soal & jawaban GENAP teori BAB 9 - BIAYA.pdf PDF

Title soal & jawaban GENAP teori BAB 9 - BIAYA.pdf
Author Miftahul Fitri
Pages 14
File Size 209 KB
File Type PDF
Total Downloads 229
Total Views 860

Summary

NAMA : MIFTAHUL FITRI KELAS : 6 B AKUNTANSI SORE NIM : 1406020074 FAKULTAS : EKONOMI MATA KULIAH : TEORI AKUNTANSI MATERI : SOAL&JAWABAN BAB 9 2. Apakah pengertian pemanfaatan atau penggunaan (Using Up) asset dalam pengertian biaya? Apakah penggunaan manfaat asset dengan sendirinya akan menjadi ...


Description

NAMA

: MIFTAHUL FITRI

KELAS

: 6 B AKUNTANSI SORE

NIM

: 1406020074

FAKULTAS : EKONOMI

MATA KULIAH

: TEORI AKUNTANSI

MATERI

: SOAL&JAWABAN BAB 9

2. Apakah pengertian pemanfaatan atau penggunaan (Using Up) asset dalam pengertian biaya? Apakah penggunaan manfaat asset dengan sendirinya akan menjadi biaya? Pemanfaatan atau penggunaan (Using Up) asset adalah biaya hanya berasal dari pemanfaatan aset dan tidak termasuk pemanfaatan potensi jasa yang tidak dicatat dahulu sebagai aset. Itulah sebabnya Kam (1990) menyarankan penggunaan frasa “ using up of goods and services” daripada “using up of assets” (pemanfaatan asset). Pemanfaatan aset otomatis akan berubah menjadi biaya, tetapi biaya sendiri tidak hanya dari pemanfaatan aset saja, bisa jadi dari pemandaatan potensi jasa. 4. Sebutkan atau ungkapkan definisi biaya menurut Kam. Apakah definisi tersebut cukup komperehensif untuk menangkap makna biaya? Definisi Kam dilandasi oleh pemikiran bahwa biaya merupakan kejadian moneter yaitu perubahan nilai asset, kewajiban, atau ekuitas. Nilai ini diukur dengan melalui penyerahan asset (pembelian tunai), penimbulan kewajiban (pembelian kredit), dan peningkatan ekuitas (pembelian dengan saham perusahaan sebagai penghargaan). Definisi Kam mengisyaratkan bahwa pemanfaatan barang dan jasa merupakan upaya kesatuan usaha dalam rangka mengahsilkan pendapatan.Keunggulan definisi Kam dibanding FASB adalah pemasukan perioda sekarang sebagai wadah atau takaran untuk menghubungkan pendapatan dengan biaya, dalam definisi diatas cukup komperehensif dalam menangkap biaya yang berhubungan dengan pendapatan. 6. Apakah perbedaan antara pengeluaran (expenditures) dan biaya (expenses)? Menurut Anthony, Hawkins, Merchant (1999) mendefinisi : Biaya adalah suatu ukuran moneter dan jumlah sumber daya yang digunakan untuk tujuan tertentu. Sedangkan, Pengeluaran adalah pengurangan pada aset (biasanya kas) atau penambahan pada kewajiban (acapkali berupa hutang) dihubungkan dengan kejadian dari biaya. Atau Biaya adalah adalah Biaya adalah penurunan asset dan penurunan potensi jasa yang berkaitan dengan operasi dan bukan dengan investasi dan pendanaan. Sedangkan, pengeluaran adalah elemen dari biaya tersebut, misalkan pembelian bensin untuk pengiriman barang, 8. Sebutkan dan jelaskan kriteria pengakuan biaya. Kapan kriteria tersebut dipenuhi? Biaya atau rugi pada umumnya diakui bilamana salah satu dari dua kriteria berikut dipenuhi (SFAC No. 5, prg. 85): a. Konsumsi manfaat (consumption of benefits) : Biaya atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomik yang dikuasai suatu entitas telah dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatan barang, penyerahan atau

pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang merepresentasi operasi utama atau sentral entitas tersebut. b. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang (loss or lack of future benefits) : Biaya atau rugi diakui bilamana asset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan telah berkurang manfaat ekonomiknyan atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik. Kejadian terpenuhi saat : Konsumsi Manfaat Konsumsi manfaat ekonomik selama suatu perioda dapat diakui langsung pada saat terjadinya atau diakui bersamaan dengan pengakuan pendapatan yang berkaitan. Berbagai jenis atau pos biaya menghendaki cara pengakuan yang berbeda yaitu (SFAC No. 5, prg. 86). a. Beberapa pos biaya, seperti kos barang terjual, dibandingkan (matched with) dengan pendapatan yang terkait. Meretia diakui pada saat atau perioda yang sama dengan pengakuan pendapatan yang dihasilkan langsung atau bersama (directly or jointly) dari transaksi atau kejadian lain yang sama dengan yang menimbulkan biaya. b. Banyak pos biaya, seperti gaji staf penjualan dan administrative, diakui selama periode pada saat kas dibayarkan atau kewajiban terjadi untuk barang dan jasa yang dimanfaatkan/ dikonsumsi bersamaan dengan pemerolehan atau segera setelah itu. c. Beberapa pos biaya, seperti depresiasi dan asuransi, dialokasi (diakui) dengan prosedur sistematik dan rasional untuk perioda-perioda yang menikmati manfaat asset bersangkutan.

Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang Biaya atau rugi diakui bila telah menjadi nyata atau jelas bahwa manfaat ekonomik masa datang suatu asset yang diakui sebelumnya telah berkurang atau lenyap atau bahwa kewajiban timbul atau bertambah tanpa adanya manfaat.

10. Sebutkan dan jelaskan kaidah pengakuan biaya menurut Accounting Principles Board (APB). Hal ini dinyatakan oleh APB sebagai berikut (APB Statement No. 4, prg.157-160) : a. Mengasosiasi sebab dan akibat (associating cause and effect). Beberapa kos diakui sebagai biaya atas dasar asosiasi langsung dengan pendapatan tertentu. b. Alokasi sistematik dan rasional (systematic and rational allocation). Bila tidak ada cara langsung untuk mengasosiasi sebab dan akibat, beberapa kos diasosiasi dengan periode sebagai biaya atas dasar usaha (attempt) untuk mengalokasi kos secara systematic dan rasional ke beberapa perioda yang diperkirakan menikmati manfaat. c. Pengakuan segera (immediate recognition). Beberapa kos diasosiasi dengan perida berjalan sebagai biaya karena: 

Kos yang terjadi dalam perioda berjalan tidak memberi manfaat masa datang yang cukup nyata (discernible),



Kos yang dicatat sebagai asset dalam perioda-perioda sebelumnya tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik yang cukup nyata,



Mengalokasikan berbagai kos baik atas dasar asosiasi dengan pendapatan atau atas dasar perioda akuntansi dipandang tidak mempunyai manfaat yang berarti.

12. Apakah perbedaan karakteristik proses pengakuan kos sebagai asset dan proses pembebanan kos sebagai biaya ? Dua tahap kritis perlakuan kos adalah pengakuan (aliran masuk sebagai asset) dan pembebanan (aliran keluar sebagai biaya). Tahap pengakuan tidak mengalami masalah pelik karena pengakauan lebih banyak menyangkut bukti objektif yang umumnya tersedia pada saat transaksi. Sedangkan, tahap pembebanan lebih banyak menyangkut pertimbangan (judgment), pendapat (opinion), atau interpretasi (interpretation) terhadap situasi yang melingkupi. Dengan kata lain, tahap pembebanan banyak melibatkan unsur kesubjektifan (subjektivitas). 14. Jelaskan prinsip umum penandingan biaya dan pendapatan. 1) Pengakuan pendapatan tidak langsung dikaitkan dengan pengakuan biaya karena teknik pembukuan tidak memungkinkan hal tersebut. Dengan kata lain, proses penandingan tidak dilakukan pada saat transaksi pendapatan terjadi tetapi pada umumnya dilakukan pada akhir tahun. 2) Transaksi terjadinya pendapatan pada umumnya tidak berkaitan langsung dengan transaksi terjadinya biaya. Sebagai contoh, pemerolehan dan pembayaran barang

