RANGKUMAN INVESTIGASI COVID DAN VAKSIN PDF

Title RANGKUMAN INVESTIGASI COVID DAN VAKSIN
Author Aji Kusuma
Pages 263
File Size 12.5 MB
File Type PDF
Total Downloads 283
Total Views 328

Summary

RANGKUMAN INVESTIGASI COVID DAN VAKSIN (investigasi.org BY GEORGE ORWELL) https://iias.academia.edu/AjiKusuma 1. Video: Mengapa Banyak Orang Masih Percaya Narasi Covid19? 2. Bongkar: “Cek fakta” TV One & IDAI yang Gagal Terhadap Ahli Vaksin Terkenal Dr. Robert Malone 3. Evolusi Tempo: Dari Media...


Description

RANGKUMAN INVESTIGASI COVID DAN VAKSIN (investigasi.org BY GEORGE ORWELL) https://iias.academia.edu/AjiKusuma 1. Video: Mengapa Banyak Orang Masih Percaya Narasi Covid19? 2. Bongkar: “Cek fakta” TV One & IDAI yang Gagal Terhadap Ahli Vaksin Terkenal Dr. Robert Malone 3. Evolusi Tempo: Dari Media Terpercaya Menjadi Penyebar HOAX 4. Tindak Pidana IDAI: Menyebarkan Berita Bohong untuk Menciptakan Ketakutan 5. Korban Vaksin Covid19: Atlet 383 Gagal Jantung dan 221 Meninggal Dunia 6. Bongkar! Penipuan Vaksinasi Anak Covid19 7. Peringatan Penting Pencipta mRNA untuk Para Orang Tua 8. Pengobatan Covid19 yang Mematikan 9. Fenomena Para Atlet Berjatuhan dan Kasus Gagal Jantung Setelah Vaksinasi Covid19 (Bagian Ke-1) 10. Fakta Sebenarnya Tentang Omicron 11. Riset Ilmiah dan Fakta Terbaru Tentang Covid19 & Vaksin 12. Data Terbaru: Keamanan & Efikasi Vaksin Covid19 13. Kanker dan Konsekuensi yang Tidak Diinginkan Lainnya 14. Manipulasi Data untuk Membenarkan Vaksinasi Anak 15. Cek Fakta | Vaksin Penyebab Kasus/Kematian Menurun? 16. Kisah tentang Pacar Cinta Rindu (PCR) 17. Investigasi Indikasi Korupsi Pengadaan Peralatan Terkait Covid19 18. Ringkasan Kegagalan Vaksin Covid19 19. Hubungan antara Vaksin Covid19 dengan Sel-sel Janin Bayi Hasil Aborsi 20. Cara Kerja Korupsi Bansos 21. Saat Kondisi Darurat dipermainkan 22. Vaksinasi Covid19 Hak atau Kewajiban? 23. Covid19 Dibongkar – Belum Diverifikasi 24. P’L’andemic? – Buat Kesimpulan Anda sendiri 25. Kontrak Rahasia Vaksin Covid19

26. Penipuan Masker – Masker Tidak Berfungsi 27. Penipuan Kematian “Akibat Covid” – Hingga 90% Palsu 28. Penipuan Tes PCR – Semua Bukti Bahwa Tes PCR Tidak Berguna untuk Diagnostik Covid19 29. Vaksin dari Neraka 30. Met Dateng Ndoro Di 2030: Elu Gak Punya Hak Tapi Elu Girang? 31. CEK FAKTA | Vaksin Covid19 dan Gangguan Menstruasi Terhadap Wanita? 32. Pengacara: Atasan Anda Tidak Berhak Memaksa Anda untuk Divaksinasi 33. CEK FAKTA | Benarkah Vaksin Covid19 yang Beredar Masih Tahapan ‘Trial’? 34. Surat Penolakan Vaksinasi 35. Kementerian Pendidikan? Atau Kementerian Google? Bagian 1 “Di Awan” 36. MPR Menggugat Kebijakan Anies Baswedan 37. Divaksinasi atau Tidak, Cara untuk Menghindari Kematian akibat Covid19 38. Organisasi Kesehatan yang Sebenarnya ‘Tidak Begitu Sehat’ 39. Vaksinasi Covid19 Sebaiknya Tidak Diperuntukkan Bagi Anak 40. Bagaimana Tanggung Jawab Kemenkes dan Rumah Sakit Perihal Covid19? 41. Kita harus berhenti mendengarkan dokter. Mereka tidak mengerti Covid19 dan tidak bisa menyelesaikan pandemi 42. Vaksin gagal. Negara-negara yang sangat divaksinasi seperti Israel memiliki wabah besar pada orang yang divaksinasi. Apa yang terjadi? 43. Hak masyarakat untuk informasi benar dan lengkap dari pemerintah tentang Covid19 44. Breaking News: Direktur CDC: Orang yang divaksinasi diperkirakan berisiko menjadi sakit parah 45. CEK FAKTA | Vaksin Bekerja dengan Baik? Mencegah Covid? Mencegah Penyebaran? 46. CEK FAKTA | Semua Vaksin Aman? 47. CEK FAKTA | Penyintas Covid19 Harus Divaksin? 48. Tanggapan Karyawan terhadap Mandat Vaksin oleh Majikan 49. Apakah Indonesia Memiliki “Pandemi Orang yang Tidak Divaksinasi”? Mari Gunakan Ilmu untuk Mencari Tahu

