SOP CP Udang Vannamei PDF

Title SOP CP Udang Vannamei
Author Aziz Yudhantara Dewa Kusumabhakti
Course Biologi Perikanan
Institution Universitas Airlangga
Pages 23
File Size 873.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 80
Total Views 138

Summary

BUDIDAYA UDANGLitopenaeus vannameiSTANDART OPERATING PROCEDURE(SOP)PT Central Proteinaprima, TbkSURABAYA OPERATION2013KLASIFIKASI UDANG VANNAMEIKingdom : Animalia Phylum : Anthropoda Subphylum : Crustacea Class : Malacostraca Subclass : Eumalacostraca Super Order : Eucarida Order : Decapoda Suborder...


Description

BUDIDAYA UDANG Litopenaeus vannamei STANDART OPERATING PROCEDURE (SOP)

PT Central Proteinaprima, Tbk SURABAYA OPERATION 2013

KLASIFIKASI UDANG VANNAMEI Kingdom Phylum Subphylum Class Subclass Super Order Order Suborder Super Family Family Genus Species Old Name New Name

: : : : : : : : : : : : : : :

Animalia Anthropoda Crustacea Malacostraca Eumalacostraca Eucarida Decapoda Dendrobranchiata Penaeoidea Penaeidae Penaeus Litopenaeous vannamei Penaeus vannamei Litopenaeus vannamei

(Dr. Isabel Perez, Dr Brian Kensley, 1997)

SEJARAH BUDIDAYA VANNAMEI (Di Indonesia) Species asli lautan Pasifik 1978 - 1979 : BDY kepadatan rendah di Ekuador 1992 : Texas, dikembangkan SPF, keuntungan tinggi 1997 : Taiwan, masuk induk SPF dari Hawai 1998 : China, Hainan, impor induk SPF dari Hawai 2001 : Masuk Indonesia (Jawa Timur), profit tinggi. 2002 : Kekurangan induk berkualitas. 2002 - 2003 : CP Group impor induk Hawai.

CIRI - CIRI dan SIFAT UDANG VANNAMEI 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Warna bening kecoklatan atau kehitam-hitaman. Kulit licin, lebih tipis dari udang windu. Jika stress berwarna putih kapas. Meloncat jika ada kejutan cahaya. Kanibalisme rendah. Tempat hidup dikolom volume air. (Dapat ditebar dgn kepa da tan 100 ek/m2, > tinggi dari Monodon) 7. Suka mengaduk dasar kolam ( active detritivore) 8. Kebutuhan kadar protein 30 - 32%, dan asam amino sesuai. 9. Nafsu makan ber-fluktuatif.

10. Nafsu makan dikontrol lewat anco.

POLA BUDIDAYA VANNAMEI 1. 2. 3.

5.

6. 7. 8. 9. 10.

Sistem Budidaya Tertutup (Closed System). Air yang masuk selalu di treatmen. Size panen bisa tercapai: 30-40 ekor/kg Padat Penebaran : Tradisional : < 10 ekor / m2 Trad. Plus : 10 - 25 ekor / m2 Semi Intensif : 25 - 70 ekor / m2 Intensif : 70 - 100 ekor / m2 Produktifitas : Tradisional : < 500 kg/ha Trad. Plus : 1 - 1,5 ton/ha Semi Intensif : 4 - 15 ton/ha Intensif : 11 - 22 ton/ha Pertumbuhan (ADG ) : 0,17 – 0,25 gram/hari Umur budidaya : 90 - 120 hari Pakan : IRAWAN Penerapan Probiotik Biaya produksi udang : Rp 25.000 - Rp 35.000 /kg

BIOSECURITY Biosecurity : Mencegah masuknya penyakit kedalam sistem budidaya udang dengan mencegah adanya carrier / pembawa penyakit. CARRIER PENANGANAN Manusia

