Ringkasan Chapter 15 Short-Term Scheduling Kelompok 10 PDF

Title Ringkasan Chapter 15 Short-Term Scheduling Kelompok 10
Course Manajemen Operasi dan Inovasi 1 H
Institution Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Pages 10
File Size 214.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 40
Total Views 658

Summary

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTAPROGRAM PASCA SARJANAMAGISTER MANAJEMENMata kuliah : Manajemen Operasi Kode mata kuliah: MANNama mahasiswa : Maria Findaria Fani Nomor mahasiswa : 205003319Nama mahasiswa : Bella Marcelina Putri Nomor mahasiswa : 205003323Dosen :Dr. J. Ellyawati, M Kelas : AJudul Tuga...


Description

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN

Mata kuliah : Manajemen Operasi

Kode mata kuliah: MAN720

Nama mahasiswa : Maria Findaria Fani

Nomor mahasiswa : 205003319

Nama mahasiswa : Bella Marcelina Putri

Nomor mahasiswa : 205003323

Dosen :Dr. J. Ellyawati, M.M

Kelas : A

Judul Tugas :Chapter 15. Short-Term Scheduling Batas waktu penyerahan :Selasa, 18 Mei 2021

Sebelum tugas anda serahkan, silakan periksa sekali lagi apakah beberapa ketentuan berikut ini sudah anda penuhi dengan cara memberi tanda centang (√) pada masing-masing kotak yang tersedia. (√) Disajikan dalam kertas ukuran A4 (√)spasi 1,5; TNR 12 (√) Margin 4 cm (samping kiri), 3 cm (atas, bawah samping (√)semua kertas dibendel kanan) (√) Pengetikan, ejaan, dan cara pengutipan sudah benar (√) halaman diberi nomor PERNYATAAN Dengan ini kami menyatakan bahwa tugas yang kami serahkan semuanya merupakan hasil karya sendiri kecuali beberapa bagian yang kami sebutkan sebagai hasil karya orang lain. Tanda tangan :

Tanggal : 17 Mei 2021

(Maria Findaria Fani )

( Bella Marcelina Putri)

1. Pentingnya Penjadwalan Jangka Pendek Penjadwalan yang efisien adalah bagaimana perusahaan manufaktur menurunkan biaya dan memenuhi tanggal jatuh tempo yang dijanjikan. Pentingnya penjadwalan yang strategis yaitu sebagai berikut: 

Penjadwalan yang efektif secara internal berarti pergerakan barang dan jasa yang lebih cepat melalui fasilitas dan penggunaan aset yang lebih besar. Hasilnya adalah kapasitas yang lebih besar per dolar yang diinvestasikan, yang diterjemahkan menjadi biaya yang lebih rendah.



Penjadwalan yang baik secara eksternal memberikan hasil yang lebih cepat, fleksibilitas tambahan, dan pengiriman yang lebih dapat diandalkan, meningkatkan layanan pelanggan.

2. Masalah Penjadwalan Keputusan

jadwal

dimulai

dengan

kapasitas

perencanaan,

yang

mendefinisikan fasilitas dan sumber daya peralatan yang tersedia . Jadwal utama memecah rencana agregat dan mengembangkan jadwal mingguan untuk produk atau lini produk tertentu, sedangkan jadwal jangka pendek menerjemahkan keputusan kapasitas, rencana agregat (menengah), dan jadwal induk ke dalam urutan pekerjaan dan penugasan khusus personel, bahan, dan mesin. Tujuan penjadwalan adalah untuk mengalokasikan dan memprioritaskan permintaan (dihasilkan oleh perkiraan atau pesanan pelanggan) ke fasilitas yang tersedia. Tiga faktor penting dalam penjadwalan: (1) menghasilkan jadwal maju atau mundur, (2) pemuatan terbatas dan tak terbatas, dan (3) kriteria (prioritas) untuk pekerjaan urutan. A. Penjadwalan Maju dan Mundur Penjadwalan dapat secara forward atau backward. Penjadwalan dibuat setelah persyaratan pekerjaan terpenuhi. Penjadwalan maju (forward scheduling) digunakan dalam organisasi seperti rumah sakit, klinik, restoran, dan produsen alat mesin. Di fasilitas ini, pekerjaan dilakukan untuk pesanan pelanggan, dan pengiriman barang.

