Rangkuman Materi Ulumul Qur'an PDF

Title Rangkuman Materi Ulumul Qur'an
Author Adjie Samudera
Pages 27
File Size 1.9 MB
File Type PDF
Total Downloads 219
Total Views 594

Summary

RESUME ‘ULUMUL QUR’AN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ‘Ulumul Qur’an Dosen Pengampu: Prof. Dr. Rif’at Syauqi Nawawi, MA. Disusun oleh: Sahara Adjie Samudera 11160110000055 Kelas 2 A Bilingual PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI S...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Rangkuman Materi Ulumul Qur'an adjie samudera

Related papers Resume seluruh mat eri ulu KNPI PYB T IMUR Kisi-Kisi: Ulumul Qur'an Jawad Mughofar KH Kuliah ulumul quran (Yunahar Ilyas) Dela Yuhana

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

RESUME ‘ULUMUL QUR’AN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ‘Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Rif’at Syauqi Nawawi, MA.

Disusun oleh: Sahara Adjie Samudera

11160110000055

Kelas 2 A Bilingual

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1438 H

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I : Ulumul Qur’an Dan Sejarah Perkembangannya ....................................... 1 BAB II : Nuzulul Qur’an ........................................................................................ 4 BAB III : Makiyah Dan Madaniyah ....................................................................... 6 BAB IV : Kodifikasi Al-Qur’an ............................................................................. 8 BAB V : Asbabun Nuzul ...................................................................................... 11 BAB VI : Nasikh Mansukh ................................................................................... 13 BAB VII : Munasabah .......................................................................................... 14 BAB VIII : Ilmu Fawatihus Suwar....................................................................... 16 BAB IX : Muhkam Dan Mutasyabih .................................................................... 19 BAB X : I’jazul Qur’an ......................................................................................... 21 KESIMPULAN.................................................................................................... 24

ii

BAB I ULUMUL QUR’AN DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

A. Pengertian Ulumul Qur’an Ulumul Qur’an berasal dari kata ulum (ilmu-ilmu) dan al-Qur’an (kitab suci umat Islam). Jadi, Ulumul Qur’an adalah segala pengetahuan/ilmu-ilmu yang berkaitan dengan al-Qur’an. Tetapi yang termasuk dalam kategori Ulumul Qur’an hanya ilmu-ilmu syar’iyyah (agama) dan Arabiyah (bahasa Arab) saja. B. Ruang Lingkup Ulumul Qur’an Terdapat 17 cabang Ulumul Qur’an yang terpenting, yaitu : 1. Ilmu Mawatin al-Nuzul (ilmu tentang tempat-tempat turunnya ayat). 2. Ilmu Tawarikh al-Nuzul (ilmu tentang masa dan tertib turunya ayat). 3. Ilmu Asbab al-Nuzul (ilmu tentang sebab/latar belakang turunnya ayat). 4. Ilmu Qira’ah (ilmu tentang macam-macam bacaan al-Qur’an). 5. Ilmu Tajwid (ilmu tentang membaca al-Qur’an). 6. Ilmu Garib al-Qur’an (ilmu tentang makna lafal yang ganjil/tidak lazim). 7. Ilmu I’rab al-Qur’an (ilmu tentang lafal dan harakat dalam ayat). 8. Ilmu Wujud wa al-Naza’ir (ilmu tentang lafal al-Qur’an yang ambigu). 9. Ilmu Ma’rifah al Muhkam wa al-Mutasyabih. 10. Ilmu Nasikh wa Mansukh (ilmu tentang nasikh mansukhnya alQur’an). 11. Ilmu Badai al-Qur’an (ilmu tentang keindahan, kesusastraan, dan ketinggian balaghah ayat-ayat al-Qur’an). 12. Ilmu I’jaz al-Qur’an (ilmu tentang kemu’jizatan al-Qur’an).

ϭ

Ϯ

13. Ilmu tanasub ayat al-Qur’an (ilmu tentang kesesuaian antar ayat alQuran). 14. Ilmu Amsal al-Qur’an (ilmu tentang perumpamaan dalam al-Qur’an). 15. Ilmu Aqsam al-Qur’an (ilmu tentang arti dan tujuan sumpah Allah dalam al-Qur’an) 16. Ilmu Jidal al-Quran (ilmu tentang bentuk perdebatan dalam al-Qur’an). 17. Ilmu Adab Tilawah al-Qur’an (ilmu tentang aturan membaca alQur’an).

C. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Ulumul Qur’an Cabang-cabang Ulumul Qur’an mulai tumbuh secara terpisah pada abad ke-3 H, mulai dari munculnya ilmu tafsir, asbab al-nuzul, nasikh wal mansukh, manazila bi makkata mawa nuzila bil madinati. Kemudian muncul ilmu ghorobil Qur’an pada abad ke-4 H, amtsalil Qur’an pada abad ke-5 H, serta ilmu badi’ul Qur’an, Jadalil Qur’an dan Aqsamil Qur’an pada abad ke-6 H. Dalam perkembangannya, Ulumul Qur’an dirintis dari masa ke masa, yaitu: 1. Dari kalangan Sahabat Nabi SAW : Para Khulafaur Rasidin, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab, Abu Musa al-Asy’ari, dan Abdullah bin Zubair. 2. Dari kalangan Tabi’in : Mujahid, Atha’ bin Yassar, Ikrimah, Qatadah, Hasan al-Basri, Said bin Jubair, dan Zaid bin Aslam di Madinah. 3. Dari Tabi’i al Tabi’in : Malik bin Anas yang memperoleh ilmunya dari Zaid bin Aslam. Secara utuh Ulumul Qur’an mulai muncul pada abad ke-5 H, ditandai dengan mulai dihimpunnya bagian-bagian ulumul Qur’an, yang pertama kali dilakukan oleh Ali bin Ibrahim bin Sa’id al-Hufi (w.430 H) dalam karyanya al-Burhan fi Ulumil Qur’an.Dari abad ke-6 – 14 H tidak

ϯ

lahir lagi ilmu-ilmu baru dalam ulumul Qur’an, tetapi ilmu-ilmu yang sudah ada menjadi lebih berkembang dan meluas. D. Urgensi Ulumul Qur’an Pentingnya Ulumul Qur’an mencakup beberapa hal, yaitu : 1. Dengan Ulumul Qur’an, Seseorang akan mencapai pemahaman yang baik mengenai al-Qur’an. 2. Ulumul Qur’an menjadi senjata yang ampuh dalam membela kesucian al-Qur’an. 3. Ulumul Qur’an mempermudah penafsiran suatu ayat dalam al-Qur’an. 4. Dengan Ulumul Qur’an, dapat diketahui semua yang berkaitan dengan al-Qur’an, sehingga dapat terhindar dari taklid membabi buta.

BAB II NUZULUL QUR’AN

A. Pengertian Wahyu Secara etimologi, wahyu berarti isyarat yang cepat, ilham, risalah, dan pesan. Dalam istilah lain, wahyu berarti pemberitahuan Allah SWT kepada seorang hamba pilihan-Nya melalui cara yang samar. B. Pengertian Al-Qur’an Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, membacanya dinilai ibadah, dan bernilai i’jaz walaupun satu surat di dalamnya. Alqur’an mempunyai banyak nama, diantaranya yaitu: Kitab, al-Furqan, dan lain-lain. C. Proses Nuzulul Qur’an Nuzulul Qur’an adalah peristiwa turunnya al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Proses turunnya al-Quran tersebut meliputi: (1) Melalui mimpi, (2) Melalui Malaikat Jibril, baik dalam wujud aslinya maupun dalam wujud manusia, (3) Berupa suara, seperti bunyi lonceng, (4) Dari balik tabir, seperti terjadi pada malam mi’raj. D. Tahap-tahap Turunnya Al-Qur’an Ada dua tahapan turunnya al-Qur’an, yakni: 1. Dari Lauh Mahfudh ke langit bumi, al-Qur’an diturunkan pada malam bulan Ramadhan, tepatnya pada malam Lailatul Qadar. 2. Dari langit bumi ke Rasulullah SAW, al-Qur’an turun berangsurangsur dalam kurun waktu 23 tahun (13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah).

