INFEKSI LUKA OPERASI (ILO) PADA PASIEN POST OPERASI LAPAROTOMI PDF

Title INFEKSI LUKA OPERASI (ILO) PADA PASIEN POST OPERASI LAPAROTOMI
Author Agus Suwarni
Pages 12
File Size 200 KB
File Type PDF
Total Downloads 892
Total Views 956

Summary

JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 1, NO. 1, MARET 2015: 14-24 INFEKSI LUKA OPERASI (ILO) PADA PASIEN POST OPERASI LAPAROTOMI Fery Putra Tias Sandy, Roni Yuliwar, Ngesti W. Utami Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No 77 C Malang Email: [email protected] Abstract: The aim of this research is...


Description

Accelerat ing t he world's research.

INFEKSI LUKA OPERASI (ILO) PADA PASIEN POST OPERASI LAPAROTOMI Agus Suwarni

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

gambar asupan energi dan prot ein ssert a kualit as menu pasien gagal ginjal SOFYAN WAHYU

UTAMA G.A. AYU DIAH REST I K.P SKRIPSI REVISI II.docx Ayu Diah HUBUNGAN T INGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN nanang sulist iyant o

JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 1, NO. 1, MARET 2015: 14-24

INFEKSI LUKA OPERASI (ILO) PADA PASIEN POST OPERASI LAPAROTOMI Fery Putra Tias Sandy, Roni Yuliwar, Ngesti W. Utami Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No 77 C Malang Email: [email protected]

Abstract: The aim of this research is to know the factors which contribute to the ILO. This research method using correlation design with cross sectional study conducted by observation using observation sheet. The sampling technique used was accidental sampling. The research sample is 20 respondents. The research was conducted at the “Kanjuruhan” Hospital Kepanjen, Malang district, in May to July 2013. The results of the study conducted by researchers showed that these three factors are age, complications of the disease and wound care techniques contribute to determine the occurrence of surgical site infection (ILO). Through Chi-Square statistical tests with significance (p) X2table (3,841) and significance (0.003) X2tabel (3,841) dan signifikansi (0,003) <  (0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga faktor berkontribusi dan faktor komplikasi penyakit paling berkontribusi. Kata kunci: infeksi luka operasi, usia, komplikasi penyakit, teknik perawatan luka

kanker ovarium, kanker tuba falopii, kanker uterus, kanker hati, kanker lambung, kanker kolon, kanker kandung kemih, kehamilan ektopik, mioma uteri, peritonitis dan pankreas (Dealay, 2005 dalam Gruendemann, 2005). Laparotomi merupakan penyayatan operasi melalui dinding abdominal midline atau flank untuk melakukan visualisasi organ di dalam abdominal. Laparotomi dilakukan di situs lineas alba (medianus), paramedianus dan flank. Setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan, dilakukan tindakan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidrajat & Jong, 1997). Pada pembedahan laparotomi membutuhkan insisi pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873

PENDAHULUAN Berbagai macam penyakit yang memerlukan proses pembedahan karena berbagai indikasi sehingga pasien harus dilakukan tindakan operasi. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Salah satu dari berbagai macam tindakan pembedahan adalah Laparotomi yang merupakan suatu tindakan sayatan (insisi) melalui dinding perut atau abdomen (Samsi, C. 1999 dalam Gruendemann, 2005). Tindakan laparotomi biasa dipertimbangkan atas indikasi 14 apendiksitis, hernia, kista ovarium, kanker servis, 14