2

Penjadwalan

mundur

(backward

scheduling)

dimulai

dengan

menjadwalkan operasi akhir terlebih dahulu. Penjadwalan mundur digunakan di lingkungan manufaktur, serta lingkungan layanan seperti katering perjamuan atau operasi penjadwalan. Dalam praktiknya, kombinasi penjadwalan maju dan mundur sering digunakan untuk menemukan trade-off atas kendala kapasitas dan harapan pelanggan. B. Pemuatan Terbatas dan Tak Terbatas Loading adalah proses penugasan pekerjaan ke stasiun atau proses kerja. Pemuatan terbatas merupakan teknik penjadwalan yang memuat hingga kapasitas proses. Keuntungan dari pemuatan terbatas adalah secara teori, semua pekerjaan yang ditugaskan dapat dicapai. Namun, pekerjaan yang diproses hanya pekerjaan yang masuk ke dalam workstation (lokasi spesifik di jalur perakitan manufaktur). Sebaliknya, teknik yang memuat pekerjaan tanpa memperhatikan kapasitas proses pemuatan disebut tak terbatas. Keuntungan dari pemuatan tak terbatas adalah jadwal awal yang memenuhi tanggal jatuh tempo. C. Kriteria Penjadwalan Teknik penjadwalan tergantung pada volume pesanan, sifat operasi, dan kompleksitas keseluruhan pekerjaan, serta terdapat empat kriteria untuk mengevaluasi kinerja penjadwalan: 1) Meminimalkan waktu penyelesaian: Dievaluasi dengan menentukan waktu penyelesaian rata-rata. 2) Memaksimalkan pemanfaatan: Dievaluasi dengan menentukan persen dari waktu fasilitas dimanfaatkan. 3) Meminimalkan persediaan work-in-process (WIP) : Dievaluasi dengan menentukan rata-rata nomor pekerjaan dalam sistem. Hubungan antara jumlah pekerjaan dalam sistem dan inventaris WIP akan tinggi. Oleh karena itu, semakin sedikit jumlah pekerjaan yang ada di sistem, maka semakin rendah persediaan. 4) Meminimalkan waktu tunggu pelanggan: Dievaluasi dengan menentukan jumlah rata-rata periode akhir (misalnya, hari atau jam).

3

Selain itu, teknik penjadwalan yang baik harus sederhana, jelas, mudah dilakukan, fleksibel, dan realistis. 3. Penjadwalan Fasilitas yang Berfokus pada Proses Fasilitas yang berfokus pada proses adalah hal umum dalam industri jasa dan manufaktur bervolume rendah dan tinggi. Fasilitas ini menghasilkan produk atau layanan make-to-order dan mencakup perbaikan mobil, rumah sakit, hingga salon kecantikan. Penjadwalan mengharuskan urutan pekerjaan (peruteannya), waktu yang diperlukan untuk setiap item, dan kapasitas dan ketersediaan setiap pusat kerja. 4. Memuat Tugas (Loading Jobs) Pusat kerja memiliki dua wujud. Berorientasi pada kapasitas dan penugasan pekerjaan tertentu ke pusat kerja. Berdasarkan perspektif kapasitas, terdapat teknik seperti input-output control dan perspektif yang kedua digunakan untuk memuat: bagan Gantt dan metode penugasan pemrograman linear. A. Kontrol Input –Output Kontrol input-output adalah teknik yang memungkinkan personel operasi mengelola aliran kerja fasilitas. Kontrol input-output dapat dipertahankan oleh sistem kartu ConWIP, yang mengontrol jumlah pekerjaan di pusat kerja. ConWIP adalah akronim dari work-in-process yang konstan. Kartu ConWIP secara efektif membatasi jumlah pekerjaan di pusat kerja, mengontrol waktu prospek, dan memantau jaminan simpanan. B. Bagan Gantt Bagan Gantt adalah alat bantu visual yang berguna dalam pemuatan dan penjadwalan. Grafik ini menunjukkan penggunaan sumber daya, seperti pusat kerja dan tenaga kerja. Saat digunakan dalam pemuatan, bagan Gantt menunjukkan waktu pemuatan dan menganggur dari beberapa departemen, mesin, atau fasilitas. Hal tersebut menampilkan beban kerja relatif dalam sistem, sehingga manajer tahu penyesuaian apa yang sesuai. Gantt load chart memiliki batasan utama, yaitu tidak memperhitungkan variabilitas produksi seperti kerusakan tak terduga atau kesalahan manusia yang