ϰ

ϱ

E. Periodisasi Turunnya Al-Qur’an 1. Periode Pertama (selama 4-5 tahun). Dimulai dari turunnya wahyu pertama (surat Al-Alaq), dan ditandai dengan kandungan wahyu Ilahi yang mencakup tiga hal: (1) Pendidikan bagi Rasulullah SAW, (2) Pengetahuan dasar mengenai sifat dan af’al Allah, (3) Keterangan tentang dasar-dasar akhlak islamiah dan bantahan-bantahan umum mengenai masyarakat jahiliah waktu itu. 2. Periode Kedua (selama 8-9 tahun). Terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan jahiliah, hingga akhirnya ayat-ayat al-Qur’an mampu memblokade paham jahiliah dari segala segi. 3. Periode Ketiga (selama 10 tahun). Ditandai adanya dakwah al-Qur’an yang telah dapat mewujudkan keleluasaan penganut-penganutnya dalam melaksanakan ajaran-ajaran Islam di Yatsrib.

BAB III MAKIYAH DAN MADANIYAH

A. Pengertian Makiyah dan Madaniyah Makiyah adalah surat-surat al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah,Sedangkan

Madaniyah

adalah

surat-surat

al-Qur’an

yang

diturunkan di Madinah.

B. Ciri-ciri Makiyah dan Madaniyah 1.

Ciri-ciri Makiyah a. Ayat serta suratnya pendek dan berirama. b. ditandai dengan khitbah terhadap penduduk Mekkah, seperti “ ‫يَا أَيّ َها‬ ‫”النّاس‬, “‫”يَا بَ ِني آ َد َم‬, dan sebagainya. c. Terdapat ayat sajdah dan lafadz “kalla” yang disebutkan 33 kali dalam 15 surat akhir setengah al-Qur’an.

2.

Ciri-ciri Madaniyah a. Ayat serta suratnya panjang dan kurang berirama. b. Terkandung ajakan untuk berjihad mencari syahid di jalan Allah. c. Menerangkan tentang hukum-hukum Islam dan hukum-hukum kriminal. d. Menjelaskan tentang keburukan kaum munafik e. Berisi jaminan pertolongan Allah kepada orang-orang mukmin dari serangan musuh.

C. Teori-teori penentuan Makiyah dan Madaniyah 1. Teori Mulahazhatu Makani al-Nuzuli (teori geografis/tempat turunnya wahyu).

ϲ

ϳ

2. Teori Mulahazhah al-Mukhathabina fi al-Nuzuli (teori subjektif/subjek yang dikhitab). 3. Teori mulahazhatu Zamani al-Nuzuli (teori historis/waktu turunnya ayat). 4. Teori Mulahazhatu Ma Tadhammanat as-Surratu (teori berdasarkan cerita).

D. Manfa’at Mempelajari Makiyah dan Madaniyah 1. Mengetahui perbedaan dan tahap-tahap dakwah Islamiah. 2. Mengetahui berbagai bentuk bahasa dalam al-Qur’an. 3. Mengetahui sejarah pensyariatan hukum-hukum Islam. 4. Mengetahui urutan turunnnya ayat. 5. Membantu menafsirkan al-Qur’an. E. Penentuan surat Makiyah dan Madaniyah 1. Berdasarkan laporan para sahabat Nabi SAW yang menyaksikan langsung bagaimana dan dimana wahyu turun. 2. Melalui ijtihad para ulama berdasarkan ciri-ciri surat atau ayat.

BAB IV KODIFIKASI AL-QUR’AN

A. Kodifikasi Al-Qur’an pada Masa Rasulullah SAW Pengumpulan ayat-ayat al-Qur’an pada masa Nabi SAW terbagi menjadi dua kategori, yakni (1)Pengumpulan dalam dada, dengan cara menghafal, menghayati, dan mengamalkan. (2)Pengumpulan dalam dokumen, dengan cara menulisnya pada kitab, atau diwujudkan dalam bentuk ukiran. 1. Proses pemeliharaan al-Qur’an: a. Al-Qur’an di lauh mahfuz (di sisi Allah), al-Qur’an terjaga dengan sempurna. b. Al-Qur’an dalam proses diturunkan ke bumi dijaga malaikat dari setan. c. Al-Qur’an di sisi Rasulullah SAW, beliau melaksanakan amanah risalah dengan sempurna, menyambut baik turunnya wahyu alQur’an,

lalu

dijaga

dan

dihafalkan

secara

cermat

dan

menyampaikannya pada para sahabat dengan baik. 2. Penulis (Kuttab) resmi al-Qur’an: a. Zayd bin Tsabit (sebagai sekretaris Nabi SAW sepanjang hidupnya). b. Abdullah bin Said (sekretaris Nabi SAW pertama saat di Mekkah). c. Usman bin Affan. d. Ali bin Abi Thalib (penulis naskah-naskah perjanjian Nabi SAW dengan non muslim). e. Ubay bin Ka’b (sekretaris Nabi SAW pertama ketika di Madinah) f. Mu’awiyah bin Abi Sufyan (sekretaris Nabi SAW setelah diajukan langsung oleh ayahnya).

