TEKNIK DAN STRATEGI PEMASARAN DAN PENJUALAN ONLINE BERBASIS MEDIA SOSIAL DALAM HUKUM ISLAM PDF

Title TEKNIK DAN STRATEGI PEMASARAN DAN PENJUALAN ONLINE BERBASIS MEDIA SOSIAL DALAM HUKUM ISLAM
Author Ade Kamalia
Pages 22
File Size 249.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 478
Total Views 502

Summary

TEKNIK DAN STRATEGI PEMASARAN DAN PENJUALAN ONLINE BERBASIS MEDIA SOSIAL DALAM HUKUM ISLAM Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Dosen Pengampu : Dr. Iwan Purwanto, MPd Disusun Oleh : Semester 5D Kelompok VII 1. Ade Kamalia (15311603) 2. Ayu Dwi Puriyanti (15311608) 3. Imroatus Sho...


Description

TEKNIK DAN STRATEGI PEMASARAN DAN PENJUALAN ONLINE BERBASIS MEDIA SOSIAL DALAM HUKUM ISLAM Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Dosen Pengampu : Dr. Iwan Purwanto, MPd

Disusun Oleh : Semester 5D Kelompok VII 1. Ade Kamalia

(15311603)

2. Ayu Dwi Puriyanti

(15311608)

3. Imroatus Sholihah

(15311616)

4. Mariyah Afifah

(15311618)

5. Nuzul Aulia

(15311624)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT ILMU AL-QURAN (IIQ) JAKARTA TAHUN AKADEMIK 2016/2017

1

‫بسم الله الرحمن الرحيم‬ KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad Saw. Makalah

ini

disusun

agar

pembaca

dapat

memperluas

ilmu

mata

kuliah

“Kewirausahaan” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini memuat tentang “Teknik dan Strategi Pemasaran dan Penjualan Online Berbasis Media Sosial dalam Hukum Islam”, yang mana nantinya akan dijelaskan tentang. pengertian dari pemasaran, teknik dan strategi pemasaran dalam Islam, dan penjualan online dalam hukum hukum Islam. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Jakarta, 5 November 2017

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1 A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 1 C. Tujuan Makalah............................................................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 2 A. Pengertian Pemasaran................................................................................................... 2 B. Pemasaran dalam Islam................................................................................................ 3 C. Teknik dan Strategi Pemasaran dalam Islam................................................................ 4 D. Penjualan Online dalam Hukum Islam...................................................................... ..13 E. Hasil Wawancara Teknik dan Strategi Pemasaran dan penjualan Online berbasis Media Sosial dalam Hukum Islam.................................................... 16 BAB III PENUTUP................................................................................................................ 18 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 19

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Seiring dengan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, ada pihak yang meminta dan ada yang menawarkan. Pemasaran menarik perhatian yang sangat besar baik dari perusahaan, lembaga maupun antar bangsa. Proses pemasaran menjadi bagian penting dalam menawarkan barang dagangan kepada calon pembeli. Apabila seorang pengusaha mempunyai manajemen pemasaran yang bagus, maka usahanya akan cepat berkembang. Cepat atau lambat perusahaan harus memperbaiki kemampuannya untuk mempertahankan dan mengembangkan perusahaannya.

Kiblat perusahaan adalah para langganan dan semua

fungsi bekerjasama untuk melayani dan memuaskan konsumen. Akhirnya banyak ahli pemasaran mengatakan bahwa pemasaran perlu diutamakan dalam perusahaan jika kebutuhan pelanggan dipuaskan secara efisien. Dalam hal ini maka manajemen pemasaran itu sangat memegang peranan penting agar perusahaan tetap berjalan bahkan maju dalam bisnisnya. Pemasaran yang berhasil sudah tentu memiliki konsep yang baik pula, tidak ada unsur penipuan maupun ketidakjujuran, biasanya pemasaran seperti ini menggunakan konsep religius atau memasukkan unsur-unsur keagamaan,sehingga ada kehati-hatian dalam memasarkannya.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian dari Pemasaran menurut Islam? 2. Bagaimana teknik dan strategi pemasaran dalam Islam? 3. Bagaimana penjualan online dalam hukum hukum Islam?

C. Tujuan Pemakalah 1. Mengetahui pengertian dari Pemasaran menurut Islam. 2. Memahami teknik dan strategi pemasaran dalam Islam. 3. Mengetahui penjualan online dalam hukum hukum Islam.

