STRAIN DAN KARAKTERISTIK AYAM BROILER DI INDONESIA PDF

Title STRAIN DAN KARAKTERISTIK AYAM BROILER DI INDONESIA
Author Adyanto Banamtuan
Pages 17
File Size 832.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 408
Total Views 667

Summary

STRAIN DAN KARAKTERISTIK AYAM BROILER DI INDONESIA Oleh Adyanto Nessy Banamtuan 1811010007 PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2019 I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Ayam ras pedaging atau yang disebut juga ayam broiler adalah ayam hasil budidaya teknolo...


Description

Accelerat ing t he world's research.

STRAIN DAN KARAKTERISTIK AYAM BROILER DI INDONESIA Adyanto Banamtuan Adyanto

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Pot ensi dan t ingkah laku unggas revised by cat urt o ahmad azhar

Makalah Tent ang Ayam Broiler Joko Wasit o S.Pd.,Gr. Proposal PKL (2) dwi febrian windiharja

STRAIN DAN KARAKTERISTIK AYAM BROILER DI INDONESIA

Oleh

Adyanto Nessy Banamtuan 1811010007

PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2019

I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Ayam ras pedaging atau yang disebut juga ayam broiler adalah ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas sebagai penghasil daging (Mulyantini, 2011). Pertumbuhannya cepat dengan konversi makanan yang irit, dan siap dipotong pada usia yang relatif muda. Ayam broiler merupakan ayam tipe berat pedaging yang lebih muda dan berukuran lebih kecil, dapat tumbuh sangat cepat sehingga dapat dipanen pada umur 4 minggu yang ditujukan untuk menghasilkan daging dan menguntungkan secara ekonomis jika dibesarkan (Amrullah, 2004). Performans ayam pedaging bervariasi dari negara asalnya. Tingkat pertumbuhan yang ditunjukkan adalah target untuk mencapai kinerja dalam menghemat biaya. Peternak broiler saat ini tidak hanya ingin memelihara ayam pedaging yang tumbuh secara efisien, tetapi juga menginginkannya ayam pedaging yang memiliki kualitas yang baik dan karakteristik yang baik. Strain merupakan sekelompok ayam yang dihasilkan oleh perusahaan pembibitan melalui proses pemuliabiakan untuk tujuan ekonomis tertentu (Suprijatna, dkk 2005). Menurut Gordon & Charles (2002), broiler merupakan strain ayam hibrida modern yang berjenis kelamin jantan dan betina, yang memiliki karateristik ekonomis, pertumbuhannya cepat dengan konversi pakan irit, dan siap dipanen di usia muda. Jika ditinjau secara genetis, ayam broiler sengaja diciptakan agar dalam waktu singkat dapat segera dimanfaatkan hasilnya. Banyak jenis strain ayam broiler yang beredar di pasaran yang pada umumnya perbedaan tersebut terletak pada pertumbuhan ayam, konsumsi ransum dan konversi ransum. Berbagai strain yang ada di Indonesia yaitu Hubbard, Cobb, Ross, Lohman dan Hybro (Muwarni, 2010). Banyaknya nama-nama strain ayam pedaging yang ditawarkan oleh pembibit menunjukkan

bahwa antara bibit ayam pedaging terdapat perbedaan sesuai dengan perusahaan yang meneluarkannya (Hartono, 2001). 1.2 Tujuan Adapun tujuan dalama penulisan makalah ini ialah : 1. Mengetahui Strain Ayam Broiler yang beredar di Indonesia 2. Mengetahui karakteristik setiap strain ayam broiler yang beredar di Indonesia

