SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM OLEH K.H AHMAD DAHLAN PDF

Title SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM OLEH K.H AHMAD DAHLAN
Author Mitha Maku
Pages 21
File Size 189.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 313
Total Views 768

Summary

MAKALAH SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM “Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam Oleh K.H Ahmad Dahlan” Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam Pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : PAI 2/Semester V DOSEN PEMBIMBING : Dr. Muh. Idris, S.Ag., M. Ag Disus...


Description

MAKALAH SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM “Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam Oleh K.H Ahmad Dahlan” Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam Pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : PAI 2/Semester V DOSEN PEMBIMBING : Dr. Muh. Idris, S.Ag., M. Ag

Disusun Oleh : Mita Maku (15.2.3.054)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO 1437 H/ 2017 M

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Pendidikan mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia, juga diakui

sebagai kekuatan yang dapat membuat masyarakat mencapai kemegahan dan kemampuan peradaban. Tidak ada satu prestasipun tanpa peranan pendidikan. Kejayaan islam dimasa Klasik, telah meninggalkan jejak kebesaran islam di bidang Ekonomi, Politik, Intelektualisme, Tradisi-tradisi, Keagamaan, Seni, dan sebagainya, tidak terlepas dari dunia pendidikan, dan begitu pula dengan kemunduran pendidikan Islam, telah membawa Islam berkubang dalam kemunduran. Dengan mempelajari kehidupan masa lalu umat Islam, akan membantu untuk memahami sebab-sebab kemajuan dan kemunduran pendidikan Islam. Pemahaman tersebut dapat dijadikan pijakan dalam mengembangkan kesalahankesalahan pada masa lalu. Sebagaimana pepatah mengatakan “jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” atau “Belajarlah dari Sejarah”. Pendidikan merupakan salah satu wilayah yang menjadi perhatian para pemikir dan aktivis muslim diseluruh Dunia Islam. Tokoh-tokoh dan aktivis Gerak itu salah satunya adalah K.H Ahmad Dahlan. K.H Ahmad Dahlan tidak hanya mendirikan lembaga-lembaga

pendidikan Islam, lebih dari itu yaitu

mentranformasi lembaga-lembaga pendidikan islam lebih bercorak moderen. B.

Rumusan Masalah

1.

Bagaimana Biografi dan Latar Belakang K.H Ahmad Dahlan?

2.

Bagaimana Pemikiran Pendidikan K.H Ahmad Dahlan?

1

BAB II PEMBAHASAN A.

Biografi dan Latar Belakang K.H Ahmad Dahlan K.H Ahmad Dahlan dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1868

dan Meninggal dunia di Yogyakarta pada tanggal 23 Februari 1923. Ia adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ayahnya adalah K.H. Abu Bakar, seorang ulama dan Khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu. Ibunya Putri H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu kesultanan Yogyakarta pada masa itu. 1 Nama kecil K.H Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Ia merpakan anak keempat dari ketujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan kecuali adik bungsunya. Dalam silsilahnya, ia termasuk keturunan yang kedua belas dari maulana malik Ibrahim, seorang wali besar dan seorang yang terkemuka di antara Wali Songo, yang merupakan pelopor pertama dari penyebaran dan pengembangan Islam di Tanah Jawa. Adapun silsilahnya ialah Muhammad Sulaiman bin Kyai Murtadha bin Kyai Ilyas bin Demang Djurung Djuru Kapindo bin Demang Djurung Djuru Sapisan bin Maulana Sulaiman Ki Ageng Maulana ‘Ainul Yaqin bin Maulana Ishaq bin Maulana Malik Ibrahim. Pada umur 15 tahun, Ahmad Dahlan pergi haji dan tinggal di mekkah selama lima tahun. Pada periode ini, ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam islam, seperti Muhammad Abduh, AlAfghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekkah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, ia sempat berguru kepada Syekh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, K.H Hasyim Asyari. Pada 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta. 1

Junus salam, Gerakan Pembaharuan Muhammadiyah, (Tangerang : Al-Wasat Publising House, 2009) h.56.

