Tugas Kuliah Evaluasi Pembelajaran Makalah EVALUASI PROGRAM PDF

Title Tugas Kuliah Evaluasi Pembelajaran Makalah EVALUASI PROGRAM
Author Heri MaxRobo
Pages 9
File Size 101.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 439
Total Views 539

Summary

Tugas Kuliah Evaluasi Pembelajaran Makalah EVALUASI PROGRAM Disusun Oleh Herianto 06518244009 PT. MEKATRONIKA Kelas : F JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pengertian Evaluasi Program Evaluasi merupakan proses y...


Description

Tugas Kuliah Evaluasi Pembelajaran Makalah

EVALUASI PROGRAM

Disusun Oleh Herianto 06518244009 PT. MEKATRONIKA Kelas : F

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pengertian Evaluasi Program Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program berikutnya. Dalam bidang pendidikan ditinjau dari sasarannya, evaluasi ada yang bersifat makro dan ada yang bersifat mikro. Evaluasi yang bersifat makro sasarannya adalah program pendidikan, yaitu program yang direncanakan untuk memperbaiki bidang pendidikan. Evaluasi mikro sering digunakan di tingkat kelas. Jadi sasarannya adalah program pembelajaran di kelas dan yang menjadi penanggungjawabnya adalah guru untuk sekolah dan dosen untuk perguruan tinggi (Djemari Mardapi, 2000:2) 2. Kegunaan Evaluasi Program Pembelajaran 1. Mengomunikasikan Program kepada Publik, 2. Menyediakan informasi bagi pembuat keputusan 3. Penyempurnaan program yang ada 4. Meningkatkan Partisipasi 3. Objek Evaluasi Program Pembelajaran Dari objek ini dikaji tiga hal yaitu evaluasi masukan pembelajaran yang menekankan pada penilaian karakteristik siswa, keadaan, dan sarana prasaran pembelajaran serta hal lainnya yang menyangkut tentang pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran menekan pada cara mengajar, media dalam pembelajaran, strategi pembelajaran, dan sebagainya. Penilaian hasil pemebelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan tes maupun nontes. Lalu ada dua aspek yang mencakupnya yaitu, aspek marjinal tentang implementasi pembelajaran dan aspek subtansial tentang hasil belajar siswa. 4. Evaluasi Proses Pembelajaran Terdapat sasaran yang berupa pelaksanaan dan pengolahan pembelajaran lalu tahap pelaksanaan evaluasi (untuk menentukan tujuan dari proses pembelajaran dan strateginya, menentukan desain evaluasi yang mencakup rencana evaluasi, penyusunan instrumen penilaian untuk memperoleh data siswa dengan menggunakan kuisioner ataupun lembar pengamatan, pengumpulan data (ini agar dapat mengetahui tentang hasil pembelajaran yang biasanya dilaksanakan setiap akhir pelaksanaan pembelajaran), analisis dan interprestasi (ini hasil dari evaluasi proses pembelajaran), interprestasi penafsiran (hasil analisis proses pembelajaran), dan tindak lanjut (ini merupakan kegiatan menindaklanjuti hasil analisis dan interprestasi agar meningkatkan mutu pembelajaran).

5. Evaluator Program Pembelajaran Ada dua macam yaitu evaluator dari dalam dan evaluator dari luar, masingmasing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Evaluator dari dalam mempunyai kelebihan memahami betul program yang akan dievaluasi dan tepat pada sasaran, sedangkan kekurangannya jika pelaksanaannya terburu-buru akan mendapatkan hasil yang tidak sempurna. Evaluator dari luar merupakan orang yang tidak terkait dari implementasi program yang memiliki kelebihan, dapat bertindak secara efektif selama evaluasi dan mengambil kesimpulan sedangkan kekurangannya, orang yang dari luar tersebut belum memahami tentang program pembelajaran yang akan dievaluasi sehingga terjadi pemborosan waktu dan biaya.

BAB. II PEMBAHASAN

B. Konsep Dasar Evaluasi Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam evaluasi, yaitu test, pengukuran dan penilaian (test, measurement,assessment). Test merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langusng, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. (Djemari Mardapi, 2008: 67) 1. Test merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu obyek. Obyek ini berupa kemapuan peseta didik, sikap, minat, maupun motivasi. Respon peserta test terhadap sejumlah pertanyaan menggambarkan kemampuan dalam bidang tertentu . Test merupakan bagian tersempit dari evaluasi. Pengukuran (measurement) dapat didefinisikan sebagai the process by which information about the attribute or characteristic of thing are determined and differentiated. (Oriondo, Oriondo, L. L. & Antonio, E. M.D., 1998: 2 ) 2. Guilford mendefinsikan pengukuran dengan “assigning numbers to, or quantifying, things according to a set of rules.” (Griffin, P. & Nix, 1991.: 3) 3. Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu atau karakteristiknta menurut aturan tertentu. (Ebel, R.L. & Frisbie, D.A.1986: 14) 4. Allen & Yen mendefinisikan pengukuran sebagai penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu. (Djemari Mardapi, 2000: 1) 5. Dengan demikian, esensi pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Pengukuran memiliki konsep