Sandy, Infeksi Luka Operasi pada pasien post operasi laparotomy

pada dinding abdominal yang cukup lebar sehingga beresiko untuk terjadinya infeksi, terutama infeksi luka operasi paska pembedahan. Infeksi Luka Operasi (ILO) merupakan infeksi yang terjadi ketika mikroorganisme dari kulit, bagian tubuh lain atau lingkungan masuk kedalam insisi yang terjadi dalam waktu 30 hari dan jika ada implant terjadi 1 (satu) tahun paska operasi yang ditandai dengan adanya pus, inflamasi, bengkak, nyeridan rasa panas (Awad et al, 2009 dalam PP Hipkabi, 2010). ILO menjadi penyulit yang serius pada pembedahan karena ILO menjadi sumber utama morbiditas pasca operasi dan menimbulkan infeksi nosokomial dalam jumlah bermakna serta merupakan masalah perawatan kesehatan di rumah sakit seluruh dunia. Infeksi luka pascabedah mengenai paling sedikit 920.000 orang dari 23 juta pasien yang menjalani pembedahan setiap tahun di Amerika Serikat (Haley et al, 1985 dalam Gruendeman, 2005). Perkiraan 27 juta pembedahan yang dilakukan setiap tahun di Amerika Serikat dan ternyata 290.000 pasien mengalami ILO dan 8000 pasien meninggal karena infeksi. Kasus infeksi nosokomial di Indonesia yaitu pada 10 RSU pendidikan, cukup tinggi yaitu 6–16% dengan rata-rata 9,8% pada tahun 2010. Infeksi nosokomial paling umum terjadi adalah infeksi luka operasi (ILO). Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa angka kejadian ILO pada rumah sakit di Indonesia bervariasi antara 2–18% dari keseluruhan prosedur pembedahan. Ini dibuktikan pada penelitian di RSUP Haji Adam Malik Medan bulan April s/d September 2010, dari jumlah sampel 534 pasien, diperoleh angka prevalensi ILO sebesar 5,6% dengan kelompok usia terbesar pada usia lebih dari 65 tahun yaitu 33,3% (Dharshini J., 2010). Di sisi lain, tindakan pembedahan laparotomi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hasil survey Departemen Kesehatan RI, didapatkan bahwa kasus laparotomi meningkat dari 162 pada tahun 2005 menjadi 983 kasus pada tahun 2006, dan 1.281 kasus pada tahun 2007. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen pada tanggal 06 Februari pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873

2013 didapatkan bahwa mulai bulan Januari sampai Desember 2012 terdapat 120 tindakan laparotomi, dan 5% diantaranya mengalami ILO. Walaupun penyebab pasti ILO sulit ditentukan, namun penyebabnya sering dikaitkan dengan flora mikroba dan pasien, petugas bedah, teknik pembedahan, lingkungan, dan faktor pasien sebagai pejamu (Gruendemann, 2005). Hasil dari penelitian sebelumnya menemukan dua faktor yang memegang peranan penting dalam memengaruhi kejadian infeksi luka operasi, yaitu faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen merupakan faktor yang ada di dalam penderita sendiri seperti umur, jenis kelamin, penyakit predisposisi ILO, dan operasi dahulu sedangkan faktor eksogen merupakan faktor di luar penderita, seperti lama penderita dirawat di rumah sakit, tingkat kebersihan luka, kepatuhan melaksanakan teknik aseptik, lama operasi, dan jumlah personil di kamar operasi, dan perawatan luka pasca operasi (Anton, 2006). Ditinjau dari segi usia, maka usia lanjut berkaitan dengan banyak perubahan struktural dan fungsional yang menyebabkan kulit dan jaringan subkutis lebih rentan terhadap infeksi. Faktor penyakit penyerta pada pasien, seperti Diabetes Melitus, TBC, HIV/AIDS, kanker dan lainnya sangat berperan menentukan terjadinya infeksi karena menurunnya imunitas dari tubuh seseorang sehingga menurunkan respon tubuh terhadap infeksi. Sedangkan aspek perawatan luka paska operasi sangat menentukan terjadinya infeksi luka operasi, sehingga diperlukan ketepatan serta kepatuhan melaksanakan prosedur perawatan luka operasi. Tim bedah menjalankan proses pekerjaan elaborasi rumit yang memerlukan perhatian pada rincian-rincian kecil, termasuk prinsip pencegahan infeksi. Upaya untuk mempertahankan tingkat aseptik yang disyaratkan memang merupakan tantangan ketika menghadapi masalah pertumbuhan mikroorganisme yang cepat dan tidak terlihat, reservoir mikroorganisme, dan rute penularan yang kompleks. Perawat perioperatif berperan penting dalam pencegahan ILO, terutama memperhatikan teknik aseptik yang sesuai dengan prosedur (Arif dan Kumala S., 2009). 15

JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 1, NO. 1, MARET 2015: 14-24