1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemasaran Pemasaran atau dalam bahasa Inggrisnya lebih dikenal dengan sebutan marketing, istilah tersebut sudah sangat dikenal dikalangan pebisnis. Pemasaran mempunyai peran penting dalam peta bisnis suatu perusahaan dan berkontribusi terhadap strategi produk, strategi harga, strategi penyaluran atau distribusi, dan strategi promosi. Definisi Pemasaran secara umum menurut Philip Kotler seorang guru pemasaran dunia, adalah sebagai berikut: “Pemasaran (marketing) adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran”. Sedangkan Pemasaran dalam pandangan Islam merupakan suatu penerapan disiplin strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah.1 Marketing Syariah adalah sebuah disiplin strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholder-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah Islami. Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula memberikan dua tujuan utama dari Marketing Syariah atau Pemasaran Syariah, yaitu: a) Me-marketing-kan Syariah Dimana perusahaan yang pengelolaannya berlandaskan syariah Islam dituntut untuk bisa bekerja dan bersikap profesional dalam dunia bisnis. Juga dibutuhkan suatu program pemasaran yang komprehensif mengenai nilai dan value dari produk-produk syariah agar dapat diterima dengan baik, sehingga tingkat pemahaman masyarakat yang masih memandang rendah terhadap diferensiasi yang ditawarkan oleh perusahaan yang berbasiskan syariah. b) Men-syariah-kan Marketing Dengan mensyariahkan marketing, sebuah perusahaan tidak akan serta merta menjalankan bisnisnya demi keuntungan pribadi saja tetapi juga karena usaha untuk menciptakan dan menawarkan bahkan dapat merubah suatu values kepada para stakeholder utamanya (Allah

1

Philip Kotler, Marketing, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2011), hlm. 2

2

SWT, konsumen, karyawan, pemegang saham). Sehingga perusahaan tersebut dapat menjaga keseimbangan laju bisnisnya dan menjadi bisnis yang sustainable.2

B. Pemasaran dalam Islam Pemasaran Syariah sendiri sebenarnya tidak berbeda jauh dari pemasaran yang kita kenal. Pemasaran yang kita kenal sekarang adalah sebuah ilmu dan seni yang mengarah pada proses penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian values kepada para konsumen serta menjaga hubungan dengan para stakeholders-nya. Namun pemasaran sekarang menurut Hermawan juga ada sebuah kelirumologi yang diartikan untuk membujuk orang belanja sebanyak-banyaknya atau pemasaran yang pada akhirnya membuat kemasan sebaik-baiknya padahal produknya tidak bagus atau membujuk dengan segala cara agar orang mau bergabung dan belanja. Bedanya adalah Pemasaran Syariah mengajarkan pemasar untuk jujur pada konsumen atau orang lain. Nilai-nilai syariah mencegah pemasar terperosok pada kelirumologi itu tadi karena ada nilai-nilai yang harus dijunjung oleh seorang pemasar.3 Pemasaran Syariah yang ditawarkan oleh Hermawan dam Muhammad Syakir di antaranya adalah: 1) Syariah Marketing Strategy, untuk memenangkan mind-share, dapat dilakukan pemetaan pasar berdasarkan pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif dan situasi persaingan. Dari pemetaan potensi pasar sebelumnya, dapat dilihat bahwa pasar rasional atau pasar mengambang merupakan pasar yang sangat besar. Para pembisnis harus dapat membidik pasar rasional yang sangat potensial tersebut. Setelah itu mereka perlu melakukan posisi sebagai perusahaan yang mampu meraih mind-share. 2) Syariah Marketing Tactic, untuk memenangkan market-share. Ketika posisi pembisnis syariah di benak pasar tradisional telah kuat, mereka harus melakukan diferensiasi yang mencakup apa yang ditawarkan (content), bagaimana menawarkan (context) dan apa infrastruktur dalam menawarkannya. Langkah selanjutnya para marketer perlu menerapkan diferensiasi secara kreatif dan inovatif dengan menggunakan marketing mix (price, product, place and promotion). Hal-hal yang perlu dipersiapkan juga, bagaimana pebisnis melakukan penjualan dalam meningkatkan hubungan dengan pelanggan sehingga mampu menghasilkan keuntungan finansial.4 Said Sa’ad, Ekonomi Islam: di tengah Krisis Ekonomi Global, (Jakarta: PT Bestari Buana Murni, 2004), hlm. 26-30 3 Kertaya dan Sula, Syari’ah Marketing, (Yogyakarta: Zikrul Hakim, 2010), hlm. 53-55 4 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Islami Tataran Teoritis dan Praksis, (Bandung: PT Rajawali Press, 2008), hlm. 86-88 2

