TEORI EVOLUSI MANUSIA PDF

Title TEORI EVOLUSI MANUSIA
Author Pemuda Hijrah
Pages 14
File Size 720.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 771
Total Views 863

Summary

TEORI EVOLUSI MANUSIA Coy Pitra Wira Program Studi Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Kerinci [email protected] ABSTRAK Evolusi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mengkaji tentang perubahan struktur dari makhluk hidup. Evolusi dipopulerkan p...


Description

Accelerat ing t he world's research.

TEORI EVOLUSI MANUSIA Pemuda Hijrah Coy Pitra Wira

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers Menyibak Tabir Evolusi - Harun Yahya Asfar Syafar Teori-t eori Asal Usul Kehidupan dan Pembukt iannya siska bolen Kerunt uhan Teori Revolusi - Harun Yahya Asfar Syafar

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

TEORI EVOLUSI MANUSIA Coy Pitra Wira Program Studi Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Kerinci [email protected]

ABSTRAK Evolusi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mengkaji tentang perubahan struktur dari makhluk hidup. Evolusi dipopulerkan pertama kali oleh ilmuwan Inggris, Charles Darwin. Ada beberapa kontroversi dalam beberapa teori evolusi ini, salah satunya adalah teori asal-usul manusia.(Ferry,2019).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tentang teori evolusi manusia.Penelitian ini menggunakan metode riset perpustakaan (library research). Penelitian pustaka merupakan penelitian yang menelusuri dan menelaah literatur- literatur dan penelitian yang memfokuskan pada bahan-bahan pustaka.Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan melihat dan menyeleksi dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek penelitian atau orang lain. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1)menurut darwin asal usul makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang sama dengan kera.2) pohon kekerabatan manusia dengan sejenis kera yang bernama Australopithecus,Homo sapiens,

Kata Kunci: Teori evolusi darwin,evolusi manusia.

PENDAHULUAN Evolusi biologi adalah perubahan dari waktu ke waktu pada satu atau lebih sifat terwariskan yang dijumpai pada populasi organism.Evolusi hanya bisa terjadi bila ada variasi sifat yang diwariskan dalam populasi. Sumber utama variasi adalah mutasi, rekombinasi genetik, dan aliran gen (gene flow). Evolusi telah

1

membentuk keanekaragaman makhluk hidup dari nenek moyang yang sama. Kita dapat mendefinisikan evolusi sebagai keturunan dengan modifikasi, istilah yang digunakan Darwin dalam menjelaskan bahwa dari kejadian yang terjadi dibumi ini, banyak spesies keturunan dari spesies leluhur yang dulu berbeda dari spesies masa kini. Evolusi juga bisa didefinisikan sebagai perubahan komposisi genetik suatu populasi turun-temurun (Campbell, 2017). Pikiran tentang evolusi sudah ada ratusan tahun sebelum masehi yang muncul dari pemikiran ahli-ahli filsafat Yunani kuno dan belum didasarkan pada fakta yang akurat serta belum dikaitkan dengan lingkungannya. Pemikiran tentang evolusi kembali berkembang melalui tokoh evolusi organik zaman Renaisans pada abad 17 yang lebih banyak mendasari teori Darwin. Teori evolusi yang dicetus oleh Darwin menibulkan kegemaran yang luar biasa di dunia Barat seabad yang lalu karena teori tersebut bertentangan sama sekali dengan kisah penciptaan manusia dan alam semesta yang dianut oleh masyarakat pada saat itu. Teori evolusi Kontroversial itu diuraikan oleh Darwin dalam On the Origin of Spesies by Means of Natural Selection pada tahun 1859, disusul kemudian dengan The Descent of Man and Selection in Relation Sex yang terdiri dari dua jilid pada tahun 1871. Jangka waktu dua belas tahun sejak terbitnya The Origin of Spesies, para ilmuwan hampir semua telah sepakat mendukung teori evolusi, sedangkan para agamawan dengan keras tetap menentangnya (Junaidi, 2017). Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari makhluk-makhluk yang lebih rendah derajatnya manusia, lalu berevolusi sampai bentuknya seperti sekarang, sedang para agamawan berkeyakinan bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama yang langsung dicipta Tuhan dalam bentuk seperti sekarang tanpa melalui evolusi(Ferry,2019). Namun seiring dengan perjalanan waktu teori evolusi mengalami penyempurnaan atau modifikasi hingga sampai saat ini. Seperti halnya teori evolusi Darwin menjadi teori evolusi sintesis modern. Teori tersebut hingga sampai saat ini menjadi populer dikalangan masyarakat umum. Didalam gagasan teori evolusinya yang Darwin jelaskan dalam bukunya The On the Origin of Species terdapat dua pokok gagasan yang Darwin jelaskan dalam bukunya

