Title | Risalah Tuntunan Shalat Lengkap |
---|---|
Author | Cicak Dinding |
Pages | 127 |
File Size | 2.9 MB |
File Type | |
Total Downloads | 571 |
Total Views | 842 |
DRS. MOH. RIFA'I Risalah TUNTUNAN SHALAT LENGKAP 1 \ \ \ \ 1 —i i 1 Penerbit : C V . TOHA PUTRA Semarang. Risalah TUNTUNAN SHALAT LENGKAP oleh Drs. M O H . R I F A ' I Penerbit : CV. TOHA PUTRA Semarang. K A T A P E N G A N T A R Alhamdulillah dengan rasa syukur ke hadlirat A...
DRS. MOH.
RIFA'I
Risalah
TUNTUNAN SHALAT LENGKAP
1 \ \
\ \
—i
Penerbit
: C V . TOHA
PUTRA
Semarang.
i
1
1
Risalah
TUNTUNAN SHALAT LENGKAP
oleh Drs. M O H . R I F A ' I
Penerbit
: CV. TOHA
PUTRA
Semarang.
K A T A
P E N G A N T A R
Alhamdulillah dengan rasa syukur ke hadlirat Allah swt yang dengan rahmat dan inayahNya, Buku RISALAH T U N T U N A N SHALAT LENGKAP ini telah selesai kami susun untuk dapat disebar luaskan di kalangan masyarakat umat Islam. Buku ini kami susun dengan maksud untuk dapat dijadikan podoman tambahan bagi para Guru Agama Honorair dan para Penyuluh Agama dalam lingkungan Bidang Penerangan Agama, khususnya di Jawa Tengah, semoga dapat dijadikan bahan dalam usaha meningkatkan para Jama'ah peserta pengajian pengajian yaag diselenggarakan oleh mereka. Isi buku ini lengkap mencakup syarat rukun shalat, sehingga kiranya memudahkan bagaimana cara mereka melaksanakan shalat itu yang merupakan ibadat pokok kita kepada Allah swt. Dengan menggunakan buku ini semoga kita dapat melaksana kan dan meningkatkan ibadat kita kepada Allah swt dengan rasa iman, khusyu' dan ikhlash dengan niat "Liibtighaai mardlaa — tiliah", yakni untuk memperoleh keridlaan Allah, baik di dunia maupun di akhirat, sesuai dengan firman Allah swt :
Artinya : "Sungguh telah berbahagialah orangorang mu'min yang me reka khusyu* dalam shalatnya", (S. Mu'minun, ayat 1—2). Kepada para Ulama dan ahli yang arif bijaksana penulis sangat mengharapkan fatwanya dan tegur sapanya untuk per 3
baikan buku ini dalam penerbitan selanjutnya. Kepada Allah swt kami memohon taufiq dan hidayahNya semoga usaha kami ini senantiasa dalam keridlaanNya. Amin.
19Dzuha'idah Semarang,
1
Q
N
o
p
e
m
b
e
r
1396 1
9
7
6
Penyusun,
( DRS. MOH RI F A l )
4
D A F T A R
I S I Halaman :
KATA P E N G A N T A R BAB I : PENGANTAR UMUM : A. Hukum Ialam
9
1. Mukallaf 2. Hukumhukum Islam 3. Syarat dan rukun
9 9 10
b. Rukun Islam 1. Dua Kalimat Syahadat 2. Keterangan
10 H
1
1
BAB D T H A H A R A H ( B E R S U C I ) : :
A. ArtiThaharah 1. Macammacam air 2. Pembagian air
13 13 13
B. Macammacam Najis 1. Pembagian Najis 2. Cara menghilangkan najis 3. Najis yang dimaafkan
14 14 15 15
4. I s t i n j a 5. Adab buang air C. BERWUDLU 1. Arti wudlu ' 2. Fardlu wudlu' 3. Syaratsyarat wudlu' 4. Sunatsunat wudlu' 5. Yang membatalkan wudlu* 6. Cara berwudlu' 7. Do'a sesudah wudlu' 8.. M a n d i
• ••
15 15 16 16 16 16 17 17 17 22 22 5
9. Tayammum 10. Menyapu dua sepatu '
24 27
BAB I I I : SUNAT SEBELUM S H A L A T : A . Adzan dan Iqamah 1. Lafazh adzan 2. Do'a sesudah adzan 3. Lafazh Iqamah . 4. Sunat menjawab adzan dan iqamah 5. Do'a setelah mendengar iqamah
28 28 29 30 31 32
6. Syaratsyarat muadzin
33
BAB I V : S H A L A T : A . Arti Shalat 1. Dalil yang mewajibkan shalat 2. Syaratsyarat shalat 3. Rukun shalat 4. Yang membatalkan shalat 5. Sunat dalam melakukan shalat
34 34 35 35 35 36
6. Makruh shalat 7. Perbedaan lakilaki dan wanita dalam shalat 8. Halhal yang mungkin dilupakan
37 38 38
B. Bacaanbacaan dalam shalat 1. Caracara mengerjakan shalat . . 2.Do'aIftitah
'.
