Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata Wakatobi PDF

Title Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata Wakatobi
Pages 40
File Size 1.8 MB
File Type PDF
Total Views 859

Summary

LAPORAN AKHIR : Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata – Wakatobi, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata RI KATA PENGANTAR Laporan Akhir pekerjaan “Penyusunan Target P...


Description

LAPORAN AKHIR : Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata – Wakatobi, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata RI

KATA PENGANTAR Laporan Akhir pekerjaan “Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata – Wakatobi, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata Laporan Akhir merupakan laporan keseluruhan dari pelaksanaan kegiatan, yang isinya meliputi: (i) pendahuluan terdiri-dari latar belakang, tujuan, keluaran (output), dan ruang lingkup pekerjaan; (ii) landasan hukum, (iii) Metodologi, (iv) hasil kegiatan yang terdiri-dari rekomendasi target pasar serta profile segment pasar yang potensial. Kemudian laporan ini dilengkapi dengan beberapa lampiran yang terkait dengan kegiatan.



I-i

LAPORAN AKHIR : Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata – Wakatobi, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata RI

DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1 1.2. DASAR HUKUM ................................................................................................... 4 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN ................................................................ 4 1.5. RUANG LINGKUP KEGIATAN .......................................................................... 5 1.6. KELUARAN KEGIATAN ..................................................................................... 5 TINJAUAN TEORITIS ..................................................................................................... 7 PENDEKATAN ............................................................................................................... 14 DAN METODOLOGI ..................................................................................................... 14 3.1. KERANGKA PENDEKATAN ............................................................................ 14 3.2. METODE KEGIATAN ........................................................................................ 16 3.3 INSTRUMEN PEMANTAUAN …………………………………………. 3.3.1 Instrumen dan Indikator Pemantauan luasi ………………………………. 3.3.2 Daftar Pertanyaan Pemantauan dan

1. Deskripsi Pelaksanaan Monev



2. Profil Kegiatan/Proyek/Program

3.3 HASIL DAN PEMBAHASAN

24

4.1. PELAKSANAAN SURVEY .............................................................................. 24 4. 1 REKOMENDASI TARGET PASAR ……………………………………………………………………… 4.2. PELAKSANAAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)(FGD) ................. 34

I - ii

LAPORAN AKHIR : Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata – Wakatobi, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata RI



PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG Kepariwisataan Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam dua tahun terakhir. Sektor kepariwisataan menyumbang devisa yang cukup signifikan di Indonesia, yakni penyumbang devisa terbesar keempat pada tahun 2014 sebesar 133,9 triliun. Kementerian pariwisata menargetkan perjalanan Wisatawan Nusantara sebanyak 275 juta perjalanan pada tahun 2019. Jumlah pergerakan wisnus dari Januari hingga bulan November 2016 sebanyak 288.178.646 atau 110,84% di atas target tahun ini sebesar 260 juta.

Indonesia merupakan negara bahari dan negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Panjang pantainya mencapai 95.181 km yang memanjang di 17.504 pulau (KKP, 2011). Kekayaan laut tersebut menjadikan Indonesia ditinggali 950 spesies terumbu karang, 8.500 spesies ikan tropis, 555 spesies rumput laut, dan 18 spesies padang lamun. Dari 10 ekosistem terumbu karang terindah dan terbaik di dunia, 6 berada di Indonesia meliputi (Raja Ampat, Wakatobi, Taka Bone Rate, Bunaken, Karimun Jawa dan Pulau Weh). Komunitas mangrove terluas di dunia, yaitu 4,25 juta ha atau 27% dari luas hutan mangrove dunia (15,9 juta ha) dan 236 jenis ikan hias terdapat di perairan Indonesia.

I-1

LAPORAN AKHIR : Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata – Wakatobi, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata RI

Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, Indonesia dikaruniai Tuhan YME berbagai macam ekosistem pesisir dan laut (seperti pantai berpasir, goa, laguna, estuaria, hutan mangrove, padang lamun, rumput laut, dan terumbu karang) yang paling indah dan

relatif

masih ’perawan’ (pristine, unspoiled)

(Mann,

1992).