II Pembahasan 2.1 Strain Ayam Broiler Strain adalah merek dagang atau hasil seleksi dalam breeding untuk tujuan tertentu. Tujuannya pada umumnya cenderung untuk komersial atau nilai ekonomi tinggi (high producers). Menurut Wahju dan Sugandi (1979) bahwa strain ialah hasil perkawinan inbreeding disertai seleksi yang intensif untuk tujuan tertentu dan paling sedikit berlangsung lima generasi secara berturut-turut. Strain ayam merupakan sekumpulan ungags dalam suatu varietas yang di dalamnya telah dikembangkan sifat-sifat khusus misalnya produksi yang tinggi (Telur dan Daging), tahan terhadap penyakit dan dapat hidup di iklim yang baik ( Dickinson dan Lewis, 1963). Pada Tahun 2000 ayam Broiler di Indonesia telah beredar beberapa Strain seperti pada tabel 1 di bawah ini : Tabel 1. Daftar Strain Ayam Broiler yang beredar di Indonesia serta Negara Asalnya pada Tahun 2000 Strain Ayam Broiler

Negara Asal

Arbor Acress

Amerika

Avian

Amerika

Acoblack (Aksas)

Perancis

Cobb

Amerika

Hubbard

Amerika

Hybro

Belanda

Isa Vedette

Perancis

Lohman Meat

Jerman

Peterson

Amerika

Ross

Inggris

Sumber : Hartono (2001) Sebagian besar strain ayam pada tabel 1 di atas yang beredar di Indonesia berasal dari Amerika (Arbor Acrees, Avian, Cobb, Hubbard dan Peterson), hingga kini strain Cobb dan

Hubbard masih tetap menjadi pilihan para breeder untuk memproduksi DOC di dalam negeri. Setiap nama-nama strain di tawarkan oleh pembibit menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara perusahaan produksinya. Rasyaf (2001) menyatakan bahwa Perbedaan tersebut umumnya terletak pada setiap produktifitas ayam (Pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi ransum dan ketahanan terhadap penyakit).

2.2 Strain dan Karakteristik Ayam Broiler di Indonesia Strain ayam broiler di Indonesia ada beberapa macam Masing-masing strain tersebut memiliki karakteristik yang berbeda serta memiliki keunggulan dan kelemahan (Tilman, 2012). Oleh karena itu, peternak hendaknya memahami karakteristik tiap strain yang cocok dengan kondisi daerah dan karakter pertumbuhannya. Beberapa strain ayam broiler dan karakteristiknya di Indonesia sebagai berikut : Saat ini Strain ayam ras pedaging yang beredar di pasaran di Indonesia sekitar 30 jenis, antara lain : CP 707, Lohman (MB 202), Cobb 500, Hubbard, Ross, Hybro, Super 77, Tegel 70, ISA Kim Cross, Hyline, Vdett, Missouri, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor acres, Tatum, Indian river, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Marshall ‘m’, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex dan Bromo. Namun ada beberapa strain yang

populer produksinya di

Indonesia dan yang akan dijelaskan dalam bahasan di bawah. Berikut uraian setiap strain beserta karakteristiknya di bawah ini :

Strain CP 707

CP 707 merupakan strain ayam ras yang dihasilkan oleh PT Charoen Pokphand. CP broiler merupakan hasil persilangan galur murni yang unggul dan rekayasa genetika, dengan tujuan FCR rendah, pola pertumbuhan cepat dan lebih selektif (daging dada lebih banyak).

Broiler ini peka terhadap perubahan dan mudah stres, pertumbuhan bulu lambat dan memerlukan formulasi pakan yang baik. Selain standar performa mingguan, kelebihan yang ditawarkan oleh perusahaan yaitu DOC dipelihara selama 30 – 45 hari sebelum dipanen pada berat rata-rata 1.39 – 2.45 kg atau setara dengan berat bersih 1.11 – 1.96 kg daging ayam. Standar performa mingguan CP 707 akan di sajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 2. Standar Performa Mingguan CP 707

Performa mingguan strain CP 707 pada tabel di atas dapat diketahui bahwa konsumsi ransum setiap minggu mengalami peningkatan sejalan dengan umur ternak. Minggu ke 1 umur ayam mengkonsumsi ransum 150 g/ekor dengan pertambahan bobot badan (PBB) 19,1 g/ekor yang naik menjadi 512 g/ekor pada umur minggu ke 2 dengan PBB 44,40 g/ekor, meningkat terus hingga pada minggu ke 6 konsumsi ransum mencapai 4604 g/ekor . Sedangkan Konversi ransum (FCR) strain CP 707 meningkat namun tidak begitu signifikan, konversi ransum pada umur 6 minggu yaitu 1,748 dengan konsumsi ransum 4604 gram/ekor yang dapat menghasilkan bobot badan sebesar 2643 gram/ekor.

