Language)
Author J. Jurnal Ilmiah ...
Pages 9
File Size 643 KB
File Type PDF
Total Downloads 20
Total Views 109

Summary

PROSES MORFOLOGIS BAHASA ALAY (Morphological Processes of Alay Language) oleh/by Dian Khristiyanti SMP 1 Dawe Kudus Jalan Colo, Km 11, Lau, Dawe, Kudus Posel: [email protected] *) Diterima: 28 Juni 2016, Disetujui: 20 Juli 2016 ABSTRAK Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi yang bersifat...


Description

Accelerat ing t he world's research.

PROSES MORFOLOGIS BAHASA ALAY (Morphological Processes of Alay Language) Jalabahasa: Jurnal Ilmiah Kebahasaan Jalabahasa

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Bent uk-bent uk Morfemis Kat a Prokem dalam Karya Sast ra Bergenre T EENLIT Evynurul Laily Zen

Linguist ik Umum : Resume Buku Tri Wibowo BAB II KAJIAN T EORI Ahmad Fit ro

PROSES MORFOLOGIS BAHASA ALAY (Morphological Processes of Alay Language) oleh/by Dian Khristiyanti SMP 1 Dawe Kudus Jalan Colo, Km 11, Lau, Dawe, Kudus Posel: [email protected] *) Diterima: 28 Juni 2016, Disetujui: 20 Juli 2016

ABSTRAK Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi yang bersifat arbitrer. Komunitas alay atau anak layangan menggunakan bahasa alay untuk berkomunikasi di kalangan mereka. Kosakata alay berasal dari bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang mereka modifikasi sehingga terbentuklah kata baru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan kata bahasa alay. Berdasarkan hasil penelitian, proses morfologis pada bahasa alay adalah singkatan dan akronim, perubahan sebagian vokal dan konsonan, pembalikan susunan fonem, dan pengacuan makna. Kata kunci: morfologi, proses morfologis, kosakata, alay

ABSTRACT Language is a tool for communicating. A language is arbitrary. Alay community using alay language to communicate among them. Alay vocabulary derived from Indonesian and English that they were modified, forming new words. This research uses descriptive method and aims to determine the process of word formation Alay language. Based on the results of the study, morphological processes in language Alay are abbreviations and acronyms, changes in some vowels and consonants, the reversal of the arrangement of phonemes, and that the reference meaning. Keywords: morphology, morphological processes, vocabulary, alay

PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi; alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau perasaan. Dengan bahasa kita berinteraksi dengan orang lain, baik secara lisan maupun dengan tulis. Setiap bahasa memiliki seperangkat aturan tertentu yang disepakati kelompok pemakainya. Hal itu menunjukkan bahwa bahasa bersifat konvensional.

93

Dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam konteks resmi, bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa Indonesia ragam formal. Bahasa Indonesia dalam hal ini berfungsi sebagai bahasa resmi dan bahasa negara. Idealnya, dalam situasi resmi bahasa yang digunakan ialah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun, selain bahasa yang formal atau baku, di masyarakat juga berkembang bahasa Indonesia tidak baku. Bahasa

Jalabahasa, Vol. 12, No. 2, November 2016, hlm. 93—100

Indonesia yang tidak baku digunakan untuk berkomunikasi dalam komunitas tertentu khususnya komunitas anakanak muda. Pada dekade 1980-an dikenal penggunaan bahasa slang dan prokem. Pada dekade selanjutnya bahasa semacam ini kemudian berkembang menjadi bahasa gaul yang dipakai oleh komunitas anak gaul. Mereka menggunakan istilah khusus untuk menggantikan katakata baku dalam bahasa Indonesia sehingga istilah tersebut menjadi lazim dan diakui oleh orang lain. Misalnya, mereka menggunakan istilah endang untuk kata enak, atau begindang untuk menggantikan kata begini. Seiring dengan perkembangan teknologi digital memungkinkan setiap orang untuk menggunakan jejaring sosial. Di media sosial tersebut dikenal istilah alay. Alay merupakan singkatan dari anak layangan. Anak layangan diasosiasikan sebagai anak yang mudah ditarik ke sana kemari. Artinya, anak yang mudah ikut-ikutan oleh pengaruh orang atau hal lain. Anak alay memiliki ciri khas tersendiri, utamanya dalam gaya hidup dan gaya bahasa. Di jejaring sosial seperti facebook dapat ditemui anak-anak, umumnya remaja, yang bergaya berlebihan dan menulis status dengan bahasa tulis yang berlebihan dan cenderung aneh pula. Misalnya, kata semangat yang ditulis menjadi cemungud. Selain itu, ditemukan juga penggunaan angka-angka untuk menggantikan huruf, misalnya angka 4 untuk menulis huruf a dan angka 1 untuk menulis huruf i. Banyak yang mengatakan bahwa bahasa alay merusak bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun, mau tak mau harus diakui bahwa bahasa alay