dan jasa untuk menghasilkan produk tidak selalu bersamaan (tidak terjadi dalam perioda yang sama) dengan penjualan dan pengumpulan kas. Tetapi bisa jadi berkaitan antara beban maupun pendapatan. Contoh :  Harga pokok penjualan. HPP akan biaya apabila barang terjual. Jika barang tidak terjual, maka tidak akan ada HPP.  Komisi penjualan. Jika suatu perusahaan memperkerjakan karyawan dengan komisi penjualan pada bidang marketing. Jika salah satu produknya terjual karena si marketing tersebut, maka komisi penjualan pun ada untuk si marketing. Jika tidak terjual, maka komisi pun tidak ada. 16. Apakah yang dimaksud bahwa penandingan harus didasarkan pada kelayakan ekonomik? Penandingan yang tepat harus didasarkan pada kelayakan ekonomik dan bukan fisis. Memang penandingan menuntut identifikasi konsumsi manfaat aset atau jasa secara fisis tetapi nilai aset atau jasa yang dikonsumsi juga harus ditentukan secara tepat dengan memperhatikan kondisi yang melingkupinya. Jadi, dasar penandingan yang paling utama adalah kelayakan ekonomik bukannya dasar aliran fisis semata-mata. 18. Apakah masalah yang timbul bila asosiasi produk di jadikan basis penandingan ? Identifikasi kos produk : - Produk Usang atau Musiman Persoalan terkait dengan penandingan atas dasar sebab-akibat adalah apakah kos produk musiman yang tidak terjual merupakan sebab (biaya) atau akibat (rugi). Dalam hal ini Paton dan Littleton menegaskan bahwa penandingan harus didasarkan pada kelayakan ekonomik. Dalam keadaan yang khusus sebagian kos sediaan barang yang tidak terjual dalam suatu perioda secara logis dapat dijadikan komponen kos barang terjual. Dengan kata lain, sediaan akhir yang tidak terjual sebenarnya merupakan upaya (biaya) atau sebab untuk mendatangkan penjualan yang dicapai pada musim tertentu. - Barang Rusak Kelayakan ekonomik menuntut pertimbangan dengan memperhatikan kondisi yang melikupi suatu masalah. Bila kerusakan produk merupakan hal yang wajar atau bukan merupakan prasyarat untuk menghasilkan barang dengan kualitas baik, kos barang yang rusak dapat dianggap sebagai upaya menghasilkan pendapatan. Identifikasi kos nonproduk : - Biaya Antisipasian Biaya antisipasian (anticipated expenses) adalah biaya yang dianggap menyebabkan timbulnya pendapatan tetapi baru terjadi seteleh pendapatan diakui. Sebagai contoh adalah kos yang berkaitan dengan kegiatan purna-jual seperti jaminan penjualan, jaminan reparasi gratis, dan pengumpulan piutang. Bila penandingan sebab-akibat dipertahankan , kos semacam itu harus diantisipasi dan diakui pada periode terjadinya penjualan meskipun kos belum terjadi.