Gambar : Strain CP 707 Strain Lohman (MB 202) Strain Lohman (MB 202) merupakan salah satu strain ayam broiler yang di produksi oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia. PT Japfa Comfeed merupakan perusahaan agri-food terbesar di Indonesia sejak tahun 1975. Strain Lohman ini memiliki keunggulan seperti berperforma tinggi dan kualitas FCR yang bagus. Standar performa mingguan Lohman (MB 202) akan di sajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 3. Standar Performa Mingguan Lohman ( MB 202 )

Berat badan ayam broiler Strain Lohman (MB 202) pada tabel di atas dalam umur 1 minggu yaitu 187 gram/ekor dengan konsumsi pakan 165 gr/ekor, hal ini berbeda dengan strain CP 707 yaitu berat badan minggu 1 sebesar 175 g/ekor dengan konsumsi pakan 150 gram/ekor. Sedangkan konsumsi ransum minggu ke 6 strain Lohman mencapai (4,777 g/ekor) dengan FCR 1,705 dengan bobot badan 2,801 g/ekor, hal ini sesuai dengan tujuan dari breeder strain ini yaitu dapat mengkonversi pakan dengan baik.

Gambar : Strain Lohman (MB 202)

Strain Cobb 500 Ayam jenis Strain Cobb berasal dari benua Amerika yang merupakan ayam broiler dengan ciri warna bulu putih, jengger tunggal, kaki kuning dan besar. Cobb berasal dari persilangan antara bangsa ayam ( Plymouth Rock USA ) dengan bangsa ayam lain. Keunggulan dari cobb mempunyai daya konversi pakan yang cukup baik, pertumbuhan cepat dan tingkat keseragaman tinggi (Cobb, 2008). Strain Cobb merupakan salah satu strain ayam pembibit broiler yang ada di Indonesia yang memiliki keunggulan tingkat pertumbuhan yang cepat, breast

formation yang baik, konversi ransum yang baik, mempunyai struktur tulang dan otot yang lebih baik dan mempunyai kualitas daging yang baik (Prambudi, 2007). Strain ini di produksi oleh PT. Charoen Pokphan Indonesia, Strain ini memiliki fokus pengembangan untuk memperbaiki performa rasio pemberian pakan (Feed Convertion Ratio/FCR). Secara genetik, strain ini dikembangkan untuk memiliki pembentukan daging dada, mudah beradaptasi di lingkungan iklim tropis yang panas. Dedikasi strain Cobb karena genetika ayam pedaging telah menghasilkan kemajuan luar biasa dalam sifat-sifat ekonomi yang terkait dengan efisiensi pakan, pertumbuhan dan kualitas otot, dan juga telah menghasilkan genetika ayam pedaging meningkatkan fungsi kardiovaskular, kekuatan kerangka yang lebih baik, dan ukuran tubuh yang lebih seragam. Standar performa mingguan Cobb 500 akan di sajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 4. Standar Performa Mingguan Cobb 500 Minggu

Bobot Badan (g)

PBB ( g )

Konsumsi Pakan Kumulatif (g)

FCR

1

193

28

145

0,76

2

528

38

541

1,03

3

1018

48

1239

1,22

4

1615

58

2209

1,37

5

2273

65

3399

1,50

6

2952

70

4760

1,61

7

3617

74

6349

1,76

8

4227

75

8063

1,91

9

4759

76

9716

2,04

Sumber : Cobb 500 Performance & Nutrition Supplement, 2018

Strain Cobb 500 menampilkan performance yang cukup baik jika dibandingkan dengan kedua strain (CP 707 dan Lohman ) di atas. Bobot badan umur 1 minggu sebesar 193 g/ekor dengan konsumsi ransum 145 g/ekor yang jauh lebih rendah, FCR juga lebih rendah (0,76). Pada Umur 6 minggu bobot badan mencapai 2952 g/ekor dengan konsumsi pakan 4760 gram/ekor sedangkan FCR 1,61, sejalan dengan tujuan memproduksi ternak ayam strain cobb ini serta keseragaman yang tinggi.