2

Sepulang dari Mekkah, ia menikah dengan siti Walidah, sepupunya sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Sitti Walidah, K.H Ahmad Dahlan mendapat seorang anak, yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Sitti Busyroh, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Zaharah. Disamping itu K.H. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H.Abdullah. ia juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. K.H Ahmad Dahlan juga mempunyai putra perkawinannya dengan ibu Nyai Aisyah (adik Adjeng Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Ia pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta. K.H Ahmad Dahlan dimakamkan di Karang Kajen, Yogyakarta. Sebelum mendirikan organisasi Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan menjadi tenaga pengajar agama di kampungnya. Di samping itu, ia juga mengajar di sekolah negeri, seperti Kweekschool ( Sekolah Pendidikan Guru) di Jetis Yogyakarta dan Opleiding School voor inlandhsche Ambtenaren (OSVIA, sekolah untuk pegawai pribumi) di Magelang. Sambil mengajar, beliau juga berdagang dan bertabligh.2 Disamping aktif dalam mengulirkan gagasanya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, ia juga tidak lupa akan tugasnya sebagai pribadi yang mempunyai tanggung jawab pada keluarganya. Disamping itu ia juga dikenal sebagai seorang Wirausahaan yang cukup berhasil dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi entrepreneurship yang cukup menggejala di masyarakat.3 Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-gagasan cemerlang, Dahlan juga dengan mudah diterimah dan dihormati ditengah kalangan masyarakat sehingga ia juga dengan cepat mendapatkan tempat di Organisasi Jam’iyatul Khair Budi Utomo, Syarikat Islam, dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad Saw. 2

Syamsul Kurniawan, Jejak pemikiran Tokoh Pendidikan Islam , (Jogjakarta : Ar-ruzz Media, 2011) h. 193-195 3 Hasan Basri, Filasafat Pendidikan Islam, (Bandung : Cv. Pustaka Setia, 2009) h. 234239

3

K.H. Ahmad Dahlan diakui sebagai salah seorang tokoh pembaru dalam pergerakan Islam Indonesia, antara lain, karena ia mengambil peran dalam mengembangkan pendidikan Islam dengan pendekatan-pendekatan yang lebih modern. Ia berkepentingan dengan pengembangan pendidikan Islam masyarakat yang menurutnya tidak sesuai dengan ajaran Al –Qur’an dan Hadits.4 Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan mendirikan Organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaharuan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntutan agama islam. Ia ingin mengajak Umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Perkumpulan ini berdiri pada tanggal 18 November 1912. Sejak awal, Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan Organisasi Politik, tetapi bersifat sosial dan bergerak dibidang Pendidikan. Sebelum mendirikan organisasi Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi di Mesir, Arab, dan India, untuk kemudian berusaha menerapkannya di Indonesia. Ahmad Dahlan juga sering mengadakan pengajian agama di langgar atau mushola.5 Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak DR. Muh Idris Tunru “Bahwasannya setiap orang-orang yang hebat dan sukses selalu memiliki Musuh”.6 Begitu pula dengan K.H Ahmad Dahlan Gagasan pendirian Muhammadiyah-Nya mendapatkan resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan dan hasutan datang bertubitubi kepadanya. Ia dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam. Ada yang menuduhnya Kyai palsu karena sudah meniru bangsa Belanda yang Kristen serta dengan macam-macam tuduhan yang lain. Bahkan adapulah orang yang hendak membunuhnya. Namun rintangan-rintangan tersebut dihadapinya dengan sabar. Keteguhan hatinya untuk melanjutkan cita-cita dan 4

Syamsul Kurniawan dan Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2011) h. 193 5

Mif Baihaqi, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan, (Bandung : Penerbit Nuansa, 2008) h. 36 Muh. Idris Tunru, Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam, Sem. V. Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan, Pendidikan Agama Islam 2. 6

4

perjuangan pembaharuan Islam di tanah Air bisa mengatasi semua rintangan tersebut.7 Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan badan Hukum. Permohonan itu baru dikabulkan pada tahun 1914, dengan surat ketetapan Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus 1914. Izin itu bergerak didaerah Yogyakarta. Daerah Pemerintahan Hindia Belanda, timbul kekawatiran akan perkembangan organisasi ini. Itulah sebabnya, kegiatan dibatasi. Walaupun Muhammadiyah dibatasi didaerah lain seperti srandakan, Wonosari dan Imogiri dan lain-lain tempat telah berdiri cabang Muhammadiyah. Hal ini jelas bertentangan

dengan

keinginana

Pemerintah

Hindiah

Belanda.