2

tersebut. Pertama adalah spesies-spesies yang ada sekarang ini merupakan keturunan dari spesies moyangnya. Diedisi pertama bukunya, Darwin tidak menggunakan kata evolusi. Darwin menyebutnya modifikasi keturunan (descent with modifcation). Gagasan utama yang kedua adalah seleksi alam sebagai mekanisme modifikasi keturunan (Luthfi dan Khusnuryani, 2005: 6). Orang pertama yang mempelajari masalah evolusi secara mendalam sebagai sebuah gagasan yang berasal dari bangsa Yunani Kuno adalah biologiawan Prancis, Jean Baptist Lamarck. Teori Lamarck (Yahya, 2003:10),menyebutkan bahwa:“Makhluk hidup mewariskan sifat-sifat yang mereka peroleh selama hidup kegenerasiberikutnya”.Misalnya 1965:16):“Jerapah

telah

dalam

berevolusi

dari

pandangan binatang

Lamarck(Petri,

sejenis

kijang

yang

memanjangkan leher terus-menerus saat berusaha mendapatkan makanan di dahan pohon yang lebih tinggi”. Namun, kemunculan ilmu genetika telah menguburkan teori Lamarck sekali dan untuk selamanya. Orang kedua setelah Lamarck yang

mempertahankan teori ini adalah

seorang naturalis amatir, Charles Darwin. Dalam bukunya The Origin of Species, yang terbit pada tahun 1859. Darwin(Yahya, 2003:10), mengatakan:“Semua spesies berasal dari satu nenek moyang yang sama melaluiproses yang terjadi secara kebetulan..Sebagai contoh, menurut Darwin;ikan paus berevolusi dari beruangyang mencoba berburu di laut”.Sementaradalam

buku The Descent

ofManterbit tahun 1971, Darwin menyatakan bahwa: “Manusia dan kera berasal dari satu nenek moyang yang sama, sedangkan kerabat terdekat manusia yang belum punah, yakni goriladan simpanse(Howard, 1990:9495).Sejak itu, para pengikut Darwin telahberusaha untuk mempertahankan kebenaran pernyataan tersebut. Tetapi, walaupun telah melakukan penelitian,pernyataan“evolusimanusia” belum pernah dilandasi olehpenemuan ilmiah yang nyata,khususnya di bidang fosil. Darwin tidak pernah mengenyam pendidikan formal di bidangbiologi. Iaseorang naturalis yang tertarik pada alam dan makhluk hidup. Minat tersebut mendorongnya bergabung secara sukarela dalamekspedisipelayaran dengan kapal

3

bernama“H.M.S. Beagle”yangberangkat dari Inggris tahun 1831hingga 1836 yang merupakan perjalanan panjang berharga dalam sejarah ilmu pengetahuanEropa. Darwin sangat takjub melihat beragam species makhluk hidup,terutama jenis-jenis burung finchtertentu di kepulauan Galapagos lepas pantai Ekuador. Ia mengira bahwa variasi pada paruh burung-burung tersebut disebabkan oleh adaptasi mereka terhadap habitat.Dengan pemikiran ini, ia menduga bahwa asal usul kehidupan danSpesies berdasar pada konsep “adaptasi terhadap lingkungan” (Howard, 1990:3-4). Menurut Darwin(Hart, 1987:113):“Aneka spesies makhlukhidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal darinenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibatkondisi alam”.Darwin menamakan proses ini“evolusi melalui seleksi alam”.Seleksi alam membahas seputar gagasan bahwa makhluk hidup paling kuat menyesuaiakan diri dengan kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya yang tidak mampu akan punah(Yahya, 2001:22). Misalnya, dalam sekelompok rusa yang dimangsa oleh binatang buas, rusa yang mampu lari lebih cepat akan bertahan hidup. Tetapi, tentu saja mekanisme seperti ini tidak akan menyebabkan rusa berevolusi,hal ini rusa tidak akan merubah mereka menjadi spesies lain. Rusa akan tetap menjadi rusa. Namun contoh-contoh seleksi alam yangdikemukakan evolusionistersebut tidak lain hanyalah usaha untukmengelabui masyarakat. Seleksi alam sama sekali tidak memberikankontribusi kepada teori evolusi, sebab mekanisme ini tidak pernahmampu menambah atau memperbaiki informasi genetis suatu spesies.Seleksi alam juga tidak dapat mengubah satu spesies menjadi spesieslain.Darwin

sadar

bahwa

teorinya

menghadapi

banyak

masalah.