3

3) Syariah Marketing Value, untuk memenangkan heart-share (kecintaan pelanggan terhadap produk). Terakhir, semua strategi dan taktik yang sudah dirancang akan berjalan optimal bila disertai dengan peningkatan value dari produk atau jasa yang dijual. Peningkatan value di sini berarti bagaimana kita mampu membangun brand yang kuat, memberikan service yang membuat pelanggan loyal, dan mampu menjalankan proses yang sesuai dengan kepuasan pelanggan. Dalam Syariah Marketing Value, brand merupakan nama baik yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan. Contohnya Nabi Muhammad saw yang terekam kuat di pikiran semua orang bahwa beliau adalah seorang Al-Amin. Brand itu menjadikan Nabi Muhammad lebih mudah untuk mengkomunikasikan produknya, karena semua orang telah mempercayai semua kata-katanya. 4) Syariah Marketing Scorecard, untuk menciptakan keseimbangan value kepada para stakeholders. Tiga stakeholders utama dari suatu perusahaan adalah people, customers, dan shareholders. Ketiga stakeholders tersebut sangat penting karena mereka adalah orang-orang yang sangat berperan dalam menjalankan suatu usaha. Di dalam pasar komersial (commercial market), perusahaan harus bisa mengakuisisi dan meretensi pelanggannya. Di dalam pasar kompetensi (competency market), perusahaan harus bisa memilih dan mempertahankan orang-orang yang tepat. Sedangkan di dalam pasar modal (capital market), perusahaan harus bisa mendapatkan dan menjaga para pemegang saham yang tepat. Untuk menjaga keseimbangan ini, perusahaan harus bisa menciptakan value yang unggul bagi ketiga stakeholders utama tersebut dengan ukuran dan bobot yang sama. 5) Syariah Marketing Enterprise, untuk menciptakan sebuah inspirasi (inspiration). Setiap perusahaan, layaknya manusia, haruslah memiliki impian (dream). Inspirasi tentang impian yang hendak dicapai inilah yang akan membimbing manusia, dan juga perusahaan, sepanjang perjalanannya. Sebuah perusahaan harus mampu menggabungkan antara idealisme dan pragmatisme. Perusahaan harus mampu idealistik dan sekaligus pragmatis, dan mampu mengimplementasikan kedua hal ini sekaligus dan secara simultan, tanpa adanya trade-off.5

C. Teknik dan Strategi pemasaran dalam Islam Para marketer perlu menerapkan diferensiasi secara kreatif dan inovatif dengan menggunakan marketing mix seperti strategi produk, strategi harga, strategi lokasi dan distribusi, dan strategi promosi. Masing-masing strategi berkaitan erat satu sama lain. Setiap salah satu 5 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Islami Tataran Teoritis dan Praksis, (Bandung: PT Rajawali Press, 2008), hlm. 88-92

4

strategi yang akan ditetapkan harus mempertimbangkan strategi lainnya. Akan sangat berbahaya jika pelaksanaan strategi tidak dilakukan dengan matang dan tidak saling berkaitan satu sama lain.6 Adapun penjelasan mengenai marketing mix adalah sebagai berikut: 1. Strategi Produk Dalam marketing mix, langkah yang pertama dilakukan adalah strategi produk. Hal ini penting karena yang akan dijual adalah produk, dan konsumen akan mengenal perusahaan melalui produk yang ditawarkan. Dalam strategi produk yang perlu diingat adalah yang berkaitan dengan produk secara utuh, mulai dari nama produk, bentuk, isi, atau pembungkus. Karena strategi produk berkaitan dengan produk secara keseluruhan, sebelum kita membicarakan lebih jauh, kita harus mengenal apa itu produk. Dalam arti sederhana, produk dikatakan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Sementara itu, pengertian produk menurut Philip Kolter adalah: “sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi, sehingga dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. Dari pengertian ini dapat dijabarkan bahwa produk merupakan sesuatu, baik berupa barang maupun jasa, yang ditawarkan ke konsumen agar diperhatikan, dan dibeli oleh konsumen. Tujuan menawarkan produk ke pasar adalah untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Sesuai dengan definisi di atas, produk dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Produk yang berupa benda fisik atau benda berwujud, seperti makanan, buku, meja, kursi, rumah, mobil, dan lain-lain. 2. Produk yang tidak berwujud, biasanya disebut jasa. Jasa dapat disediakan dalam berbagai wahana, seperti pribadi, tempat, kegiatan, organisasi, dan ide-ide. Strategi produk yang perlu dan harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam mengembangkan produk adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Logo dan Motto Logo merupakan ciri khas suatu perusahaan produk, sedangkan motto merupakan serangkaian kata yang berisikan misi dan visi perusahaan dalam melayani masyarakat. Baik logo ataupun motto harus dirancang dengan baik dan benar. Dalam menentukan logo dan motto perlu beberapa pertimbangan, yaitu: a. Harus memiliki arti (dalam arti positif). 6