Untuk

mengatasinya, K.H Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan Menganjurkan agar cabang Muhammadiyah diluar Yogyakarta memakai nama lain. Misalnya Nurul Islam di pekalongan, di Ujung Pandang dengan nama Al-Munir, di Garut dengan nama Ahmadiyah, sedangkan di solo berdiri perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat Pimpinan dari cabang muhammadiyah. Bahakan, dalam kota Yogyakarta sendiri, ia menganjurkan adanya Jama’ah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan islam. Perkumpulan dan Jama’ah ini mendapat bimbingan dari Myhammadiyah, yang diantaranya ialah Ikhwanul Muslimin, Taqwimuddin, Cahaya Muda, HambudiSuci, Khayatul Qulub, Priya Utama, Dewan Islam, Tharatul Qulub, ThaharatulAba, Ta’awanu alal birri, Ta’ruf bima kanu Wal-Fajri, Wal-Ashri, Jamiyatul Muslim, Syahratul Mubtadi. Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, di samping juga melalui relasirelasi dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat diberbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain berdatangan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan

7

Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Cet. IV, Jakarta : Mutiara Sumber widya, 1995) h. 268-269

5

cabang-cabang Muhammadiyah diseluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh Peerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1912. Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah

Muhammadiyah,

Dahlan

juga

memfasilitasi

para

anggota

Muhammadiyah untuk proses Muhammadiyah untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwa Muhammadiyah, telah diselenggarakan duabelas kali pertemuan anggota (sekali dalam setahun), yang saat itu dipakai Istilah Algemeene Vergadering (Persidangan Umum). Bagi Ahmad Dahlan, ajaran Islam tidak akan membumi dan dijadikan pandangan hidup pemeluknya, kecuali dipraktikkan. Betapapun bagusnya suatu program, menurut Dahlan, jika tidak dipraktikkan, tak bakal bisa mencapai tujuan bersama. Karena itu, Ahmad Dahlan tak terlalu banyak mengelaborasi ayat-ayat Al-Qur’an, tapi ia lebih banyak mempraktekkannya dalam amal nyata.8 Atas jasa-jasa K. H. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa ini melalui pembaharuan islam dan pendidikan, Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat keputusan Presiden No. 657 tahun 1961. Dasar-dasar penetapan itu ialah : 1.

K.H. Ahmad Dahlan telah memelopori kebangkitan umat islam untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat;

2.

Organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak memberikan ajaran islam yang murni

kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut

kemajuan, kecerdasan dan beramal bagi masyarakat dan umat, dengan dasar iman dan islam. 3.

Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah memelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran islam; dan

8

Herry Muhammad dkk, Tokoh-tokoh Islam yang berpengaruh abad 20, (Cet.1, Jakarta : Gema Insani Press, 2006) h.11

6

4.

Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah memelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria. Usaha-usaha dan Jasa-jasa Ahmad Dahlan yang sangat muliah adalah