20. Apa yang dimaksud alokasi interim dan apakah implikasinya terhadap perhitungan laba interim dan laba per unit produk? Alokasi interim adalah penandingan sebab-akibat dalam bulanan pada kos yang tepat dengan apa adanya bukan secara yang telah diratakan Impilkasinya terhadap laba interim adalah akan terlihat laba yang wajar untuk dapat menentukan keputusan pihak manajemen. Sedangkan implikasi terhadap laba per unit adalah akan terlihat bila biaya yang dikeluarkan perunit cukup besar maka kos penjualan perunit pun harus lebih meningkat, laba pun harus seimbang dari pendapatan dikurang dengan biaya. 22. Apakah implikasi basis asosiasi terhadap klasifikasi biaya dalam statemen laba rugi ? - Kos yang terdapat dalam bahan baku, tenaga kerja langsung, dan BOP akan mengalir menjadi kos produk yang akan mengukur untuk kos produk/barang yang terjual. - Kos yang terkandung dalam pemasaran dan adm akan mengukur dan menjadi suatu biayapemasaran dan biaya administrasi umum. - Kos lain-lain akan menjadi kos rugi. - Sedangkan pendapatan akan menjadi kos baru 24. Mengapa Thomas mengusulkan pendapatan nonalokasi dalam akuntansi? Haruskan gagasan Thomas diterima dalam akuntansi ? Karena menurut Thomas semua alokasi itu jelek, tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan tidak relavan bagi kebutuhan pemakai laporan keuangan. Gagasan Thomas disangkal menurut akuntansi karena alokasi dapat dipertahankan dengan landasan konsep dasar bukti terverifikasi dan objektif serta konsep kelayakan ekonomik. 26. Mengapa kos bergabung dan kos bersama perlu dialokasi ?

Karena adanya larakteristik operasi perusahaan pada umunya, betapapun alokasi tersebut agak bersifat arbiter. Kedua kos ini sama-sama merupakan fasilitas, kegiatan, proses, atau departemen jasa yang dinikmati oleh beberapa angkatan produk atau objek kos lain (misal departemen produksi). 28. Metode asosiasi sediaan yang mana yang paling menggambarkan operasi perusahaan

yang faktual? Yang paling menggambarkan faktual adalah metode Identifikasi Khusus karena untuk jenis barang mahal dan perputarannya rendah, metoda ini sangat cocok sekali untuk tujuan pengendalian di samping tujuan penandingan yang tepat. Tetapi, metode ini mengandung kelemahan : a. Jarang sekali pendapatan khusus ditandingkan dengan kos khusus karena pendapatan perusahaan merupakan hasil dari seluruh upaya perusahaan sebagai kesatuan. b. Untuk jenis barang yang homogen dan harganya relatif murah, metoda ini menjadi terlalu mahal dan tidak sepadan dengan nilai tambahan informasi yang diperoleh. c. Kalau fluktuasi harga sangat mencolok, metoda ini dapat digunakan sebagai alat manipulasi laba atau earnings management.

30. Apakah argumen yang mendukung penggunaan metode MTKP ? - Memudahkan penandingan kos sekarang dengan pendapatan sekarang. - Kalau harga cenderung naik, sediaan barang akan tersaji dengan jumlah rupiah yang cukup konservatif. - Laba operasi tidak tercemar oleh untung rugi fluktuasi harga atau penumpukan barang. - Dalam kondisi harga yang berfluktuasi dari tahun ke tahun, metoda ini dapat menjadi alat peralatan laba tahunan secara otomatis. 32. Berilah contoh kasus dengan angka untuk menunjukkan implikasi penggunaan metode sediaan terhadap laba untuk kondisi harga cenderung naik, harga menderung turun, dan harga cenderung stabil. Contoh kasus : PER PEMBELIAN HARGA NAIK Persediaan awal PT. A adalah 25 unit @ Rp240 = Rp 6.000,Pembelian Tgl

