T11 SGD 6 BBL PREMATUR POSTMATUR ARDS PDF

Title T11 SGD 6 BBL PREMATUR POSTMATUR ARDS
Author Elisa Maria Wahyuni
Pages 59
File Size 400 KB
File Type PDF
Total Downloads 439
Total Views 733

Summary

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin, 2006). Namun, dalam kehamilan terpadat kelainan lama kehamilan, kelainan tersebut antara ...


Description

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin, 2006). Namun, dalam kehamilan terpadat kelainan lama kehamilan, kelainan tersebut antara lainprematur. Prematur adalah kehamilan yang lama usianya kurang dari 37 minggu. Bayi yang lahir pada kehamilan ini disertai dengan keadaan BBLR (berat bayi lahir rendah). (Kapita Selekta Kedokteran Jilid I edisi III 2008) Indonesia menempati peringkat kelima dunia negara dengan jumlah bayi prematur terbanyak di dunia. Jika tak ditangani dengan benar, dalam jangka panjang, proses tumbuh kembang bayi prematur itu akan terganggu. Akibatnya, kualitas manusia Indonesia masa depan terancam. Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berjudul Born Too Soon, The Global Action Report on Preterm Birth menyebutkan tahun 2010, Indonesia menempati peringkat kelima negara dengan bayi prematur terbanyak di dunia (675.700 bayi) setelah India (3,5 juta bayi), Tiongkok (1,2 juta bayi), Nigeria (773.600 bayi), dan Pakistan (748.100 bayi). Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan Elizabeth Jane Soepardi, Senin (27/4), saat dihubungi dari Jakarta, memaparkan, 50 persen bayi prematur lahir dari ibu yang masih remaja. Padahal, di usia remaja, fisik dan otak seseorang masih tumbuh sehingga butuh asupan nutrisi yang baik. Pada usia 10-18 tahun, fisik dan otak tumbuh pesat. Kemudian, di usia 18-25 tahun, fisik dan otak tetap berkembang meski tak sepesat periode sebelumnya. Pada masa ini, asupan nutrisi yang baik amat diperlukan. Apabila di usia remaja seseorang sudah hamil, ia akan berebut nutrisi dengan janin yang dikandungnya. Keduanya menjadi tidak mendapatkan asupan nutrisi yang sesuai kebutuhan. Bayi prematur yang tidak dirawat dengan benar dan kurang asupan nutrisi berisiko mengalami lemah mental dan tingkat kecerdasan rendah. Penanganan dan pemberian nutrisi yang baik pada bayi prematur akan membuat bayi prematur sehat dan cerdas. Jangan sampai prematur menjadi ancaman masa depan generasi bangsa. 1

1.2 Tujuan 1. Tujuan Umum Agar mahasiswa/i dapat meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan serta untuk pegangan dalam memberikan bimbingan dan asuhan keperawatan pada klien dengan BBLR Prematur,Postmatur dan NRDS serta Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gawat darurat. 2. Tujuan Khusus a. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dan tentang Bayi Baru Lahir Prematur, Postmatur dan NRDS b. Agar mahasiswa memahami konsep dari Bayi Baru Lahir Prematur, Postmatur dan NRDS c. Agar mahasiswa mampu membuat Asuhan Keperawatan pada penderita Bayi Baru Lahir Prematur, Postmatur dan NRDS d. Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan nya di dalam kehidupan.

1.3 Manfaat 1. Diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran pada khususnya dan pembaca tentang asuhan keperawatan pada pasien bayi dengan Prematur. 2. Dapat menjadi referensi ilmu bagi fakultas keperawatan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia dalam menangani kasus bayi Prematur.

