Semiotik: Metodologi Penelitian PDF

Title Semiotik: Metodologi Penelitian
Author Ali Romdhoni
Pages 13
File Size 909.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 215
Total Views 427

Summary

Penulis : Ali Romdhoni Editor : Abi Aghna LR Layout & Cover : Agung Widodo Cetakan Pertama, Januari 2016 xiv + 120 hlm; 21 x 14 cm ISBN: 978-602-18064-5-6 Diterbitkan oleh: Penulis lahir dan belajar di tengah masyarakat pedesaan dengan kultur Islam-santri, di Desa Prawoto, Kecamatan Suko- lilo,...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Semiotik: Metodologi Penelitian Ali Romdhoni Literatur Nusantara (Linus)

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

ARSIT EKT UR DI WILAYAH MINORITAS MUSLIM: EKSPRESI KEBERAGAMAAN DI PAPUA BARAT Ismail S Wekke

Relasi Makam, Pesant ren, dan Pedagang Ali Romdhoni SINKRET ISME AJARAN JAWA DAN ISLAM PADA T OKOH SYEKH SIT I JENAR Sumardi sppdkp

Penulis : Ali Romdhoni Editor : Abi Aghna LR Layout & Cover : Agung Widodo

Cetakan Pertama, Januari 2016 xiv + 120 hlm; 21 x 14 cm ISBN: 978-602-18064-5-6

Diterbitkan oleh:

Penulis lahir dan belajar di tengah masyarakat pedesaan dengan kultur Islam-santri, di Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Di desa penulis— dan daerah-daerah di sekitarnya—itu hidup cerita-cerita dan dongeng rakyat yang kontradiktif, terpotong-potong (kurang runtut), dan tidak masuk akal-sehat. Misalnya penggalan cerita mengenai para wali yang tergabung dalam dewan Walisanga, kisah Ki Ageng dari Sela (sekarang daerah Grobogan, Jateng) yang bisa menangkap petir, hingga kisah Ratu Kalinyamat dari Jepara yang digambarkan pernah bertapa dengan telanjang. Dalam kondisi yang demikian, penulis bertanya-tanya: sebenarnya apa yang telah terjadi. Adakah kisah yang dipenggal kemudian disajikan dengan tidak utuh. Atau, memang orang-orang terdahulu terbiasa melakukan hal-hal yang kontra-produktif, terkait perilaku sehari-hari dengan ajaran dan keyakinan. Penulis terus memikirkan informasi, ajaran, cerita dan pengetahuan yang terasa ‘aneh’ ini.

Penulis berusaha menguak dan menemukan makna-makna yang tersembunyi (pesan) di balik teks yang nampak, terutama hal-ihwal yang ada di sekeliling. Sejak itu pula, penulis mulai meminati bidang kajian fenomena ‘tanda-bahasa-makna’. Satu kajian yang penulis harapkan bisa menjawab kegelisahan selama ini: mempertemukan yang tidak masuk akal dengan kebenaran di balik cerita. Pertama-tama, penulis melacak informasi tandingan, sebagai upaya mencari kebenaran yang tersembunyi. Beragam informasi tentang tema yang sama penulis koleksi. Namun terkadang penulis mengalami kebingungan—bagaimana merangkai informasi yang saling bertentangan ini sehingga bisa menjadi semacam kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan. Sampai akhirnya, pada tahun 2001 penulis kuliah di jurusan Filsafat Islam (Aqidah dan Filsafat) di Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Di sini penulis mulai belajar ilmu semiotik. Di sini penulis merasa sedikit lega, karena (berharap) semiotik akan bisa menjadi pendekatan alternatif yang akan melahirkan hasil pembacaan ‘baru’, terutama bila dibenturkan dengan teks. Semiotik memberi kelonggaran ruang dan gerak penafsiran atas teks. Semiotik memperlakukan teks sebagai kumpulan tanda. Dengan semiotik dapat diketahui cara kerja dan fungsi tanda. Pada tahun 2004 penulis menerbitkan artikel berjudul ”Nagadi Pintu Masjid: Membaca Pesan Ilustrasi ‘Bledek’ di Pintu Masjid Demak” (Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan, PPM IAIN Walisongo Semarang, edisi 12/Th. 2006). Tulisan ini sebenarnya mengungkapkan kegelisahan penulis terkait legenda Ki Ageng Sela.

Penulis juga menerbitkan artikel berjudul ”Ratu Kalinyamat: Wuda Soko Rajabrana, (Majalah Serambi Jepara, edisi Perdana Oktober 2006). Di sini penulis berusaha menemukan pesan dari cerita mengenai Kalinyamat dan mendudukkannya sebagai pelajaran yang tetap berharga dan memiliki kebenaran, baik dari sisi ajaran agama maupun etika dalam arti luas. Menurut penulis, dengan pendekatan semiotik memungkinkan menghasilkan penafsiran yang ‘liar’, sehingga simbolsimbol yang terkandung dalam objek penelitian dapat tersingkap. Satu model baca yang tidak sekedar menafsirkan teks—memperlakukan teks sebagai teks, tetapi membuat teks berbicara, bahkan tentang hal di luar dirinya. Semiotik sebagai ‘metode pembacaan’ sangat mungkin digunakan dalam mengkaji objek penelitian, terutama teks, mengingat ada kecenderungan dewasa ini untuk memandang berbagai wacana sosial, politik, ekonomi, budaya, seni dan tentu saja teks sebagai fenomena bahasa. Berdasarkan pandangan semiotik, bila seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa, ia dapat pula dipandang sebagai ‘tanda’.

Buku tipis ini merupakan ikhtisar tentang ilmu semiotik dan model aplikasinya ketika digunakan untuk penelitian teks atau fenomena tanda-bahasa-makna. Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung sehingga naskah ini bisa terbit dalam bentuk buku. Semoga buku ini bermanfaat untuk masyarakat. Walhamdu lillahi rabbil ‘alamin. ⌛ Prawoto, 10 Mei 2014

ALI ROMDHONI, MA.

Menggarisbawahi Keunggulan Semiotik—4 Sistematika Penulisan Buku—8

Fedinand de Saussure—29 Charles Sander pierce—33

Membaca Ilustrasi ’Bledek’ dan ’Bulus’ di Masjid Agung Demak— 74 Teori Masuknya Islam ke Nusantara Menentukan Metode Penelitian—78 Bledek dan Naga dalam Legenda—81 Pemaknaan Simbol Bledek: Masjid, Naga dan Ki Ageng Selo—92 Bulus di Mihrab Masjid Agung Demak—97 Pemaknaan Simbol Bulus—100 Kesimpulan—104 Ratu Kalinyamat, Wuda Soko Rajabrana — 106

Menafsir Tapa Wuda Kalinyamat—108 Turun dari Panggung Politik—110...


Similar Free PDFs