Sirah Nabawiyah PDF

Title Sirah Nabawiyah
Author Sarip Hidayat
Pages 11
File Size 487.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 725
Total Views 937

Summary

SIRAH NABAWIYAH TH SEMESTER 5 BAB I PENDAHULUAN I. Latar belakang masalah Nabi Muhammad adalah pembawa cahaya kebenaran untuk seluruh umat manusia, penyempurna ajaran-ajaran para nabi terdahulu, penutup para nabi dan tidak ada nabi atau wahyu apapun yang diturunkan Allah setelah wafatnya Baginda Muh...


Description

SIRAH NABAWIYAH

TH SEMESTER 5

BAB I PENDAHULUAN

I.

Latar belakang masalah Nabi Muhammad adalah pembawa cahaya kebenaran untuk seluruh umat manusia,

penyempurna ajaran-ajaran para nabi terdahulu, penutup para nabi dan tidak ada nabi atau wahyu apapun yang diturunkan Allah setelah wafatnya Baginda Muhammad saw. Rasulullah SAW adalah utusan termulia yang diturunkan oleh Allah sebagai pembawa rahmat bagi seluruh semesta alam. Dalam diri beliau tercakup semua kebaikan ciptaan Allah. Dalam mengemban risalah dakwah, beliau dibantu oleh para sahabatnya. Para sahabat nabi merupakan generasi terbaik yang terlahir dari hasil didikan madrasah langsung Rasulullah. Mereka selalu menjadikan tindak tanduk, tutur kata dan segala perbuatan Nabi Muhammad sebagai contoh dan tauladan hidup. Mereka telah menjadi generasi terbaik karena mengikuti cahaya Islam yang dibawa Rasulullah.dan sebagai generasi islamiyah maka sudah sewajarnya kita selalu mengingat semua hal tentang nabi Muhammad saw dan jadikan nabi Muhammad sebagai suri tauladan kita. Sesungguhnya Sirah Nabawiyah (perjalanan hidup Nabi SAW) termasuk setinggi-tinggi, semulia-mulia, dan seagung-agungnya ilmu dari segi tujuan maupun tuntutan. Dengan ilmu ini seorang muslim bisa mengenal keadaan agama dan nabinya, mengenal dengan apa Allah telah memuliakan beliau, mengenal pula apa yang telah beliau alami berupa musibah-musibah serta ujian dalam perjalan masa kecilnya dan lain sebagainya, dalam makalah kali ini akan kami bahas mengenai sejarah kalahiran beliau sampai pada beliau menikah dengan istri pertamanya yaitu Siti Khadijah.

II.

Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

 Bagaimana proses pernikahan Abdulloh dan siti Aminah  Bagaimana peristiwa wafatnya Abdulloh bin Abdul Muthollib  Bagaimana proses kelahiran dan perkembangan Muhammad SAW?  Apa yang dimaksud dengan Hifdhul Fudul?  Seperti apa proses pernikahan Rasul dengan Khadijah?

III.

Sistematika penulisan Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

 BAB I pendahuluan. yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah dan sistematika penulisan. sejarah kelahiran nabi hingga pernikahannya |

1

SIRAH NABAWIYAH  BAB II pembahasan proses kelahiran Nabi Muhammad sampai proses pernikahannya dengan Khadijah.  BAB III penutup, terdiri dari kesimpulan  Yang terakhir adalah daftar pustaka

sejarah kelahiran nabi hingga pernikahannya |

2

TH SEMESTER 5

SIRAH NABAWIYAH

TH SEMESTER 5

BAB II PEMBAHASAN A. Proses pernikahan Abdulloh dengan Siti Aminah Usia Abdul Mutholib sudah hampir mancapai 70 tahun atau