2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BBL PREMATUR 2.1.1 Definisi Bayi Baru Lahir Prematur Persalinan prematur adalah persalinan saat kehamilan 28-36 minggu dengan berat janin antara 500-1000 gram.(kapita selekta kedokteran 2001) Persalinan prematur adalah seatu persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.(keperawatan maternitas 2005) Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi setelah janin mencapai periode viabilitas atau sekitar 20 minggu gestasi tetapi sebelum selesai minggu ke 37 (Marlyn E. Dungus 2001). Persalinan prematur adalah kelahiran bayi disaat kehamilan kurang dari 259 hari yang di hitung dari hari terakhir haid ibu. (Firmansyah 2006). Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi hidup sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir).(WHO) Bayi prematur atau bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan, sebagian besar lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram adalah bayi premetur. (Surasmi Asrini, hal. 31) 2.1.2 Etiologi dan Faktor Risiko Bayi Baru Lahir Prematur Penyebab kelahiran prematur dapat digolangkan menjadi penyebab fisiologis dan non fisiologis. 1) Fisiologis a. Infeksi Beberapa ibu dapat menderita penyakit, seperti infeksi saluran kemih, pielonefritis, appendisitis atau pneumonia, dan semuanya berkaitan dengan persalianan prematur. Pada kasus tersebut, persalinan prematur mungkin disebabkan oleh penyebaran infeksi melalui darah langsung ke rongga uterus, penyebaran tak langsung melalui produk samping kimiawi, baik yang dari mikroorganisme maupun dari respon peradangan tubuh. b. Overdistensi

3

Overdistensi dapat menyebabkan pecah ketuban dini prapersalinan dan juga meregangkan reseptor didalam miometrium, yang dapat menimbulkan persepsi bahwa kehamilan telah cukup bulan dan bayi siap dilahirkan. c. Masalah Vaskuler Hemoragi antepartum dan solusio merupakan manifestasi yang sering kali dilaporkan terjadi menjelang pelahiran prematur spontan. Darah yang mengiritasi miometrium, melemahkan membran, dan akan menyebabkan kontraksi uterus. d. Lemah Serviks Lemah serviks, atau yang dahulu disebut inkompetensi serviks, dapat menyebabkan keguguran prematur. Mungkin akan ditemukan dilatasi serviks dengan atau tanpa kontraksi uterus atau pecah ketuban spontan. e. Penyebab Latrogenik Hampir 30% kelahiran prematur disebabkan oleh indikasi medis atau induksi persalianan atau perlahiran melalui prosedur bedah. Indikasi yang paling sering ditemukan adalah preeklamsia fulminan pada ibu, atau tanda-tanda hambatan pertumbuhan intrauterus yang serius pada janin tunggal atau salah satu janin kembar. f. Penyebab Idiopatik Pada pelahiran dan persalinan prematur, penyebabnya tidak diketahui dan dikatagorikan sebagai persalinan prematur idiopatik. g. Prediktor Fisiologis Lain pada Persalinan Prematur a) Panjang serviks Pemendekan serviks yang segnifikan kerap disertasi dengan dilatasi dan pencorongan membran menuju saluran serviks. Penelitian terkini menemukan bahwa panjang serviks yang kurang dari 15 mm beresiko menyebabkan pelahiran prematur spontan sebelum usia kehamilan 32 minggu. b) Fibronektin Fibronektin janin (fFN) adalah sejenis glikoprotein menyerupai lem yang dihasilkan oleh sel-sel korion yang mengikat lapisan membran desidua. Glikoprotein tersebut ditemukan dalam sekresi vagina sejak awal periode kehamilan hingga usia kehamilan 22 minggu. Antara usia kehamilan 24 dan 34 minggu, kadar fFN ini sangat kecil, dan kadar tersebut terus 4

meningkat menjelang awitan persalinan. Jika terdapa gangguan pada antar muka koriodesidua akibat adanya kerusakan, infeksi, atau pedarahan, fFN dapat lebih dini ditemukan dalam sekresi saluran vagina. fFn ini dapat digunakan untuk memprediksi persalonan dan perlahiran prematur. 2) Faktor Resiko Non Fisikologis a. Usia Ibu Usia ibu sangat mempengaruhi kemungkinan mereka menjalani persalinan dan perlahiran prematur. Secara statistik, ibu yang sangat muda yang usia kurang dari 18 tahun atau yang usia diatas 35 tahun terbukti memiliki insiden persalinan prematur yang lebih tinggi. Pada pelahiran anak ke dua, ibu yang berusia antara 15 dan 19 tahun beresiko tiga kali lebih tinggi mengalami pelahiran yang sangat prematur dan bayi lahir mati dibandingkan ibu yang berusia 20-29 tahun. b. Faktor Ekonomi atau Kelas Sosial Rendah Banyak faktor sosial ekonomi dinyatakan sebagai resiko prediposisi untuk kelahiran prematur. Wanita yang berpenghasilan rendah, atau wanita yang mendapat sedikit atau kurang mendapat dukungan finansial dari pasangan, berisiko tinggi mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi kecil masa kehamilan, serta mengalami komplikasi kehamilan yang lebih berat. c. Wanita yang Belum Menikah atau Tidak Mendapat Dukungan Pasangan yang tinggal bersama tanpa menikah dan kehidupan sebagai ibu tunggal

berisiko

tinggi

menyebabkan

kelahiran

prematur.