sebagai berikut9 : Mengubah danmembetulkan arah kiblat yang tidak tepat menurut mestinya. Umunya masjid-masjid dan llanggar-langgar di Yogyakarta menghadapt Timur dan Orang-orang shalat menhgadap ke arah Barat lurus. Padahal arah kiblat yang sebenarnya menuju Ka’bah dari Tanah Jawa harus miring Utara ±24 derajat dari sebelah barat. Berdasarkan ilmu pengetahuan tentang tentang ilmu falak itu, orang tidak boleh mengahadap Kiblat menuju barat lurus, melainkan harus miring ke utara ±24 derajat. Oleh sebab itu, K.H Ahmad Dahlan mengubah bangunan pesantrennya supaya menuju ke arah kiblat yang betul. Perubahan itu mendapatkan tantangan keras dari pembesar-pembesar masjid dan kekuasaan keajaan, Mengajarkan dan menyiarkan agama islam dengan populer, bukan saja dipesantren, melainkan pergi ke tempat-tempat lain dan mendatangi berbagai golongan. Bahkan, dapat dikatak bahwa K.H Ahmad Dahlan adalah bapak mubaliqh islam di Jawa tengah, Memberantas Bid’ah-bid’ah dan khurafat serta adat-sitiadat yang bertentangan dengan ajaran agama islam dan Mendirikan perkumpulan Muhammadiyah pada tahun 1912 M yang tersebar seluruh Indonesia sampai sekarang. Pada permulaan berdirinya, Muhammadiyah mendapat halangan dan Rintangan yang sangat berat, bahkan K.H. Ahmad Dahlan dikatakan telah keluar dari madzhab, meninggalkan Ahli Sunnah Wal-jamaah. Bermacam-macam tuduhan dan fitnahan yang dilemparkan kepada dirinya diterimanya dengan sabar dan tawakal sehingga Muhammadiyah menjadi satu perkumpulan yang terbesar di Indonesia serta berjasa kepada Rakyat dengan mendirikan sekolah-sekolah, sejak Taman Kanak-kanak sampai sekolah Tinggi. Perkumpulan Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Zulhijjah 1330 H atau 18 Noveber 1912 M berpusat di Yogyakarta. 9

Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta Pusat : Mutiara Sumber Widya, 1995) h. 267-268

7

Maksud dan tujuannya ialah menegakan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga dapat mewujudkan masyarakat islam yang sebanr-benarnya. Usaha untuk mencapai Maksud dan Tujuan itu ialah dengan : 1.

Mengadakan dakwa Islam

2.

Memajukan pendidikan da pengajaran

3.

Menghidup-suburkan masyarakat tolong-menolong

4.

Mendirikan dan memelihara tempat ibadah dan wakaf

5.

Mendidik dan mengasuh anak-anak dan pemuda-pemuda supaya menjadi orang islam yang berarti

6.

Berusaha dengan segala kebijaksanaan supaya kehendak dan peraturan Islam berlaku dalam masyarakat

7.

Berusaha kearah perbaikan penghidupan dan kehidupan yang sesuai dengan ajaran islam. Diantara sekolah-sekolah Muhammadiyah yang tertua Ialah :

1.

Kweekschool Muhammadiyah Yogya

2.

Muallimin Muhammadiyah, Solo, Jakarta

3.

Mualimmat Muhammadiyah Jakarta

4.

Zuama/Zaimat Yogyakarta

5.

Tablighschool , Yogyakarta

6.

Kulliyah Muballigh/Muballighat, Padang panjang (Sumatera Tengah)

7.

HIK Muhammadiyah Yogya Muhammadiyah terus bergerak mengembangkan dunia pendidikan. Jasa-

jasa Ahmad Dahlan sangat besar, hingga Muhammadiyah bukan hanya memiliki banyak lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak hingga pergururan tinggi, Muhamamdiyah [un memiliki fasilitas bisnis yang beraneka ragam. K.H Ahmad Dahlan berpulang Ke rahmatullah pada tanggal 23 Februari 1923 dalam usia 55 Tahun. Semangat perjuangannya perlu kita tiru, terutama dalam mengembangkan pendidikan Islam di tanah Air Tercinta.

8

B.

Pemikiran Pendidikan K.H Ahmad Dahlan Merasa prihatin terhadap perilaku masyarakat Islam di Indonesia yang

masih mencampur-baurkan adat-istiadat yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran umat islam, inilah yang menjadi latar belakang pemikiran K.H. ahmad Dahlan untuk melakukan pembaruan, yang juga melatar belakangi lahirnya Muhammadiyah. Selain faktor lain diantaranya, yaitu pengaruh pemikiran pembaruan dari para gurunya di Timur Tengah.10 Hampir

seluruh

pemikiran

K.H.