05 Mei 2001

100 unit @ Rp250 = Rp 25.000

15 Mei 2001

150 unit @ Rp260 = Rp 39.000

25 Mei 2001

125 unit @ Rp275 = Rp 34.375 375 unit

Rp 98.375

Penjualan Tgl

10 Mei 2001

75 unit @ Rp300 = Rp

22.500

20 Mei 200

175 unit @ Rp315 = Rp

55.125

30 Mei 2001 100 unit @ Rp325 = Rp

32.500

350 unit 

Persediaan akhir = 25 + 375 – 350 = 50 unit

Rp. 110.125

= persediaan awal + pembelian – penjualan

a. Metode Identifikasi Khusus Kuantitas dalam unit 5 15 10 20

Harga Pokok setiap unit Rp240 Rp250 Rp260 Rp275

Total Harga Pokok Rp1.200 Rp3.750 Rp2.600 Rp5.500

50

Rp13.050

Persediaan akhir

= Rp 13.050

HPP

= Rp 6.000 + Rp 98.375 – Rp 13.050 = Rp 91.325

Laba Kotor

= Rp 110.125 – Rp 91.325

= Rp 18.800

(Metode ini jarang digunakan karena makan waktu dan makan tempat) b. Metode FIFO Persediaan akhir

= 50 unit x Rp 275 = Rp 13.750

HPP

= Rp 6.000 + Rp 98.375 – Rp 13.750 = Rp 90.625

Laba Kotor

= Rp 110.125 – Rp 90.625 = Rp 19.500

c. Metode LIFO Persediaan akhir

= 25 unit x Rp 240 = Rp 6.000 25 unit x Rp 250 = Rp 6.250 Rp 12.250

HPP

= Rp 6.000 + Rp 98.375 – Rp 12.250 = Rp 92.125

Laba Kotor

= Rp 110.125 – Rp 92.125 = Rp 18.000

d. Metode rata-rata tertimbang (25 x Rp240) + (100 x Rp250) + (150 x Rp260) + (125 x Rp275) (25 + 100 + 150 + 125) = 260,94

Persediaan akhir

= 50 unit x Rp 260,94 = Rp 13.047

HPP

= Rp 6.000 + Rp 98.375 – Rp 13.047 = Rp 91.328

Laba Kotor

= Rp 110.125 – Rp 91.328 = Rp 18.797

PER PEMBELIAN HARGA TURUN Persediaan awal PT. A adalah 25 unit @ Rp325 = Rp 8.125,Pembelian Tgl

05 Mei 2001

100 unit @ Rp315 = Rp 31.500

15 Mei 2001

150 unit @ Rp300 = Rp 45.000

25 Mei 2001

125 unit @ Rp275 = Rp 34.375 375 unit

Rp 110.875

Penjualan Tgl

10 Mei 2001

75 unit @ Rp260 = Rp

19.500

20 Mei 200

175 unit @ Rp250 = Rp

43.750

30 Mei 2001 100 unit @ Rp240 = Rp

24.000

350 unit 

Persediaan akhir = 25 + 375 – 350 = 50 unit

Rp. 87.250

= persediaan awal + pembelian – penjualan

a. Metode Identifikasi Khusus Kuantitas dalam unit 5 15 10 20

Harga Pokok setiap unit Rp275 Rp260 Rp250 Rp240

Total Harga Pokok Rp1.375 Rp3.900 Rp2.500 Rp4.800

50

Rp12.575

Persediaan akhir

= Rp 12.575

HPP

= Rp 8.125 + Rp 110.875 – Rp 12.575

= Rp 106.425

Laba Kotor

= Rp 110.125 – Rp 106.425

= Rp 3.700

(Metode ini jarang digunakan karena makan waktu dan makan tempat) b. Metode FIFO Persediaan akhir

= 50 unit x Rp 275 = Rp 13.750

HPP

= Rp 8.125 + Rp 110.875 – Rp 13.750 = Rp 90.625

Laba Kotor

= Rp 110.125 – Rp 90.625 = Rp 19.500

c. Metode LIFO Persediaan akhir

= 25 unit x Rp 325 = Rp 8.125 25 unit x Rp 315 = Rp 7.875 Rp 16.000

HPP

= Rp 8.125 + Rp 110.875 – Rp 16.000 = Rp 103.000

Laba Kotor

= Rp 110.125 – Rp 103.000 = Rp 7.125

d. Metode Harga rata-rata  Metode rata-rata tertimbang (25 x Rp325) + (100 x Rp315) + (150 x Rp300) + (125 x Rp275) (25 + 100 + 150 + 125)

