RESUME OSCE DESAIN ALAT PDF

Title RESUME OSCE DESAIN ALAT
Author Ega Dwi Cahyani
Pages 23
File Size 1.6 MB
File Type PDF
Total Downloads 545
Total Views 820

Summary

RESUME OSCE DESAIN ALAT Ega Dwi Cahyani 15/381020/KG/10245 A. JENIS ALAT ORTODONSI 1. Alat ortodonti cekat - Merupakan alat yang tidak dilepas oleh pasien - Menggerakan gigi secara bersama - Terdiri dari braket dan non braket Braket a. Begg  Prinsip : gerak tipping  Terdapat dua pergerakan, yaitu ...


Description

RESUME OSCE DESAIN ALAT Ega Dwi Cahyani 15/381020/KG/10245 A. JENIS ALAT ORTODONSI 1. Alat ortodonti cekat - Merupakan alat yang tidak dilepas oleh pasien - Menggerakan gigi secara bersama - Terdiri dari braket dan non braket Braket a. Begg  Prinsip : gerak tipping  Terdapat dua pergerakan, yaitu gerak mahkota kearah yang diinginkan (menggunakan intermaksilari elastic), kemudian mahkota bergerak berlawanan arah mahkota sehingga menjadi tegak (auxillary spring). b. Edgewise  Prinsip : gerak bodily c. straight wire  Merupakan modifikasi dari teknik edgewise  Disebut juga pre adjusted edgewise d. Lingual Appliance  Braket diletakkan di lingual atau palatal

BEGG APPLIANCE

STRAIGHT WIRE

LINGUAL APPLIANCE

Non Braket a. Rapid Palatal Expander Alat ini digunakan ketika alat yang lebih rigid diingkan untuk meminimalkan tipping pada bagian bukal. Digunakan saat periode gigi bercampur yang belum tumbuh premolar kedua maksila, namun molar pertama maksila sudah tumbuh. b. Transpalatal Arch Alat ini menempel pada molar pertama kemudian mengikuti kontur palatum menuju molar yang bersebrangan. Fungsi utama transpalatal arch pada gigi bercampur yaitu untuk mencegah migrasi mesial molar pertama maksila selama masa pergerakan dari molar kedua desidui ke premolar kedua. Transpalatal juga digunakan untuk distalisasi dan penjangkaran molar. c. Space Regainer Merupakan alat ortodontik yang digunakan untuk mendapatkan kembali ruang gigi yang hilang karena bergesernya gigi yang berdekatan akibat premature loss gigi desidui. Jumlah ruangan yang dapat dikembalikan 2mm/kuadran jika bilateral. Apabila unilateral bisa 3mm/ kuadran. d. Lip Bumper Prinsip kerjanya dengan mengubah keseimangan antara pipi, bibir, lidah dan menyalurkan kekuatan dari muskulus perioral ke molar. Fungsi lip bumper yaitu merawat kebiasaan menghisap bibir, menggigit bibir, mendapatkan ruang untuk lengkung bawah.

Lip Bumper

Space Regainer

Rapid Palatal Expander

Transpalatal Arch

2. Alat Ortodontik Lepasan Ruang lingkup perawatan : Ortodontik dan ortopedik Tujuan : pencarian ruang, korektif dan retentif

B. DESAIN ALAT LEPASAN 1. Plat Dasar/Base Plate/Framework  Bahan yang sering digunakan : cold dan heat cure akrilik  Berperan mendukung sumber tekanan dan mendistribusikannya ke penjangkar  Ketebalan 1,5-2 mm ( 1 lapis malam)

TETUTUP

TERBUKA

2. Komponen Retentif  Membantu menahan alat agar tetap di tempat  Terdiri dari : a. Spur

b. Labial arch pasif c. Klamer/Clasp - Sirkumferensial/C-clasp/three quarter clasp/klammer c Merupakan clasp sederhana dan dibentuk dengan memeluk bucco servikal undercut. Umumnya dipasang pada gigi molar. Clasp ini tidak bisa untuk gigi yang masih sebagian erupsi sebagian karena servikal undercut belum ada. Diameter kawat 0,8-0,9 mm (gigi molar), 0,7 mm (premolar dan gigi anterior).

- Jackson/full clasp/ U clasp Klamer memeluk bucco-servikal undercut, mesial dan distal proksimal undercut. Pada gigi yang erupsi sebagian retensi kurang memadai. Menggunakan kawat diameter 0,7 mm.