Gambar : Stain Cobb 500

Strain Ross Ayam Broiler Strain Ross berasal dari persilangan antara bangsa ayam Cornish dengan bangsa ayam yang berasal dari Inggris. Ciri-ciri fisik DOC dari jenis ayam broiler ini adalah memiliki warna bulu kuning. Ross memiliki karakteristik Feed Convertion Ratio (FCR) atau rasio konsumsi pakan lebih efisien, laju pertumbuhan lebih cepat, daya hidup lebih bagus, focus pengembangan genetik pada kekuatan kaki sebagai penyeimbang berat badan. Standar performa mingguan Strain Ross akan di sajikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 5. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler Strain Ross

Minggu

Bobot Badan (g)

PBB (g)

Konsumsi Pakan Kumulatif (g)

FCR

1

189

22,93

165

0,877

2

480

41,70

537

1,118

3

929

64,10

1180

1,270

4

1501

81,72

2116

1,409

5

2144

91,90

3319

1,548

6

2809

94,97

4739

1,687

7

3457

92,58

6316

1,827

8

4061

86,22

7989

1,967

9

4598

76,75

9696

2,109

10

5051

64,74

11369

2,251

Sumber : Ross 308 Broiler Performance Objective, 2014

Dari tabel di atas menunjukan bahwa ayam broiler strain Ross memiliki performance mingguan yang cukup baik sesuai dengan tujuan menghasilkan strain ross. Berat badan umur 4 minggu mencapai 1501 g/ekor dengan konsumsi ransum 2116 g/ekor serta FCR 1,4. Prestasi bobot badan Strain Ross ini hampir mencapai performance strain ayam Cobb 500 yaitu pada umur 4 minggu 1615 g/ekor . Dalam kurun waktu yang cepat strain ini bertumbuh dengan baik, namun terjadi penurunan PBB pada umur 8 minggu dengan konversi ransum yang kian tinggi ( ˃ 1.5). Sesuai dengan pengamatan bahwa pemeliharaan ternak ayam broiler strain Ross ini hanya dapat di pelihara dalam umur 6 minggu.

Gambar : Strain Ross Strain Hybro Strain Hybro ini berasal dari pembibitan Euribrid yang berpusat di Belanda. Strain ini di Produksi oleh PT. Hybro Indonesia, Strain Hybro memilki fokus terhadap kekuatan dan daya hidup, menjaga keseimbangan antara sifat broiler dan breeder, performa bagus pada iklim tropis, tahan terhadap penyakit ascites dan fokus pengembangan genetik pada hasil maupun produk karkas (Sheila, 2014). Pertumbuhan ayam strain hybro cepat dengan konversi pakan yang baik, kualitas karkas baik dengan ukuran seragam serta menghasilkan daging dada yang tebal. Ciriciri Ayam dari bangsa ini sebagian besar memiliki bulu berwarna putih. Performace Strain Hybro dapat diuraikan pada Tabel di bawah ini : Tabel 6. Performace ayam broiler Strain Hybro Umur (hari)

Berat (kg)

FCR

Konsumsi Pakan

30

1582

1,471

2327

31

1667

1,492

2487

32

1753

1,513

2652

33

1840

1,534

2822

34

1928

1,554

2997

Dari tabel di atas menunjukan bahwa ayam broiler strain Hybro memiliki performance pada umur 4 minggu yang baik. Berat badan umur 4 minggu mencapai 1581 g/ekor dengan konsumsi ransum 2327 g/ekor dan FCR 1,47. Bobot badan ayam Strain Hybro ini lebih tinggi dibandingkan dengan strain Ross namun konsumsi ransum Strain Hybro lebih tinggi.

