TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM PDF

Title TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Author Rabiatul Adawiah
Pages 14
File Size 253.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 533
Total Views 673

Summary

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM Rabiatul Adawiah, Reyna Irgi Aulia Nst, Riza Mahyuda, Rusnilawati, Senja Puspita Dewi, Siti Farida STAI Syekh H. Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Binjai [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], senjapuspitadewii...


Description

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM Rabiatul Adawiah, Reyna Irgi Aulia Nst, Riza Mahyuda, Rusnilawati, Senja Puspita Dewi, Siti Farida STAI Syekh H. Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Binjai [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak Pendidikan merupakan proses pembinaan manusia secara jasmaniah dan rohaniah. Artinya, setiap upaya dan usaha untuk meningkatkan kecerdasan peserta didik berkaitan dengan peningkatan kecerdasan inteligensi, emosi, dan kecerdasan spiritualitasnya. Peseta didik dilatih jasmaninya untuk terampil dan memiliki kemampuan atau keahlian profesional untuk bekal kehidupannya di masyarakat. Disisi lain, keterampilan yang dimilikinya harus semaksimal mungkin memberikan manfaat kepada masyarakat, terutama untuk diri sendiri dan keluarganya, serta untuk mencapai tujuan hidupnya di dunia dan di akhirat. Hujair AH Sanaky menyebut istilah tujuan pendidikan Islam dengan visi dan misi pendidikan Islam. Menurutnya, bahwa pendidikan Islam telah memiliki visi dan misi yang ideal, yaitu rahmatan lil’alamin. Selain itu, sebenarnya konsep dasar filosofis pendidikan Islam lebih mendalam dan menyangkut persoalan hidup multi dimensional, yaitu pendidikan yang tidak terpisahkan dari tugas kekhalifahan manusia, atau lebih khusus lagi sebagai penyiapan kader-kader khalifah dalam rangka membangun kehidupan manusia yang makmur, dinamis, harmonis, dan lestari sebagaimana diisyaratkan oleh Allah dalam al-Qur’an.

Kata kunci : Tujuan, Pendidikan Islam

A. PENDAHULUAN

Sesuai dengan karakteristik manusia pendidikan Islam berusaha mengembangkan semua aspek dan daya yang ada pada manusia secara seimbang. 1 Makna pendidikan secara hakiki adalah pembinaan akhlak manusia guna memiliki kecerdasan membangun kebudayaan masyarakat yang lebih baik dan mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Oleh karena itu, dalam pendidikan terdapat proses timbal balik antara pendidik anak didik, ilmu pengetahuan dan keterampilan yang saling berbagi. Dinamika pendidikan terjadi manakala

1

Samsul Rizal, Ilmu Pendidikan Islam, (Medan: Merdeka Kreasi, 2021), hlm.12.

1

proses hubungan timbal balik berlangsung dengan mempertahankan nilai-nilai kepribadian yang aktual. Tujuan harus bersifat stasioner artinya telah mencapai atau meraih segala yang diusahakan. Dalam ajaran Islam, seluruh aktivitas manusia bertujuan meraih tercapainya insan yang beriman dan bertaqwa. Dengan demikian, apabila anak didik telah beriman dan bertakwa artinya telah tercapai tujuannya. Apabila dikaitkan dengan pendidikan Islam yang bertujuan mencetak anak didik yang beriman, wujud dari tujuan itu adalah akhlak anak didik. Adapun akhlak anak didik itu mengacu pada kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan yang dilaksanakan di berbagai lembaga, baik lembaga pendidikan formal maupun nonformal.