Ahmad

Dahlan

berangkat

dari

keprihatinannya terhadap situasi dan kondisi global umat Islam waktu itu yang tenggelam dalam kejumudan (stagnasi), kebodohan, serta keterbelakangan. Kondisi ini semakin diperparah dengan politik kolonial belanda yang sangat merugikan bangsa Indonesia.11 Tanpa mengurangi pemikiran para intelektual muslim lainnya, paling tidak pemikiran Ahmad Dahlan tentang pendidikan Islam dapat dikatakan sebagai awal kebangkitan pendidikan Islam di Indonesia. Gagasan pembaruannya sempat mendapat tantangan dari masyarakat waktu itu, terutama dari lingkunagan pendidikan tradisional. Kendati demikian, bagi Dahlan, tantangan tersebut bukan merupakan hambatan, melainkan tantangan yang perlu dihadapi secara arif dan bijaksana. 12 Pandangan K.H Ahmad Dahlan dapat dilihat pada kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di Muhammadiyah, juga bisa dilihat ide-ide pendidikan yang dikelurakan oleh Ahmad Dahlan, antara lain : Ia membawa pembaharuan dalam bidang pembentukan lembaga pendidikan Islam yang semula sistem pesantren menjadi sistem sekolah., Ia telah memasukan pelajaran umum pada sekolahsekolah agama dan Madrasah, Ia telah engadakan perubahan dalam metode pengajaran dari semula pengajaran sorongan kepada metode pengajaran yang 10

Syamsul kurniawan-Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2011) h.195-196 11

Ramayulis-Syamsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh pendidikan Islam, (Jakarta : Quantum Teaching, 2010) h. 193 12 Syamsul kurniawan-Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2011) h. 200

9

lebih bervariasi, Ia telah mengajarkan sikap hidup terbuka dan toleran, Ia dengan organisasinya Muhammadiyah termasuk Organisasi islam yang paling pesat dalam menegmbangkan lembaga pendidikan yang lebih bervariasi, ia juga memperkenalkan manajemen yang moderen ke dalam sistem pendidikan. Cita-cita dan Usaha Ahmad Dahlan ini makin brkembang pada saat ini, dan telah menunjukan kemajuan yang amat pesat.13 Menurut Dahlan upaya Strategis untuk menyelamatkan dari Pola berpikir yang statis menuju pada pemikiran yang dinamis adalah melalui Pendidikan. Penddikan hendaknya dididik agar cerdas, kritis dan memiliki daya analisis yang tajam dalam memeta dinamika kehidupannya pada masa depan. Adapun kunci dari bagi meningkatkan kemajuan umat islam adalah dengan kembali pada AlQur’an dan Hadits, mengarahkan umat pada pemahaman ajaran islam secara Komprehensif, dan menguasai segala disiplin ilmu pengetahuan. Upaya ini secara Strategis dapat dilakukan melalui pendidikan. Pelaksanaan pendidikan hendaknya dilakukan menurut Dahlan didasarkan pada landasan yang kokoh, yaitu sebgai Abd Allah dan Khalifah fi al-ardh. Dalam proses kejadiannya, manusia diberi Allah dengan Al-ruh dan Al-Aql.14 Untuk itu pendidikan hendaknya menjadi media yang dapat mengembangkan potensi al-ruh untuk menalar petunjuk pelaksanaan ketundukan dan kepatuhan manusia kepada sang Khaliq. Islam menekankan kepada umatnya untuk mendayagunakan semua kemampuan yang ada pada dirinya dalam rangka memahamifenomena alam semesta. Meskipun dalam banyak tempat al-qur’an senantiasa menekankan pentingnya menggunakan akal, akan tetapi Al-Qur’an juga mengakui akan keterbatasan kemampuan akal. Oleh karena itu, aktivitas pendidikan dalam Islam hendaknya

memeberikan

kemungkinan

yang...


Similar Free PDFs