40 40 41
3. Surat Fatihah 4. Suratsurat yang pendek 5. R u k u '
43 44 45
6.1'tidal
46
7. S u j u d 8. Duduk antara dua sujud 9. Sujud kedua 10. Tasyahud awal l l . T a s y a h u d akhir
6
•
46 47 47 48 49
12. S a l a m 13. Do'a qunut 14. Niatniat shalat fardlu
50 51 52
15. Do'a sesudah shalat 16. Shalat fardlu dan waktunya
54 58
17. Waktuwaktu yang dilarang untuk shalat 18. Shalat Jama'ah 19. Shalat Jum'ah 20. Shalat Qashar dan Jama'
59 5.9 61 64
i II aah i r r ah m aan i r r abii rn'' pada permulaan mandi. 3. Menghadap kiblat sewaktu mandi dan mendahulukan bagian kanan dari pada kiri. 4. Membasuh badan sampai tiga kali. 5. Membaca do'a sebagaimana membaca do'a sesudah berwudlu. (i. Mendahulukan mengambil air wudlu, yakni sebelum mandi di sunatkan berwudlu lebih dahulu. 23
c. Larangan bagi orang yang sedang junub : Bagi merek yang sedang berjunub, yakni mereka yang masih berhadas besar tidak boleh melakukan halhal sbb. : 1. Melaksanakan shalat. 2. Melakukan thawaf di Baitullah. 3. Memegang kitab suci Al—Qur'an. 4. Membawa/mengangkat Kitab Al—Qur'an. 5. Membaca Kitab Suci Al—Qur'an. 6. Berdiam diri di mesiid. d. Larangan bagi yang sedang hai di Mereka yang sedang haidl dilarang melakukan seperti terst but diatas, dan ditambah larangan sbb. : 1. Bersenangsenang dengan apa yang antara pusat dan lutut. 2. Berpuasa baik sunat maupun fardlu. 3. Dijatuhi talaq (cerai). 9. T A Y A M M U M a. Arti Tayammum. Tayammum ialah mengusap muka dan dua belah tangan dengan debu yang suci. Pada suatu ketika tayammum itu dapat menggantikan wudlu dan mandi dengan syaratsyarat tertentu. b. Syaratsyarat tayammum. Dibolehkan bertayammum, dengan syarat : 1. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu . 2. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit yang apabila menggunakan air akan kambuh sakitnya. 3. Telah masuk waktu shalat. 4. Dengan debuyang suci. c. Fardlu tayammum. 1. Niat (untuk dibolehkan mengerjakan shalat). Lafazh niat :
24
NAWAITUT TAYAMMUMA LIISTDBAAHATISH SHALAATI PARDLAN LILLAAHI TA'AALAA. Artinya : "Aku niat bertayammum untuk dapat mengerjakan ^ha lit, fardlu karena Allah". — — — — _ _ ^ L .
Otmbar 1 Mula mula meletakkan dua belah tangan diatas debu untuk diusapkan ke muka.
Artinya : "Aku niat bertayammum untuk dapat mengerjakan shalat lurdlu, fardlu karena Allah". 'l. Mengusap muka dengan debu tanah, dengan dua kali usapan.
Gambar 2
25
3. Mengusap dua belah tangan hingga siku siku dengan debu tanah dua kali.
3
Gambar 3.
4. Memindahkan debu kepada anggota yang diusap. 5. Tertib (berturutturut). Keterangan : Yang dimaksud mengusap bukan sebagaimana menggunakan air dalam berwudlu, tetapi cukup menyapukan saja'dan bukan mengolesoles sehingga rata seperti menggunakan air. Sunat Tayammum. 1. Membaca basmalah (Bismillaahirrahmaanirrahiim). 2. Mendahulukan anggota yang kanan dari pada yang kiri. 3. Menipiskan debu. Batal tayammum. 1. Segala yang membatalkan wudlu*. 2. Melihat air sebelum shalat, kecuali yang bertayammum karena sakit. 3. Murtad ; keluar dari Islam. f.