- Schwarz clasp/ arrowhead clasp mempunyai bagian yang berbentuk arrowhead yang memeluk inter-proksimal undercut antara molar dan antara molar dan premolar, membentuk sudut 90 derajat. Lengan tidak menempel pada mukosa berjarak 1mm. Dapat untuk memegang lebih dari 1 gigi. Diameter kawat 0,7mm.

- Klammer adam / adam’s clasp/ Liverpool clasp/ universal clasp/ modified arrowhead clasp

Clasp yang memberikan retensi maksimum. Dibuat dari kawat dengan diameter 0,7 mm. dapat digunakan pada gigi desidui maupun permanen, gigi yang erupsi sebagian maupun penuh, dan dapat digunakan pada gigi molar, premolar maupun incisivus. - Southend clasp Clasp ini digunakan untuk retensi region anterior. Dibentuk sepanjang gingival margin kedua gigi incisivus sentral atas. Dapat digunakan jika incisivus atas tidak proklinasi - Triangular clasp merupakan retensi tambahan karena retensi yang ada kurang memadai. Digunakan diantara dua gigi posterior yang berdekatan. Menggunakan kawat berdiamater 0,7 mm.

- Ball end clasp Dibuat dari kawat dengan diameter 0,7 mm dengan bentuk bulatan pada ujungnya. Bulatan diletakan pada undercut mesial dan distal gigi-gigi yang bersebelahan.

Crozat clasp Kawat terletak di sebelah mesial atau distal proksimal undercut. Memililki retensi yang lebih baik

-

a. Komponen aktif  Finger spring

Finger spring juga disebut single cantilever spring, yang berguna untuk menggerakkan mesiodistal gigi. Bagian-bagiannya terdiri atas lengan aktif (p: 12-15 mm), helix (d: 3 mm), lengan retentive (p: 4-5 mm), dan retentive tag. Kawat yang digunakan ialah stainless steel berdiameter 0,5 – 0,6 mm. Cara aktivasinya dengan membuka helix atau memindahkan lengan aktif kearah gigi yang akan digerakkan. Indikasi untuk diastema sentralis dan minor space anterior. 

Z spring

Z spring disebut juga double cantilever spring, digunakan untuk menggerakkan satu atau dua gigi ke arah labial. Bagian-bagiannya terdiri dari squarsh loop, dua helices, lengan retentive, dan lengan tag. Kawat yang digunakan ialah stainless steel berdiameter 0,5 – 0,6 mm. Aktivasinya tergantung indikasi. Untuk koreksi

rotasi minor, hanya membuka satu helix bagian atas. Sementara untuk koreksi insisivus kea rah labial diaktivasi dengan membuka kedua helices. Indikasi lainnya adalah untuk koreksi gigi ke labial dengan single atau segmental crossbite.



T spring

T spring dibentuk dari kawat stainless steel berdiameter 0,5-0,6 mm. Biasanya digunakan untuk memindahkan gigi individual ke labial atau bukal. Cara aktivasinya dengan mendorong ujung bebas T ke arah gigi yang akan digerakkan. Indikasinya untuk gigi-gigi premolar.



Buccal retractor spring

Buccal retractor dibentuk dari kawat stainless steel d: 0,7 mm. Biasanya digunakan untuk retraksi buccal gigi caninus rahang atas. 

Continous spring

Continous spring berfungsi untuk mendorong dua gigi atau lebih bersamaan ke arah labial atau bukal. Biasanya dibuat dari kawat diameter 0,6-0,7 mm .



Simple spring

Simple spring digunakan untuk menggerakkan gigi individual ke arah labial atau bukal. 

Labial arch aktif

Labial arch biasanya digunakan untuk reduksi overjet, space anterior, space distal caninus dari kawat stainless steel d: 0,7 mm. Aktivasinya dengan mengecilkan U-lup 1 mm. Berikut beberapa jenis desain dari labial arch/ bow yang biasa digunakan: -



Short labial bow à dari C ke C, memperbaiki space mesial C Long labial bow à dari P1 ke P1, untuk menutup space distal C Split labial bow à bow terbelah di bagian midline, bisa digunakan untuk retraksi dan penutupan median diastem

Skrup ekspansi

Skrup ekspansi berfungsi untuk mengontrol jumlah gaya pada kedua sisi. Skrup tertanam pada baseplate dan diaktivasi secara progresif dengan kunci. Dalam aktivasinya, ¼ putaran skrup sebesar 0,2 mm dan biasanya dilakukan 1 atau 2x seminggu. 