94

memang ada dalam sebuah komunitas alay, sebagaimana bahasa gaul dan bahasa prokem yang pernah ada. Hal itu menunjukkan bahwa bahasa bersifat arbitrer atau mana suka, yang aturannya disepakati oleh pemakainya. Pada akhirnya, sebagian kosakata dari bahasa-bahasa tersebut justru diakui dan digunakan oleh pengguna bahasa yang tidak termasuk gaul atau alay. Kosakata bahasa alay bisa berasal dari beragam bahasa terutama dari bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Makalah ini akan membahas mengenai proses morfologis yang terdapat dalam bahasa alay.

HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Morfologis dalam Bahasa Alay Menurut Samsuri (1982), proses morfologis merupakan proses penggabungan morfem-morfem menjadi kata. Dalam proses morfologis bentuk terkecil adalah morfem dan bentuk terbesar ialah kata. Ada lima jenis proses morfologis menurut Samsuri, penjelasannya sebagai berikut.

a.

Afiksasi; yaitu penggabungan akar atau pokok dengan afiks. Afiksasi ada 3 macam, yaitu: 1.

b.

awalan, misalnya memanjang, terpanjang 2. sisipan, misalnya tinuku, kinepung 3. akhiran, misalnya buatkan, masuki. Reduplikasi atau pengulangan kata. Pengulangan kata ini banyak terdapat dalam berbagai bahasa. Contoh: buku-buku, rumah-rumah. Selain itu, terdapat juga reduplikasi dengan modifikasi, misalnya

Proses Morfologis Bahasa Alay ... (Dian Khristiyanti)

c.

d.

e.

dengan perubahan satu fonem atau lebih dari dasar. Contoh: bola-bali. Reduplikasi sebagian mengulang sebagian suku dari bentuk dasar. Misalnya gira direduplikasi menjadi girari (bahasa Danakel) Perubahan intern, yaitu proses morfologis yang menyebabkan perubahan bentuk-bentuk morfem. Misalnya fut dan feet dalam bahasa Inggris. Suplisi, yaitu perubahan morfologis yang menyebabkan adanya bentuk yang sama sekali baru. Misalnya go dan went dalam bahasa Inggris. Modifikasi kosong yaitu suatu proses yang tidak menimbulkan perubahan pada bentuknya, tetapi konsepnya berubah. Misalnya put waktu kini dan put waktu lampau.

b.

melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Afiks ada 3 macam, yakni prefiks, infiks, dan sufiks. Selain itu, ada afiks yang berasal dari bahasa asing, misalnya a-, -wan, -is, -man, dll. Proses pengulangan atau reduplikasi, yaitu pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupunn sebagian, baik dengan variasi fonem ataupun tidak. Hasil pengulangan ini disebut kata ulang. 1. 2. 3.

4. Dalam buku yang berjudul Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif, Ramlan (2009) menyebutkan bahwa proses morfologis ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Bentuk dasar tersebut dapat berupa kata, pokok kata atau frasa, dapat juga berupa kata dengan kata, kata dengan pokok kata, maupun pokok kata dengan pokok kata. Ramlan mengelompokkan proses morfologi menjadi tiga sebagai berikut.

a.

Proses pembubuhan afiks, yaitu pemberian afiks pada sesuatu satuan, baik berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata. Afiks adalah suatu satuan gramatik terikat di dalam suatu kata, merupakan unsur yang bukan kata atau bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan

c.

Pengulangan seluruh, misalnya sepeda-sepeda. Pengulangan sebagian, misalnya pertama-tama. Pengulangan kombinasi dengan afiks, misalnya keretakeretaan. Pengulangan dengan perubahan fonem, misalnya gerak-gerik, serba-serbi.

Proses pemajemukan, yaitu penggabungan dua kata yang menimbulkan suatu kata baru. Kata majemuk dapat berasal dari dua kata, misalnya keras hati, panjang tangan; dapat berasal dari kata dan pokok kata, misalnya potong leher, lempar lembing; dan berasal dari dua pokok kata, misalnya simpan pinjam, jual beli, dll. Ada juga kata majemuk yang salah satu unsurnya berupa morfem unik karena tidak dapat bergabung dengan bentuk lain, misalnya simpang siur, sunyi senyap, gelap gulita. Siur, senyap, dan gulita merupakan contoh morfem unik.