yang lebih luas dari pada test, misalnya dengan pengamatan, skala rating atau cara lain untuk memperoleh informasi dalam bentuk kuantitatif. Penilaian (assessment) memiliki makna yang berbeda dengan evaluasi. 1. Popham, ( Popham, W.J. 1995. Allyn and Bacon, L.L.& Antonio, E. M.. 1998: 3) mendefinisikan assessment dalam konteks pendidikan sebagai sebuah usaha secara formal untuk menetukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan. Boyer & Ewel, mendefinisikan assessment sebgagai proses yang menyediakan informasi tentang individu siswa, tentang kurikulum atau program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan sitem institusi (“process that provide information about individual students, about curriculum or programs, about institutions, or about entire systems of institutions. (Stark, J.S. & Thomas, A. , Simon& Schuster 1994 : 46). 2. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa assessment atau penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran.

Evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan penilaian, pengukuran maupun test: 1. Menurut Stufflebeam dan Shinkfied menyatakan bahwa: Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing descriptive and judgemental information about the worth and merit of some object’s goals, design, implementation, and impact in order to guided decision making, serve needs for accountability, and promote understanding of the involved phenomena(Stark, J.S. & Thomas, A. , Simon & Schuster 1994 : 159) , yang artinya yaitu: “Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menetukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena.” Menurut dari rumusan tersebut diatas, inti dari evaluasi adalah menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. 2. Komite Studi Nasional tentang Evaluasi (National Study Committee on Evaluation) dari UCLA, menyatakan bahwa : Evaluation is the process of ascertaining the decision of concern, selecting appropriate information, and collecting and analyzing information in order to report summary data useful to decision makers in selecting among alternatives. Yang artinya yaitu: Evaluasi merupkan suatu proses atau kegiatan, pemilihan, pengmpulan, analisi dan penyajian informasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana suatu tujuan program, prosedur, produk, atau strategi yang dijalankan telah tercapai, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan serta dapat menentukan beberapa alternatif keputusan untuk program selanjutnya. Menurut dari rumusan tersebut diatas, inti dari evaluasi adalah proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan,

menginterpretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan dan atau menyusun kebijakan. 3. Tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan obyektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, dampak hasil yang dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan: apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu juga dipergunakan untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang terkait dengan program. C. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan, dibedakan atas: 1. Evaluasi diagnostik Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang ditujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya. 2. Evaluasi selektif Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu. 3. Evaluasi penempatan Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siwa. 4. Evaluasi formatif Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar dan mengajar. 5. Evaluasi sumatif Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menetukan hasil dan kemajuan belajar siswa. D. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran, dibedakan atas: 1. luasi konteks Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan. 2. Evaluasi input Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input, baik dari segi sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan. 3. Evaluasi proses

Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenaikelancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung danfaktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.

4. Evaluasi hasil atau product Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir (untuk diperbaiki atau dimodifikasi, ditingkatkan, atau diberhentikan). 5. Evaluasi outcome atau lulusan Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat. E. Model-model evaluasi program pelatihan (training evaluation model) Ada banyak model evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat dipakai dalam mengevaluasi suatu program. Seperti diantaranya: 1. P Model (Daniel Stufflebeam’s) Konsep evalusi model CIPP (Context, Input, Process and Product) diperkenalkan oleh Daniel Stufflebeam pada tahun 1965. Dalam bidang pendidikan Stufflebeam menggolongkan system pendidikan atas 4 dimensi, yaitu Context, Input, Process and Product atau disingkat menjadi CIPP. Nana Sudjana & Ibrahim (2004; 246) menterjemahkan masing-masing dimensi tersebut dengan makna sebagai berikut: a. Context: Situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam system yang bersangkutan, seperti misalnya masalah pendidikan yang dirasakan, keadaan ekonomi negara, pandangan hidup masyarakat. b. Input: Sarana/modal/bahan dan rencana strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuantujuan pendidikan c. Process: Pelaksanaan strategi dan penggunan sarana/modal/bahan di dalam kegiatan nyata dilapangan. d. Product: Hasil yang dicapai baik selama maupun pada akhir pengembangan system pendidikan yang bersangkutan. F. Desain Evaluasi Pengertian desain evaluasi adalah suatu kondisi dan prosedur yang diciptakan oleh evaluator untuk mengumpulkan data. Kebanyakan pendidik ketika mendengar istilah “evaluasi” akan langsung mengarah kepada desain penelitian yang sudah umum