Karet elastic Digunakan untuk membantu menggerakkan gigi.

b. Komponen pasif  Lingual arch Busur lingual menghubungkan dua molar baik pada rahang atas maupun rahang bawah yang dipasang dari bagian sisi lingual.  Peninggi gigitan o Anterior  Flat

Terdiri dari akrilik yang sejajar oklusal plane, terdapat di belakang gigi insisivus rahang atas. Cara kerjanya, overbite insisal bagian dalam dengan gigi posterior pada keadaan oklusi. Dengan pemasangan bite plane, insisivus bawah menyentuh bite plane dan gigi posterior permanen tidak saling berkontak. Perkembangan vertical lebih lanjut gigi posterior bawah bisa terjadi. Saat bite plane dilepas, overbite insisal sudah berkurang.



Inclined



Modifikasi anterior bite plane, berbentuk flat dan inclinasi ke arah bawah membentuk sudut 60 derajat dari arah oklusal. Penggunaannya: koreksi anterior deep bite, merangsang terjadinya postur ke depan dari mandibular pada oklusi klas 2 divisi 1. Cara kerjanya, gigi bukal dibuat tidak berkontak dan perkembangan vertical lanjutan akan dapat terjadi, sehingga mengurangi overbite insisal. Hollow



Alat ini dilengkapi klamer pada gigi penjangkar busur labial diserta penebalan plat membentuk dataran gigitan berongga di permukaan palatal anterior atas. Fungsi dari rongga tersebut untuk menempatkan pir agar tetap bebas di bawah dalam mengoreksi malposisi gigi. Sved

Metode lain untuk mencegah proklinasi gigi insisivus rahang atas, juga menguatkan anchorage dan seharusnya juga tetap dipakai saat makan.

o

Posterior

Posterior bite plane adalah modifikasi base plate dengan perluasan basis akrilik ke permukaan oklusal gigi geligi posterior. Biasanya digunakan untuk disoklusi gigi dalam membantu pergerakan gigi dan koreksi crossbite anterior. c. Aksesories  Hook à berfungsi sebagai pengait untuk menempatkan elastic  Coil à lanjutan lengan yang membentuk lingkaran satu atau dua kali  Button à sebagai kombinasi tambahan untuk membenarkan posisi gigi yang rotasi maupun membantu mengoptimalkan gerakan oklusal.

D. DESAIN ALAT DITENTUKAN OLEH: a. Fungsi/kegunaan alat:  Pencarian ruang: EKSPANSI Macam alat ekspansi - Berdasarkan cara pemakainnya, bersifat  Fixed/cekat, mis. RME --> alat ini bersifat cekat, menghasilkan pelebaran arah lateral, paralel dan simetris, dilakukan untuk melakukan pelebaran lengkung basal pada periode gigi bercampur.



Semi cekat, mis. Quad Helix --> alat ini bersifat semi cekat, dapat menghasilkan gerakan paralel simetris ataupun asimetris maupun gerakan non paralel simetris atau asimetris, tergantung kebutuhan.



Removable, mis. Plat Ekspansi Elemen-elemen plat ekspansi:  Plat dasar akrilik  Klamer yang mempinyai daya retensi tinggi, mis. Adam’s clasp atau arrowhead clasp  Elemen ekspansif , berupa sekrup ekspansi atau coffin spring  Busur labial (labial arch)  Kadang dilengkapi dengan spur atau taji, tie-bar dan pir-pir penolong (auxiliary spring).

Macam-macam plat ekspansi:  Ekspansi arah lateral - paralel simetris

- non paralel simetris

-paralel asimetris

- non paralel asimetris

 Ekspansi arah antero-posterior (Schwartz plate) - pergerakan ke distal gigi-gigi posterior - pergerakan ke labial atau proklinasi gigi-gigi anterior - Berdasarkan pergerakan/reaksi jaringan yang dihasilkan  Alat ekspansi yang menghasilkan gerakan ortodontik, mis. Plat ekspansi  Alat ekspansi yang menghasilkan gerakan ortopedik, mis. RME 