1. Video: Mengapa Banyak Orang Masih Percaya Narasi Covid19?

Sesuatu yang sangat aneh sedang terjadi pada masyarakat, di Indonesia dan di seluruh dunia. Bagi kita yang “terbangun” dan memperhatikan apa yang terjadi di sekitar kita, sepertinya banyak orang yang kehilangan akal sehat. Kita bisa melihat dengan jelas dua hal yang paling jelas: 

Informasi dari pemerintah dan media sama sekali tidak masuk akal dan ada pola disinformasi dan manipulasi yang jelas.



Banyak orang bertindak secara tidak masuk akal, sangat ketakutan dan tidak mampu menerima informasi seperti fakta, sains dan data yang bertentangan dengan narasi resmi. Mereka percaya semua yang diperintahkan dan mengikuti semua aturan, tidak peduli seberapa absurdnya, tanpa bertanya sambil juga menuntut semua orang lain melakukan hal yang sama. Di sisi lain, kita juga dapat melihat sejumlah besar orang dan komunitas yang tampak tidak terpengaruh, masih mampu berpikir kritis, mempertanyakan narasi dan mampu mencari dan mengolah kebenaran. Tampaknya jelas bahwa sesuatu telah terjadi dalam pikiran dan perilaku banyak orang, sehingga untuk menemukan jawaban, kita perlu beralih ke ilmu yang menganalisis perilaku dan pemikiran manusia: Psikologi Berikut ini kami sajikan analisis dan penjelasan dari Profesor yang sangat berkualitas dan berpengalaman dalam Psikologi Klinis. Siapa pun yang menonton video ini akan mengerti apa yang terjadi, mengapa begitu banyak orang bertingkah aneh dan beberapa solusi potensial tentang apa yang dapat kita lakukan sebagai individu dan aktivis untuk mencoba memperbaiki situasi ini. Video ini dalam bahasa asli Inggris dengan subtitle bahasa Indonesia. Jika Anda tidak melihat subtitle, silahkan klik pada settings video dan aktifkan subtitle. https://youtu.be/O8DTQLw52Ho

2. Bongkar: “Cek fakta” TV One & IDAI yang Gagal Terhadap Ahli Vaksin Terkenal Dr. Robert Malone

Kami telah menemukan video “cek fakta” yang menakjubkan dari TV One. Wartawan mereka sedang mewawancarai Ketua IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso tentang video dari Dr Robert Malone, penemu teknologi vaksin mRNA, yang memperingatkan tentang penggunaan vaksin Covid19 pada anak-anak. Video tersebut penuh dengan disinformasi dan omong kosong sehingga kami memutuskan untuk mempublikasikan analisis untuk mengungkap penipuan TV One dan IDAI. Pada artikel ini pertama-tama kami akan menampilkan video asli dari Dr. Malone (dengan subtitle bahasa Indonesia), kemudian video TV One diikuti dengan transkrip dengan analisis terperinci. Video asli Dr. Robert Malone: https://www.bitchute.com/embed/7azUbJYUS0Yk/?feature=oembed#?secret=o5mV3zZ uEg