Kurang

harmonisnya hubungan dengan suami atau pasangan menyebabkan ibu berisiko tinggi melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. d. Berat Badan Ibu Kurang atau Lebih Ibu yang berat badannya kurang akibat anoreksia nervosa yang dialami lebih rentan mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi dengan berat rendah. Disisi lain ibu yang masuk kategori obes secara klinis juga berisiko mengalami persalinan dan perlahiran prematur, sebab mereka cenderung menyandang diabetes gestasional selama kehamilan. Terlebih, ibu juga berisiko tinggi mengalami preeklamsia yang berkaitan erat dengan pelahiran prematur. e. Merokok, Penyalahgunaan Alkohol dan Obat-obatan f. Persalinan Prematur Sebelumnya 5

Apabila ibu sebelumnya memiliki riwayat persalinan dan perlahiran prematur yang tidak diketahui jelas penyebabnya, risiko ibu untuk kembali mengalami perlahiran prematur akan meningkat tajam. g. Stres dan Hasil Akhir Kelahiran Sters maternal mungkin merupakan faktor utama yang memicu persalinan prematur melalui satu atau dua alur fisiologis. Pertama, mereka menetapkan bahwa stres maternal dapat mempengaruhi alur neurondokrin, yang akan mengaktivasi sistem endokrin meternal plasenta janin yang mendorong parturisi. Lockwood dan Kuczynksi (1999) berteori bahwa aktivasi aksis hipotalamus hipofisis adrenal (HPA), yang disebabkan oleh stres, dapat menginduksi persalinan dan kelahiran prematur. Kedua, alur imun inflamasi mungkin turut berperan dalam proses ini. Stres maternal dapat mempengaruhi imunitas sistemik dan lokal untuk meningkatkan kerentanan terhadap proses infeksi inflamasi janin dan intrauterin, dan menyebabkan parturisi melalui mekanisme proinflasmasi yang telah diidentifikasikan sebelumnya (Wadhwa et al., 2001). h. Pengaturan Jarak Kelahiran Penelitian menemukan bahwa semakin dekat jarak antar kehamilan, semakin besar risiko ibu mengalami persalinan dan perlahiran prematur. 2.1.3 Patofisiologi Bayi Baru Lahir Prematur Secara umum, penyebab persalinan prematur dapat dikelompokan dalam 4 golongan yaitu : 1) Aktivasi prematur dari pencetus terjadinya persalinan 2) Inflamasi/infeksi 3) Perdarahan plasenta 4) Peregangan yang berlebihan pada uterus Mekanisme pertama ditandai dengan stres dan anxietas yang biasa terjadi pada primipara muda yang mempunyai predisposisi genetik. Adanya stres fisik maupun psikologi menyebabkan aktivasi prematur dari aksis Hypothalamus-Pituitary-Adrenal (HPA) ibu dan menyebabkan terjadinya persalinan prematur. Aksis HPA ini menyebabkan timbulnya insufisiensi uteroplasenta dan mengakibatkan kondisi stres pada janin. Stres pada ibu maupun janin akan mengakibatkan peningkatan pelepasan hormon