Matthews (1991) menyatakan bahwa proses morfologis ada enam, berikut ini pemaparannya.

95

Jalabahasa, Vol. 12, No. 2, November 2016, hlm. 93—100

a.

b. c. d.

e.

f.

Afiksasi, yakni pemberian imbuhan. Afiksasi bisa berupa prefiksasi (awalan), infiksasi (sisipan), dan sufiksasi (pembubuhan akhiran). Reduplikasi, yakni pengulangan kata. Vowel change atau perubahan vokal. Suplesi, yaitu situasi tak beraturan yang terjadi pada proses pembentukan kata. Misalnya, untuk menyatakan kala lampau, biasanya dalam bahasa Inggris sebuah kata dibubuhi akhiran –d atau –ed. Namun, ada juga bentuk tak beraturan untuk menyatakan kala lampau, misalnya sing menjadi sung. Konversi, yakni perubahan kelas kata tanpa adanya perubahan afiks. Perubahan ini terjadi karena penggunaan dalam kalimat (kontekstual) Komposisi, yakni penggabungan dua kata atau lebih untuk membentuk leksem baru.

Berdasarkan uraian tersebut, proses morfologis yang terjadi dalam sebuah bahasa adalah afiksasi, reduplikasi, komposisi, suplisi, perubahan bunyi, dan konversi. Di samping proses tersebut, dalam bahasa Indonesia juga terdapat proses morfologi lain yang membentuk kata baru, misalnya singkatan, akronim, onomatope, dan abreviation. Alay adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di Indonesia. “Alay” merupakan singkatan dari “anak layangan” atau “anak lebay”. Istilah ini merupakan stereotip yang menggambarkan gaya hidup norak atau

96

kampungan. Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan dan selalu berusaha menarik perhatian. Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa dan gaya hidup. Dalam gaya bahasa, terutama bahasa tulis, alay merujuk pada kesenangan remaja menggabungkan huruf besar dengan huruf kecil, menggabungkan huruf dengan angka dan simbol, atau menyingkat secara berlebihan. Dalam gaya bicara, mereka berbicara dengan intonasi dan gaya yang berlebihan (Wikipedia, diakses pada 1 Januari 2016). Di Indonesia anak-anak remaja memang berkecenderungan untuk membuat sebuah gaya komunikasi tersendiri yang menunjukkan ciri khas mereka. Di era 1980-an anak-anak muda yang menamakan dirinya kawula muda menggunakan bahasa prokem. Di dekade berikutnya, komunitas anakanak muda menamakan dirinya sebagai anak gaul dan menggunakan bahasa gaul. Di era sekarang, mereka menyebut diri mereka alay dengan menggunakan bahasa alay. Namun, pada dasarnya, bahasa yang mereka gunakan merupakan pengembangan dari bahasa-bahasa yang telah ada sebelumnya. Artinya, mereka tetap menggunakan bahasa yang lebih dahulu ada (bahasa prokem, kemudian gaul) dan menambahkannya dengan kosakata baru bentukan mereka sendiri dengan penanda tertentu yang membuat mereka berbeda dari generasi sebelumnya. Ada beberapa penelitian dilakukan terhadap perkembangan bahasa alay. Sebagian besar para peneliti sepakat bahwa bahasa alay muncul pertama kalinya sejak ada program SMS (Short

Proses Morfologis Bahasa Alay ... (Dian Khristiyanti)