Burung Kepiting Alat Air

Terifeksi WSSV/IMNV

Setiap kendaraan yang masuk lokasi tambak, harus masuk deep wheel desinfectan Pencuci tangan dan pencuci sepatu tiap petak tambak dengan desinfectan Membatasi tamu untuk tidak melihat udang di anco Pemasangan Senar diatas kolam (BSD), (senar no 300-500 jarak 30 cm), tali 10 mm Pemasangan pgar plastik sekeliling kolam (CPD), setinggi 75 cm, ditanam 15 cm Pemasangan screen / saringan 1000 mikron Sterilisasi tandon dengan crustacide Hindari penggunaan alat secara bersama, setiap petak mempunyai peralatan kerja. Sterilisasi Jala / alat setelah dipakai (Kalium Permanganat 100 ppm) Close system, penambahan air hanya dari bor Dan atau air tandon yang telah disterilisasi 1 - 30 hari 20 ppm (aktif) Kaporit 31 - 60 hari 10 ppm (aktif) Kaporit 61 – 90 hari 5 ppm (aktif) Kaporit (situsional, jika lingkungan tidak memungkinkan, dosis tetap 30 ppm) Jika udang tidak bisa dipanen (mbw < 5 gram) Tambak didesinfeksi dengan crustacide 1,5 ppm Setelah 6 jam, didesinfeksi dengan kiaporit 230 ppm, air ditahan tidak dibuang. Sekeliling tambak yang sudah disterilkan dipasang pagar dari terpal setinggi 1 meter. Jika udang bisa dipanen : Satu jam sebelum buka air untuk panen, tambak ditreatment dengan kaporit 10 ppm

KEBUTUHAN KINCIR UNTUK BUDIDAYA VANNAMEI Kebutuhan Kincir (DO> 4 ppm) : 1 unit (1 HP) untuk 400-500 Kg udang di kolam. Contoh : Petak 3.000 m2, kepadatan 100 e/m2 Penebaran 300.000 benur : ( 300.000 x 80% x 20 gr = 4.800 kg ) ( 4.800 : 400 = 12 HP ) Atau jika berdasar pakan harian : 1 HP untuk tiap 10 kg pakan/hari Contoh : Pakan 100 Kg/hari, kebutuhan kincir (100 : 10 = 10 buah ) Note: Kincir rangkai > 70 rpm (siang) dan > 90 rpm (malam) 1 roda paddle wheel = 100 kg biomass ( 1 lengan, 10 roda = 1 ton )

PERSIAPAN TAMBAK Definisi Merupakan tahap lanjutan setelah tambak selesai dilakukan pemanenan, persiapan tambak dilakukan terhadap kolam budidaya dan tandon sebagai penyuplai kebutuhan air selama kegiatan budidaya berlangsung. Membutuhkan waktu lebih kurang 10 hari, terhitung dari selesai panen sampai menjelang masuk pengisian air ke tambak budidaya, tergantung tipe dasar kolam, ketersediaan tenaga dan curah hujan. Kerangka waktu (time table) Aktifitas doc periode (hari)

Budidaya

Masa panen

Persiapan lahan

Pengisian air

sterilisasi

100 – 125

125 – 135 10

136 – 141 5

142–144 3

1 – 100 125

Pembentukan plankton 145-154 9

Macam-macam konstruksi tambak Secara umum ada 3 macam tipe tambak yang biasa digunakan untuk budidaya udang Vannamei  Tambak Plastik (HDPE)  Tambak Semen/Plester  Tambak Tanah Persiapan lahan untuk berbagai konstruksi tambak : Parameter Pengeringan lahan Pengangkatan lumpur Cek Redoks Potensial Pembajakan / singkal Pengapuran Perbaikan BSD+CPD Pembersihan & perbaikan saprotam

Dasar Tanah Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya

Dasar Semen Ya Ya Tidak Tidak Ya / kondisional Ya Ya

Dasar Plastik Ya Ya Tidak Tidak Tidak Ya Ya

Tebar benur 15 1

PERSIAPAN TANDON Dalam satu set modul ada tandon dan tambak budidaya, tandon harus : 1. Bisa dioperasionalkan terpisah antara modul satu dengan modul yang lainnya, dan bisa saling mensuplay melewati saluran inlet Tandon harus disediakan central drain / siphon untuk membuang lumpur central (flush out) 2. Tandon minimal 30% volume tambak budidaya, artinya jika tinggi air ditandon bisa lebih tinggi dari rata-rata tambak budidaya, luas tandon bisa kurang dari 30% luas budidaya, demikian sebaliknya. Tandon bisa kurangi, jika tersedia sumur bor yang layak pakai dengan debit yang mencukupi untuk ganti air 400% - 500% selama budidaya. 3. Cegah porositas seluruh tambak (tandon&budidaya), untuk efiensi biaya dan mengurangi gocangan kualitas air. 4. Disarankan ada tandon rekondisi yang diisi ikan (nila saline / bandeng), setelah tandon treatment.

PERSIAPAN TAMBAK KOLAM TANAH 1. 2. 3. 4.