Video TV One: https://www.youtube.com/embed/NXXqw4sr8M0?feature=oembed Transkrip video dengan analisis kami. Kata-kata dari video TV One berwarna hitam, analisis kami berwarna merah. 00:04-0:18 Pernyataan ahli virus dan imunologi Amerika Serikat dr. Robert D. Malone soal bahaya vaksinasi Covid19 pada anak mulai viral di masyarakat setelah beredar pernyataan dr. Malone ini dipertanyakan sejumlah media massa. Mengapa penemu teknologi vaksin mRNA justru mendiskreditkan sendiri hasil temuannya

1:33-1:44 Bantahan juga datang dari beberapa artikel kesehatan di Amerika yang menyebutkan bahwa lembaga obat-obatan Amerika Serikat (FDA) sudah menyetujui penggunaan vaksin untuk anak pada 29 Oktober 2021 lalu dan sudah dikonfirmasi keamanan dan efikasinya



[1] Ini benar, FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat “sudah menyetujui penggunaan vaksin untuk anak pada 29 Oktober 2021 lalu”. Tetapi: Hanya EUA = otorisasi penggunaan darurat. Artinya semua vaksin tersebut masih eksperimental, sedang dalam tahap uji coba, belum sepenuhnya disetujui –> Artikel dengan rincian uji klinis semua vaksin



FDA AS telah mengabaikan semua prinsip keamanan dan akal sehat. Dalam kasus vaksin Pfizer, FDA terpaksa merilis semua data uji coba Pfizer oleh gugatan keterbukaan informasi publik. Data ini dirahasiakan dari publik hingga FDA terpaksa merilisnya melalui gugatan. Data tersebut menunjukkan bahwa dari semua orang yang berpartisipasi dalam uji klinis, 42.086 menderita efek samping yang serius, 1.223 meninggal dan 11.361 menderita efek jangka panjang (belum sembuh pada saat laporan dibuat). Di bawah ini adalah tabel dari laporan resmi yang menunjukkan data ini dan ini adalah tautan ke laporan lengkap: Laporan



Fakta bahwa telah terjadi kasus kelumpuhan pada preclinical studi mengenai anakanak, kasus Maddie de Garay yang disembunyikan oleh Pfizer.



Fakta bahwa para volunteer yang ambil bagian dalam preclinical study/trial perusahaan – perusahaan / manufaktur vaksin mengalami cedera (KIPI) setelah menerima vaksinasi Covid19 di Amerika Serikat sudah terbukti dengan digelarnya pertemuan diskusi penting yang digagas oleh Senator Ron Johnson. Pertemuan ini dihadiri oleh para dokter dan peneliti medis yang sudah menangani pasien – pasien Covid19, para keluarga volunteer korban yang mengalami KIPI, dan berbagai kepala instansi -instasi terkait di Amerika. Anda bisa simak artikelnya disini: Artikel . Artikel ini memuat daftar nama- nama korbannya: Artikel . Video lengkapnya pun anda bisa simak disini: Video



     