26
Cara menggunakan tayammum Sekali bertayammum hanya dapat dipakai untuk satu shalat
fardlu saja, meskipun belum batal. Adapun untuk dipakai shalat mnnat beberapa kali cukuplah dengan satu tayammum. Bagi orang yang salah satu anggota wudlunya terbebat (di b.dul), maka cukup bebat itu saja diusap dengan air atau tayam i n u i n , kemudian mengerjakan shalat. 10. MENYAPU D U A SEPATU. Menyapu dua sepatu (mashul khuffain) termasuk juga salah ftiitu keringanan dalam Islam. Ia dibolehkan bagi orang yang mene tup di kampung dan bagi yang dalam perjalanan musafir. Orang yang sedang dalam perjalanan musafir yang kakinya memakai dua sepatu, kalau hendak berwudlu, maka ia boleh menyapu sepatunya itu dengan air, artinya tidak perlu sepatunya dilepas. Syiiratsyarat menyapu dua sepatu Syaratsyarat menyapu dua sepatu ada empat perkara : I, Bahwa sepatu itu dipakai sesudah sempurna dicuci bersih. Sepatu itu menutup anggota kaki yang wajib dibasuh, yaitu menutupi tumit dan dua mata kaki. 'l. Sepatu itu dapat dibawa berjalan lama. 'l. Jangan ada didalam dua sepatu itu najis atau kotoran. Menyapu dua sepatu hanya boleh untuk berwudlu', tetapi tidak boleh untuk mandi, atau untuk menghilangkan najis. Menya pu dua sepatu tidak boleh bila salah satu syarat tidak cukup. Mi salnya salah satu dua sepatu itu robek, atau salah satu kakinya lid.ik dapat menggunakan sepatu karena luka. Keringanan ini diberikan bagi yang musafir selama tiga hari lifci» malam sedang yang bermukim ia boleh menyapu sepatunya lunya untuk sehari semalam.
27
B A B
m
SUNNAT SEBELUM SHALAT Sebelum shalat kita disunatkan mengerjakan adzan dan iqa mah. Adzan ialah katakata seruan yang tertentu untuk memberi tahukan akan masuknya waktu shalat fardlu. Adapun iqamah ialah katakata sebagai tanda bahwa shalat akan dimulai. Shalatshalat sunat tidak disunatkan menggunakan adzan dan iqamah, kecuali shalat sunat yang disunatkan berjama'ah, seperti tarawih, shalat 'ied dan sebagainya, cukup dengan memakai se ruan : ASHSHALAATUL JAMIAH Artinya : "Marilah kita bersamasama mengerjakan shalat berjama'ah". Atau dengan seruan dalam shalat tarawih, misalnya : mengucapkan :
ASH S H A L A A T U T T A R A A W H H I R A H I M A K U M U L L A A H U . Artinya : "Kerjakanlah shalat tarawih semoga Allah melimpahkan rahmat kepada kamu sekalian". Hukum adzan dan iqamah Adzan dan iqamah hukumnya sunnat mu'akkad bagi shalat fardlu, baik dikerjakan berjama'ah maupun sendirian (munfarid). Disunatkan dengan suara yang keras kecuali di mesjid yang sudah dilakukan (sedang dilakukan) shalat berjama'ah. Dikerjakan de ngan berdiri dan menghadap kiblat. L A F A Z H A L L A A H U A K B A R , A L L A A HU A K B A R X 2 28
A D Z A N
A S Y H A D U A L L A A I L A A H A I L L A L L A A H 2 X A S Y H A D U A N N A M U H A M MAD A R R A S U U L U L L A A H 2 X * H A Y Y A ALASH SHALAAH 2X X Y H A Y Y A 'ALAL F A L A A H 2X XY A L L A A H U AKBAR, A L L A A H U 1 X X M 1 AKBAR LAA I L A A H A I L L A L L A A H 1 X X \ Keterangan : I. Dalam adzan shalat shubuh, diantara kalimat "Hayya 'alal falah" dan "Allahu Akbar, Allahu Akbar", yakni antara ka limat ke 5 dan ke 6 ditambah kalimat :
A S H S H A L A A T U KHAIRUM M I N A N N A U M L
2 X
Artinya : "Shalat itu lebih baik dari pada tidur". II. Waktu menyerukan kalimat "Hayya 'alash shalaah", disunat kan berpaling ke kanan, dan ketika menyerukan kalimat "Hayya 'alal falah", berpaling kc kiri. III. Hayya 'alash shalaah, artinya "Marilah shalat", dan Hayya 'alal falah, artinya : "Marilah menuju kemenangan (keun tungan atau kebahagiaan).