Diantara sepuluh ekosistem terumbu karang terindah dan tarbaik di dunia, enam berada di tanah air yakni Raja Ampat, Wakatobi, Taka Bone Rate, Bunaken, Karimun Jawa, dan Pulau Weh (WTO, 2000). Ringkasnya, kawasan pesisir dan laut Indonesia merupakan tempat ideal bagi seluruh jenis aktivitas pariwisata bahari.

Jika kita mampu mengembangkan potensi bahari, maka nilai ekonomi berupa perolehan devisa, sumbangan terhadap PDB, peningkatan pendapatan

masyarakat,

penciptaan

lapangan

kerja,

dan

sejumlah multiplier effects sangat besar. Potensi tersebut hingga kini harus bisa dimanfaatkan secara optimal. Salah satu potensi sektor pembangunan yang belum dikembangkan secara optimal adalah pariwisata bahari (marine tourism).

Menurut undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan: “Wisata Bahari atau Tirta adalah usaha yang menyelenggarakan wisata dan olahraga air, termasuk penyediaan sarana dan prasarana, serta jasa lainnya yang dikelola secara komersial di perairan laut, pantai, sungai, danau, dan waduk”. Dengan 17.504 pulau, 95.181 km garis pantai, pantai dan laut yang indah, keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia, Indonesia memiliki potensi pariwisata bahari terbesar di dunia (Mann, 1995; Allen, 2002).

Kementerian Pariwisata telah menetapkan 10 destinasi prioritas pada tahun 2016 antara lain Borobudur, Bromo, Danau Toba, Tanjung Lesung, Tanjung Kelayang, Morotai, Mandalika, Labuan Bajo, Kepulauan Seribu dan Wakatobi. 7 diantara 10 destinasi prioritas I-2

LAPORAN AKHIR : Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata – Wakatobi, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata RI

adalah destinasi Wisata Bahari, sehingga diperlukan program kegiatan untuk mendukung perkembangan dan peningkatan 10 destinasi prioritas.

Dalam program tahun 2016, Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata telah melaksanakan kegiatan Pemetaan Daya Saing Sepuluh Pasar Prioritas Kepariwisataan Indonesia. Langkah awal tersebut dilanjutkan dengan dengan Program Kegiatan Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari di 10 Destinasi Prioritas Pariwisata pada tahun 2017 dan 2018 sebagai tindak lanjut pengembangan strategi pemasaran pariwisata nusantara khususnya 10 destinasi prioritas pariwisata agar mencapai target yang telah ditetapkan.

Untuk

mencapai

target

kunjungan

wisatawan

yang

dimaksud

diperlukan adanya sebuah kajian penyusunan target pasar wisata bahari di 10 destinasi priotitas pariwisata Indonesia secara kualitatif dan kuantitatif. Penyusunan target pasar wisata bahari di 10 destinasi prioritas pariwisata terdiri dari satu dokumen dengan melakukan proyeksi target pasar wisata bahari di 10 Destinasi Prioritas Pariwisata pada tahun 2017 dan 2018 berdasarkan dari faktor makro maupun mikro yang mempengaruhi.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif untuk menghitung proyeksi (angka) target perjalanan wisnus tersebut. Sedangkan, pendekatan kualitatif untuk menjelaskan secara deskriptif target pasar (orang) sebagai bahan rekomendasi strategi pemasaran yang perlu dilakukan untuk pencapaian target pasar tersebut. Kajian pustaka sebagai data sekunder dalam mendukung Penyusunan target pasar wisata bahari di 10 destinasi prioritas pariwisata.