Tujuan umum penelitian adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi untuk terjadinya Infeksi Luka Operasi (ILO) pada pasien Post Operasi Laparotomi di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang. Tujuan Khusus penelitian adalah: 1) untuk mengetahui hubungan faktor endogen yaitu usia, dan komplikasi penyakit dengan Infeksi Luka Operasi (ILO) pada pasien post operasi Laparotomi, 2) untuk mengetahui hubungan faktor eksogen yaitu teknik perawatan luka dengan Infeksi Luka Operasi (ILO) pada pasien Post Operasi Laparotomi dan 3) untuk mengetahui faktor eksogen dan endogen yang paling berkontribusi terhadap kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO) pada pasien post operasi Laparotomi. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan pendekatan cross sectional study yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak hubungan tersebut (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab hubungan antara faktor eksogen yang meliputi teknik perawatan luka dan endogen yang meliputi usia dan komplikasi penyakit, dengan kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO) pada pasien post operasi Laparotomi di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani pembedahan Laparotomi di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen pada tanggal 06 Februari 2013 didapatkan data pada periode 1–31 Januari 2013 perbulan jumlah ratarata 20 sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani pembedahan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen sejumlah 20 responden pada tanggal 11 Mei sampai 13 Juli2013. Namun demikian dengan memperhatikan kriteria inklusi maupun eksklusi. Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) pasien yang menjalani pembedahan

16

Laparotomi di IBS RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang, 2) pasien dengan usia diatas 20 tahun dan 3) pasien yang bersedia menandatangani informed consent. Adapun kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah: 1) pasien dengan usia < 20 tahun, 2) Pasien yang mengalami obesitas maupun gizi kurang, 3) pasien yang merokok dan mempunyai riwayat alkoholik dan 4) pasien yang tidak bersedia menandatangani informed consent. Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan accidental sampling. Dalam penelitian ini peneliti menentukan sampel pasien yang menjalani perawatan post operasi laparotomi ketika peneliti melakukan penelitian di ruang perawatan bedah RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang yang saat itu dijumpai dengan catatan memenuhi kriteria inklusi. Sedangkan rata-rata operasi laparotomi setiap harinya 2 operasi. Pengambilan sampel dilaksanakan pada tanggal 11 Mei sampai 13 Juli 2013, di Ruang Diponegoro, Ruang Brawijaya, Poli Bedah, dan Poli Kandungan RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang. Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor yang berkontribusi terjadinya Infeksi Luka Operasi (ILO) pada pasien post operasi Laparotomi di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang meliputi faktor eksogen yang meliputi teknik perawatan luka dan faktor endogen yang meliputi usia dan komplikasi penyakit. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Infeksi Luka Operasi (ILO) pada pasien post operasi pembedahan Laparotomi di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang. Definisi operasional faktor yang berkontribusi menentukan terjadinya Infeksi Luka Operasi (ILO) pada pasien Laparotomi adalah semua hal yang berkontribusi menentukan terjadinya Infeksi Luka Operasi (ILO) meliputi: umur (merupakan umur seseorang yang menjalani post operasi Laparotomi yang akan diteliti), komplikasi penyakit (merupakan penyakit yang dialami pasien bersamaan ketika dilakukan operasi Laparotomi selain penyakit yang dilakukan operasi, yang akan dilakukan penelitian), dan teknik perawatan luka (merupakan hasil observasi tindakan perawatan pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873