seperti desain pre test dan desain post test. Padahal istilah evaluasi harusnya dimaknai dalam konteks yang lebih besar. Evaluator pendidikan biasanya mendasarkan pekerjaan mereka terhadap bukti, bukan sekedar intuisi belaka. Bukti-bukti yang digunakan dalam evaluasi sangat bervariasi, contohnya: kinerja murid, tes, pengamatan pada tingkah laku murid,dll. Kerangka kerja yang digunakan evaluator sangat beragam, namun meskipun kerangka kerja tersebut sangat berguna bagi evaluator dalam mengambil keputusan, namun tetap dibutuhkan suatu desain evaluasi untuk membantu evaluator bagaimana caranya pengambilan keputusan yang tepat. Sebelum melakukan desain evaluasi maka terlebih dahulu harus dilakukan fokus evaluasi yaitu mengkhususkan apa dan bagaimana evaluasi akan dilakukan. Bila evaluasi sudah berfkus, maka ini berarti proses dan desain dimulai. Ada tiga elemen dalam pemfokusan yaitu: mempertemukan pengetahuan dan harapan, mengumpulkan informasi dan merumuskan rencana evaluasi. Penyusunan desain evaluasi program merupakan langkah pertama menyangkut aspek perencanaan. Di dalam tahap perencanaan ini diuraikan garis besar mengenai halhal yang lain yang berkaitan dengan kegiatan evaluasi tersebut.

G. Langkah-langkah Desain Evaluasi Evaluasi program merupakan pelayanan bantuan kepada pelaksana program untuk memberikan input bagi pengambilan keputussan tentang kelangsungan program tersebut. Oleh karena itu maka pelaksana evaluasi program harus memahami seluk-beluk program yang dinilai, yaitu:  Pengambilan keputusan mengeluarkan kebijakan mengenai pelaksanaan suatu program.  Kepala sekolah menunjuk evaluator program (dapat dari bagian dalam pengelola ataupun orang luar dari program) untuk melaksanakan evaluasi program setelah melaksanakan selama jangka waktu tertentu.  Penilai program melaksanakan kegiatan penilaiannya, mengumpulkan data, menganalisis dan menyusun laporan.  Penilaian program menyampaikan penemuannya kepada pengelola program Dalam mengadakan evaluasi terhadap progam secara sistematis umumnya menepuh 4 langkah, hal ini sesuai yang di terangkan oleh Purwanto dan Atwi Suparman (1999: 73) dalam strategi menyusun hasil laporan evaluasi, yaitu diantaranya: 1. Menyusun desain evaluasi Pada langkah ini evaluator mulai mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan engan pelaksanaan evaluasi, mulai menetukan tujuan evaluasi, model yang akan digunakan, informasi yang akan dicari serta metode pengumpulan dan analisis data. 2. Mengembangkan instrumen pengumpulan data

Setelah metode pengumpulan data data ditentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk instrument yang akan digunakan serta kepada siapa instrument tersebut ditujukan (responden). Kemudian setelah itu dikembangkan buti-butir dalam instrument. 3. Mengumpulkan data, analisis dan Judgement Pada langkah ini evaluator terjun kelapangan untuk mengimplementasikan desain yang telah dibuat, mulai dari mengumpulkan dan menganalisis data, menginterpretasikan, dan menyajikan dalam bentuk yang mudah untuk dipahami dan komunikatif. Pengumpulan data bisa dengan populasi ataupun teknik sampling. Berdasarkan data yang dikumpulkan kemudian dianalisis kemudian dibuat judgement berasarkan kriteria atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari hasil judgement kemudian disusun rekomendasi kepada penyelenggara kegiatan maupun pihak lain yang berkepentingan dengan kegiatan. Menyusun hasil laporan evaluasi Laporan disusun sesuai dengan kontrak yang telah disetujui. Gaya dan format penyampaian laporan harus disesuaikan dengan penerima laporan.

PENUTUP Kegiatan penilaian dalam evaluasi tidak hanya dilaksanakan pada akhir kegiatan program, tetapi sebaiknya dilakukan sejak awal, yaitu dari penyusunan rancangan program, pelaksanaan program dan hasil dari pelatihan program. Penilaian hasil program tidak cukup pada hasil jangka pendek (output) tetapi dapat menjangkau hasil dalam jangka panjang (outcome and impact program). Ada berbagai macam model evaluasi program. Model mana yang akan digunakan tergantung pada tujuan maupun kemampuan evaluator.

DAFTAR PUSTAKA Djemari Mardapi, (2008),Teknik penyusunan instrumen tes dan non tes. Yogyakarta: MitraCendekia. ______________.(1999).Pengukuran, penilaian dan evaluasi. Makalah dari Penataran evaluasi pembelajaran PPPG Matematika Yogyakarta. Djemari mardapi.(2000).Evaluasi pendidikan.Makalah dari Konvensi Pendidikan Nasional UNJ. Ebel, R.L. & Fisbie, D.A.(1986).Essential of educational measurement.New Jerseey: PrenticeHall, Inc. Farida Yusuf Tayibnapis.(2000).Evaluasi program.Jakarta.Rineka Cipta. Nana Sudjana & Ibrahim.(2004).Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Naugle.(2005). Kirkpatrick’s evaluation model as a means of evaluating teacher performance.http://www.findarticles.com/p/articles. Oriondo, Oriondo, L. L. & Antonio, E. M.D. 1998, Evaluating educational outcomes (Test,measurement and evaluation). Manila: Rex Book Store

_______________, (1998). Evaluating educational outcomes (Test measurement and evaluation). Florentino St; Rex Printing Company, Inc. Purwanto dan Atwi suparman. (1999). Evaluasi program diklat. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara....


Similar Free PDFs