Penjemuran kolam, sampai lumpur/tanah bisa diangkat Pembersihan & perbaikan peralatan : kincir, kabel, saringan / strimin, paralon dll. Perbaikan kebocoran & kelandaian kolam Buang lumpur sampai bersih, sampai keliatan tanah dasar bagian yang tidak kering diberi kaporit 100 ppm (aktive) 5. Cek potensial Redoks (standart minimal : ±50 mv dan pengapuran. Dosis kapur per Ha = (( mv – 50)/10) x 375 kg Jika setelah pembuangan lumpur, redoks lahan tanah sudah + (positif), Maka pemberian kapur adalah = 1,9 ton/ha

Kapur yang ditebar, terbagi dalam : a. Pemberian kapur gamping (CaO) sebanyak 40% dosis kapur Kemudian tanah dibajak arah membujur b. Pemberian Kapur Kaptan (CaCO 3) sebanyak 30% dosis kapur Kemudian tanah dibajak melintang dengan arah pembajakan pertama c. Pemberian Dolomit (CaMg(CO3)2) sebanyak 30% dosis kapur Kemudian tanah diratakan dan dipadatkan kembali   



Jika alkalinitas sumber air diatas 200 ppm, dosis dolomite diganti CaO & CaCO 3 Jika sebelumnya petak tersebut blooming BGA, kapur dolomite diganti kaptan Untuk tambak yang siklus sebelumnya blooming BGA untuk membunuh kista-kista BGA diperlakukan sbb : Dasar tambak disemprot dengan HCL 1% atau Hidrogen Peroksida 1,2 ppm atau dasar disiram rata dengan kuprisulfat konsentrasi 2 ppm Total waktu pengeringan setelah panen sampai dengan isi air lebih kurang 1 bulan, untuk member kesempatan bakteri merombak bahan organik / dekomposisi.

6. Pemasangan saringan pada inlet¢ral drain a. Net trawl dipasang mengelilingi pompa laut untuk mencegah sampah masuk pompa

b. Strimin ukuran 1.000 mikron (hijau, pj 2 mtr) dipasang ujung pipa pompa laut yang masuk ke tandon. c. Strimin 300 (putih, pj 2 mtr) micron dipasang di masing-masing pipa masuk ke kolam (inlet) atau talang air 7. Jika sebelumnya ada riwayat terinfeksi WSSV / IMNV Perendaman dasar, ketinggian air 20 cm dengan kaporit 100 ppm (produk), disiram-siramkan merata ke tanggul. 8. Pengisian air sampai 120 -130 cm, pada semua kolam tandon dan kolam budidaya. Table kebutuhan kapur berdasar nilai redoks : REDOKS Kebutuhan 40 % ( mv ) ( Kg/ha) Gamping 0 -10 -20 -30 -40 -50 -75 -100 -125 -150 -175 -200

1.875 2.250 2.625 3.000 3.375 3.750 4.688 5.625 6.563 7.500 8.438 9.375

750 900 1.050 1.200 1.350 1.500 1.875 2.250 2.625 3.000 3.375 3.750

30% Kaptan

30% Dolomite

563 675 788 900 1.013 1.125 1.406 1.688 1.969 2.250 2.531 2.813

563 675 788 900 1.013 1.125 1.406 1.688 1.969 2.250 2.531 2.813

PERSIAPAN AIR 1. Pengisian air (kolam budidaya dan tandon) Isi air sampai 120 - 130 cm 2. Sterilisasi air Definisi : Merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mensterilkan tambak dari bibit penyakit yang terdiri dari inang, carrier maupun predator dalam kolamdengan meggunakan bahan kimia Sterilisasi dalam satu system (tambak budidaya, tandon dan outlet) sebaiknya dilakukan dalam waktu yang bersamaan dan dimulai dari tempat yang lebih tinggi Tahap-tahap Sterilisasi air : - Aplikasi Crustacide 1 ppm, hari ke 1 Untuk membunuh udang liar& kepiting - Aplikasi Kuprisulfat,hari ke 2 (dosis=(alk total/100)+0.5 ppm) Untuk membunuh trisipan / tritip / molusca / lumut / BGA - Aplikasi Kaporit 20 ppm (aktive) pada hari ke 3 Untuk desinfektan - Aplikasi Saponin 15-20 ppm (situasional/hari 4) Untuk membunuh ikan liar, jika masih ditemukan 3. Menumbuhkan Plankton Definisi : Merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan plankton (zoo dan phyto) dengan jumlah tertentu serta menkondisikan kualitas air tambak agar memenuhi syarat-syarat teknis yang dibutuhkan sebelum dilakukan penebaran benur. Tindakan yang dilakukan adalah pemupukan dengan pupuk organik yang dibuat sendiri dengan cara fermentasi (peragian) : Pemberian fermentasi dimulai hari ke-5 preparasi, setiap 2 hari sekali sampai tumbuh plankton dan terbentuk warna air. Setelah tebar benur fermentasi tetap dilakukan 2x seminggu sampai doc 2 minggu dari tebar benur. Fermentasi Bahan Organik. Bahan Fermentasi per hektar : Tetes/molase 1lt, dedak halus 10 kg, Ragi roti 150 gr, direndam dalam air tawar 48-72 jam, tanpa aerasi. Untuk mempercepat tumbuh phytoplankton, aplikasi Super-NB mulai hari ke-7 preparasi dengan dosis 0,5 ppm 2x seminggu sampai doc 4 minggu. Aplikasi S-NB selanjutnya 0,25 ppm 2x seminggu. 4. Bioassay Definisi : Merupakan suatukegiatan untuk menguji apakah air tambak sudah netral dari residu bahan sterilisasi dan siap untuk dilakukan penebaran benur Cara Bioassay :