Faktanya, telah terungkap dalam kasus Pfizer bahwa masalah besar sedang terjadi dalam pengujian dan persetujuan vaksin yang mengarah pada hasil dan data yang tidak dapat dipercaya. Rinciannya telah dipublikasikan di salah satu jurnal paling terkenal dan bereputasi di dunia: BMJ (British Medical Journal): Artikel BMJ Berikut adalah beberapa elemen kunci: Peserta ditempatkan di lorong setelah injeksi dan tidak dipantau oleh staf klinis Kurang tepat waktu tindak lanjut pasien yang mengalami efek samping Protokol penyimpangan tidak dilaporkan Vaksin tidak disimpan pada suhu yang tepat Spesimen laboratorium salah label Penargetan dan intimidasi staf yang melaporkan jenis masalah ini 1:45-2:04 Dokter Robert Wales Malone adalah ahli virus dan imunologi Amerika. Karyanya berfokus pada teknologi mRNA, obat-obatan, dan penelitian penggunaan kembali obat. Selama pandemi ini ia telah dikritik karena mempromosikan informasi yang dianggap salah tentang keamanan dan efektifitas vaksin Covid19 [2] Kami telah menemukan banyak artikel yang mencoba mendiskreditkan Dr. Malone. Sebab, sama seperti media-media di Indonesia tentang apa pun yang berhubungan dengan keamanan vaksin, semuanya hanya berupa narasi (tanpa data, studi atau bukti lain yang bisa diverifikasi). Robert W. Malone adalah salah satu ilmuwan pengembang vaksin yang paling banyak diambil referensinya atas publikasi-publikasinya (>12,000 sitasi); seperti yang ditemukan disini; Patent-patent dan publikasi original Dr Robert W. Malone mengenai mRNA menghiasi dunia pengembangan vaksin itu sendiri. Apa yang disebut “fact check” ini didanai secara langsung dan tidak langsung oleh industri farmasi dan semuanya menggunakan pola yang sama. Aksi pendiskreditan oleh Atlantic.com telah terbantahkan karena factchecker.org yang digunakan didanai oleh para pelaku industri Kesehatan. Narasi ditulis agar tampak benar bagi orang awam tetapi tidak pernah menyertakan bukti data apa pun. Sama halnya dalam kasus ini, TV One membuat klaim tentang Dr. Malone tanpa bukti. 2:49-3:14 Jadi, masalah safety untuk vaksin ini yah.. saya kira tidak sembarangan sebuah negara atau bahkan banyak negara.. mengeluarkan ee.. izin untuk beredarnya vaksinasi.. beredarnya vaksin ya untuk program vaksinasi massal di.. negaranya. Yah. 3:15-3:32 Dan.. vaksin-vaksin ini kan bukan hal yang baru. Sudah 200 tahunan lebih, yah. Ee.. vaksin-vaksin itu mulai dari yang cacar, yah, yang ditulis pertama. Hingga vaksin-vaksin dengan platform yang baru, yang sekarang ini. [3] Ini adalah klaim yang sangat umum kami temukan di media dan dari buzzer berbayar di media sosial, membandingkan vaksin Covid19 dengan vaksin umum lainnya. Ini salah dan menyesatkan, vaksin-vaksin lain itu terbukti aman dan efektif dan memiliki persetujuan penuh, serta sudah memasuki masa uji coba selama puluhan tahun. Semua vaksin Covid19 bersifat eksperimental dan tidak memiliki persetujuan penuh (lihat poin sebelumnya [1]), tidak terbukti aman dan efektif. 3:32-4:11 Dan safety-nya itu melalui banyak sekali penelitian-penelitian, yah. Mulai dari uji coba ke hewan, kemudian relawan dewasa, kemudian ke populasi dewasa, baru anak-remaja, dan kemudian anak kecil. Jadi, saya kira seandainya ada sesuatu yang membahayakan.. itu pasti sudah ditarik, yah, di banyak negara. Ada beberapa vaksin yang ditarik dari peredarannya karena ada efek simpang yang dirasakan memang berbahaya. [4] Seperti yang telah ditunjukkan pada poin [1], ada masalah keamanan yang serius bahkan sebelum persetujuan (EUA) diberikan oleh FDA. Sejak vaksinasi massal dimulai, banyak negara membuat catatan resmi tentang efek samping. Diperkirakan bahwa kurang dari 10% dari efek samping yang dilaporkan. Saat ini ada lebih dari 50.000 kematian yang tercatat di AS, Uni Eropa dan Inggris, yang menunjukkan lebih dari

