Tanggungjawab Intelektual Mahasiswa DOCX

Title Tanggungjawab Intelektual Mahasiswa
Author Ardy Milik
Pages 1
File Size 23.9 KB
File Type DOCX
Total Downloads 41
Total Views 150

Summary

TANGGUNGJAWAB INTELEKTUAL MAHASISWA Ardy Milik Anggota Forum Aeropagita St. Mikhael Setiap orang yang menyandang gelar mahasiswa memikul suatu tanggungjawab intelektual dalam dirinya terhadap realitas sosial-aktual yang membutuhkan telaah kritis-radikal dari sudut pandang keilmuannya demi melahirkan...


Description

TANGGUNGJAWAB INTELEKTUAL MAHASISWA Ardy Milik Anggota Forum Aeropagita St. Mikhael Setiap orang yang menyandang gelar mahasiswa memikul suatu tanggungjawab intelektual dalam dirinya terhadap realitas sosial-aktual yang membutuhkan telaah kritis-radikal dari sudut pandang keilmuannya demi melahirkan pencerahan di tengah maraknya aktus disosial dan dehumanisasi. Kemendesakan atas tanggapan kritis-radikal dari komunitas masyarakat ilmiah hendaknya dipahami sebagai wujud aktualisasi dari salah satu tri dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian masyarakat. Selain itu, aktualisasi diri mahasiswa tidak boleh dibatasi dalam implikasi konsep tri dharma Perguruan Tinggi saja, lebih dari pada itu hakikat sosialitasnya sebagai manusia hendaknya diwujudkan dalam praxis yang nyata tidak berhenti pada tataran konseptual belaka. Adalah suatu kewajiban bagi civitas akademika untuk terlibat langsung di dalam realitas. Alasannya, mahasiswa datang dari dan hidup di tengah realitas. Sebab itu, sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa untuk menyatakan keberpihakannya dalam kehidupan sosial-aktual. Kriteria ideal keberpihakan, menyata dalam aktualisasi dari option for the poor, pilihan keberpihakan bersumber dari telaah kritis-radikal hingga menghasilkan putusan tepat akan keberpihakannya. Bila hendak mencapai keberhasilan di dalam pengaktualisasian dirinya, maka bangunan sense of belonging sebagai pemicu dalam pelaksanaan keberpihakan atas situasi dehumanisasi dan disosial, benar-benar harus terinternalisasi dalam diri seorang mahasiswa. Tidak dapat tidak, mahasiswa tidak dapat mengambil posisi netral dalam menghadapi sebuah persoalan kemanusiaan, netralitas adalah sikap abu- abu: kepengecutan dan kecondongan pada penguasa dan pemilik modal yang secara jelas dan terpilah lebih memiliki akses terhadap berbagai kepentingan publik. Dalam konteks Nusa Tenggara Timur sendiri, terdapat beragam persoalan sosial-kemanusiaan yang patut ditanggapi serius oleh berbagai elemen masyarakat, utamanya komunitas masyarakat ilmiah. Persoalan - persoalan disosial dan dehumanisasi terus mewabah: kemiskinan struktural (structural of poverty), KKN, perdagangan orang (human trafficking) dan pertambangan ilegal (ilegal logging), implikasi logisnya, terjadi degradasi derajat nilai moral dalam kehidupan masyarakat NTT. Kompleksitas aktus disosial dan dehumanisasi di NTT, ditandai dengan adanya perbenturan kepentingan antar elit masyarakat dan elit politik, kooptasi atas ranah privat: pereduksian atas adat istiadat-local genius berbagai etnis di NTT sampai instrumentalisasi agama berorientasi kepentingan politis dan ekonomis. Instrumentalisasi atas setiap kapasitas yang terkandung dalam diri masyarakat NTT-eksploitasi potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam secara masif berujung pada pelanggengan status quo dari sebagian orang di provinsi ini. Kebanyakan di antaranya adalah pemilik modal yang dalam pergerakannya menjalin konspirasi dengan pejabat politik untuk menyukseskan intensinya, umumnya modus operandi hasil konspirasi ini 1...


Similar Free PDFs