Koreksi malposisi : Plat aktif dengan auxilliary springs



Ortopedik : Aktivator, Bionator, Twinblock

Bionator Aktivator

Twinblock Bionator memiliki banyak persamaan dengan aktivator, namun terdapat beberapa perbedaan dibandingkan aktivator konvensional. Perbedaannya adalah bionator memiliki plat akrilik lebih sempit dan tipis dari aktivator, lebih elastik dan dengan demikian bionator diharapkan lebih mudah diterima oleh pasien. Twin block adalah alat fungsional yang digunakan untuk mendorong rahang bawah ke depan agar sejajar dengan rahang atas. Dinamakan “Twin Block” karena alat ini terpisah antara rahang atas dan rahang bawah, pada plat yang terpisah terdapat blok pada daerah oklusal gigi posterior.  Retentif: Hawley retainer, Begg/Wrap round retainer. 1. Retainer Lepasan Merupakan alat pasif yang dapat dilepas dan dipasang oleh pasien sendiri. Untuk itu ketaatan pasien sangat menentukan keberhasilan alat ini.



Begg Retainer Begg retainer ditemukan dan dipopulerkan oleh P. R. Begg. Alat ini terdiri dari busur yang memanjang sampai molar terakhir, melengkung ke palatal di bagian molar terakhir dan menempel pada plat akrilik.



Clip on Retainer atau Spring Aligner Spring aligner atau spring retainer didesain khusus untuk digunakan pada region anterior



Removable Wraparound Retainer Retainer ini merupakan versi kelanjutan dari spring aligner yang menutupi seluruh gigi. Kesling’s Tooth Positioner Tooth positioner pertama kali dikembangkan oleh H. D Kesling pada tahun 1945





Rickets Retainer Dikembangkan oleh Rickets, hamper sama dengan Hawley retainer



Van Der Linden Retainer Popular di Eropa, dikembangkan oleh Frans van der Linden dari Netherland.



Invisible retainer/Vacuum Former Retainer Pertama kali dikembangkan oleh Hendry Nahoum pada tahun 1950,

2. Retainer cekat Alat cekat yang digunakan untuk koreksi ortodonti dapat ditinggalkan ditempatnya sebagai retainer. 

Banded Canine to Canine Retainer Tipe retainer ini biasanya digunakan pada regio anterior bawah



Bonded Lingual Retainer Merupakan retainer yang diikat di permukaan lingual gigi.



Band dan Spur Retainer Retainer tipe ini digunakan pada kasus dengan satu gigi yang dirawat secara ortodonti terutama untuk mengkoreksi rotasi atau labio-lingual displacement.

b. Letak alat di dalam mulut:  Rahang atas  Rahang bawah --> berbeda pada desain plat dasar c. Jenis plat dasar  Plat tertutup  Plat terbuka d. Jenis gigi yang akan dikoreksi:  Gigi permanen, desidui  Gigi anterior, posterior

untuk

 Gigi individual, beberapa gigi secara bersamaan --> perbedaan pada plat orthodontik yaitu ukuran kawat e. Malposisi gigi  Labioversi, bukoversi, linguoversi, palatoversi  Mesioversi, distoversi  Supraversi, infraversi  Rotasi

E. CARA PENGAKTIFAN ALAT ORTODONTI

1. Simple Spring Fungsi: Mendorong 1 gigi ke labial/bukal Bahan: Kawat SS d=0,5mm/0,6mm Cara Mengaktifkan: +tang universal Mengecilkan/membesarkan lup Menarik lengan ke arah gerakan gigi Lengan: - Lengan aktif : TEGAK LURUS Palatal/lingual - Lengan retentif: ikuti 2. Finger dan Cantilever Spring

kurvatur

palatum

Finger Spring/Single Cantilever Spring/Pir Jari Fungsi: Menggerakan 1 gigi arah MD Bahan: SS d= 0,5mm/0,6mm Cantilever Spring/ simple or double cantilever spring/Z spring Modifikasi simple spring (+koil setiap lekukan) Fungsi: Menggerakkan gigi arah B-L Bahan: SS d=0,5mm/0,6 mm Cara mengaktifkan kedua alat diatas: Menyimpangkan lengan kearah gerakan gigi(dianjurkan) Membengkokkan lengan spring spring Menjepit coil spring

Double cantilever

3. Buccal Retractor Spring/Loop spring/ U loop canine Retractor Fungsi: Menggeser gigi C/P ke distal Bahan: SS d=0,6mm /0,7 mm Cara mengaktifkan: Mengecilkan/membesarkan loop Membengkokkan lengan spring

