Sistim Kepemimpinan Minangkabau DOCX

Title Sistim Kepemimpinan Minangkabau
Author Anggoro Dedi
Pages 8
File Size 24.2 KB
File Type DOCX
Total Downloads 224
Total Views 463

Summary

Sistim Kepemimpinan Minangkabau Maret 6, 2009 Posted by wawasanislam in adat minangkabau, budaya, opini. trackback Oleh: Yulizal Yunus Dt. Rajo Bagindo[1] I. Pemimpin dan Nagari Minang Dari perspeltif menejerial, leadership (kepemimpinan) adalah kemampuan dan seni seorang leader (pemimpin) dalam mem...


Description

Sistim Kepemimpinan Minangkabau Maret 6, 2009 Posted by wawasanislam in adat minangkabau, budaya, opini. trackback Oleh: Yulizal Yunus Dt. Rajo Bagindo[1] I. Pemimpin dan Nagari Minang Dari perspeltif menejerial, leadership (kepemimpinan) adalah kemampuan dan seni seorang leader (pemimpin) dalam memotivasi dan mengkoordinasikan personal/ kelompok dalam melaksanakan tupoksi, kewenangan dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama. Leader terkemuka di Nagari (desa Minang sekarang) pihak penyelenggara pemerintahan adalah Wali Nagari dan Bamus dan dari pihak subkultur (budaya khusus masyarakat) adat Minangkabau adalah KAN. Trio (tiga) pemimpin nagari ini sebenarnya berpotensi mengambil posisi trias politika seperti yang ditunjukan dalam sejarah kepemimpinan di nagari Minang dahulu ketika pemerintahan nagari itu setangkut dengan pemerintahan adat. Pembagian kekuasaannya: (1) Wali Nagari sebagai kepala pemerintahan berfungsi eksekutif, (2) Bamus sebagai legislatif lembaga musyawarah pihak pemerintah bersama lembaga musyawarah pihak masyarakat adat KAN, sedangkan (3) KAN sendiri difungsikan kembali seperti KN (Kerapatan Nagari) dulu berfungsi sebagai lembaga yudikatif (lembaga penegak hukum) di nagari. Bamus dan KAN bisa-bisa saja seperti kabinet dua kamar di Australia yakni majeis rendah dan majelis tinggi. Dari perspektif adat Minangkabau, posisi pemimpin di nagari Minang tadi adalah orang yang didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting. Tidak jauh jarak antara pemimpin dan yang dipimpin., Artinya pemimpin di Minang dekat dengan kaum (masyarakat) yang dipimpinnya. Kepemimpinan di Minangkabau dari perspektif SDM adalah dijabat fungsionaris/ pimpinan/ pemangku adat yakni "urang nan ampek jinih" yakni (1) penghulu (tagak di pintu adat), (2) manti (tagak di pintu susah), (3) malin (m) tagak di pintu agama dan (4) dubalang/ hulu balang (tagak di pintu mati). Unsur malin diperkuat fungsionaris "urang jinih nan ampek" yakni (1) imam (mengimami kaum), (2) katik (memberi fatwa kaum), (3) bila (mengajak kaum ke jalan Allah) dan (4) qadhi (mengurus NTCR anak kapanakan). Sifat kepemimpinan Minangkabau mengidentifikasi sifat nabi saw yakni (1) siddiq (benar), (2) amanah (dipercaya), (3) fathanah (cerdas) dan (4) tabligh (sosialisasi/ mendidik). Sistem yang dipakai ada dua mekanisme (1) sistem kalarasan "koto piliang", mekanismenya perintah tuntas (turun dari atas), karena protap birokrasinya bajanjang naik batanggo turun, dalam pengalaman Indonesia mirip demokrasi terpimpin di zaman orba dan demokrasi Pancasila masa orba, (2) sistim kalarasan bodi caniago, mekanismenya pertimbangan perintah timba (timbul dari bawah), karena protap birokrasinya adalah partisipatif (dari rakyat) sesuai dengan prinsip dasarnya "duduk samo randah tagak samo tinggi", dalam pengalaman pemerintah demokrasi sosial (social democratic). Fiosofi kepemimpinan Minangkabau adalah abs-sbk (adat basandi syara' – syara' basandi Kitabullah) diemplementasikan dalam mekanisme sm-am (syara' mangato – adat mamakai). II. Macam-Macam Kepemimpinan Minang...


Similar Free PDFs