lebih

tatkala Abraha

mencoba menyerang Mekah dan menghancurkan Rumah Purba. Ketika itu umur Abdullah anaknya sudah 24 tahun, dan sudah tiba masanya dikawinkan. Pilihan Abd'l-Muttalib jatuh kepada Aminah bint Wahb bin Abd Manaf bin Zuhra. Pada hari perkawinan Abdullah dengan Aminah itu, Abd'l-Muttalib juga kawin dengan Hala, puteri pamannya. Dari perkawinan ini lahirlah Hamzah, paman Nabi dan yang seusia dengan dia. Abdullah dan Aminah tinggal selama tiga hari dirumah Aminah. Baru setelah itu, mereka pindah bersama-sama ke keluarga Abdul muthollib. Tak berapa lama kemudian Abdulloh pun pergi dalam suatu perdagangan keSuria dan meninggalkan istrinya yang dalam keadaan hamil. Dalam perjalanannya itu Abdullah tinggal selama beberapa bulan. Dalam pada itu ia pergi juga ke Gaza dan kembali lagi. Kemudian ia singgah ke tempat saudara-saudara ibunya di Madinah sekadar beristirahat sesudah merasa letih selama dalam perjalanan. Sesudah itu ia akan kembali pulang dengan kafilahnya ke Mekah. Akan tetapi kemudian ia menderita sakit di tempat saudara-saudara ibunya itu. Kawan-kawannyapun pulang terlebih dulu meninggalkan dia. Dan merekalah yang menyampaikan berita sakitnya itu kepada ayahnya setelah mereka sampai di Makkah.

B. Wafatnya Abdullah bin Abdul Muthollib

Makkah, sekitar 15 Safar 53 tahun sebelum Hijriah, 23 maret 571 M. Musim semi. Kota Makkah gegap gempita. Hampir seluruh penduduknya tumpah ke jalan menyambut kafilah dagang yang baru saja datang dari syiria, suatu perjalanan yang memakan waktu 30 hari. Wanita-wanita menyambut suami-suami mereka yang membawa berbagai jeis pakaian, perhiasan, makanan serta segala keperluan sehari-hari karena dilembah yang dikelilingi bukit-bukit gersang ini hanya ada air sumur zaam-zam. Tiada tanaman sepohon pun. Sejak nabi ibrahim membawa istri dan anaknya ismail ke lembah ini sekitar 2 milenium sebelumnya, tempat ini sudah gersang.                  

        

sejarah kelahiran nabi hingga pernikahannya |

3

SIRAH NABAWIYAH

TH SEMESTER 5

“Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang

tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur.”(Q.S. Ibrahim : 37) Untuk mendapatkan makanan seperti kurma atau gandum mereka harus ke oase dithaif, 64 km sebelah tenggara Makkah, perjalanan hampir dua hari, atau pergi ke madinah 497 Km sebelah utara Makkah dan harus ditempuh kafilah selama 10 hari. Diantar mereka tampak seorang wanita cantik, berumur 18 tahun yang sedang hamil sekitar 8 bulan dan sedang menunggu kelahiran anak pertamanya. Ialah Aminah bint Wahb bin Abd Manaf bin Zuhra. Tiada seorang pun yang tahu bahwa ia sedang mengandung seorang anak yang kelak akan membuat sejarah dunia. Ia sedang mencari Abdullah bin abdul mutholib, dua puluh lima tahun yang ikut dalam iring-iringan dagang itu. Aminah tidak menemukan suaminya. Setelah bertanya kesana kemari, ia diberi tahu bahwa suaminya sakit dalam perjalanan dan terpaksa berhenti di Madinah untuk perawatan. Mertuanya abdul mutholib mengirim puteranya harits pergi menjenguk ke Madinah, da ia kembali membawa berita duka. Abdullah meninggal dan telah dikuburkan di Madinah. Sulit menggambarkan perasaan seorang wanita yang kehilangan suami tatkala sedang menunggu kelahiran bayi pertamanya. Seperti “protes”. Ia kemudian menyusul suaminya, meninggal ketika berumur 24 tahun, tatkala putranya berumur 6 tahun. 1 Ketika berumur enam tahun inilah dia menjadi yatim piatu. Seakan-akan Allah berkehendak melaksanakan sendri pendidikan Muhammad, oang yang dipersiapkan untuk membawa risalah-Nya yang terakhir. Setelahnya Abdul Mutholib mendengar berita tentang sakitnya Abdullah, Begitu berita sampai kepada Abd'l-Muttalib ia mengutus Harith- anaknya yang sulung - ke Madinah, supaya membawa kembali Abdullah bila ia sudah sembuh. Tetapi sesampainya di Madinah ia mengetahui bahwa Abdullah meninggal dan telah dikuburkan di Madinah, sebulan sesudah kafilahnya berangkat ke Mekah. Peninggalan Abdullah sesudah wafat terdiri dari 5 ekor unta, sekelompok ternak kambing dan seorang budak perempuan,yaitu Ummu Ayman - yang kemudian menjadi pengasuh Nabi ketika masih kecil 2. Boleh jadi peninggalan serupa itu bukan berarti suatu tanda kekayaan; tapi tidak juga merupakan suatu kemiskinan. Disamping itu umur Abdullah yang masih dalam usia muda belia,sudah mampu bekerja dan berusaha mencapai kekayaan.