I-3

LAPORAN AKHIR : Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata – Wakatobi, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata RI

1.2. DASAR HUKUM a. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025; b. Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan; c. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional tahun 2010 – 2025. d. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; e. Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 4 Tahun 2015; f. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015; g. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025; h. Peraturan Menteri Pariwisata No. 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata; i. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 65/PMK 02/2015 tentang Standar Biaya Masukan Tahun 2017; j. Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Pariwisata 20152019. k. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun anggaran 2017 No.040.01.1.427201/2017

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN Kegiatan Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari di 10 Destinasi Prioritas Pariwisata – Wakatobi dimaksudkan untuk membuat proyeksi target pasar tahun 2017 dan 2018 pada 7 (tujuh) provinsi

I-4

LAPORAN AKHIR : Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata – Wakatobi, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata RI

yang menjadi destinasi wisata bahari melalui pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif di masing-masing provinsi.

Tujuan kegiatan ini agar dapat dijadikan referensi untuk menyusun target pasar wisata bahari di tahun berikutnya dan membuat rekomendasi strategi yang tepat dalam melakukan pemasaran wisata bahari di 10 Destinasi Prioritas Pariwisata dalam rangka mendukung target yang ditetapkan Pemerintah tercapai.

1.5. RUANG LINGKUP KEGIATAN Ruang Lingkup: 1) Tim melakukan Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion/FGD) di Wakatobi untuk mendapatkan masukan dari pemangku

kepentingan/stakeholder yang

sesuai

terhadap

penyusunan target Pasar Wisata bahari Wakatobi 2) Tim melakukan diskusi, wawancara dan pengambilan masukan dari unsur kementerian pariwisata (tim counterpart) terkait dengan Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 3) Tim meyiapkan laporan-laporan untuk menghasilkan produk kegiatan.

1.6. KELUARAN KEGIATAN Keluaran hasil pekerjaan terdiri atas 1 (satu) dokumen: Pekerjaan Penyusunan target pasar wisata bahari, diharapkan dapat memberikan keluaran sebagai berikut : 1. Membuat proyeksi target pasar wisata bahari di Sulawesi Tenggara khususnya Daerah Wakatobi pada tahun 2017 dan 2018;

I-5

LAPORAN AKHIR : Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata – Wakatobi, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata RI

2.Menyusun kajian rekomendasi strategi pemasaran wisata bahari di Sulawesi Tenggara yang komprehensif dan relevan sesuai sasaran agar pencapaian target di tahun 2017 dan 2018 tercapai

I-6

LAPORAN AKHIR: Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata – Wakatobi, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata RI



TINJAUAN TEORITIS Pariwisata Berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan: Kepariwisataan

adalah

keseluruhan

kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan

bersifat

multidimensi

serta

multidisiplin

orang

dan

masyarakat Daerah,

yang

negara setempat,

muncul serta

sebagai

interaksi

sesama

wujud kebutuhan antara

setiap

wisatawan

wisatawan, Pemerintah,

dan

Pemerintah

dan pengusaha. Pengertian Pariwisata menurut Undang-

Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan “...Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah”. Pengertian wisata yang terdapat di UU No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan adalah Wisata dilakukan

oleh

adalah kegiatan

seseorang

atau sekelompok

perjalanan

yang

orang

dengan

mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.Sedangkan

menurut World

Tourism

Organization, Pariwisata atau Tourism merupakan

PT. PCI Consultant Service and HRD Centre



III- 7

LAPORAN AKHIR: Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata – Wakatobi, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata RI

“the activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment

for leisure, business and other purposes

atau kegiatan seseorang berpergian dan tinggal ke suatu tempat diluar lingkungan yang biasa mereka tempati untuk bersenang - senang, bisnis, dan tujuan lainnya. Melihat beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan kegiatan yang dilakukan orang atau kelompok dengan melakukan perjalanan yang berpindah dari tempat tinggal ke tempat lain dan tinggal dalam kurun waktu yang tidak lama dengan tujuan bersenang-senang, bisnis, dan tujuan lainnya.