Hari ke-10 setelah aplikasi crustacide, ambil sampel air setiap petak untuk dicek di laboratorium kualitas air, untuk di analisa kualitas airnya. Lalu dilakukan bioassay dengan cara sbb : Ambil air dalam timba dari masing-masing petak, masukan 25 ekor benur sehat kedalam air tersebut. Amati setelah 12 jam, air disebut aman ditebari jika SR>95%

STANDART KUALITAS AIR BUDIDAYA VANNAMEI 1.

Kedalaman air

2. 3. 4.

Salinitas Disolved Oxygen pH pagi sore Alkalinitas

5. 6. 7. 8.

Total Hardness TAN Ammonia NO2 9. H2S 10. Total Organik (TOM) 11. PO4 12. Transparansi 13. Plankton

14. 15. 16. 17. 18.

Total Bakteri Total Vibrio Total Vibrio Kuning Total Vibrio Hijau Total Vibrio Luminescence

: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :

Isi air pertama, min 120 cm Saat tebar, min 100 cm Saat budidaya, 120 – 130 cm Optimal 15 – 25 ppt >4 ppm 7,5 – 8,0 8,0 -8,4 range pagi-sore 80 ppm >2500 ppm 0,5

Aktifitas fotosintesa tinggi

BGA

Dinoflagellata/Red Tide

pH

7,5 – 8,5 (Range max 0,5) pH naik (pagi vs sore)

pH turun (pagi vs pagi)

pH naik karena buffer pH tinggi saat persiapan

Plankton drop usia awal

Aktifitas probiotik menurun

Kematian probiotik

Pelan : Aktifitas probiotik dekomposer

Banyaknya limbah organik didasar kolam

Cepat (range < 0) : Aktifitas probiotik dekomposer yang berlebihan

Bertambah banyaknya limbah organik yang berlebihan (ex.Drop plankton masal) Hujan (asam 4 ppm

32

Suhu naik

Cuaca panas

PENANGANAN Operasional kincir dimaksimalkan Operasional kincir dimaksimalkan dan pemberian probiotik Super NB 0,5 ppm Operasional kincir dimaksimalkan Pengenceran dari tandon Menggeser dominasi BGA dengan diatom dengan pemberian kaptan Pemberian kaptan di sore atau malam hari (5-10 ppm) sampai plankton Pertumbuhan plankton kembali secepat mungkin dengan fermentasi katul + ragi Pemberian probitik dekomposer (S-NB 0,5 ppm) secepatnya Perawatan dasar kolam dengan siphon dan central drain untuk membuang lumpur Perawatan dasar kolam dengan siphon dan central drain untuk membuang lumpur Pengapuran Ca(OH)2 / Kapur Penambahan kincir Buang plankton mati yang telah mengendap secepatnya, Cover dengan kaptan 5-10 ppm kemudian tebar Lakukan siphon secara rutin dan jaga kestabilan plankton agar penambahan Pengenceran

Partial Harvest

Usahakan kedalaman air 80 cm, pemberian Kaptan sebelum atau setelah hujan 5 -10 ppm, bila plankton lemah tumbuhkan pada saat yang Menambah atraktan (Omega protein) untuk meningkatkan napsu makan Operasikan kincir maksimal untuk

Nutrisi sedikit >40

0,1

>0,1

Proses Nitrifikasi yang tidak sempurna

Adanya proses Dekomposisi

>80

>80

Peningkatan kandungan bahan organik

Plankton mati / drop

TOM

Over Feeding

Bila terlalu tinggi, naikkan DO dengan penambahan kincir, super vamei 0,5 Jaga kestabilan plankton, siphon Kurangi pakan, siphon

>300 belum ditemui ada masalah

?

?

Kekurangan kapur di awal persiapan lahan Alkalinitas

120 – 150 10 X TVC )

>45 ?...


Similar Free PDFs