TATA LAKSANA GIZI PASIEN OPERASI, TRAUMA DAN LUKA BAKAR DOCX

Title TATA LAKSANA GIZI PASIEN OPERASI, TRAUMA DAN LUKA BAKAR
Author Rahmawati Basri
Pages 15
File Size 50.1 KB
File Type DOCX
Total Downloads 545
Total Views 714

Summary

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diet pascabedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta. Pengaruh operasi terhadap metabolism pasca- operasi tergantung berat ringa...


Description

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diet pascabedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta. Pengaruh operasi terhadap metabolism pasca- operasi tergantung berat ringannya operasi, keadaan gizi pasien pasca-operasi, dan pengaruh operasi terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi. Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan perdarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan yang hilang perlu diganti. Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang mengancam kehidupan. Pasien yang menderita luka bakar biasanya harus memperhatikan kandungan makanan yang di konsumsinya, karena pada pasien luka bakar biasanya terdapat berbagai makanan yang tidak boleh dikonsumsi yang tujuannya untruk mempercepat penyembuhan luka. Salah satu contoh trauma yang seringterjadi adalah fraktur atau patah tuang. Menurut Smeltzer (2001 : 2357) fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Penanganan segera pada klien yang dicurigai terjadinya fraktur adalah dengan mengimobilisasi bagian fraktur adalah salah satu metode mobilisasi fraktur adalah fiksasi Interna melalui operasi Orif (Smeltzer, 2001 : 2361). Penanganan tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Komplikasi umumnya oleh akibat tiga fraktur utama yaitu penekanan lokal, traksi yang berlebihan dan infeksi (Rasjad, 1998 : 363). Selain penanganan tersebut pemenuhan nutrisipada asien fraktur juga sangat diperhatikan karena biasanya orang yang mengalami fraktur memerlukan berbagai zat gizi yang penting, salah satu contohnya adalah kalsium. 1...


Similar Free PDFs