Sirah Shahabat Bilal Bin Rabah DOCX

Title Sirah Shahabat Bilal Bin Rabah
Author Herhu Prasetyo
Pages 3
File Size 16.8 KB
File Type DOCX
Total Downloads 47
Total Views 632

Summary

Sirah Shahabat Bilal Bin Rabah "Janganlah kalian mencaci shahabatku, Demi yang diriku berada di-Tangan-Nya, seandainya seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud tidaklah ia mencapai satu mud (emas yang diinfakkan oleh) seorang dari mereka (shahabatku) dan tidak juga separuh (dar...


Description

Sirah Shahabat Bilal Bin Rabah "Janganlah kalian mencaci shahabatku, Demi yang diriku berada di-Tangan-Nya, seandainya seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud tdaklah ia mencapai satu mud (emas yang diinfakkan oleh) seorang dari mereka (shahabatku) dan tdak juga separuh (daripada)nya"" Bilal bin Rabah merupakan salah satu Shahabat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam. Ia adalah muadzin di zaman Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam sekaligus menjadi muadzin pertama umat Islam yang terkenal dengan suara yang merdu. Bilal lahir di daerah as-Sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah dan wafat pada tahun ke 20 Hijriah. Ayahnya bernama Rabah, sedangkan ibunya bernama Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam yang tnggal di Mekah. Karena ibunya itu, sebagian orang memanggil Bilal dengan sebutan ibnus-Sauda' (putra wanita hitam). Bilal dibesarkan sebagai hamba sahaya di kota Ummul Qura (Makkah) saat ayahnya meninggal. Pada mulanya, Bilal adalah budak milik Umayyah bin Khalaf, salah seorang bangsawan Makkah, tokoh pentng kaum kafr Quraisy. Bilal melalui hari-harinya dengan disiksa oleh tuannya. Tetapi ia tetap sabar dan tegar bagai gunung. Ketka Makkah diterangi cahaya agama baru dan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam mulai menyerukan kalimat tauhid, Bilal adalah termasuk orang-orang pertama yang memeluk Islam. Saat Bilal masuk Islam, di bumi ini hanya ada beberapa orang yang telah mendahuluinya memeluk agama baru itu, sepert Ummul Mu'minin Khadijah bint Khuwailid, Abu Bakar ash-Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, 'Ammar bin Yasir bersama ibunya, Sumayyah, Shuhaib ar-Rumi, dan al-Miqdad bin al-Aswad. Saat tuannya mengetahui bahwa Bilal telah memeluk agama Allah, Bilal disiksa dengan siksaan yang berat. Ia merasakan penganiayaan orang-orang musyrik lebih berat dari siapa pun. Ia diletakkan di atas bara api. Mereka membawa Bilal keluar pada siang hari ke padang pasir dan mencampakkannya di atas pasir-pasir yang panas dalam keadaan tak berbaju. Kemudian mereka membawa batu yang telah dipanaskan yang diangkat dari tempatnya oleh sejumlah orang dan meletakkannya di atas tubuh dan dadanya. Siksa demi siksa, berulang-ulang dialaminya setap hari. Namun Bilal tetap bersabar menghadapi ujian di jalan Allah itu, sebagaimana yang dirasakan kaum muslimin lemah lainnya. Para penyiksa menyuruh Bilal untuk memohon kepada tuhan kaum kafr yaitu Uzza dan Lata. Tetapi Bilal menolak untuk mengucapkannya, dan seraya mengatakan senandung abadinya, "Ahad, ahad". Penyiksaan Bilal dijadikan sebagai contoh dan pelajaran oleh kaum kafr kepada orang yang ingin mengikut ajaran Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam....


Similar Free PDFs