Strain Hubbard Ayam broiler strain Hubbard merupakan ternak ayam pengembangan dari bangsa ISA 15, strain ini menghasilkan karkas yang baik, daging dada yang baik, Strain ini di Produksi oleh PT. Cipendawa, Indonesia. Tabel 7. Standar Performa Ayam Broiler Strain Hubbard

Hari Ke

Bobot Badan (g)

PBB ( g )

Konsumsi Pakan Kumulatif (g)

FCR

5

140

20

106

-

10

301

26

292

-

15

561

35

617

1,10

20

909

43

1112

1,22

25

1315

51

1773

1,35

30

1758

57

2577

1,47

35

2229

63

3505

1,57

40

2699

66

4530

1,68

45

3159

69

5627

1,78

50

3598

71

6768

1,88

55

4000

72

7930

1,98

Sumber : Hubbard Performance Summary, 2015

Performa mingguan strain Hubbard pada tabel di atas dapat diketahui bahwa konsumsi ransum setiap minggu mengalami peningkatan sejalan dengan umur ternak. Pada umur ke 4 minggu bobot badan ayam mencapai 1758 g/ekor dengan konsumsi ransum 2577 g/ekor. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa strain di atas. Sedangkan Konversi ransum (FCR) strain Hubbard sangat baik.

Gambar : Strain Hubbard

III Kesimpulan 3.1 Kesimpulan Pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap strain ayam broiler yang di hasilkan oleh para breeder mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, seperti berat badan pada minggu pertama dari ke 6 strain ini sangat bervariasi yaitu dari terendah pada strain hubbard (1,40 g/ekor) hingga tertinggi pada strain Cobb 500 ( 1,93 g/ekor). Pada berat badan umur panen 4 – 6 minggupun berbeda, strain dengan bobot badan tertinggi pada umur 4 minggu ialah Hubbard (1758 g/ekor) sedangkan terendah pada strain CP 707 ( 1467 g/ekor). Strain Hubbard mengalami peningkatan BB saat lebih dari umur 2 minggu. Pada FCR umur 4 minggu ayam Cobb 500( 1,37) lebih baik jika dibandingkan dengan strain lain yaitu rata-rata mencapai 1,4.

3.2 Saran Adapun saran dalam penulisan ini ialah : 1. Setiap karakteristik strain ayam broiler bervariasi maka sebelum melakukan pemilihan strain di harapkan terlebih dahulu melihat kesesuaian dengan kondisi (Lokasi kandang) yang optimal agar produktifitas tetap terjaga. 2. Semua strain berproduksi optimal jika diikuti dengan manajemen yang baik.

Daftar Pustaka Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Seri Beternak Mandiri. Lembaga Satu Gunungbudi, Bogor. Brosur Hubbard. 2015. Performance Summary Broiler Gordon, S. H. dan D. R. Charles. 2002. Niche and Organic Chicken Product : Their Technology and Scientific Principles. Nothingham University Press, Definitions : III – X, UK. Hartono, A. H. S. 2001. Beternak Ayam Pedaging Super. Pekalongan: CV. Gunung Mas. Hal: 910; 19; 21-22. . 2001. Respons Broiler terhadap berbagai kondisi lingkungan. Disertasi. Universitas Padjajaran, Bandung Mulyantini, N. G. A. 2011. Produksi Ternak Unggas. Institut Pertanian Bogor Press, Bogor. Rasyaf, M. 2001. Beternak Ayam Pedaging. Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta Suprijatna, E. U, Atmomarsono. R, Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta. Wahju, J dan D. Sugandi. 1979. Penuntun Praktis Beternak Ayam. Fakultas peternakan , Institut pertaniana Bogor, Bogor...


Similar Free PDFs