4

memerlukan pengerjaan ulang pekerjaan. Oleh karena itu, bagan juga harus diperbarui secara berkala untuk memperhitungkan pekerjaan baru dan perkiraan waktu yang direvisi. Gantt schedule chart digunakan untuk memantau pekerjaan yang sedang berlangsung (dan juga digunakan untuk penjadwalan proyek). Ini menunjukkan pekerjaan mana yang sesuai jadwal dan mana yang lebih cepat dari atau di belakang jadwal. C. Metode Penugasan (Assignment Method) Metode penugasan melibatkan penugasan tugas atau pekerjaan ke sumber daya. Contohnya termasuk menetapkan pekerjaan ke mesin, kontrak untuk penawar, orang ke proyek, dan tenaga penjual ke wilayah. Tujuannya untuk meminimalkan total biaya atau waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas di tangan. Salah satu karakteristik penting dari penugasan adalah bahwa hanya satu pekerjaan (atau pekerja) yang ditugaskan ke satu mesin (atau proyek). 5. Pengurutan Pekerjaan-Pekerjaan Pengurutan yaitu menentukan urutan pekerjaan yang harus diselesaikan pada tiap-tiap sentra kerja. Aturan prioritas (priority rule) memberikan panduan untuk mengurutkan pekerjaan yang harus dilakukan. Aturan ini terutama diterapkan untuk aturan fasilitas yang terfokus pada proses, seperti klinik, percetakan, dan bengkel kerja. Aturan prioritas mencoba untuk meminimalkan waktu penyelesaian, jumlah pekerjaan dalam sistem, dan keterlambatan pekerjaan seraya memaksimalkan penggunaan fasilitas. Berikut aturan prioritas yang paling populer : 

FCFS (first come, first served): yang pertama datang, yang pertama dilayani. Pekerjaan pertama yang datang di sebuah pusat kerja diproses terlebih dahulu.



SPT (shortest processing time): waktu pemrosesan terpendek. Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan terpendek ditangani dan diselesaikan terlebih dahulu.



EDD ( earliest due date): batas waktu paling awal. Pekerjaan dengan batas waktu yang paling awal dikerjakan terlebih dahulu. 5



LPT (longest processing time): waktu pemrosesan terpanjang. Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan lebih panjang, lebih besar biasanya sangat penting dan diutamakan terlebih dahulu.



Rata-rata waktu penyelesaian = jumlah total aliran waktu / jumlah pekerjaan



Metrik pemanfaatan = total waktu pengerjaan pekerjaan / jumlah total aliran waktu



Rata-rata jumlah pekerjaan dalam sistem = jumlah total aliran waktu / total waktu pengerjaan pekerjaan



Rata-rata keterlambatan = total keterlambatan hari/ jumlah pekerjaan

Tidak ada satu pun aturan pengurutan yang unggul dalam semua kriteria. Pengalaman menunjukkan hal berikut: 

SPT biasanya merupakan teknik terbaik untuk meminimalkan aliran pekerjaan dan meminimalkan jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem. Kelemahan utamanya adalah pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan panjang dapat tidak dikerjakan secara terus menerus, karena pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan pendek selalu didahulukan. Pelanggan dapat melihat hal ini secara samar, dan penyesuaian berkala untuk pekerjaan yang panjang harus dilakukan.



FCFS tidak menghasilkan kinerja yang baik pada hampir semua kriteria (tetapi juga tidak begitu buruk). Bagaimanapun, FCFS memiliki kelebihan karena terlihat adil oleh pelanggan; suatu hal yang sangat penting dalam sistem jasa.