Pengembangan Pariwisata Perencanaan dan pengembangan pariwisata merupakan suatu proses yang dinamis dan berkelanjutan menuju ketataran nilai yang lebih tinggi dengan cara melakukan penyesuaian dan koreksi berdasar pada hasil monitoring dan evaluasi serta umpan balik

implementasi

rencana

sebelumnya

kebijaksanaan dan merupakan Perencanaan

dan

misi

pengembangan

yang

yang

merupakan

harus

dasar

dikembangkan.

pariwisata bukanlah system yang

berdiri sendiri, melainkan terkait erat dengan sistem perencanaan pembangunan yang lain secara inter sektoral dan inter regional. Perencanaan pariwisata haruslah di dasarkan pada kondisi dan daya dukung dengan maksud menciptakan interaksi jangka panjang yang saling

menguntungkan

pariwisata,

peningkatan

diantara

pencapaian

kesejahteraan

tujuan

masyarakat

pembangunan setempat,

dan

berkelanjutan daya dukung lingkungan di masa mendatang (Fandeli, 1995). Indonesia tahap

sebagai

negara

yang

sedang

berkembang

dalam

pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata

sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar

PT. PCI Consultant Service and HRD Centre



III- 8

LAPORAN AKHIR: Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata – Wakatobi, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata RI

negeri yang berimbang. Pengembangan

kepariwisataan saat ini tidak

hanya untuk menambah devisa negara maupun pendapatan pemerintah daerah. Akan tetapi juga diharapkan dapat memperluas kesempatan berusaha disamping memberikan lapangan pekerjaan baru untuk mengurangi pengangguran. Pariwisata dapat masyarakat yang

menaikkan taraf hidup

tinggal di kawasan tujuan wisata tersebut melalui

keuntungan secara ekonomi.

Dengan mengembangkan fasilitas yang

mendukung dan menyediakan fasilitas rekreasi, wisatawan dan penduduk setempat saling diuntungkan. Pengembangan daerah wisata hendaknya memperlihatkan tingkatnya budaya, sejarah dan ekonomi dari tujuan wisata.

Wisata Bahari Wisata Bahari merupakan wisata yang banyak dikaitkan dengan danau, pantai, atau laut. Wisata bahari adalah suatu kunjungan ke objek wisata, khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan, menyelam dengan perlengkapan selam lengkap (Pandit, 1994: 19)

Kawasan wisata bahari merupakan suatu wilayah yang mempunyai fungsi atau

aspek

fungsional

tertentu,

dengan

menerapkan

pendekatan

pembangunan kawasan diharapkan pembangunan dapat lebih interaktif dan responsive secara fungsional sehingga manfaat pembangunan yang akan dikembangkan itu memiliki sektor atau usaha yang potensial dan strategis untuk menunjang pembangunan (Adisasmita, 2005: 23)

Menurut Samsuridjal dan Kaelany dalam mengembangkan wisata bahari mempunyai tantangan perkembangan wisata bahari antara lain: 1. Belum terbentuknya sistem pengembangan pariwisata yang terintegrasi dengan infrastruktur, organisasi pengelolaan, dan sistem pemasaran terpadu.

PT. PCI Consultant Service and HRD Centre



III- 9

LAPORAN AKHIR: Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata – Wakatobi, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata RI

2. Rendahnya kesadaran masyarakat dan investor dalam negeri dalam mengembangan sumber daya laut. 3. Citra keamanan nasional dan pengelolaan sumber daya laut. 4. Peralatan wisata bahari digolongkan sebagai barang mewah sehingga pajak mahal.

Wisata pesisir dan bahari adalah proses ekonomi yang memasarkan ekosistem dan merupakan pasar khusus yang menarik dan langka untuk orang yang sadar akan lingkungan dan tertarik untuk mengamati alam. Lima factor (Adisasmita, 2005: 40)

Kawasan Strategis Pariwisata Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi uta...


Similar Free PDFs