Title | Toponim daToponim dalam Upaya Pemertahanan Bahasa Sunda di Wilayah Jawa Tengah: Kasus di Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacaplam Upaya Pemertahanan Bahasa Sunda di Wilayah Jawa Tengah: Kasus di Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap |
---|---|
Author | Asri Soraya Afsari |
Pages | 21 |
File Size | 2.4 MB |
File Type | |
Total Downloads | 270 |
Total Views | 291 |
Toponim dalam Upaya Pemertahanan Bahasa Sunda di Wilayah Jawa Tengah: Kasus di Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap Cece Sobarna1 Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran [email protected] Gugun Gunardi2 Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran Asri Soraya Afsari3 Fakultas Ilmu Budaya, ...
Accelerat ing t he world's research.
Toponim daToponim dalam Upaya Pemertahanan Bahasa Sunda di Wilayah Jawa Tengah: Kasus di Kecamatan Dayeuhluhur, ... Asri Soraya Afsari Makna (Jurnal Kajian Komunikasi, Bahasa, dan Budaya)
Cite this paper
Downloaded from Academia.edu
Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles
Related papers
Download a PDF Pack of t he best relat ed papers
Pengembangan Sosio-Onomast ika Di Indonesia: T injauan Kini Dan Pot ensi Di Masa Depan [T h… Fajar Erikha
BAHASA MUNA SEBAGAI PENGUAT IDENT ITAS KULT URAL KOMUNITAS MUNA DAN PENYANGGAH HARM… Ardiant o Tola Pet unjuk Teknis Penelit ian Toponimi Tahun 2021 [T he Technical Guidelines for Toponymy St udy 2021] Sat wiko Budiono, Fajar Erikha
Toponim dalam Upaya Pemertahanan Bahasa Sunda di Wilayah Jawa Tengah: Kasus di Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap Cece Sobarna1 Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran [email protected]
Gugun Gunardi2 Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
Asri Soraya Afsari3
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
Abstrak Bahasa Sunda tidak hanya digunakan oleh masyarakat Sunda di Provinsi Jawa Barat dan Banten, tetapi juga digunakan oleh sebagian orang di sebagian wilayah barat Provinsi Jawa Tengah, lebih tepatnya Kecamatan Dayeuhluhur. Hal ini menarik karena wilayah barat Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah dimana mayoritas masyarakatnya berbahasa Jawa. Menilik fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan meneliti mengapa Bahasa Sunda bisa bertahan di wilayah yang mayoritas penuturnya tidak hanya berbicara Bahasa Sunda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mendapatkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberlangsungan Bahasa Sunda di Kecamatan Dayeuhluhur dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal mencakup letak geografis, historis, sosial-budaya, keluarga, aktivitas keagamaan, dan pendidikan formal. Faktor internal berkaitan dengan sebagian masyarakat yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai orang Sunda. Jati diri ini dikuatkan oleh nama tempat (toponim) di Kecamatan Dayeuhluhur yang pada umumnya menggunakan Bahasa Sunda. Kata kunci: pemertahanan bahasa, toponim, faktor eksternal, faktor internal.
Abstract
154 |Jurnal Makna Volume 4, No. 1 Maret 2019
Sundanese language is not only used by Sundanese people living in West Java and Banten provinces but also some people in the western part of Central Java province, especially in Dayeuhluhur Subdistrict. It is interesting to note because majority of people living in the western part of Central Java province are the speakers of Javanese language. In regards of this phenomenon, the present study aims to analyze the reasons of why Sundanese language can survive in Dayeuhluhur Subdistrict. The present research uses qualitative descriptive for obtaining the results. The results suggest that the survival of Sundanese language in Dayeuhluhur Subdistrict seems to be influenced by the internal and external factors. External factors include geographical area, history, socio-culture, family, religious, activities, and formal education. Internal factors are related to how some people in Dayeuhluhur Subdistrict identify themselves as Sundanese people. In addition, some places in Dayeuhluhur Subdistrict use Sundanese language (toponyms). Keywords: survival of language, toponyms, external factors, internal factors. 1.
Bahasa salah
Sunda di wilayah Priangan seperti
Pengantar Sunda
Bahasa Sunda tidak hanya digunakan
penggunannya masih lestari. Bahasa
di Jawa Barat, tetapi juga digunakan
Sunda digunakan oleh mayoritas
di wilayah Banten. Bahkan, Bahasa
penduduk Provinsi Jawa Barat dan
Sunda digunakan di wilayah barat
Banten. Seperti halnya Bahasa Jawa
Provinsi Jawa Tengah. Sebagian
dan Bali, Bahasa Sunda mengenal
warga di beberapa kecamatan di
speech levels „tingkat tutur‟ atau
wilayah ini menggunakan Bahasa
lebih dikenal dengan undak-usuk
Sunda.