1 2

Ummu Aiman adalah seorang budak peninggalan ayah Muhammad, Ummu Aiman sempat hidup dan masuk

Islam, lalu berhijrah dan meninggal dunia setelah wafatnya Nabi selang waktu 5 atau 6 bulan. Lihat KH. H. Asrori Maulid Berjanji, ( Magelang: Menara Kudus, 1982 ), hlm. 23-25

sejarah kelahiran nabi hingga pernikahannya |

4

SIRAH NABAWIYAH

TH SEMESTER 5

C. Proses kelahiran Nabi Muhammad SAW

Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M. Muhammad lahir di kota Mekkah, di waktu pagi pada hari senin, tanggal 9 atau ada yang mengatakan tanggal 12, pada bulan Rabiul-Awal, jadi tanggal 9 adalah yang paling benar, sedangkan tanggal 12 adalah yang paling masyhur. di bagian selatan Jazirah Arab, Ayahnya, Abdullah, yang meninggal dalam perjalanan dagang di Yatsrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Sedangkan orang yang menangani beliau lahir (bidan)nya adalah Syifa‟ Bintu „Amr yaitu dari sahabat Abdur-Rahman bin Auf, ketika ibu beliau melahirkannya, dari jalan lahirnya keluar cahaya yang menerangi istana-istana Syam. Aminah lalu mengirim utusan kepada Abdul-Muthalib untuk menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran Nabi. Maka datanglah Abdul-Muthalib dengan perasaan gembira dan bahagia, lalu membawa sang bayi memasuki ka‟bah, bersyukur kepada Allah, mendoakan bayi tersebut, kemudian ia diberi nama Muhammad (yang terpuji) dengan harapan bayi tersebut akan terpuji ‫ عند هللا وعند العالمين‬. Ia pun melakukan aqiqah, mengkhitankannya pada hari kertujuh 3.

Masa perkembangan Nabi Muhammad SAW  Masa penyusuan Sudah menjadi kebiasaan bangsawan-bangsawan Arab di Mekkah bahwa anak yang baru lahir di susukan kepada salah seorang keluarga Sa‟d. yang pertama menyusui beliau setelah ibundanya adalah Tsuwaiba dengan air susu yang digunakan untuk menyusui anaknya yang bernama Masruh 4 baru setelah itu disusui oleh Halimah. Kemudian Abu Lahab membebaskan budaknya itu sebagai ungkapan kegembiraan atas kelahiran Muhammad SAW, Meskipun nantinya Abu Lahab menjadi orang yang paling keras memusuhi beliau ketika mulai ditegakkannya dakwah Islam.