500.000 orang telah terbunuh oleh vaksin di sana. Kami telah melaporkan data resmi dari AS, UE, dan Inggris: Artikel Mengenai klaim perwakilan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) bahwa banyak penelitian telah dilakukan tentang keamanan, klaim ini tidaklah benar. Sebaliknya, banyak penelitian telah dilakukan tentang bahaya dari vaksin Covid19 dan semuanya diabaikan oleh pembuat vaksin dan FDA. Beberapa contoh: Risiko mengembangkan sindrom koroner akut (ACS, penyakit jantung) meningkat secara signifikan pada pasien setelah menerima vaksin mRNA COVID19, menurut laporan yang dipresentasikan di Sesi Ilmiah American Heart Association (AHA) 2021. Artikel asli | Artikel bahasa Indonesia SARS-CoV-2 Spike Merusak Perbaikan Kerusakan DNA dan Menghambat Rekombinasi V(D)J In Vitro. Ini adalah potensi untuk kanker dan banyak penyakit lainnya. Studi asli | Studi bahasa Indonesia Kematian Mendadak Akibat Miokarditis (penyakit jantung) Setelah Vaksinasi BNT162b2 mRNA (Pfizer) COVID19 di Korea: Laporan Kasus Berfokus pada Temuan Histopatologi. Studi asli | Studi bahasa Indonesia Infeksi COVID19 sebelumnya dikaitkan dengan peningkatan efek samping setelah vaksinasi BNT162b2/Pfizer. Studi asli | Studi bahasa Indonesia Vaksin Astra Zeneca dan J&J: Bisakah vaksin COVID19 tertentu membuat orang lebih rentan terhadap virus AIDS? Studi asli | Studi bahasa Indonesia Studi peer reviewed menunjukkan 81% dari 900an participant ibu hamil untuk vaksin jenis mRNA mengalami spontaneous abortion (aborsi spontan) tidak lama setelah menerima. Studi Data resmi FDA: 86% Anak-anak mengalami Reaksi Merugikan terhadap Vaksin Pfizer Covid19 dalam Uji Klinis. Dokumen FDA (Halaman 25) Para ilmuwan telah menemukan bahwa vaksin Pfizer membuat perubahan yang luas pada seluruh sistem kekebalan tubuh. Tidak ada yang tahu seberapa parah konsekuensi jangka panjangnya. Vaksin ini bahkan mengubah respon imun terhadap bakteri, jamur dan tumor (kanker). Studi Komponen nanopartikel lipid platform mRNA-LNP yang digunakan dalam studi vaksin pra klinis sangat menyebabkan inflamasi: Studi 4:12-4:33 Nah. Jadi pernyataan-pernyataan dari kelompok anti vaksin ini memang ee biasanya suka bikin heboh *hehe yah di media. Dan anehnya masyarakat kita memang lebih tertarik dengan statement-statement bombastis seperti ini, yah. [5] Yang disebut oleh narasumber sebagai “anti-vaksin” adalah orang-orang yang memahami sains, membaca jurnal dengan studi peer review dan data ilmiah. Faktanya, Dr. Malone justru adalah seorang pro-vaksin; beliau menyatakan demikian dalam pernyataan terbuka pada Global Covid Summit. Beliau mengatakan “I stand by this statement with a career dedicated to vaccine research and development. I’m vaccinated for COVID and I’m generally pro-vaccination. I have devoted my entire career to developing safe and effective ways to prevent and treat infectious diseases”, kutipan tersebut dapat ditemukan di website Global Covid Summit. Dr Piprim di sini menggunakan definisi antivax bagi orang-orang yang menolak vaksin Covid19, sebagaimana definisi baru dalam antivaxx, dan ini bertolak belakang dari pernyataan Dr Malone sendiri bahwa beliau bukanlah antivax. Data ini jelas menunjukkan bahwa vaksin Covid19 tidak aman, tidak efektif, bahwa melakukan vaksinasi massal di tengah pandemi adalah kegilaan dan yang terpenting adalah data