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Tujuan Pendidikan Tujuan merupakan sesuatu suasana ideal yang ingin diwujudkan. Tujuan pendidikan setidaknya terbagi menjadi dua, yaitu pendidikan bertujuan mengembangkan aspek rohaniyah dan pendidikan bersifat jasmaniyah.2 Pendidikan bersifat rohani merujuk kepada kualitas kepribadian, karakter akhlak dan watak, semua itu menjadi bagian penting dalam pendidikan. Ciri khas kepribadian muslim adalah terwujudnya perilaku mulia sesuai dengan tuntutan Allah SWT, yang dalam istilah lain disebut akhlak yang mulia.3 Kedua, pengembangan terfokus kepada aspek jasmani seperti ketangkasan, kesehatan, cakap, kreatif. Pengembangan tersebut dilakukan di institusi sekolah dan di luar sekolah seperti di dalam keluarga, dan masyarakat. Secara eksplisit tujuan pendidikan Islam yaitu meningkatkan keimanan, pemahaman dan penghayatan serta pengamalan agama Islam sehingga menjadi insan beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan harus memiliki lembaga

pendidikan yang berkualitas dengan dilengkapi oleh sumber daya pendidik yang kompeten. Dalam kehidupan sehari-hari, indikator tercapainya tujuan pendidikan Islam adalah mencetak anak didik yang mampu bergaul dengan sesama manusia dengan baik dan benar serta mengamalkan amar ma’ruf nahi munkar kepada sesama manusia.

2 3

Hasan Asari, Hadits-Hadits Pendidikan, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008), hlm.41. Samsul Rizal, Ilmu Pendidikan Islam, (Medan: Merdeka Kreasi, 2021), hlm.211.

2

Tujuan pendidikan ialah suatu faktor yang sangat penting dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang ingin dicapai dalam pendidikan. Tidak dapat dipungkiri kalau tujuan pendidikan itu menyangkut tujuan hidup. Pendidikan dikembangkan dalam konteks membantu perkembangan manusia memiliki kecakapan untuk bertahan hidup, melaksanakan tugas kehidupan, yang sering disebut tujuan fungsional dan tujuan praktis, yang meliputi skill, keterampilan, dan kecakapan.4 Al- Ghazali melukiskan tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yaitu sesuai dengan filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan maksud dibalik itu membentuk individu yang ditandai dengan sifat-sifat utama dan takwa. Dengan ini pula keutamaan itu akan merata dalam masyarakat. Munzir Hitami berpendapat bahwa tujuan pendidikan tidak terlepas dari tujuan hidup manusia walaupun dipengaruhi oleh berbagai budaya, pandangan hidup, atau keinginankeinginan lainnya bila dilihat dari ayat-ayat al-Qur’an ataupun hadits yang mengisyaratkan tujuan hidup manusia yang sekaligus menjadi tujuan pendidikan. Kemajuan yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam tidaklah diukur dengan penguasaan atau supremasi atas segala kepentingan duniawi saja, akan tetapi sampai dimana kehidupan duniawi memberikan aset untuk kehidupan kelak.5

2. Tahap-tahap Tujuan Pendidikan Islam Abu Ahmadi mengatakan bahwa tahap-tahap tujuan Pendidikan Islam meliputi: 1. Tujuan tertinggi/terakhir 2. Tujuan umum 3. Tujuan khusus 4. Tujuan sementara

1. Tujuan tertinggi/ terakhir Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan berlaku umum, karena sesuai dengan konsep ketuhanan yang mengandung kebenaran mutlak dan universal.

6

Tujuan

4

Hasbiyallah dan Moh.Sulhan, Hadist Tarbawi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), hlm.16. Samsul Rizal, Ilmu Pendidikan Islam, (Medan: Merdeka Kreasi, 2021), hlm.11. 6 Ibid, hlm.42. 5