3

Para Ulama‟ berbeda pendapat tentang khitannya Rasulullah SAW: (1) beliau lahir dalam keadaan yang telah

khitan. Tapi tidak ada satu haditspun yang shahih dalam masalah ini, bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzy dalam Al Maudhuat. (2) beliau dikhitan ketika peristiwa pembelahan dada oleh para malaikat ketika beliau dalam asuhan AsSya‟diyah. (3) beliau dikhitan oleh kakeknya Abdul-Muthalib pada hari ketujuh diadakan acara makan dan diberi nama Muhammad. Pendapat ketiga inilah yang dipilih oleh Kamaluddin Ibnul „Adin dan dikuatkan oleh Ibnu Qayyim dalam Zaadul Ma’ad, Lihat; Abu Ahmad Najieh, Terjamah Maulid Al-Berzanji, ( Surabaya: Mutiara Ilmu, 1987 ), hlm. 26-29 4

Tsuwaiba adalah seorang budak dari Abu Lahab, sebelum menyusui Nabi SAW Tsuwaiba pernah pula

menyusui Hamzah bin Abdul-Muthalib dan setelah Nabi SAW ia menyusui pula Abu salamah bin Abdul-Asad AlMahzumy. Sehingga mereka semua adalah saudara menurut sebagian keterangan, ada yang menatakan bahwa Tsuwaiba meninggal dunia masih tetap menganut agama secara jahiliyah dan menurut keterangan lain ia meninggal dunia telah menganut agama Islam demikian menurut Ibnu Mandah Wallahu Alam. Lihat KH. H. Asrori, Op.cit., hlm. 29-32

sejarah kelahiran nabi hingga pernikahannya |

5

SIRAH NABAWIYAH

TH SEMESTER 5

 Diasuh ditengah-tengah Bani Sa’d

Karena salah satu tradisi dari bangsa Arab yang biasa mencari wanita-wanita yang menjual jasa menyusui bayi-bayi mereka di desa-desa, dengan tujuan untuk menjauhkan bayi-bayi itu dari penyakit-penyakit yang ada diperkotaan, juga agar urat-urat syaraf bayi tersebut kuat. Allah pun menakdirkan datangnya wanita-wanita dari Bani Sa‟d bin Bakr bin Hawazan mencari bayi-bayi yang bisa mereka susui, Nabi (yang masih bayi) pun ditawarkan kepada mereka akan tetapi mereka enggan untuk menyusuinya dengan alasan beliau pada saat itu kedaannya yatim. Ternyata dari beberapa wanita tersebut ada yang belum mendapat bayi susuan yaitu Halimah Bintu Abdullah bin Al-Harits bin „Abdul-„Uzza. 5

 Berkah di dalam rumah susuan Berkah benar-benar mengalir ke rumah tangga Halimah semenjak keberadaan Muhammad SAW di tengah-tengah mereka. Diantara riwayat yang menceritakan berkahnya yakni ketika Halimah datang ke Mekkah pada musim kemarau. Ia mengendarai keledai betina yang sangat lambat jalannya karena kondisinya yang lemah dan kurus. Ia juga memiliki unta betina yang tidak bisa mengeluarkan setetes pun air susu. Namun ketika Halimah membawa Nabi SAW dan meletakkan beliau di pangkuannya, kedua susunya telah penuh dengan air susu yang beliau sukai, maka beliau pun meminumnya hingga kenyang. Juga ketika Halimah dan suaminya hendak kembali ke dusun Sa‟d, keledai yang dikendarai Halimah juga membawa Nabi SAW bisa berlari kencang meski muatannya penuh, sehingga tak ada satu pun keledai yang dapat menandinginya. Kegembiraan menghampirinya lagi ketika mereka tiba di dusun Bani Sa‟d, padahal saat itu musim kemarau yang panjang tapi kambing-kambing mereka telah dalam keadaan kenyang, lamung-lambungnya penuh dengan makanan dan putting-putingnya penuh dengan air susu lalu mereka memerah susu tersebut dan meminumnya, dikala orang-orang kesulitan mendapatkan setetes air susu perahan. Selalu saja kedua suami istri itu mandapat kebahagiaan dan tambahan nikmat. Hingga selesailah masa susuan dan telah lewat masa dua tahun kemudian Halimah Menyapih Nabi SAW 6.