DO'A SESUDAH A D Z A N Selesai muad/in mengumandangkan adzan, baik yang adzan maupun yang mendengarkan, disunatkan membaca do'a sbb.: 29
A L L A H U M M A RABBA HAADZIHID DA'WATIT T A A M M A T I WASH S H A L A A T I L Q A A I M A T I , A ATI L S A Y Y I D I N A A M U H A M M A D A N I L WASH L A T A W A L F A D L I I L A T A W AS Y SYARAFA W A D D A R A J A T A L A A L I Y A T A R RAFH A T A , WAB'ATSHUL M A Q A A M A L M A H M U U D A L L A D Z H W A ' A D T A H U I N N A K A L A A T U K H L I F U L M H A A D A . Artinya : "Ya Allah Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan memiliki shalat yang didirikan. Berilah junjungan kami Nabi Muhammad, wasilah dan keutamaan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi, dan angkatlah ia ke tempat yang terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan. Sesungguhnya Engkau ya Allah Dzat Yang tidak akan mengubah janji". L A F A Z H I Q A M A H Lafazh iqamah itu sama dengan adzan, hanya adzan diucap kan masingmasing dua kali, sedang iqamah cukup diucapkan se kali saja. Dan diantara kalimat ke 5 dan ke 6 ditambah kalimat : Q A D OAAMATISH S H A L A A H "
X 2
Artinya : "Shalat telah dimulai". Iqamah sunat diucapkan agak cepat dan dilakukan dengan suara agak rendah dari pada adzan.
30
Lafazh Iqamah : ALLAAHU AKBAR, AL LAAHU AKBAR I X
u
A
^ r AA „ LL
L
LLAA
JoWif * >
J
ffiij\\
,
Tx >o
ASYHADU ANNA MUHAM MADAR RASUULULLAAH 1 X HAYYA ALASH SHALAAH 1 X HAYYA
v
x
'ALAL FALAAH I X
QAD OAAMATISH SHA LAAH 2 X ALLAAHU AKBAR, AL — LAAHU AKBAR I X
* ' X
X
>
^ v t £ " » * O J V ^ L ' s " **?15U3 > •
X Y
LAAILAAHA ILLALLAAHU I X
^
t l
>
a
^
i
SUNNAT MENJAWAB ADZAN DAN IQ AM A H Bagi yang mendengar suara adzan, maka sunnah menjawab nya, dengan jawaban yang sama seperti apa yang tersebut dalam kalimat adzan dan iqamah, kecuali pada kalimat kalimat : "Hayya 'alash slialah" dan "Hayya *alal falah", aka jawabnya : m
LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAAHI Artinya : 'Tidak ada daya upaya dan tidak ada kekuatan, kecuali de lgan pertolongan Allah". Dan pada adzan shubuh, ketika muadzdzin mengucapkan kalimat : 31
ASH A S H A L A A T U KHAIRUM MINAN N A U M L 2 X Kita yang mendengar menjawab :
S H A D A Q T A W A B A R A R T A W A A N A A A L A A D Z A A L I K A MINASY SYAAHIDIINA. Artinya : "Benar dan baguslah ucapanmu itu dan akupun atas yang de mikian termasuk orangorang yang menyaksikan". Jawaban bagi yang mendengar iqamah : Bagi yang mendengar iqamah, kalimat demi kalimat yang terdengar dijawab sama seperti yang diucapkan oleh muadzin, kecuali pada kalimat: "QAD QAAMATISH", maka dijawab de ngan lafazh sbb. :
A Q A A M A H A L L A A H U WA A D A A M A H A A WAJA'ALANU MIN SHAALIHI A H L I H A A . Artinya : "Semoga Allah mendirikan shalat itu dengan kekarnya, dan semoga Allah menjadikan aku ini, dari golongan orang yang sebaik baiknya ahli shalat". Do'a setelah mendengar kiamat :
A L L A A H U M M A R A B B A HADZIHID DATVATIT TAAMMATI 32
WASH SHALAATIL O A A I M A T I , SHALLI WASALLIM A L A A S A Y Y I D I N A A MUHAMMADIN, W A AATIHI S I T LAI1U Y A U M A L Q I Y A A M A T I . A r t i n y a :
" Y a Allah Tuhan yang memiliki panggilan yang sempurna, dan memiliki shalat yang ditegakkan, curahkanlah rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad, dan berilah/kabul kanlah segala permohonannya pada hari kiamat". SYARAT SYARAT M U A D Z D Z I N . 1. Beragama Islam. 2. Tamyiz dan lakilaki. Makruh bagi orang yang berhadas kecil atau besar. Dan di sunatkan menyerukan adzan dengan suara yang nyaring dan mer du.