Sandy, Infeksi Luka Operasi pada pasien post operasi laparotomy

luka responden post operasi Laparotomi yang dilakukan pada perawatan luka pada hari ke-3). Sedangkan Definisi operasional Infeksi Luka Operasi (ILO) adalah hasil observasi keadaan luka responden post operasi laparotomi yang mengalami infeksi yang dilakukan pada saat setelah pembukaan balutan pada hari ke-7 yang ditandai secara fisik dan sistemik Tempat yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ruang Diponegoro, Ruang Brawijaya, Poli Bedah dan Poli Kandungan RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang. Sedangkan waktu Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Mei–13 Juli 2013. Pada penelitian ini menggunakan 2 jenis instrumen, yaitu dengan menggunakan lembar observasi berupa check list dan wawancara berupa kuesioner. Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data variabel independen mengenai faktor perawatan luka yaitu dengan mengobservasi teknik perawatan luka, selain itu lembar observasi juga digunakan untuk memperoleh data pada variabel dependen yaitu Infeksi Luka Operasi (ILO). Sedangkan kuesioner digunakan untuk memperoleh data variabel independen mengenai faktor usia dan juga faktor komplikasi penyakit. Dikatakan infeksi apabila diketahui dari hasil observasi berupa tandatanda seperti berikut. Pada hari ke-7 tanda-tanda infeksi yang didapatkan pada observasi luka diantaranya, eritema, tepi luka akan terlihat bengkak dan meradang, tepi luka belum menutup, pada drainase atau juga pada luka terdapat purulen yang berbau, terdapat nyeri tekan, pada tanda sistemik pasien mengalami demam serta terjadinya Leukositosis yaitu peningkatan sel darah putih (Normal dewasa 5.000–10.000/mm3). Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara. Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan teknik perawatan luka dan keadaan infeksi luka pada pasien post operasi laparotomi di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang. Dalam penelitian ini dilakukan analisis deskriptif dan Analisis Inferensial (Uji Signifikan). Dengan membuat masing-masing tabel frekuensi berdasarkan faktor usia, faktor komplikasi penyakit pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873

dan faktor teknik perawatan luka. Dari ketiganya masing-masing dicari frekuensi berdasarkan jumlah responden secara keseluruhan kemudian dipersentasekan. Setelah itu dari masing-masing faktor dihubungkan dengan Infeksi Luka Operasi (ILO) dan ditentukan mana yang paling berkontribusi terjadinya infeksi luka post operasi. Untuk penilaian Infeksi Luka Operasi (ILO) sendiri yaitu dari masing-masing kriteria infeksi yang terjadi dan diobservasi pada hari ke-7 pada checklist penilaian Ya apabila terdapat tanda infeksi tersebut dan Tidak apabila tidak terdapat tanda infeksi tersebut. Kemudian diberi penilaian infeksi luka operasi sebagai berikut: Ya = 1, Tidak = 0, Total skor = 0–7, dan dibuat interpretasi Infeksi apabila skor 2–7 dan Non Infeksi bila skor < 2. Data dianalisis menggunakan uji analisis Chi Kuadrat dengan signifikansi 0,05. Pengambilan kesimpulan sebagai berikut : Ho ditolak jika nilai p < 0,05 dan Ho diterima jika nilai p 0,05. Masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan skala nominal dan masing-masing faktor tersebut diujikan dengan analisis Chi Kuadrat dan dicari apakah ada hubungan dengan kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO) baik faktor usia, komplikasi penyakit maupun teknik perawatan luka serta ditentukan dari ketiga faktor tersebut, setelah itu data dikelompokkan berdasarkan faktor eksogen dan faktor endogen dan ditentukan faktor mana yang paling berkontribusi menentukan terjadinya infeksi luka operasi antara faktor eksogen dan endogen. HASIL PENELITIAN Berdasarkan kriteria sampel, didapatkan jumlah responden sebanyak 20 orang. Dari keseluruhan jumlah responden tersebut dipilah berdasarkan usia dan juga dicari beberapa responden yang memiliki komplikasi penyakit yang mempengaruhi terjadinya Infeksi Luka Operasi (ILO). Data umum penelitian ini meliputi karakteristik responden berdasar usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan jenis operasi. Berdasarkan Tabel 1 diperoleh data sebagian besar adalah pasien berusia 20–30 tahun dan

17

JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 1, NO. 1, MARET 2015: 14-24

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur Umur 20 – 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun 51 – 60 tahun 61 – 70 tahun 71 – 80 tahun Total

n 6 2 1 6 4 1 20

% 30,0 10,0 5,0 30,0 20,0 5,0 100

Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Total

n 6 7 7 20

% 30 35 35 100

Tabel 3. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Pekerjaan IRT Pelajar Petani Pedagang Swasta Tidak bekerja Total