3

trtinggi ini pada akhirnya sesuai dengan tujuan hidup manusia dan peranannya sebagai ciptaan Tuhan yaitu : a. Menjadi hamba Allah. Tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan penciptaan manusia, yaitu semata-mata untuk beribadat kepada Allah. Dalam hal ini pendidikan harus memungkinkan manusia harus memahami dan menghayati tentang Tuhannya sedemikian rupa, sehingga semua peribadatannya dilakukan dengan penuh penghayatan dan kekhusyu’an terhadap-Nya, melakukan seremoni ibadah dan tunduk senantiasa pada syari’at dan petunjuk Allah. Tujuan hidup yang dijadikan tujuan pendidikan itu sesuai dengan firman Allah di dalam Qur’an surat Adz-Dzariyat ayat 56. َّ َ ْ ْ َ َّ ْ ُ ْ َ َ َ َ ُ ‫س اِ ْل ِل َي ْع ُبد ْو ِن‬ ‫وما خلقت ال ِجن و ِاْلن‬ Artinya : Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Adz-Zariyat (51) : 56)

b. Mengantar subjek didik menjadi khalifah fi al-Ardh, yang mampu memakmurkan bumi dan melestarikannya dan lebih jauh lagi mewujudkan rahmatan lil’alamin, sesuai dengan tujuan penciptaannya, dan sebagai konsekuensi setelah menerima Islam sebagai pedoman hidup. Terkait dengan hal ini Allah SWT. berfirman dalam Qur’an surat alBaqarah ayat 30:

َ َ َ ‫َوا ْذ َق‬ ْ َ ْ ّ ٌ َ ْ ِّ ‫ال َرُّب َك ل ْل َم ٰۤلى َكة‬ ‫ض خ ِل ْيفة‬ ِ ‫ِ ِٕ ِ ي‬ ِ ‫ِان ج ِاعل ِف اْلر‬

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. (QS. (Al Baqarah (2) : 30)

Dalam surat Fatir ayat 39 Allah SWT juga berfirman : ِۗ ْ ُ َ َ َ َ َ ِۗ ْ َ ْ ّ َ ٰۤ َ ْ ُ َ َ َ ْ َّ َ ُ ‫ض ف َم ْن كف َر ف َعل ْي ِه كف ُره‬ ِ ‫هو ال ِذ ي جعلك م خل ِٕىف ِف اْلر‬ Artinya : Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi. Barangsiapa kafir, maka (akibat) kekafirannya akan menimpa dirinya sendiri. (QS. Fatir (35) : 39)

4

c. Untuk memperoleh kesejahteraan, dan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat, baik individu maupun masyarakat. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Qasas ayat 77: ْ ُّ َ َ ْ َ َ َ َ َ ٰ ْ َ َّ ُ ‫َ ْ َ ْ َ ٓ ٰ َ ه‬ َ ‫س ن ِص ْي َبك ِم َن الدن َيا‬ ‫واب ت ِغ ِفيما اتىك اّٰلل الدار اْل ِخرة وْل تن‬ Artinya: Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. (QS. Al Qasas (28) : 77) Ketiga tujuan tertinggi tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan karena pencapaian tujuan yang satu memerlukan pencapaian tujuan yang lain bahkan secara ideal ketiga-tiganya harus dicapai secara bersama melalui proses pencapaian yang sama dan seimbang. Ketiga tujuan tertinggi tersebut berdasarkan pengalaman sejarah hidup manusia dan dalam pengalaman aktivitas pendidikan dari masa ke masa belum pernah tercatat seluruhnya baik secara individu maupun sosial. Apalagi yang disebut kebahagiaan dunia dan akhirat keduanya tidak mungkin diketahui tingkat pencapaian secara empirik. Namun demikian perlu ditegaskan lagi bahwa tujuan tertinggi tersebut diyakini sebagai sesuatu yang ideal dan dapat memotivasi usaha pendidikan dan bahkan dapat dijadikan aktivitas pendidikan lebih bermakna.