Iamengakui ini dalam bukunyapada bab “Difficulties of the Theory”.Kesulitankesulitan ini terutama pada tumpukan fosil dan organ-organrumit makhluk hidup yang tidak mungkin dijelaskan dengan konsep kebetulan. Darwin berharap kesulitan-kesulitan ini akan teratasi dimasa mendatangseiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan danmembuat sejumlah perkiraan.Kendatipun telah berusaha keras, para evolusionis belum mampu menemukan satu pun bentuk peralihan

4

dalam kurung waktu 140 tahun sejak masa Darwin.Derek A.Ager(Yahya, 2003:30),seorang evolusionis terkenal mengakui fakta ini, mengatakan:“Jika kita mengamati catatan fosildengan teliti, apakah pada tingkat ordo atau spesies, maka yang selalukita dapatkan bukanlah evolusibertahap, tetapi ledakan tiba-tiba satu kelompok makhluk hidup disertai kepunahan kelompok yang lain”. Kemunculan tiba-tiba makhluk hidup di bumi adalah bukti bahwamakhluk hidup diciptakan oleh Tuhan.Sadar bahwa seleksi alam tidak berfungsi mendorong terjadinya evolusi, evolusionis lalu memunculkan konsep “mutasi”dalam teori mereka di abad ke-20. Mutasi adalah perubahan yangterjadi pada gen makhluk hidup karena pengaruh luar seperti radiasiatau reaksi kimiawi. Evolusionis menyatakan perubahan inidisebabkan organisme berevolusi. Akan tetapi, berbagai penemuan ilmiah menolak pernyataan ini, sebab semua mutasi yang pernah diketahui, hanya menyebabkan kerugian pada makhluk hidup. Semua mutasi yang terjadi pada manusia mengakibatkan kelainan mental. Oleh sebab itu, penelitian mengenai teori evolusi manusia ini berusaha memberikan sebuah referensi bagi masyarakat umum maupun masyarakat akademis. Semoga dengan hadirnya penelitian ini ditengah mereka dapat dijadikan sebagai pedoman dan rujukan untuk mengkaji teori evolusi manusia.

METODE PENELITIAN Penelitian

ini

sepenuhnya

adalah

riset

perpustakaan

(library

research)(Surahmad, 1994: 251). Penelitian pustaka merupakan penelitian yang menelusuri dan menelaah literatur- literatur dan penelitian yang memfokuskan pada bahan-bahan pustaka. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan melihat dan menyeleksi dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek penelitian atau orang lain (Herdiansyah, 2010: 143). Dokumendokumen tersebut terbagi dalam dua macam sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder sumber data primer adalah sumber yang paling dasar (Nazir, 1985: 58), yang bisa meliputi karya-karya secara langsung dari Charles Darwin. Diantara karya-karya pokok yang digunakan adalah The

5

Origin of Spesies dan The Descent of Man.Sumber data sekunder yaitu literaturliteratur yang secara tidak langsung membahas pokok permasalahan dalam pembahasan

ini, tulisan

yang

memuat

sosok Charles Darwin,

baik

itu

kepribadian atau pola pemikirannya. Proses analisis data dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari dokumendokumen atau buku-buku terkait tema penelitian. Langkah berikutnya adalah mereduksi data dengan melakukan abstraksi yang konsisten (Sudarto, 2002: 74). Setelah itu analisis data menggunakan metode-metode sebagai berikut. a. Interpretasi, yaitu memahami pemikiran tokoh yang diteliti untuk mengungkap maksud dari tokoh, kemudian diketengahkan dengan pendapat tokoh lain yang sama sesuai dengan tema yang sama sebagai sebuah perbandingan. Interpretasi dalam penelitian ini, berupa pengamatan data yang dipilih dan dipilah bagianbagian pokok yang menyangkut pandangan tokoh atas tema dikemukakan (Bakker dan Zubair, 1990: 42). b. Koherensi Intern, agar dapat memberikan interpretasi pemikirannya

dari pemikiran tokoh tersebut, konsep-konsep dan aspek-aspek dilihat menurut keselarasan satu sama lain. Keselarasan ini

disandarkan pendapat tokoh lain, terhadap tema dan pemikiran yang dikemukakan tokoh (Bakker dan Zubair, 1990: 45). c. Deskripsi, yaitu dengan mengurai secara teratur uraian konsep tokoh (Sudarto, 2002: 100). Pengolahan data secara deskriptif dalam penelitian ini mengarah kepada penjabaran tekstual dan kontekstual dari pandangan awal yang terbangun

dari pemikiran tokoh.