EDD meminimalkan keterlambatan maksimal yang mungkin perlu untuk pekerjaan yang memiliki penalti setelah tanggal tertentu. Secara umum, EDD bekerja baik ketika keterlambatan menjadi sebuah isu.

A. Rasio Kritis Jenis aturan pengurutan yang lain adalah rasio kritis. Rasio Kritis (critical ratio-CR) merupakan sebuah angka indeks yang dihitung dengan membagi waktu yang tersisa hingga batas waktu pekerjaan dengan waktu pekerjaan yang tersisa. Berlawanan dengan aturan prioritas, rasio kritis sangat dinamis dan mudah

6

diperbarui. CR cenderung memiliki kinerja yang lebih baik daripada FCFS, SPT, EDD atau LPT pada kriteria keterlambatan pekerjaan rata-rata. Rasio kritis memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilakukan agar tetap menepati jadwal. Sebuah pekerjaan dengan rasio kritis yang rendah (kurang dari 1,0) berarti telambat dari jadwal. Jika CR tepat 1,0; berarti pekerjaan sesuai dengan jadwal. CR yang lebih besar dari 1,0 berarti pekerjaannya mendahului jadwal dan punya waktu luang. Pada kebanyakan sistem penjadwalan produksi, aturan CR membantu melaksanakan hal berikut: 

Menentukan status pekerjaan tertentu.



Menerapkan prioritas relatif di antara pekerjaan dengan dasar kesamaan.



Menghubungkan persediaan dan pekerjaan berdasarkan pesanan dengan dasar kesamaan.



Menyesuaikan prioritas (dan memperbaiki jadwal) secara otomatis terhadap adanya perubahan baik dalam hal permintaan maupun status kemajuan pekerjaan.



Menelusuri kemajuan pekerjaan secara dinamis. Rumus Rasio Kritis: CR = Waktu yang tersisa / hari kerja yang tersisa = (tanggal jatuh tempo – tanggal hari ini) / waktu pengerjaan yang tersisa

B. Aturan Johnson Aturan Johnson bisa digunakan untuk meminimalkan waktu pemrosesan untuk mengurutkan suatu kelompok pekerjaan melalui dua fasilitas. Tahap Aturan Johnson: 

Semua pekerjaan harus dicantumkan dan masing-masing waktu yang dibutuhkan oleh sebuah mesin harus ditunjukkan.



Pilih pekerjaan dengan waktu aktifitas yang paling pendek.



Sekali suatu pekerjaan telah dijadwalkan, sisihkanlah pekerjaan itu.



Terapkan tahap 2 dan tahap 3 ke perkerjaan yang tersisa, bekerja kearah pusat urutan itu.

7

Keterbatasan aturan yang berbasis sistem: 

Penjadwalan adalah dinamis dengan demikian aturan perlu untuk direvisi menyesuaikan perubahan-perubahan dalam proses, peralatan, bauran produk dst.



Aturan tidak melihat ke hulu atau ke hilir, sumber daya yang menganggur dan kemampatan sumber daya di departemen yang lain mungkin saja tidak diakui.



Aturan tidak melihat lewatnya dari tanggal jatuh tempo.

6. Penentuan Jadwal Kapasitas yang Terbatas Penjadwalan

kapasitas

terbatas (finite

capacity

scheduling) adalah

penjadwalan jangka pendek yang terkomputerisasi untuk mengatasi kelemahan sistem yang berdasarkan aturan tertentu dengan menyajikan perhitungan interaktif secara grafis kepada pengguna data (users). Data awal untuk sistem penjadwalan terbatas biasanya merupakan output dari sistem MRP. Sistem ini seketika memberikan informasi kepada perencana ketika material dibutuhkan, mengabaikan masalah dalam hal kapasitas. Dan output dari MRP dikombinasikan dengan perputaran arsip, batas waktu, kapasitas pusat kerja, peralatan, dan ketersediaan sumber daya lainnya untuk akhirnya menghasilkan data yang dibutuhkan oleh FCS secara efektif.