 Tetap tinggalnya Nabi SAW di Bani Sa’d setelah tahun penyusuan Telah menjadi kebiasaan Halimah datang membawa Nabi SAW kepada ibu dan keluarga beliau setiap 6 bulan sekali, kamudian pulang membawa Nabi SAW kembali ke dusunnya Sa‟d. ketika selesai masa susuan dan penyapihan, datanglah Halimah membawa beliau kepada ibundanya tapi Halimah berkeinginan keras agar beliau tetap tinggal bersamanya. Setelah melihat berkah dan 5 6

Ibid., hlm. 33 Abu Ahmad Najieh, Op.cit., hlm. 41-43

sejarah kelahiran nabi hingga pernikahannya |

6

SIRAH NABAWIYAH

TH SEMESTER 5

kebaikannya. Maka ia memohon kepada ibunda Nabi agar membiarkan beliau tetap tinggal

bersamanya hingga cukup kuat, karena ia mengakhawatirkan diri beliau sebab pada saat itu di kota Makkah banyak wabah penyakit. Akhirnya ibunda mengijinkannya, kemudian pulanglah Halimah membawa Nabi SAW dengan keadaan gembira dan bahagia. 7  Peristiwa pembelahan dada Berkata Anas bin Malik R.A. “Sungguh Rasulullah SAW dihampiri oleh malaikat Jibril, sementara ia tengah bermain dengan anak-anak lain. Lalu dipegang dan dibaringakannya. Kemudian Jibril membelah dadanya dan mengambil jantungnya, sehingga ia bisa mengeluarkan segumpal darah darinya. Kemudian Jibril berkata, “Ini bagian syaitan pada dirimu” ia lalu mencuci jantung tersebut dengan air zam-zam pada bejana yang terbuat dari emas. Selanjutnya ia mengambil jantung itu yakni menggenggam dan mengumpulkannya, kemudian mengembalikan ketempat semula. Saat kejadian itu anak-anak bermainnya juga mendatangi ibu pengasuhnya (Halimah) mereka berkata: “Sungguh Muhammmad telah dibunuh” setelah itu Halimah menghampirinya tapi ia melihat wajah Nabi SAW pada saat itu berubah menjadi pucat. Berkata Anas, “Benar-benar aku melihat bekas jahitannya da bagian dada Nabi SAW.” 8

 Kembali kepangkuan ibunda yang pengasih Setelah kejadian itu Halimah benar-benar takut, kemudian Nabi SAW dipulangkan ke Mekkah dan tinggal bersama ibunda dan keluarga beliau sekitar 2 tahun (hingga umur sekitar 6 tahun). Selanjutnya ibunya membawa ke Madinah untuk berziarah ke makam ayah dan pamanpaman dari kakek beliau dari Bani „Adi bin An-Najjar. Ikut pula bersama ibunda Nabi SAW yakni sang mertua „Abdul-Muthalib dan pembantunya, Ummu Aiman. Ia tinggal disana selama sebulan. Kemudian kembali pulang dan pada saat diperjalan ibunda Nabi SAW sakit parah hingga membawanya pada kematian. Kemudian dimakamkan disana.  Dalam lindungan sang kakek yang penyayang Kembalilah kakek Nabi SAW „Abdul-Muthalib bersama beliau melanjutkan perjalanannya menuju Makkah. Abdul-Muthalib merasakan hatinya demikian pedih atas musibah yang baru dialamiyah. Maka timbul rasa kasih sayang yang belum pernah ia berikan kepada salah seorang dari anak-anaknya, ia agungkan kedudukan cucnya itu, ia utamakan di atas anak-anaknya, ia muliakan dengan setinggi-tingginya kemuliaan, dan ia dudukan beliau SAW ditempat duduk yang khusus dimana tak ada seorang pun yang berani duduk diatasnya. Namun semua itu tidak berlangsung lama, ia wafat dua tahun kemudian, dimana umur Nabi SAW pada saat itu masih 8 tahun lebih 2 bulan 10 hari. 9 7

http://duniabaca.com/sejarah-perjalanan-hidup-nabi-muhammad-saw.html diaplouad pada hari Jum‟at tanggal