Analisis tekstual berpijak pada tulisan-tulisan karya tokoh, sedangkan kontekstualisasi, berjalan seiring dinamika reflektif kolaboratif dengan perjalanan realitas kehidupan tokoh (Bakker dan Zubair, 1990: 55). HASIL PENEILITIAN DAN PEMBAHASAN A. Teori Darwin Tentang Asal Usul Makhluk Hidup Darwin (2007: 151) menyatakan bahwa spesies-spesies yang serumpun ini adalah keturunan dari satu induk yang sama; dan selama proses modifikasi, masing-masing telah menyesuaikan kondisi dengan kondisi-

6

kondisi kehidupan dimana Darwin hidup, dan telah mengantikan atau mempunahkan bentuk induknya yang asli berikut semua varietas transisi antara keadaan dulu dan sekarang. Pendapatnya tentang asal usul makhluk hidup berasal dari produk makhluk hidup sebelumnya, merupakan hasil penyimpulan dari penelitian selama lima tahun saat melakukan pelayaran ke penjuru Amerika Selatan. Darwin

menyoroti

tentang

keanekaragaman

yang

terjadi

didalam

perjalannanya tersebut. Perbedaan-perbedaan individual atau varibialitas spesies ini biasanya oleh peneliti dinggap sebagai bagian yang kurang penting. Namun Darwin mempunyai pandangan dan keyakinan yang berbeda dengan peneliti lainnya. Hal tersebut dinisbahkan dalam bukunya “saya dapat menunjukkan suatu daftar fakta yang panjang bahwa bagian-bagian pun harus dianggap penting, ataukah ditinjau dari sudut pandang fisologis ataupun dari sudut pandang klasifikasi, kadang-kadang berubah dalam individuindividu spesies yang sama” (Darwin, 2007: 35) Pernyataan Darwin tersebut didasarkan pada beberapa penemuanpenemuannya. Salah satu penemuan yang melandasi pernyataannya tersebut ialah tentang perbedaan paruh pada burung Finch dikepulauan Galapagos maupun keanekaragaman jenis burung merpati piaraan. Selain atas penemuan-penemuan yang Darwin dapatkan, pendapatnya tersebut juga Darwin dasarkan pada penelitian Wallace lakukan di kepulauan melayu. Wallace mengamati perubahan yang terjadi pada kupu-kupu betina dipulaupulau tersebut. Uraian observasi yang disampaikan oleh Firtz Muller tentang perubahan bentuk pejantan Crustacea di Brasil yang bertahap dua bentuk yang berbeda (Darwin, 2007: 36). B. Evolusi Manusia Darwin mengemukakan pernyataannya bahwa manusia dan kera berasal dari satu nenek moyang yang sama dalam bukunya The Descent of Man yang terbit tahun 1971. Sejak saat itu, para pengikut Darwin telah berusaha untuk memperkuat kebenaran pernyataan tersebut. Tetapi, walaupun

telah melakukan berbagai penelitian, pernyataan “evolusi

7

manusia” belum pernah dilandasi oleh penemuan ilmiah yang nyata, khususnya di bidang fosil. Kalangan masyarakat awam adalah yang umumnya tidak mengetahui kenyataan ini, dan menganggap pernyataan evolusi manusia didukung oleh berbagai bukti kuat. Anggapan yang salah tersebut terjadi karena masalah ini seringkali dibahas di media masa dan disampaikan sebagai fakta yang telah terbukti. Tetapi mereka yang benarbenar ahli di bidang ini mengetahui bahwa kisah “evolusi manusia” tidak memiliki dasar ilmiah. David Pilbeam, salah satu ahli paleontologi dari Harvard University, menyatakan berikut ini: Bila anda mendatangkan seorang ilmuwan cerdas dari bidang ilmu lain dan memperlihatkan padanya sedikit bukti yang kita miliki, ia pasti akan berkata, ‘lupakanlah: tidak terdapat cukup bukti untuk meneruskannya. William Fix, penulis sebuah buku penting dalam bidang palaeoanthropologi, berkomentar:Terdapat banyak ilmuwan dan penyebar berita masa kini yang memiliki keberanian untuk berkata kepada kita bahwa ‘tidak ada keraguan’ tentang bagaimana manusia berawal. Andai saja merekamemiliki bukti. Pernyataan tentang evolusi ini, yang “tanpa disertai bukti”, memulai pohon