Daerah-daerah
tersebut
adalah
Kabupaten
Cilacap,
Seiring
perubahan
daerah
Bandung, Tasikmalaya, dan Ciamis.
yang
basa.
satu bahasa
merupakan
dengan
sosial,
dinamika
tingkat
tutur
Dayeuhluhur, Cimanggu, Majenang,
tersebut mengalami perubahan, dari
Kabupaten
pembagian yang kompleks menuju
Banjaraharjo,
ke yang lebih sederhana1.
Kersanamah, dan Salem.
Kepemilikan undak-usuk ini dapat menjadi karakteristik Bahasa 1
(Lihat Ayatrohaédi dalam Kridalaksana & Moeliono, 1982, hal. 196-210; baca pula Sobarna, 1995 dalam Ekadjati et al., 1995, hal. 11; Gunardi et al., 1996, hal. 10-12).
Brebes,
Kecamatan Bantarkawung,
Dayeuhluhur
merupakan
sebuah kecamatan di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah yang sampai
saat
ini
sebagian
masyarakatnya menggunakan Bahasa Sunda.
Kecamatan
ini
memiliki
155 |Jurnal Makna Volume 4, No. 1 Maret 2019
empat belas desa. Sebagian warga di
Bahasa Sunda di wilayah Jawa
keempat
tersebut
Tengah
sudah
menggunakan bahasa Sunda. Hal ini
Wartini
(1985)
diduga karena letak geografis yang
Kebudayaan Universitas Pasundan
berbatasan langsung dengan Provinsi
(1989). Wartini (1985) mengkaji
Jawa Barat. Oleh karena itu, dalam
Bahasa
kehidupan sehari-hari pun sebagian
Bantarkawung sedangkan Lembaga
masyarakatnya
mengadopsi
Kebudayaan Universitas Pasundan
Walaupun
(1989) meneliti Bahasa Sunda di tiga
Dayeuhluhur
kabupaten di wilayah Jawa Tengah
ditemukan beberapa kosakata Bahasa
yaitu Pekalongan, Banyumas, dan
Sunda seperti pineuh ‟tidur‟ dan
Cilacap.
belas
kebudayaan begitu,
desa
Sunda.
di
wilayah
‟batu‟
mungkal
dikategorikan
yang
sebagai
bisa kuno.
mengkaji
dilakukan
Sunda
Penelitian Bahasa
dan
oleh
Lembaga
di
daerah
yang khusus Sunda
di
Dayeuhluhur baru dilakukan oleh
Kosakata tersebut juga ditemukan
Darhaeni
pada penggunaan Bahasa Sunda di
leksikon Bahasa Sunda. Sobarna
lainnya2.
(2010, 2013) juga pernah melakukan
Fenomena tersebut menarik untuk
penelitian terhadap Bahasa Sunda di
diteliti mengingat wilayah ini berada
Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir,
di wilayah yang secara administratif
Kabupaten Banyumas. Oleh karena
berbahasa Jawa. Hal ini mungkin
itu, penelitian ini penting dilakukan
memberikan
kepada
demi memetakan penggunaan dan
Bahasa Sunda yang digunakan di
pemertahanan Bahasa Sunda di luar
wilayah ini.
wilayah Jawa Barat dan Banten,
wilayah
Jawa
kekhasan
Terlepas fenomena
Tengah
ini,
dari
keunikan
penelitian
yang
mengkaji Bahasa Sunda di wilayah Jawa
Tengah
masih
sedikit.
Penelitian yang berkaitan dengan 2
khususnya
(2011)
yang
penggunaan
meneliti
Bahasa
Sunda di wilayah Jawa Tengah. Selain penelitian yang dilakukan oleh Sobarna et al (2018), penelitian ini juga akan menjadi salah satu dari sedikit penelitian mengenai toponimi
(Baca pula Sobarna, 2018, hal. 147) 156 |Jurnal Makna Volume 4, No. 1 Maret 2019
Bahasa Sunda di wilayah Jawa
anak/remaja perempuan, 10 orang
Tengah.
tua/dewasa laki-laki, dan 10 orang tua/dewasa
perempuan.
kuesioner 2.