Corticotropin

Releasing

Hormone

(CRH),

perubahan

pada 6

Adrenocorticotropic Hormone (ACTH), prostaglandin, reseptor oksitosin, matrix metaloproteinase (MMP), interleukin-8, cyclooksigenase-2 dehydroepiandrosteron sulfate (DHEAS), estrogen plasenta dan pembesaran kelenjar adrenal. Mekanisme kedua adalah decidua-chorio-amnionitis, yaitu infeksi bakteri yang menyebar ke uterus dan cairan amnion. Keadaan ini merupakan penyebab potensial terjadinya persalinan prematur. Infeksi intraamnion akan terjadi pelepasan mediator inflamasi seperti pro-inflamatory sitokin (IL-1β, IL-6, IL-8, dan TNF-α ). Sitokin akan merangsang pelepasan CRH, yang akan merangsang aksis HPA janin dan menghasilkan kortisol dan DHEAS. Hormon-hormon ini bertanggung jawab untuk sintesis uterotonin (prostaglandin dan endotelin) yang akan menimbulkan kontraksi. Sitokin juga berperan dalam meningkatkan pelepasan protease (MMP) yang mengakibatkan perubahan pada serviks dan pecahnya kulit ketuban. Mekanisme ketiga yaitu mekanisme yang berhubungan dengan perdarahan plasenta dengan ditemukannya peningkatan hemosistein yang akan mengakibatkan kontraksi miometrium. Perdarahan pada plasenta dan desidua menyebabkan aktivasi dari faktor pembekuan Xa (protombinase). Protombinase akan mengubah protrombin menjadi trombin dan pada beberapa penelitian trombin mampu menstimulasi kontraksi miometrium. Mekanisme keempat adalah peregangan berlebihan dari uterus yang bisa disebabkan oleh kehamilan kembar, polyhydramnion atau distensi berlebih yang disebabkan oleh kelainan uterus atau proses operasi pada serviks. Mekanisme ini dipengaruhi oleh IL8, prostaglandin, dan COX-2. 2.1.4 Manifestasi Klinis Bayi Baru Lahir Prematur 1) Berat badan 50 mm faint red 40-50mm: -1 transverse no crease marks 1800 gram (> 34 minggu gestasi) dapat langsung disusukan kepada ibu. Mungkin untuk hari – hari pertama kalau ASI belum mencukupi dapat diberikan ASI donor dengan sendok / cangkir 8 – 10 kali sehari. b) Bayi prematur dengan berat lahir 1500- 1800 gram (32 – 34 minggu), refleks hisap belum baik, tetapi refleks menelan sudah ada, diberikan ASI perah dengan sendok / cangkir, 10 – 12 kali sehari. Bayi prematur dengan berat lahir 1250 – 1500 gram (30 – 31 minggu), refleks hisap dan menelan belum ada, perlu diberikan ASI perah melalui pipa orogastrik 12X sehari. c) Bayi prematur dengan berat lahir c. Makanan bayi 13

Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang disamping itu kebutuhan protein 3 – 5 gram/ hari dan tinggi kalori (110 kal/ kg/ hari), agar berat badan bertambah sebaik – baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia. Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan penghisapan cairan lambung. Hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya atresia esophagus dan mencegah muntah. Penghisapan cairan lambung juga dilakukan setiap sebelum pemberian minum berikutnya. Pada umumnya bayi denagn berat lahir 2000 gram atau lebih dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram kurang mampu menghisap air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari – hari pertama, maka bayi diberi minum melalui sonde lambung (orogastrik intubation). Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali adalah 1 – 5 ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12 jam. Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60mg/kg/hari dan setiap hari dinaikkan sampai 200mg/kg/hari pada akhir minggu kedua. d. Mencegah infeksi Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pencegahan yang dimulai pada masa perinatal memperbaiki keadaan sosial ekonomi, program pendidikan (nutrisi, kebersihan dan kesehatan, keluarga berencana, perawatan antenatal dan post natal), screening (TORCH, Hepatitis, AIDS), vaksinasi tetanus serta tempat kelahiran dan perawatan yang terjamin kebersihannya. Tindakan aseptik antiseptik harus selalu digalakkan, baik dirawat gabung maupun dibangsal neonatus. Infeksi yang sering terjadi adalah infeksi silang melalui para dokter, perawat, bidan, dan petugas lain yang berhubungan dengan bayi. Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan : a) Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak terkena infeksi b) Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi 14