7. Penentuan Jadwal dalam Industri Jasa Menjadwalkan system jasa berbeda dengan menjadwalkan sistem manufaktur dalam beberapa hal. Pertama, pada manufaktur, penekanan penjadwalan adalah pada material; dalam jasa, adalah pada susunan kepegawaian. Kedua, sistem jasa jarang menyimpan persediaan. Ketiga, jasa padat karya, dan permintaan tenaga kerja sangat bervariasi. Sistem jasa berusaha menyesuaikan permintaan pelanggan yang berubah-ubah dengan kemampuan untuk memenuhi permintaan tersebut. Pada usaha bisnis tertentu, seperti kantor pengacara dan dokter, jadwal ditentukan dengan sistem pendaftaran. Pada toko eceran, kantor pos, atau rumah makan cepat saji, aturan first-come, first-served dirasa memadai untuk melayani pelanggan. Penjadwalan dalam bisnis ini ditangani dengan cara

8

menambah pekerja tambahan, sering kali dengan menggunakan pekerja paruh waktu, untuk membantu selama periode sibuk. Sistem pemesanan bekerja dengan baik pada agen penyewaan mobil,hotel, dan beberapa rumah makan sebagai alat untuk mengurani masa tunggu pelanggan dan menghindarkan kekecewaan karena pelayanan tidak dapat dipenuhi. Rumah Sakit. Rumah sakit merupakan contoh dari fasilitas pelayanan yang mungkin menggunkan system penjadwalan serumit yang ada di FCFS untuk merawat pasien yang berada dalam kondisi darurat. Bagaimanapun, mereka menjadwalkan produk (seperti pembedahan). Bank. Pelatihan bersilang tenaga kerja dalam bank menjadikan pegawai dibagian pinjaman dan para manajer lain dapat menyediakan bantuan jangka pendek pada kasir juka dibutuhkan. Bank juga mempekerjakan karyawan paruh waktu untuk memenuhi kapasitas yang bervariasi. Perusahaan Penerbangan. Perusahaan penerbangan menghadapi dua kendala dalam penjadwalan awak kapal terbang: 1. Pembatasan waktu kerja yang ditetapkan oleh FAA dan 2. Kontrak serikat pekerja yang menjamin kru dibayar selama beberapa per hari atau pada setiap perjalanan. Penjadwalan perusahaan penerbangan haeus membuat jadwal kru yang memenuhi atau melebihi jaminan pembayaran kru. Penjadwalan juga harus menggunakan sumber daya mahal mereka yang lain secara efisien, yaitu pesawat terbang. Jadwal ini biasanya dibuat dengan menggunakan model pemrograman liniear. Operasi 24/7. Jalur telpon gawat darurat, departemn kepolisian dan kebakaran, operator telepon, dan bisnis pesanan per pos (seperti L.L. Bean) menjadwalkan karyawan selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Untuk memberikan fleksibilitas bagi pihak manajemen dalam menyusun pegawai, terkadang karyawan paruh waktu dipekerjakan. Hal ini bermanfaat (dalam menggunkan shift panjang atau menyesuaikan pembebanan kerja yang terantisipasi) dan juga menyulitkan (karena terdapat sejumlah besar alternative mungkin dari segi hari libur, waktu makan siang, waktu istirahat, dan waktu awal bekerja). Kebanyakan

perusahaan

menggunakan

system

penjadwalan

terkomputerisasi untuk mengatasi kerumitan ini.

9

Penjadwalan Karyawan Jasa dengan Penjadwalan Berkala Terdapat sejumlah teknik dan algoritma untuk menjadwalkan karyawan di sektor jasa seperti perawat, karyawan restoran, kasir, dan karyawan administrasi toko eceran. Pada manajer, yang dapat menghabiskan waktu selama 20 jam per bulan untuk menjadwalkan karyawan, sering mempertimbangkan sebuah periode perencanaan yang panjang (misalnya, 6 minggu). Kemudian, mereka mencoba untuk menetapkan sebuah jadwal yang efisien dan tepat waktu yang menjaga karyawan tetap senang. Salah satu pendekatan yang dapat bekerja tetapi yang juga sederhana adalah penjadwalan berkala (cyclical scheduling).

10...


Similar Free PDFs