= Rp. 297,5 Persediaan akhir

= 50 unit x Rp 297,5 = Rp 14.875

HPP

= Rp 8.125 + Rp 110.875 – Rp 14.875= Rp 104.125

Laba Kotor

= Rp 110.125 – Rp 104.125 = Rp 6.000

PER PEMBELIAN HARGA STABIL Persediaan awal PT. A adalah 25 unit @ Rp300 = Rp 7.500,Pembelian Tgl

05 Mei 2001

100 unit @ Rp300 = Rp 30.000

15 Mei 2001

150 unit @ Rp300 = Rp 45.000

25 Mei 2001

125 unit @ Rp300 = Rp 37.500 375 unit

Rp 112.500

Penjualan Tgl

10 Mei 2001

75 unit @ Rp300 = Rp

22.500

20 Mei 200

175 unit @ Rp300 = Rp

52.500

30 Mei 2001 100 unit @ Rp300 = Rp

30.000

350 unit 

Persediaan akhir = 25 + 375 – 350 = 50 unit

Rp.

105.000

= persediaan awal + pembelian – penjualan

a. Metode Identifikasi Khusus Kuantitas dalam unit

Harga Pokok setiap unit

Total Harga Pokok

50

Rp. 300

Rp15.000

Persediaan akhir

= Rp 15.000

HPP

= Rp 7.500 + Rp 112.500 – Rp 15.000

= Rp 105.000

Laba Kotor

= Rp 110.125 – Rp 105.000

= Rp 5.125

(Metode ini jarang digunakan karena makan waktu dan makan tempat) b. Metode FIFO Persediaan akhir

= 50 unit x Rp 300 = Rp 15.000

HPP

= Rp 7.500 + Rp 112.500 – Rp 15.000

= Rp 105.000

Laba Kotor

= Rp 110.125 – Rp 105.000

= Rp 5.125

c. Metode LIFO Persediaan akhir

= 50 unit x Rp 300 = Rp 15.000

HPP

= Rp 7.500 + Rp 112.500 – Rp 15.000

= Rp 105.000

Laba Kotor

= Rp 110.125 – Rp 105.000

= Rp 5.125

d. Metode Harga rata-rata  Metode rata-rata tertimbang Harga per unit = Rp. 300 Persediaan akhir

= 50 unit x Rp 300 = Rp 15.000

HPP

= Rp 7.500 + Rp 112.500 – Rp 15.000

= Rp 105.000

Laba Kotor

= Rp 110.125 – Rp 105.000

= Rp 5.125

34. Mengapa istilah beban pokok penjualan atau harga pokok penjualan tidak tepat sebagai padan kata cost of goods sold ? Karena memang biaya tidak dapat dipisahkan dengan kos. Bahwa kos adalah pengukur biaya atau biaya direpresentasi dengan kos sehingga secara teknis dan praktis biaya sering disebut kos saja, akan tetapi kos tidak selalu dapat disebut biaya karena kos dapat juga merepresentasi aset dan kos sama sekali tidak mengandung makna pokok. 36. Sebut dan jelaskan karakteristik umum fasilitas fisis (Plant and Equipment). Fasilitas fisis mempunyai karakteristik sebagai berikut: - Berwujud fisis dan dikuasai oleh perusahaan untuk mengolah dan memperlancar kegiatan operasi perusahaan. Oleh karena itu, yang digolongkan dalam kelompok ini adalah aset yang berkaitan dengan operasi. - Pada umumnya berumur panjang walaupun terbatas sehingga perlu penggantian. - Bernilai bagi perusahaan lantaran kekuasaan atau hak perusahaan untuk menggunakannya bukan lantaran hak miliknya. - Pada umumnya merupakan aset nonmoneter dan manfaat yang dapat diberikan berupa potensi jasa (service potentials) bukan daya beli a...


Similar Free PDFs