kekerabatan

manusia

dengan

sejenis

kera

yang

bernama

Australopithecus. Menurut pernyataan tersebut, sejalan dengan waktu Australopithecus mulai berjalan tegak, otaknya tumbuh berkembang, dan melalui serangkaian tahapan untuk menjadi manusia yang kita dapati sekarang (Homo sapiens). Tetapi catatan fosil tidak mendukung skenario ini. Kendatipun pernyataan tentang keberadaan semua jenis bentuk peralihan, terdapat pembatas yang tidak dapat dilalui yang memisahkan fosil-fosil manusia dan kera. Bahkan, telah terungkap bahwa spesies-spesies yang dinyatakan sebagai nenek moyang bagi yang lain, ternyata merupakan jenisjenis yang hidup sezaman pada periode yang sama. Ernst Mayr, salah satu pendukung terpenting teori evolusi di abad ke-20 mengakui kenyataan ini: “Rantai yang menghubungkan hingga Homo sapiens sebenarnya telah hilang”. 8

1) Australopithecus Australopithecus

berarti “kera daerah selatan”. Seluruh spesies

Australo-pithecus, yang

dimasukkan ke dalam pengelompokan yang

berbeda, sebenarnya hanyalah jenis kera punah yang menyerupai kera zaman sekarang. Ukuran tengkorak mereka adalah sama, atau lebih kecil dari simpanse yang kita temui sekarang. Terdapat bagian-bagian menonjol di bagian tangan dan kaki yang mereka gunakan untuk memanjat pohon, persis seperti simpanse masa kini, dan kaki mereka memiliki kemampuan untuk berpegangan pada dahan pohon. Banyak ciri lain seperti dekatnya jarak kedua mata, gigi geraham yang tajam, struktur rahang bawah, lengan yang panjang, kaki yang pendek, yang membuktikan makhluk ini tidaklah berbeda dari kera masa kini. Evolusionis menyatakan, walaupun jenis Australopithecus memiliki anatomi kera, mereka berjalan tegak seperti manusia.Dua ahli anatomi terkenal tingkat dunia asal Inggris dan USA, Lord Solly Zuckerman dan Prof. Charles Oxnard, telah melakukan penelitian mendalam tentang berbagai spesimen Australopithecus. Penelitian mereka mengungkapkan makhluk ini bukanlah bipedal atau berjalan dengan dua kaki, dan memiliki cara berjalan yang serupa dengan kera zaman sekarang. Setelah meneliti tulang-tulang dari fosil tersebut selama 15 tahun, dengan bantuan dana dari pemerintah Inggris, Lord Zuckerman dan timnya yang beranggotakan 5 orang spesialis sampai pada kesimpulan – walaupun Zuckerman sendiri adalah evolusionis – bahwa Australopithecines hanyalah jenis kera biasa dan sama sekali bukan bipedal(berjalan diatas dua kaki). Di samping itu,

Oxnard,

yang

juga

seorang

evolusionis,

juga menyerupakan

struktur rangka Australopithecus dengan orang utan modern. Analisis mendalam yang dilakukan oleh antropolog Amerika Holly Smith pada tahun 1994 tentang gigi-gigi Australopithecus menunjukkan bahwa Australopithecus adalah sejenis kera. Pada tahun yang sama, Fred Spoor, Bernard Wood dan Frans Zonneveld, seluruhnya ahli anatomi, mencapai kesimpulan yang sama melalui metoda yang sama sekali

9

berbeda. Metoda ini berdasarkan pada analisis perbanding-an rongga semisirkular pada telinga bagian dalam manusia dan kera yang berfungsi menjaga keseimbangan. Rongga telinga bagian dalam dari semua spesimen Australopithecus yang diteliti oleh Spoor, Wood dan Zonneveld ternyata sama seperti yang terdapat pada kera modern. Penemuan ini sekali lagi menunjukkan jenis Australopithecus adalah spesies yang menyerupai kera modern. 2) Homo erectus Dalam skema “evolusi manusia” yang dirancang oleh para evolusionis, fosil-fosil yang digolongkan sebagai Homo erectus ditempatka...


Similar Free PDFs