Metode Penelitian Metode
yang
yang
Dari
50
disebarkan,
semuanya dapat diambil kembali dan digunakan
memenuhi
kriteria
sampel
yang
dalam penelitian ini adalah metode
diperlukan.
kualitatif deskriptif.
sampel penelitian ini sebanyak 50
Metode ini
bertujuan membuat deskripsi dan
Dengan
demikian,
orang.
gambaran secara sistematis, faktual,
Variabel penelitian meliputi
serta akurat mengenai data yang
penggunaan
diteliti.
menggunakan
variabel yang menjadi titik perhatian
metode tersebut akan didapatkan
dalam penggunaan bahasa adalah
perian tentang pemertahanan Bahasa
ranah penggunaan bahasa dan mitra
Sunda di Kecamatan Dayeuhluhur,
bicara,
Provinsi
Dengan
bahasa.
yaitu
Beberapa
dalam
bentuk
Jawa
Tengah.
Populasi
hubungan-peran, lokasi (tempat), dan
ini
adalah
semua
peristiwa bahasa yang sesuai dengan
penelitian
penduduk yang tinggal di Kecamatan
tujuan
Dayeuhluhur, Jawa Tengah. Sampel
bahasa
penelitian ini adalah penduduk yang
berbahasa seorang penutur di dalam
tinggal di Kecamatan Dayeuhluhur,
peristiwa bahasa tertentu dengan
baik laki-laki maupun perempuan
penuturnya
dengan kisaran usia anak-anak dan
ranah-ranah
remaja 10-17 tahun dan orang tua
Ranah penggunaan bahasa adalah
atau dewasa dengan kisaran usia 25-
susunan
55 tahun. Semuanya merupakan
interaksi yang pada umumnya di
penduduk
asli
dalamnya digunakan satu bahasa.
Dayeuhluhur.
Penentuan
Kecamatan
penelitian.
Penggunaan
merupakan
(mitra
kebiasaan
bicara)
pemakaian
situasi
atau
pada bahasa.
cakrawala
jumlah
Ranah yang menjadi perhatian utama
sampel diambil 50 responden dari
dalam peneltian ini adalah ranah
lima desa dengan rincian 15 anak-
rumah/keluarga. Ranah lain juga
anak/remaja
tetap
laki-laki,
15
anak-
dipertimbangkan
meskipun
157 |Jurnal Makna Volume 4, No. 1 Maret 2019
tidak sebanyak pertanyaan
yang
diajukan dalam kaitannya dengan
penduduk setempat dan mengetahui riwayat penamaan tersebut.
ranah rumah. Hubungan-peran
adalah
ikatan hak (status) dan kewajiban
3.
Kecamatan Dayeuhluhur Kecamatan
seseorang di dalam lembaga sosio-
Dayeuhluhur
budaya, yang ditentukan oleh nilai-
merupakan kecamatan paling barat di
nilai dan norma sosio-budaya suatu
wilayah Kabupaten Cilacap. Secara
masyarakat, misalnya orang tua-anak
administratif,
atau sebaliknya. Tempat merupakan
Dayeuhluhur dikelilingi oleh wilayah
tempat terjadinya peristiwa bahasa
Jawa
seperti rumah atau di luar rumah,
berbicara Bahasa Sunda. Sebelah
sedangkan
utara
peristiwa
merupakan
interaksi
bahasa fungsional
Barat
letak
mayoritas
Kecamatan
berbatasan
Kecamatan
warganya
Dayeuhluhur
dengan
Kabupaten
pokok bahasan dan tindak ujaran di
Kuningan, sebelah barat berbatasan
dalam
linguistik,
dengan Kabupaten Ciamis dan Kota
misalnya bercakap-cakap, bersenda
Banjar, sebelah selatan berbatasan
gurau, bermusyawarah, berdiskusi,
dengan Kota Banjar, sebelah timur
dan marah-marah.
berbatasan
suatu interaksi
Dalam penelitian ini data
dengan
Kecamatan
Wanareja, Kabupaten Cilacap dan
dikumpulkan dengan menggunakan
Kecamatan
angket/kuesioner, wawancara, dan
Brebes, Jawa Tengah. Jarak dari
pengamatan partisipatif. Responden
Dayeuhluhur ke kota Kabupaten
diminta
Cilacap lebih kurang 120 km.
untuk
mengisi
angket
tentang informasi kebahasaan dan penggunaan bahasa mereka pada tempat yang sudah disediakan pada lembar kuesioner. Data toponimi diambil dari demografi kecamatan. Cerita terkait asal-usul nama tempat diperoleh
dari
informan
Salem,
Kecamatan
Kabupaten
Dayeuhluhur
memiliki luas 18.506,10 hektare, yang
sebagian
persawahan,
besar
ladang/tegalan,
berupa dan
perkebunan. Sebagian lagi berupa permukiman dan hutan yang masih
asli
158 |Jurnal Makna Volume 4, No. 1 Maret 2019
belum terjamah. Suhu minimum o
o
berbeda dengan masyarakat Sunda
17 C dan maksimum 32 C dengan
lainnya.