33
B A B
IV
S H A L A T A. Arti shalat : Shalat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, da lam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai de ngan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syaratsya rat yang telah ditentukan syara' .
1. Dalil yang mewajibkan shalat Dalil yang mewajibkan shalat banyak sekali, baik dalam Al — Qur'an maupun dalam Hadis Nabi Muhammad saw. Dalil ayatayat Al—Qur'an yang mewajibkan shalat antara lain :
W A A O I I M U S H SHALAATA W A A A T U Z Z A K A A T A WAR K A ' U U M A ' A R R A A K I I I N Artinya : "Dan dirikanlah shalat, dan keluarkanlah zakat, dan tunduk lah / ruku' bersama sama orangorang yang pada ruku' ( S. AlBaqarah, ayat 43 )
W A A O I M I S H S H A L A A T A INNASH S H A L A A T A T A N H A A 'ANI L F A K H S Y A A I W AL M U N K A R I . Artinya : "Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan yang jahat (keji) dan yang mungkar". ( S.Al'Ankabut, ayat 45 ) Perintah shalat ini hendaklah ditanamkan ke dalam hati dan jiwa anakanak dengan cara pendidikan yang cermat, dan di 34
lakukan sejak kecil, sebagaimana tersebut dalam hadis Nabi Mu hammad saw sbb. : M U R U U A U L A A D A K U M B I S H S H A L A A T I W A H U M A B N A A — U S A B ' I N W A D L R I B U U H U M ' A L A I H A A W A H U M A B N A A U ' A S Y R I N . A r t i n y a : "Perintahlah anakanakmu mengerjakan shalat diwaktu usia mereka meningkat tujuh tahun, dan pukullah (kalau enggan me lakukan shalat) di waktu mereka meningkat usia sepuluh tahun". ( H R A b u D a w u d )
2. S Y A R A T S Y A R A T
S H A L A T .
1 . 2. 3. 4. 5.
Beragama Islam. Sudah baiigh dan berakal. Suci dari hadas. Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempat. Menutup aurat, lakilaki auratnya antara pusat dan lutut, se dang wanita seluruh anggota badannya kecuali muka dan dua belah tapak Jangan. G. Masuk waktu yang telah ditentukan untuk masingmasing sha lat. 7. Menghadap kiblat, 8 . Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunat.
3.
R U K U N
S H A L A T .
1. Nial. 2. Takbiratul ihram. 3. Berdiri tegak bagi yang berkuasa ketika shalat fardlu. Boleh sambil duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit. 4. M e m b a c a surat Al—Fatihah pada tiaptiap raka'at. 5. R u k u ' dengan thuma'ninah. 6. IVidal dengan thuma'ninah. 7. Sujud dua kali dengan thuma'ninah. 8. Duduk antara dua sujud dengan thuma'ninah. 9. Duduk tasyahhud akhir dengan thuma'ninah. 10. M e m b a c a tasyahhud akhir. 11. M e m b a c a shalawat Nabi pada tasyahhud akhir.
35
12.. M e m b a c a sulam yang pertama. 13. T e r t i b ; berurutan mengerjakan
4 / Y A N G MEMBATALKAN
r u k u n r u k u n
tersebut.
SHALAT.
Shalat itu batal (tidak sah) apabila salah satu syarat rukun nya tidak dilaksanakan, atau ditinggalkan dengan sengaja. Dan shalat itu batal dengan halhal seperti tersebut dihawah ini : 1. Berhadas. 2. Terkena najis yang tidak dimaalkan. 3. Berkatakata dengan sengaja walaupun dengan satu h...