Dr. Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 187-188

5

b. Harus menarik perhatian. c. Harus mudah diingat. 2. Menciptakan Merek Merek merupakan suatu tanda bagi konsumen untuk mengenal barang atau jasa yang ditawarkan. Pengertian merek sering diartikan sebagai nama, istilah, simbol, desain, atau kombinasi dari semuanya. Agar merek mudah dikenal masyarakat, penciptaan merek harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: a. Mudah diingat. b. Terkesan hebat dan modern. c. Memiliki arti (dalam arti positif). d. Menarik perhatian. 3. Menciptakan Kemasan Kemasan merupakan pembungkusan suatu produk. Penciptaan kemasan pun harus memenuhi berbagai persyaratan, seperti: a. Kualitas kemasan (tidak mudah rusak). b. Bentuk atau ukuran termasuk desain menarik. c. Warna menarik. 4. Keputusan Label Label merupakan sesuatu yang dilekatkan pada produk yang ditawarkan dan merupakan bagian dari kemasan. Di dalam label harus dijelaskan: a. Siapa yang membuat. b. Di mana dibuat. c. Kapan dibuat. d. Cara menggunakannya. e. Waktu kedaluarsa.7 2. Strategi Harga Setelah produk berhasil diciptakan dengan segala antribusinya, langkah selanjutnya adalah menentukan harga produk. Pengertian harga merupakan sejumlah nilai (dalam mata uang) yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan. Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga 7

Dr. Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 189-190

6

merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. Salah satu dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut di pasar.8 Penentuan harga yang akan ditetapkan harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Adapun tujuan penentuan harga oleh suatu perusahaan secara umum adalah sebagai berikut: 1. Untuk bertahan hidup Jika tujuan perusahaan dalam menentukan harga adalah untuk bertahan hidup, penentuan harga dilakukan semurah mungkin. Tujuannya adalah agar produk atau jasa yang ditawarkan laku dipasaran dengan harga murah, tetapi masih dalam kondisi yang menguntungkan. 2. Untuk memaksimalkan laba Penentuan harga bertujuan agar penjualan meningkat, sehingga laba menjadi maksimal. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi. 3. Untuk membesar market share Untuk memperbesar market share maksudnya adalah untuk memperluas atau memperbesar jumlah pelanggan. Penentuan harga yang murah diharapkan dapat meningkatkan jumlah pelanggan dan pelanggan pesaing beralih ke produk yang ditawarkan. 4. Mutu produk Tujuan penentuan harga dengan pertimbangan mutu produk adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa uang ditawarkan memilki kualitas yang tinggi atau lebih tinggi dari kualitas pesaing. Biasanya yang ditentukan setinggi mungkin karena masih ada anggapan bahwa produk yang berkualitas adalah produk yang harganya lebih tinggi dibanding harga pesaing. 5. Karena pesaing Penentuan harga dengan melihat harga pesaing bertujuan agar harga yang ditawarkan lebih kompetitif dibandingkan harga yang ditawarkan pesaing. Artinya dapat melebihi harga pesaing untuk produk tertentu atau sebaliknya bisa lebih rendah. Setelah ditetapkan tujuan dari penentuan harga, langkah selanjutnya adalah menentukan besarnya harga berdasarkan angka. Besarnya nilai harga yang harus dipasang tentu

8

Dr. Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 191

7

disesuaikan dengan tujuan penentuan harga. Berikut ini beberapa metode dalam penentuan suatu harga produk. 1. Modifikasi harga atau diskriminasi harga dapat dilakukan menurut hal-hal berikut: a. Menurut pelanggan Harga dibedakan berdasarkan pelanggan utama (primer) atau pelanggan biasa (sekunder). Pelanggan utama adalah konsumen yang loyal dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Penentuan harga untuk pelanggan utama biasanya relatif lebih murah. b. Menurut bentuk produk Harga ditentukan berdasarkan bentuk atau ukuran produk atau kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh suatu produk. Misalnya, untuk kartu kredit ada master card dan via card. c. Menurut tempat Harga ditentukan berdasarkan lokasi atau wilayah di amna produk atau jasa tersebut ditawarkan. Hal ini dilakukan karena setiap wilayah atau daerah memiliki daya beli dan kondisi persaingan tersendiri. d. Menurut waktu Harga ditentukan bedasarkan periode atau masa tertentu. Harga tersebut dapat berubah pada jam-jam tertentu, hari-hari tertentu (untuk hotel hari sabtu dan minggu), dan minggu atau bulan-bulan tertentu (musiman). 2. Penetepan harga untuk produk baru a. Market skimming pricing Yaitu harga awal produk yang ditetapkan setinggi-tingginya dengan tujuan produk atau jasa memiliki kualitas tinggi. b. Market penetration pricing Yaitu menetapkan harga serendah mungkin dengan tujuan untuk menguasai pasar. 3. Metode penetapan harga a. Cost plus pricing Di dalam metode ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutupi laba yang dikehendaki pada unit tersebut (margin) Rumus: Biaya total + Margin = Harga jual

8

Contohnya: perusahaan jus dengan biaya total Rp. 250.000,- dan ingin mendapatkan laba 20% (margin) maka: 250.000 + ...


Similar Free PDFs