Message Service) atau pesan singkat dari layanan operator yang mengenakan tarif berdasarkan jumlah huruf yang berfungsi untuk menghemat biaya. Setelah jejaring sosial dikenal pengguna internet, penggunaan bahasa alay ini semakin meningkat. Penulisannya tak hanya menggunakan singkatan, tetapi justru menggunakan angka dan huruf yang berlebihan. Bagi sebagian orang penggunaan bahasa alay adalah perusakan terhadap bahasa. Namun, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan bahasa alay adalah bentuk kreativitas dan pemberontakan terhadap aturan yang baku. Apapun itu, hal tersebut tetap saja menimbulkan kosakata baru yang kemudian dianggap lazim dan berterima di masyarakat. Kata-kata alay merupakan kata yang cenderung berlebihan dalam penulisannya. Mungkin karena hal inilah alay diartikan juga sebagai anak lebay (anak yang lerlebih-lebihan). Misalnya saja, penulisan kata kamu yang ditulis menjadi kamuh, kammo, kamoh, kamuwh, atau kamyu. Atau, juga penulisan kata menggunakan angkaangka misalnya tempat menjadi t4, sempat menjadi s4, dan chat menjadi c8. Pendek kata, mereka menuliskan katakata yang tak mudah dimengerti oleh orang lain yang bukan termasuk anak alay. Bisa jadi, kata-kata ini dianggap sebagai sandi yang hanya dipahami oleh kalangan mereka. Contoh-contoh tersebut tak dapat dikategorikan sebagai proses morfologis karena hanya penulisannya saja yang berbeda. Namun, ada beberapa kata alay yang dapat dikategorikan sebagai proses morfologis karena terjadi perubahan bentuk sehingga menjadi kata baru.

Kata-kata alay kebanyakan diambil dari bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang kemudian dimodifikasi. Hasilnya berupa kata baru yang diangap memiliki makna. Ini yang dinamakan sebagai proses morfologis bahasa alay. Adapun proses morfologis yang terdapat dalam bahasa alay antara lain:

a.

Singkatan dan akronim Singkatan merupakan salah satu proses morfologis yang paling banyak ditemui dalam bahasa alay. Singkatan ini dapat berasal dari bahasa Indonesia, maupun dari bahasa Inggris. Singkatan LOL yang berasal dari bahasa Inggris laugh out loud (tertawa terbahak-bahak) sudah menjadi istilah yang sangat lazim. Selain itu, akronim KEPO (knowing every particular object) sudah dianggap sah menjadi kata baru dalam bahasa alay sehingga banyak yang bahkan tidak tahu dari bahasa apa asal kata tersebut. Ada yang mengatakan bahwa kepo berasal dari bahasa Hokkian kay (bertanya) dan apo (nenek-nenek) sehingga kepo diartikan sebagai orang yang suka bertanya-tanya seperti seorang nenek. Ada pula yang menyatakan bahwa kepo berasal dari kata carefull yang diucapkan dengan lidah Indonesia. Selain itu, ada pula yang menyatakan bahwa kepo merupakan akronim dari kaya polisi (“seperti polisi” yang suka bertanya-tanya). Apapun itu, ini menunjukkan bahwa kepo diakui sebagai kata baru yang berasal dari pengakroniman. Dari bahasa Indonesia terdapat pengakroniman kamseupay yang berasal dari kata kampungan sekali, udik, payah.

97

Jalabahasa, Vol. 12, No. 2, November 2016, hlm. 93—100

Anak alay juga menggunakan jones (jomblo ngenes), mager (malas gerak), dan baper (dibawa perasaan) dalam pergaulan mereka. b.

Perubahan sebagian vokal dan konsonan Dalam bahasa Inggris, kita mengenal vowel change (perubahan vokal). Contohnya, kata man (tunggal) yang menjadi men jika dijamakkan. Dalam bahasa alay, pembentukan kata tidak hanya menggunakan perubahan vokal, tetapi juga menggunakan perubahan konsonan. Perubahan ini dilakukan untuk memodifikasi kata asal sehingga menjadi kata yang baru dalam kamus alay. Contoh: repot menjadi rempong, sepupu menjadi sepupet, makasih menjadi macacih, enak menjadi endezz, dan kali menjadi kelezz.

c.

Pembalikan susunan fonem Pembalikan susunan fonem juga terjadi dalam bahasa alay. Misalnya, kata ucul berasal dari lucu dan sob yang berasal dari kata bos. Sedikit berbeda, tetapi juga termasuk dalam kategori ini adalah bais yang berasal dari kata habis dan boil yang berasal dari kata mobil. Dari bahasa Inggris, mereka membalik kata slow menjadi woles yang artinya ‘santai’.

d.