curah hujan yang cukup tinggi
populer tentu saja wayang golek.
sehingga
Asal-usul kata dayeuhluhur masih
memungkinkan
masih
Kesenian
yang
paling
luasnya hutan yang lebat. Oleh
menjadi
karena itu pula, udara di Kecamatan
etimologis nama dayeuhluhur terdiri
Dayeuhluhur sejuk, bahkan kadang-
atas dua kata, yaitu dayeuh dan
kadang dingin. Secara administratif
luhur. Dayeuh berarti „kota atau
Kecamatan Dayeuhluhur terbagi atas
tempat‟, sedangkan luhur berarti
empat
belas
perdebatan.
Secara
desa.
Jumlah
tinggi. Pemahaman ini mengacu pada
sampai
bulan
kondisi faktual bahwa kecamatan ini
Desember 2015 mencapai 49.449
berada di lokasi pegunungan yang
jiwa dengan komposisi laki-laki dan
tinggi. Sumber lain menyebutkan
perempuan yang berimbang. Rata-
bahwa nama Dayeuhluhur berkaitan
rata
penduduknya
erat dengan nama tempat yang sama
mencapai 0,49% setiap tahun. Rasio
di Ciamis. Sebagian berpendapat
kepadatan
penduduknya
bahwa
orang/km2.
Sebagian
penduduknya
pertumbuhan
2,7
Dayeuhluhur
merupakan
besar
tempat untuk bertapa dalam rangka
penduduknya bertani dengan tingkat
mencari kekuatan mengingat kata
pendidikan yang rata-rata lulusan
dayeuh yang sebenarnya berasal dari
sekolah dasar. Dalam berkesenian,
kata daya „kekuatan‟ (Hermawan
masyarakat Dayeuhluhur tidak jauh
dan Fredyansah, 2013, p. 1-2).
159 |Jurnal Makna Volume 4, No. 1 Maret 2019
Sumber Gambar Peta: Katalog BPS: 1102001.3301010 (Kecamatan Dayeuhluhur dalam Angka tahun 2014)
4.
Pemertahanan
Bahasa
di
masyarakat
Kecamatan Dayeuhluhur Dalam kajian sosiolinguistik, terminologi
pemertahanan
bahasa
(language maintenance) dipahami sebagai situasi multilingual yang masyarakatnya
mempertahankan
bahasanya masing-masing (Culmas, 2005; Jendra, 2010; Suhardi, 2009). Masyarakat
Indonesia
termasuk
masyarakat
bahkan
multibahasa.
kehidupan
umumnya dwibahasa, Dalam
sehari-harinya, Indonesia,
terutama
masyarakat
perkotaan,
menggunakan lebih dari satu bahasa (daerah dan Indonesia). masyarakat
yang
persaingan
bahasa
Dalam
multibahasa, merupakan
fenomena yang sering terjadi sebagai akibat kontak bahasa (Gunpersz, 1968; Weinreich, 1986). Persaingan bisa terjadi antar bahasa daerah, bahasa nasional, dan bahasa asing. Oleh
karena
itu,
terdapat
160 |Jurnal Makna Volume 4, No. 1 Maret 2019
kekhawatiran mengenai punahnya
Kekurangmampuan generasi
bahasa daerah karena persaingan ini.
muda dalam menggunakan bahasa
Gejala kepunahan tersebut ditandai
daerah, tidak terlepas dari desakan
secara awal oleh merosotnya jumlah
bahasa
penutur karena adanya persaingan
merambah
bahasa tersebut (desakan bahasa
situasi informal. Menyusutnya fungsi
Indonesia dan bahasa asing) dan
bahasa daerah ini menjadikan daya
semakin kurangnya loyalitas penutur
tahan dan daya
terhadap pemakaian bahasa daerah
seimbang dengan bahasa nasional,
sebagai bahasa ibu (Alwi, 2003;
apalagi
Yadnya, 2003).
Kenyataan ini diperparah dengan
Terlepas dari status Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di Indonesia, hasil penelitian mengenai proporsi pemakaian bahasa Indonesia dan daerah di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 85% penduduk
Indonesia
masih
menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa
sehari-hari
(Muhadjir
dan
di
rumah
Lauder,
1992).
meskipun harus diakui mengalami gejala penurunan di mana-mana, sebagaimana
dapat
diamati
penguasaan
bahasa
daerah
kemampuan generasi muda dewasa ini.
yang
semakin
penggunaannya
saingnya
dengan
bah...