membuktikan bahwa tidak perlu memvaksinasi anak-anak. Anti vaksin adalah istilah yang salah dan menyesatkan, istilah yang benar adalah pro-sains. 4:33-5:05 Jadii.. saya kira tidak benar apa yang dinyatakan karena.. begini logikanya yah. Virus covid yang utuh, ya. Virus covid utuh.. itu jika menulari anak yang sehat, ya. Itu sebagian besar 99%, dengan kekebalan alamiahnya, anak itu bergejala ringan saja, yah. Hanya 1% anak yang terkena covid berat, yah. Terutama anak dengan komorbid. [6] Ini klaim, mana data lengkapnya? Tetapi sebenarnya sesuai dengan data yang kami miliki, KURANG dari 1% anak-anak yang terkena dampak serius Covid19 dan hampir hanya anak-anak dengan penyakit penyerta yang ekstrim. Studi dari Journal Nature menunjukkan bahwa hanya 0,008% IFR dari kasus Covid19 kepada anak-anak, dan itu pun disertai komorbid obesitas, cardiac, dan gangguan syaraf. “Risiko terendah diamati pada anak-anak berusia 5-11 tahun tanpa penyakit penyerta. Dalam kelompok ini, tingkat masuk IGD adalah 0,2 per 10.000 dan kasus kematian tidak dapat dihitung, karena tidak adanya kasus. “ Tautan ke Studi Jadi, jika IDAI tahu bahwa anak normal yang sehat tidak terpengaruh, lalu mengapa memvaksinasi mereka? 5:07-5:47 APALAGI KALAU HANYA BAGIAN DARI VIRUSNYA, yah. mRNA ini kan bukan virus utuh, oke. Jadi vaksin mRNA ini.. bagian dari virus, yah. ee RNA-nya virusnya yah yang dipotong. Jadi bukan bagian- bukan virus utuhnya, yah. Dengan virus utuhnya saja anak-anak itu 99% yah, gejalanya ringan atau OTG, yah, apalagi hanya dengan sebagian dari virus utuh mRNA yang dibikin vaksin yang tujuannya untuk menimbulkan kekebalan atau antibodi terhadap VIRUS GANASNYA. [7] Pada poin sebelumnya ia mengatakan virus Covid19 tidak berbahaya bagi 99% anakanak… setelah itu ia mengatakan “ganas”. Jadi apa itu? Faktanya, Covid19 kurang berbahaya bagi anak-anak daripada flu (studi). Sisa dari pernyataan itu tidak koheren dan tidak masuk akal … 5:47-5:59 Jadi gitu loh. Kalau kita pakai logika saja, ee.. Ini gak masuk yah keterangannya ee siapa tadi? Yang kelompok anti vaksin tadi. 5:59-6:15 Tapi untuk lebih jelasnya.. mungkin bisa.. nanti ditanyakan kepada ee ahli.. vaksinologi yah. Ahli vaksinologi yang bisa membahas lebih detail bagaimana proses pembuatan vaksin ini. [8] Jawaban ini sebenarnya sangat bagus. Dia mengakui bahwa dia tidak mengerti apaapa tentang vaksin mRNA (atau vaksin lainnya), yang juga jelas dari semua jawaban yang lain. Tapi dia menyerang penjelasan dari Dr. Malone, yang merupakan salah satu pakar terkemuka di dunia tentang mRNA dan vaksin. 6:15-6:24 Tapi ini dr. Malone itu juga menyinggung soal lonjakan protein akibat vaksin yang katanya dapat berakibat pada sejumlah organ anak. Artinya ini tidak benar, dokter? 6:26-6:41 Yaa.. kan kalo kejadian itu kan vaksinasi sudah ee dilakukan cukup lama ya. Vaksinasi covid yang mRNA ini sudah cukup lama. Harusnya kan sudah banyak pelaporan ya. [9] Seperti ditunjukkan pada poin [4], hanya di AS, Uni Eropa dan Inggris lebih dari 50.000 kematian dan jutaan efek samping yang serius telah tercatat secara resmi. 6:41-6:55 Jadi, ee.. coba dengan logika sederhana saja ya mba, logika sederhana saja. Dengan virus ganasnya saja, ya. Anak-anak itu 99% dia tidak bergejala. Gejalanya ringan saja, bahkan OTG, yah anak-anak itu.

6:56-7:01 Kita ingin vaksinasi karena ingin memutus mata rantai supaya anak ini tidak jadi OTG, ya kan? [10] Ini adalah pernyataan yang menarik, karena semua vaksin Covid19 belum pernah diuji untuk “OTG”. Efektivitas vaksin Covid19 hanya diuji untuk penyakit bergejala. Bukan untuk infeksi (OTG), penularan dan kematian. Jadi ini klaim palsu/hoax, tujuan vaksin bukan untuk mencegah OTG, itu tidak pernah diuji dan vaksin tidak bisa mencegahnya. Berikut link studi uji klinis Sinovac: Hasil uji coba Sinovac Kami telah menerbitkan banyak data resmi dan penelitian bahwa vaksin Covid19 tidak mencegah infeksi dan penularan (OTG): Artikel Bahkan narasi resmi dari Kemenkes dan Media telah berubah, mereka bahkan tidak mengklaim lagi bahwa vaksin mencegah infeksi dan penularan (OTG), ini juga alasan mereka mengatakan orang yang divaksinasi tetap harus memakai masker. Narasi resminya adalah bahwa vaksin mencegah penyakit serius. Menarik juga untuk dicatat bahwa menurut pernyataan sebelumnya dari perwakilan IDAI, hampir tidak ada anak tanpa komorbid yang sakit berat oleh Covid19. Jadi apa …vaksin mencegah OTG atau sakit parah? 7:02-7:19 Maka ada bagian dari virus itu yang kemudian juga vaksin. Jadi kalau dengan virus utuhnya saja anak-anak itu tidak bermasalah. Apalagi hanya dengan bagian dari virus tadi. Yang tujuannya hanya untuk merangsang ee imunitas spesifik, dalam hal ini pembentukan antibodi. [11] Ini ben...


Similar Free PDFs