ϴ

ϵ

3. Penulis al-Qur’an yang tidak resmi: Abu Bakar As-Sidiq, Umar bin Khatab, Zubair bin Awwam, Kholid bin Said, Tsabit bin Qays, Mughirah bin Syu’bah, Mu’az bin Jabal, dan lain sebagainya. 4. Alat/benda yang digunakan untuk menulis al-Qur’an: potongan kulit, pelepah kurma, bebatuan, tulang, dan lain-lain. 5. Al-Qur’an tidak dikodifikasiakn dalam satu mushaf, karena: a. Ayat-ayatnya masih berlangsung turun secara acak antara ayat satu dengan ayat yang lain dari surat yang berbeda. b. Tertib ayat tidak seperti tertib turunnya. c. Wahyu turun dalam waktu yang singkat. (tidak lebih dari 23 tahun). d. Tidak

ada

motivasi

yang

mendesak

untuk

menyatukan al-Qur’an dalam satu mushaf. B. Kodifikasi Al-Qur’an Pasca Nabi SAW 1.

Masa Khalifah Abu Bakar dan Umar. Terjadinya perang Yamamah yang menewaskan lebih dari 70 orang huffaz membuat Umar meminta

Abu

Bakar

sebagai

khalifah

untuk

mengadakan

pengumpulan al-Qur’an dalam satu mushaf. Sehingga, walaupun awalnya masih ragu, akhirnya Abu Bakar segera mengutus Zaid bin Tsabit untuk melaksanakan hal itu. Kurang lebih selama 15 bulan, akhirnya al-Qur’an terkumpul dalam shuhuf-shuhuf. Setelah Abu Bakar wafat shuhuf-shuhuf tersebut dipegang oleh Umar dan setelah Umar wafat, shuhuf-shuhuf itu disimpan oleh Hafshah anak Umar yang juga merupakan Istri Rasulullah SAW yang pandai menulis dan pandai membaca. 2.

Masa Khalifah Usman. Terjadi pertikaian mengenai berbagai bentuk mushaf yang beredar, mushaf dari Abu Bakar dan menginstruksikan untuk menyebarluaskan Mushaf tersebut ke berbagai wilayah, serta memusnahkan semua mushaf lain yang beredar.

3.

Mushaf Sahabat lain:

ϭϬ

a. Ubay bin Ka’ab yang mushafnya berpengaruh di bagian besar daerah Siria. b. Abdullah ibn Mas’ud yang mushafnya mendominasi daerah Kufa. c. Abu Musa al-As’ari yang mushafnya memperoleh pengakuan masyarakat Basrah. d. Miqd ibn Aswad yang mushafnya diikuti penduduk kota Hims. e. Ibn Abbas yang jumlah keseluruhan surat dalam mushafnya sebanyak 116 surat.

BAB V ASBABUN NUZUL

A. Pengertian Asbabun Nuzul Secara bahasa, Asbabun Nuzul berasal dari kata Asbab (sebabsebab) dan An-Nuzul (turun), jadi, Asbabun Nuzul berarti sebab-sebab yang melatarbelakangi turunya al-Qur’an. Dalam arti lain, Asbabun Nuzul berarti ayat-ayat yang berkenaan dengan hukum, diturunkan kepada Rasulullah SAW untuk menjadi keterangan bagi suatu perkara yang telah terjadi.

B. Macam-macam Asbabun Nuzul 1. Sebagai tanggapan atas suatu peristiwa umum. 2. Sebagai tanggapan atas suatu peristiwa khusus. 3. Sebagai jawaban atas pertanyaan kepada Nabi SAW. 4. Sebagai jawaban dari pertanyaan Nabi. 5. Sebagai tanggapan atas pertanyaan yang bersifat umum. 6. Sebagai tanggapan terhadap orang-orang tertentu. C. Makna Ungkapan-ungkapan Redaksi Asbabun Nuzul 1. Kata

‫( سبب‬sebab), contoh: ‫( نزول هذ ااية كذا سبب‬sebab turunnya ayat

ini demikian). Termasuk ungkapan yang sharih (jelas dan tegas). 2. Kata ‫( ف‬maka), contoh: ‫( كذاوكذاف زلت اايةحدثت‬telah terjadi peristiwa ini dan itu, maka turunlah ayat). Termasuk ungkapan yang sharih. 3. Kata ‫( فى‬tentang),contoh: ‫( هذ ااية فى كذا وكذانزلت‬ayat ini turun tentang ini dan itu). Termasuk ungkapan yang ghairi sharih (tidak jelas dan tegas).