15 juni 2007 8

Syafiyyur-Rahman Al-Mubarakfurry, Sirah Nabawiyah, ( Tegal: Maktabah Dar Al-Fiha‟, 2007 ), hlm. 9-10.

sejarah kelahiran nabi hingga pernikahannya |

7

SIRAH NABAWIYAH

TH SEMESTER 5

 Dalam lindungan sang paman yang penyayang

Tanggung jawab hidup Nabi SAW kemudian ditanggung oleh pamannya yakni Abu Thalib, saudara kandung ayah beliau. Abu Thalib pun memperlakukannya dengan rasa kasih sayang dan rasa cinta yang lebih. Ia memang orang yang memiliki sedikit harta, tetapi Allah memberikan berkah pada hartanya hingga satu makanan bisa mengenyangkan seluruh keluarganya. Jadilah sikap Rasulllah sebagai contoh sikap qanaah, dan sabar, dan merasa cukup apa yang telah Allah berikan. 10

 Perjalanan Nabi ke Syam dan Bahira Ar-Rahib Suatu waktu, Abu Thalib bermaksud untuk pergi berdagang ke Syam dengan kafilah dagang Quraisy, sementara umur beliau ketika itu 12 tahun. Ada yang mengatakan lebih 2 bulam 10 hari. Rasulullah pun merasa berat berpisah dengan pamanya itu. Pada diri Abu Thalib, muncul perasaan iba kepada diri Rasulullah SAW hingga mengajaknya ikut serta. Ketika kafilah tiba di dekat kota Bushra di pinggiran kota Syam, mereka dihampiri salah satu pembesar pendeta Nashrani. Ia adalah Bahirah Ar-Rahib. Ia berkata: “Anak ini adalah pemimpin semesta alam. Anak ini adalah utusan Rabb semesta alam. Ia diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam.” Maka orang itu bertanya: “Dari mana engkau tahu hal itu?” Bahirah menjawab: “Sebenarnya ketika kalian mendaki bukit, tidaklah bebatuan maupun pepohonan terlihat tunduk sujud, bukankah mereka tunduk sujud hanya kepada seorang nabi, dan sungguh aku mengetahuinya dari tanda cap kenabiannya yang ada di bawah tulang rawan bahuya yang menyerupai buah apel, dan kami menjumpai keterangan itu di kitab-kitab kami. Kemudian Bahira menghormati mereka, dan mereka disarankan untuk pulang karena khawatir akan diganggu orang-orang Yahudi dan Romawi. Abu Thalib kemudian mengembalikan Nabi SAW ke Makkah.11  Pernikahan dengan Khadijah Seseorang yang telah mendengar tentang anak muda yang sangat dipercaya dengan adalah seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki status tinggi di suku Arab dan Khadijah sering pula mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di tanah Arab. Reputasi Muhammad membuatnya terpesona sehingga membuat Khadijah memintanya untuk membawa serta barang-barang dagangannya dalam perdagangan. Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah sangat terkesan dengan sekembalinya Muhammad dengan keuntungan yang lebih dari biasanya.12

9

Ibid., hlm.11

10

Ibid., hlm. 12

11

Abu Ahmad Najieh, Op.cit., hlm. 57-65

12

http://www.kisah.web.id/rosulullah-saw/dari-kelahiran-sampai-nikah-rosulullah-saw.html, Op.cit,

sejarah kelahiran nabi hingga pernikahannya |

8

SIRAH NABAWIYAH

TH SEMESTER 5

Khadijah melihat, sifat amanah dan berkah beliau merupakan sesuatu yang mengagumkan banyak hati. Maisarah pun menceritakan kepada Khadijah apa yang ia lihat pada diri beliau berupa kemuliaan budi pekerti dan bersihnya dari aib. Juga diceritakan kejadian yang luar biasa yang terjadi pada beliau seperti naungan dua malaikat di kala panas terik. Khadijah pun merasa menemukan apa yang selama ini ia cari, ada pada diri Rasulullah SAW,...


Similar Free PDFs