98

Pengacuan makna Istilah pengacuan makna ini memang baru. Namun, dalam bahasa alay terdapat fenomena penggunaan kata berbeda yang mengacu pada sebuah kondisi yang hampir sama. Contohnya adalah kata dikacangin. Dalam bahasa Indonesia, kacang merupakan

nomina yang berarti ‘sejenis tanaman berbuah polong’. Nomina kacang tak dapat digabungkan dengan konfiks di-i. Namun, dalam bahasa alay, kata kacang digabungkan dengan konfiks di-i sehingga menjadi dikacangin. Maknanya tidak lagi berkaitan dengan bentuk dasar kacang, tetapi ‘tidak dipedulikan’. Asal makna kata ini adalah jika ada orang makan kacang, ia tak peduli lagi pada lingkungan sekitar. Oleh karena itu, orang yang dikacangin berarti orang yang tak dipedulikan oleh orang lain. Selain kata dikacangin, dalam bahasa alay juga terdapat kata afgan yang semakna dengan sadis. Makna ‘sadis’ diambil dari lagu yang berjudul “Sadis” yang dinyanyikan oleh penyanyi Afgan. Selain itu, dalam bahasa alay dikenal kata jayus yang diberi makna ‘lawakan yang tak lucu’. Kata jayus diambil dari seseorang yang bernama Jayusman Soepadmo yang gemar sekali melontarkan lawakan yang tak lucu.

SIMPULAN Bahasa alay merupakan bahasa yang digunakan di kalangan anak-anak muda yang menamakan dirinya sebagai komunitas alay. Mereka menggunakan kosakata tertentu yang membuatnya berbeda dengan orang lain. Kosakata alay kebanyakan berasal dari bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dalam bahasa alay terdapat beberapa proses morfologis, yaitu singkatan dan akronim, perubahan sebagian vokal dan konsonan, pembalikan susunan fonem,

Proses Morfologis Bahasa Alay ... (Dian Khristiyanti)

dan pengacuan makna. Kosakata dalam bahasa alay terus berkembang sesuai dengan kreativitas pemakainya dan terkadang kosakata ini akhirnya diakui oleh orang-orang di luar komunitas alay. Meskipun demikian, setiap orang mestinya dapat membedakan konteks penggunaan kata-kata tersebut sehingga dapat berbahasa dan berkomunikasi dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Matthews, P.H. 2009. Morphology Second Edition. New York: Cambridge University Press. Ramlan. 2009. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono. Samsuri. 1982. Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga. Tim Penyusun. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. http://www.dorar.info/2014/04/artijayus-jayus-adalah.html diakses pada 1 Januari 2016. http://q0noa.blogspot.co.id/2012/02/ istilah-gaul-yang-sering-digunaindi.html diakses pada 1 Januarri 2016. http://www.merdeka.com/peristiwa/ mengenang-bahasa-bahasa-alayyang-pernah-berjaya-di-indonesia. html diakses pada 1 Januari 2016. http://aakuntoa.com/studi-bahasa-alay/ diakses pada 31 Desember 2015. LAMPIRAN Daftar istilah alay: 1. PHO: Perusak Hubungan Orang 2. PHP: Pemberi Harapan Palsu

3. cuanet: lucu banget, mungkin ngomongnya sambil pasang ekspresi duck face alias monyong-monyongin bibir 4. kerdus: kerudung dusta, konon biasanya dialamatkan pada cewek-cewek yang menggunakan kerudung untuk menyembunyikan sesuatu 5. modus: modal dusta, selain itu masih banyak arti lain dengan pengertian serupa seperti “mengkhianati orang dengan ucapan salah” 6. jeremy teti: jerawat 7. ciyus: serius 8. kesindang: ke sini 9. bete: bad temper 10. A.K.A: also known as, lebih dikenal sebagai 11. ababil: ABG labil 12. absurd: aneh 13. ajib: enak, asyik 14. alay: singkatan dari ‘anak layangan’, norak, berlebihan, hiperbola 15. anjir: wow 16. badai: mantap, keren. 17. baget: batu banget (keras kepala, nyebelin banget) 18. baper: bawa perasaan. 19. bapuk: rusak, jelek 20. binggo: banget (alternatif) 21. bingit: banget 22. BRB: be right back, segera kembali 23. bye/bay: nggak suka, bikin ilfil 24. cabe-cabean: ABG alay naik motor 25. ciyus miyapah: serius, demi apa?

99

Jalabahasa, Vol. 12, No. 2, November 2016, hlm. 93—100

26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.

34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49.

50. 51. 52. 53. 54.

100

cotba: bacot curcol: curhat colongan dafuq: what a f*ck, sialan damat: bodo amat danta: jelas, bener (bahasa betawi) dempa: demi apa!? fix: udah pasti friendzone: kondisi menganggap orang yang menyukainya disebut sebagai ‘teman’ saja gabut: gaji buta galau: bimbang/resah geje: gak jelas gengges: Ganggu GWS: get well soon, cepat sembuh hacep pecah, pesta, dugem (wah) hoax: bohong/...


Similar Free PDFs