D. Manfaat dan Urgensi Asbabun Nuzul

ϭϭ

ϭϮ

1. Mengetahui rahasia dan tujuan Allah SWT mensyari’atkan agamanya melalui ayat-ayat al-Qur’an. 2. Memudahkan pemahaman al-Qur’an secara benar. 3. Memperkuat hafalan al-Qur’an. 4. Membantu dalam memahami dan mengatasi ketidakpastian dalam menangkap pesan ayat-ayat al-Qur’an. 5. Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung pengertian umum. 6. Mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan al-Qur’an turun. 7. Memantapkan wahyu-wahyu ke dalam hati yang mendengarkan. 8. Mentakhsiskan hukum, meskipun dengan shigot yang khusus.

BAB VI NASIKH MANSUKH A. Pengertian Ilmu Nasikh Mansukh Nasikh berasal dari kata Nasakho, Tansakhu, dan Nasukhon yang berarti hilangkan dan hapuskan. Dalam arti lain, ilmu Nasikh Mansukh adalah ilmu yang membahas tentang penghapusan atau penghilangan dan pengangkatan hukum syara’ yang sesuai dengan perintah atau khitbah Allah yang datang kemudian. B. Macam-macam Nasikh Mansukh 1. Nasikh al-Qur’an dengan al-Qur’an. 2. Nasikh al-Qur’an dengan sunah Rasulullah SAW a. Al-Qur’an dinasakhkan dengan hadits ahad. b. Al-Qur’an dinasakhkan dengan sunah mutawatir. 3. Nasikh sunah Rasulullah SAW dengan al-Qur’an. 4. Nasikh sunah Rasulullah SAW dengan Nasikh sunah Rasulullah SAW a. Mutawatir dinasakhkan dengan mutawatir. b. Ahad dinasakhkan dengan ahad. c. Ahad dinasakhkan dengan mutawatir.

ϭϯ

BAB VII MUNASABAH

A. Pengertian Munasabah Munasabah secara bahasa berarti jiwa. Secara terminologis berarti segi-segi hubungan antar kalimat dalam ayat, antara ayat satu dengan ayat lain, serta antara satu surat dengan surat yang lain. Jadi ilmu munasabah adalah ilmu untuk mengetahui hubungan antar ayat dan antar surat, serta untuk mengetahui urutan bacaan ayat.

B. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Munasabah Munasabah dicetuskan pertama kali oleh Abu Bakar Al-Naisaburi (w.324 H) di Baghdad. Dalam perkembangannya munasabah meningkat menjadi salah satu cabang dari ulumul qur’an. Kemudian muncul tokoh-tokoh seperti Ahmad ibn Ibrahim dan Burhan Abidin yang membahas munasabah secara spesifik. Ulama berikutnya menyusun pembahasan munasabah secara khusus seperti kitab alBurhan fi Munasah tartib al-Qur’an karya Ahmad ibn Ibrahim al-Andalusi (w. 807 H), dan yang lainnya.

C. Bentuk-bentuk Munasabah 1. Hubungan antar ayat a. Diathafkannya ayat yang satu kepada ayat yang lain (seperti antara ayat 102 dan ayat 103 surat Ali Imran). b. Tidak diathafkannya ayat yang satu kepada ayat yang lain (seperti antara ayat 10 dan ayat 11 surat Ali Imran). c. Digabungkannya dua hal yang sama (seperti ayat 4 dan ayat 5 surat alAnfal). d. Dikumpulkannya dua hal yang kontradiksi (seperti ayat 94 dan 95 surat al-A’raf).