c) Membersihkan temapat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi (paling lama seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu untuk kemudian dibersihkan dengan cairan antisptik) d) Membersihkan ruangan pada waktu – waktu tertentu e) Setiap bayi memiliki peralatan sendiri f) Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian yang telah disediakan g) Petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat bayi h) Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik – baiknya i) Para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca e. Minum cukup Selama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi mengkonsumsi susu sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama belum bisa menghisap denagn benar, minum susu dilakukan dengan menggunakan pipet. f. Memberikan sentuhan Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada bayinya. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu menurut penelitian menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih cepat daripada jika si bayi jarang disentuh. g. Membantu beradaptasi Bila memang tidak ada komplikasi, perawatan di RS bertujuan membantu bayi beradaptasi dengan limgkungan barunya. Setelah suhunya stabil dan dipastikan tidak ada infeksi, bayi biasanya sudah boleh dibawa pulang. Namunada juga sejmlah RS yang menggunakan patokan berat badan. Misalnya bayi baru boleh pulang kalau beratnya mencapai 2kg kendati sebenarnya berat badan tidak berbanding lurus dengan kondisi kesehatan bayi secara umum.(Didinkaem, 2007). 2) Perawatan di rumah a. Minum susu Bayi prematur membutuhkan susu yang berprotein tinggi. Namun dengan kuasa Tuhan, ibu – ibu hamil yang melahirkan bayi prematur dengan sendirinya akan memproduksi ASI yang proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Sehingga diusahakan untuk selalu memberikan ASI eksklusif, karena zat gizi yang terkandung didalamnya belum ada yang menandinginya dan ASI dapat mempercepat pertumbuhan berat anak. b. Jaga suhu tubuhnya 15

Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh yang belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan supaya lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau penurunan suhu tubuh bayi. Bisa dilakukan dengan menempati kamar yang tidak terlalu panas ataupun dingin. c. Pastikan semuanya bersih Bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi. Karenanya orang tua harus berhati – hati menjaga keadaan si kecil supaya tetap bersih sekaligus meminimalisir kemungkinan terserang infeksi. Maka sebaiknya cuci tangan sebelum memberikan susu, memperhatikan kebersihan kamar. d. BAB dan BAK BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah disusui lalu dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi tidak wajar apabila tanpa diberi susu pun bayi terus BAB dan BAK. Untuk kasus seperti ini tak ada jalan lain kecuali segera membawanya ke dokter. e. Berikan stimulus yang sesuai Bisa dilakukan dengan mengajak berbicara, membelai, memijat, mengajak bermain, menimang, menggendong, menunjukkan perbedaan warna gelap dan terang, gambar – gambar dan mainan berwarna cerah. 2.1.7 Pemeriksaan Penunjang Bayi Baru Lahir Prematur 1) Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl 2) Pemantauan gas darah arteri Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 – 70 mmHg dan kadar PaCO2 35 – 45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 – 94 %. 3) Kimia darah sesuai kebutuhan a. Hb (Hemoglobin) : Hb darah lengkap bayi 1 – 3 hari adalah 14,5 – 22,5 gr/dl b. Ht (Hematokrit) : Ht normal berkisar 45% - 53% c. LED darah lengkap untuk anak – anak Menurut : Westerfreen : 0 – 10 mm/jam Wintrobe : 0 – 13 mm/jam d. Leukosit (SDP) : Normalnya 10.000/ mm³. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi dari 6.000 – 225.000/ mm³. 16

e. Trombosit : Rentang normalnya antara 60.000 – 100.000/ mm³. f. Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu) adalah 14 – 27 mEq/ L g. Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 – 3 hari) adalah 4,0 – 6,6 juta/mm³. h. MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM MCH darah lengkap : 31 – 37 pg/ sel MCV darah lengkap : 95 – 121 µm³ i. Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 – 7,5 4) Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan 5) Penyimpangan darah tali pusat

2.1.8 Prognosis Bayi Baru Lahir Prematur Prognosis bayi prematur tergantung dari berat ringannya. Masalah perinatal misalnya masa gestasi (makin muda gestasi/ makin rendah berat bayi makin tinggi angka kematian), asfiksia/iskemia otak, sindrom gangguan pernapasan, perdarahan intraventrikuler, infeksi, gangguan metabolik (asidosis hipoglikemia, hiperbilirubinia). Prognosis juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua, dan perawatan pada masa kehamilan, persalinan dan postnatal (pengaturan suhu lingkungan resusitasi, makanan, mencegah infeksi, mengatasi...


Similar Free PDFs