n 8 2 5 1 2 2 20

% 40 10 25 5 10 10 100

berusia 51–60 tahun yaitu masing–masing sebanyak 6 orang (30,0%) dan paling sedikit berusia 41–50 tahun dan 71–80 tahun yaitu masingmasing sebanyak 1 orang (5,0%). Selain itu, apabila dikategorikan diperoleh data frekuensi responden berdasarkan umur, diperoleh sebagian besar pasien berusia lebih dari 55 tahun sebanyak 11 orang (55,0%), dan 9 orang (45,0%) berusia 20–55 tahun. Berdasarkan Tabel 2 diperoleh data sebagian besar responden berpendidikan SMP dan SMA, masing-masing terdapat sebanyak 7 orang (35%) dan paling sedikit sebanyak 6 orang (30%) responden berpendidikan SD. Berdasarkan Tabel 3, diperoleh data sebagian besar responden adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 8 orang (40%) dan paling sedikit sebanyak 1 orang (5%) responden adalah seorang pedagang. 18

Tabel 4. Distribusi Frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis operasi Jenis O perasi Appendicto my Cholisistectom y Eks. Laparotom y Eks.A ppendictom y Eks.Laparotom y H erniotom y K istecto my O pen Prostat SC V esicolitothom y T otal

n 4 1 1 1 3 2 2 2 3 1 20

% 20 5 5 5 15 10 10 10 15 5 100

Tabel 5. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan teknik perawatan luka Teknik Perawatan Luka Kurang Cukup Baik Total

n 7 13 20

% 35 65 100

Pada Tabel 4 diperoleh data sebagian besar responden menjalani operasi appendictomy, sebanyak 4 orang (20%) dan paling sedikit masingmasing sebanyak 1 orang (5%) responden mengalami operasi cholisistectomy, eks.laparotomy, eks.appendictomy, vesicolitothomy. Sedangkan data khusus penelitian meliputi klasifikasi responden berdasar komplikasi penyakit, teknik perawatan luka, infeksi, lokasi penelitian. Berdasarkan penyakit komplikasi diperoleh sebagian besar responden tidak memiliki penyakit komplikasi, sebanyak 14 orang (70%), dan paling sedikit sebanyak 6 orang (30%) memiliki penyakit komplikasi. Pada tabel 5 diperoleh data frekuensi responden berdasarkan teknik perawatan luka. Sebagian besar responden memiliki teknik perawatan luka kategori baik sebanyak 13 orang (65%) dan sebanyak 7 orang (35%) responden memiliki teknik perawatan luka kategori cukup. Responden berdasarkan infeksi luka operasi (ILO) pada pasien Laparotomi. Responden dengan luka infeksi tertinggi sebanyak 7 orang (35%) pada Poli Bedah dan Poli Kandungan. Untuk mengetahui klasifikasi infeksi luka operasi (ILO) berdasarkan umur, penyakit komplikasi dan teknik perawatan luka, digunakan

pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873

Sandy, Infeksi Luka Operasi pada pasien post operasi laparotomy

Tabel 6. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan lokasi tempat penelitian infeksi Infeksi Luka Operasi Tidak Infeksi Infeksi Jumlah % Jumlah %

Kategori Lokasi Ruang Perawatan (Brawijaya dan Diponegoro) Poli Bedah dan Poli Kandungan Total

Total

%

7

35

3

15

10

50

3 10

15 50

7 10

35 50

10 20

50 100

Tabel 7. Tabulasi silang Infeksi Luka Operasi (ILO) berdasarkan faktor umur Infeksi Umur 20-55 tahun > 55 tahun Total

Tidak Infeksi Jumlah % 7 35 3 15 10 50

Infeksi Jumlah 2 8 10

Total % 10 40 50

Jumlah 9 11 20

% 45 55 100

Tabel 8. Tabulasi silang Infeksi Luka Operasi (ILO) berdasarkan penyakit komplikasi

Penyakit Komplikasi Tidak dengan penyakit Komplikasi Dengan penyakit kompliasi Total

Infeksi Luka Operasi Tidak Infeksi Infeksi Jumlah % Jumlah 10 50 4 6 10 50 10

Total

%

14 6 20

70 30 100

% 20 30 50

Tabel 9. Tabulasi silang Infeksi Luka Operasi (ILO) berdasarkan teknik perawatan luka

Teknik Perawatan Luka Kurang Cukup Baik Total

Infeksi Luka Operasi Tidak Infeksi Infeksi Jumlah % Jumlah 1 5 6 9 45 4 10 50 10

% 30 20...


Similar Free PDFs