4. T spring Fungsi:Menggerakkan gigi P/C ke bukal Bahan: SS d=0,5mm Cara mengaktifkan: Mengecilkan/membesarkan loop spring Membengkokkan kaki spring kearah pergerakan gigi

5. Labial arch Kawat yang digunakan yaitu 0.7 mm dengan kawat stainless steel dengan indikasi menutup ruangan dari distal kaninus, mengurangi overjet yang kecil, menutup ruangan anterior, dan untuk retensi. Cara mengaktifkan dengan labial arch yaitu mengecilkan/membesarkan lup dan membuat tekukan tonjol.

6. Coffin spring Merupakan alat lepasan untuk ekspasni dento-alveolar, terdiri dari kawat yang berbentuk omega dengan ketebalan 1.25 mm di letakkan di bagian palatal. Cara mengaktifkan dengan menarik lup pada bagian dua sisi secara manual. Selain itu diaktifkan dengan mengecilkan/membesarkan lup, menarik lengan ke arah gerakan gigi, dan membengkokkan lengan spring

7. Skrup ekspansi Skrup ekspansi sangat kecil dan berbahan logam yang diaplikasikan untuk menggerakkan gigi maupun berbasis skeletal. Skrup ini merupakan sumber dari gaya dengan adanya segmen akrilik pada plat. Cara mengaktifkan dengan memutar 180⁰ maka akan terekspans 0.4 mm sedangakn dengan memutar 90⁰ maka akan terekspans 0.2 mm. Memutar seperempat putaran per minggu untuk dewasa. Sedangkan memutar setengah putaran per minggu untuk anakanak.

8. Peninggi gigitan a. Bite plane posterior Plat peninggi gigitan berupa plat dengan perluasan yang berbentuk penebalan di permukaan oklusal gigi posteior kanan kiri. Berfungsi untuk mencegah kontak oklusal gigi anterior sehingga gigi yang cross bite/malposisi diregio anterior dapat dikoreksi dengan auxilliary springs. Cara aktivasi b. Maxillary flat bite plane

c.

d.

e.

f.

Indikasi pemakaian merawat maloklusi angle klas I dan angle klas II yang disertai deep over bite. Meretruksi gigi-gigi anterior rahang atas yang protusif Maxillary inclined bite plane Indikasi maloklusi angle klas II (distoklusi) untuk mengubah kedudukan mandibula agar lebih ke depan, kasus maloklusi angle klas I (neutroklusi) dengan linguoversi gigi anterior rahang bawah agar gigi tersebut proklinasi Mandibullary inclined bite plane Indikasi kasus maloklusi angle klas I (neutroklusi) yang disertai dengan cross bite atau palatoversi gigi anterior atas, kasus maloklusi angle klas III dengan cross bite anterior, kasus maloklusi angle klas II divisi 2 Sved bite plane Indikasi untuk mengoreksi deep overbite dengan memberi efek intrusi gigi anterior atas dan bawah Hollow bite plane Indikasi deep overbite dengan sental diastema

9. Hal yang perlu diperhatikan ketika mengaktifkan spring - Posisi harus tegak lurus sumbu vertikal gigi setelah spring diaktifkan - Kekuatan yang dihasilkan sesuai dengan nilai penjangkaran gigi yang digerakkan - Tidak ada hambatan ke arah gerakan gigi : insisal gigi antagonis, pelat akrilik di arah gerakan gigi, kawat yang menghalangi gerakan gigi seperti lingual arch, pasien mengerti posisi spring yang benar

DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, W., 2011, Buku Ajar Alat Ortodontik Lepasan, Fakultas Kedokteran Gigi UGM, Yogyakarta. Cobourne, M.T., Dibiase, A.T., 2010, Handbook of Orthodontics, Mosby Elsevier, China. Phulari, B.S., 2011, Orthodontics: Principles and Pratice, Jaypee Brothers Medical Publishers, New Delhi. Premkumar, S., 2008, Prep Manual for Undergraduates: Orthodontics, Elsevier, Suryani, R., Suparwitri, S., Hardjono, S., 2016, Perawatan Orthodontik Interseptif pada Maloklusi kelas III, MKGK, 2(2):92-100 Yuwono. L., 1993, Buku Ajar Ortodonsi, EGC, Jakarta,...


Similar Free PDFs