ϭϰ

ϭϱ

e. Dipindahkannya satu pembicaraan (seperti ayat 54 dan ayat 55 surat Shaad). 2. Hubungan antar surat a. Hubungan antara satu surat dengan surat sebelumnya (seperti hubungan antara surat al-Fatihah, al-Baqarah, an-Nisa, dan al-Ma’idah) b. Hubungan awal dengan akhir surat yang sama (seperti pada surat alQashas) c. Hubungan nama surat dengan isinya (seperti surat al-Baqarah yang bercerita tentang sapi betina. d. Hubungan antara penutup surat dengan awal surat setelahnya (seperti antara surat al-Waqi’ah dan al-Hadid).

D. Kedudukan Munasabah dalam Menafsirkan Al-Qur’an Munasabah ayat sangat membantu dalam menerangkan makna yang terkandung dalam ayat, bahkan fungsinya mirip dengan Asbabun Nuzul. Akan tetapi munasabah berkaitan dengan pengetahuan yang diperoleh melalui ijtihad, sedangkan Asbabun Nuzul terkait dengan pengetahuan yang diperoleh dari riwayah. E. Manfaat Mempelajari Munasabah 1. Mengetahui hubungan antar bagian-bagian al-Qur’an. 2. Mengetahui mutu dan tingkat kebalaghahan bahasa al-Qur’an yang menunjukkan bahwa al-Qur’an benar-benar wahyu dari Allah. 3. Membantu menafsirkan al-Qur’an. 4. Menepis anggapan orang bahwa tema-tema al-Qur’an kehilangan relevansi antar bagiannya.

BAB VIII ILMU FAWATIHUS SUWAR

A. Pengertian Fawatihus Suwar Fawatihus Suwar adalah kalimat-kalimat yang dipakai untuk pembukaan dalam ayat-ayat al-Qur’an.

B. Macam-macam Pembuka Surat 1. Pujian : a. Al-Tahmid: al-Fatihah, al-An’am, al-Kahfi, Saba’, Fathir. b. Al-Tabaruk: al-Furqan, al-Mulk. c. Al-Tasbih: al-Isra’, al-Hadid, al-Hasyr, al-Shaff, al-Jumu’ah, alTaghabun, al-A’la. 2. Potongan huruf hijaiyah : a. Diawali dengan satu huruf (muwahhadah): shad, Qaf, Nun. b. Diawali dengan dua huruf (mutsanna): al-Mu’min, Fushshilat, alDhukhan, al-Jatsiyah, al-Ahqaf, Thaha, al-Naml, Yasin, Asy-Syuraa, azZukhruf. c. Diawali dengan tiga huruf (mutsalatsaah): al-Baqarah, Ali Imran, alAnkabut, al-Rum, Luqman, al-Sajadah, Yunus, Hud, Yusuf, Ibrahim, alHajr, as-Syu’raa, al-Qashash. d. Diawali dengan empat huruf (muraba’ah) : al-Ra’d, al-A’raf. e. Diawali dengan lima huruf : Maryam. 3. Fawatihus Suwar yang merupakan ayat-ayatmutasyabihat : a. Seruan 1) Panggilan kepada Nabi : al-Ahzab, al-Muzzamil, al-Muddatsir. 2) Panggilan kepada orang-orang mukmin: al-Maidah, al-Hujurat, alMumtahanah. 3) Panggilan kepada manusia: an-Nisa, al-Hajj.

ϭϲ

ϭϳ

4. Jumlah khabariah (kalimat berita) : a. Jumlah Ismiyah (Kalimat Nominal): at-Taubah, an-Nur, al-Zumar, Muhammad, al-Fath, ar-Rahman, al-Haqqah, Nuh, al-Qadr, al-Qari’ah, al-Kautsar. b. Jumlah Fi’liyah (kalimat verbal): al-Anfal, an-Nahl, al-Anbiya’, alMu’minun, al-Qamar, al-Mujadilah, al-Ma’arij, al-Qiyamah, ‘Abasa, alBalad, al-Takatsur. 5. Al-Qasam (sumpah) : a. Ulya : al-Shaffat, al-Najm, al-Mursalat, al-Nazi’at, al-Buruj, al-Thariq, al-Fajr, al-Syams. b. Sufla: al-Dzariyat, al-Thur, al-Tin, al-Adiyat. c. Waqt: al-Lail, ad-Dhuha, al-Ashr. 6. Al-Syarth (kalimat syarat) : a. Syarath dengan jumlah Ismiyah: al-Takwir,al-Infitar, al-Insyiqaa. b. Syarath dengan j...


Similar Free PDFs