2. Tujuan Umum Berbeda dengan tujuan tertinggi yang lebih mengutamakan pendekatakan filosofik, tujuan umum lebih bersifat empirik dan realistis. Tujuan umum berfungsi sebgai arah tercapainya dapat diukur karena menyangkut perubahan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik. Dikatakan umum karena berlaku untuk siapa saja tanpa dibatasi ruang dan waktu, dan menyangkut diri peserta didik secara total. Pendidikan adalah upaya pengembangan potensi atau sumber daya insani berarti telah mampu merealisasikan diri, menampilkan diri sebagai pribadi yang utuh. Proses pencapaian realisasi diri tersebut dalam istilah psikologi disebut becoming, yakni proses menjadikan diri dengan keutuhan pribadinya. Sedangkan untuk sampai pada keutuhan pribadi diperlukan proses perkembangan tahap demi tahap yang disebut proses development. Tercapainya self realisation yang utuh itu merupakan tujuan umum pendidikan Islam yang proses

5

pencapaiannya melalui berbagai lingkungan atau lembaga pendidikan baik pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara formal, non formal, maupun informal.

3. Tujuan khusus Tujuan khusus adalah pengkhususan atau operasionalisai tujuan tertinggi/ terakhir dan tujuan umum (pendidikan Islam). Tujuan khusus bersifat relatif sehingga dimungkinkan untuk diadakan perubahan (bilamana perlu) sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan, selama tetap berpijak pada kerangka tujuan tertinggi / terakhir dan umum itu. Tujuan-tujuan pendidikan yang telah disesuaikan dengan keadaan tertentu dalam rangka untuk mencapai tujuan umum pendidikan inilah yang dimaksud dengan tujuan khusus. 7 Pengkhususan tujuan tersebut dapat didasarkan pada : a) Kultur dan cita-cita suatu bangsa. b) Minat, bakat, dan kesanggupan subjek didik. c) Tuntutan situasi, kondisi, pada kurun waktu tertentu. 4. Tujuan sementara Tujuan sementara pada dasarnya merupakan tujuan yang dikembangkan dalam rangka menjawab segala tuntutan kehidupan. Karena itu tujuan sementara itu kondisional, tergantung faktor di mana peserta didik itu tinggal atau hidup. Dengan berangkat dari pertimbangan kondisi itulah pendidikan Islam bisa menyesuaikan diri untuk memenuhi prinsip dinamis dalam pendidikan dengan lingkungan yang bercorak apa pun yang membedakan antara satu wilayah dengan wilayah yang lain, yang penting orientasi dari pendidikan itu tidak ke luar dai nilainilai ideal Islam.

3. Usaha Pencapaian Tujuan Pendidikan Islam Islam melakukan pendidikan dengan melakukan pendekatan yang menyeluruh terhadap wujud manusia. Dari segi jasmani maupun rohani dan kehidupannya secara mental hingga segala aktivitasnya di muka bumi. Pendidikan Islam bersumber dari nilai al-Quran dan hadits. Hemawati mengungkapkan bahwa mempelajari hadits merupakan hal yang penting karena 7

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2017), hlm.106.

6

hadits merupakan sumber hukum umat Islam yang kedua. 8 Dengan mengetahui tentang hadits tersebut maka diketahui tentang kebenarannya sehingga dapat dijadikan hujjah dalam menetapkan hukum Islam karena segala hal yang berasal dari Nabi Muhammad menjadi aturan-aturan dalam agama Islam. 9 Islam memandang manusia secara totalitas, mendekatinya atas dasar fitrah yang diberikan Allah kepada manusia, tidak ada sedikitpun yang terabaikan dan tidak memaksakan apa pun selain apa yang dijadikan sesuai dengan fitrahnya. Dengan terbinanya seluruh potensi manusia secara sempurna diharapkan ia akan dapat melaksanakan peran pengabdiaanya sebagai khalifah Allah di muka bumi. Menurut Hemawati terbinanya iman seorang muslim merupakan modal dasar bagi terbentuknya pribadi muslim karena itu pembinaannya harus ditindaklanjuti ke arah pembinaan suatu masyarakat yang Islam.10 Pembentukan kepribadian muslim memang merupakan citacita pendidikan Islam, tak terkecuali aspek pendidikan keimanan. Pendidikan keimanan dalam Islam diorientasikan kepada pembentukan pribadi muslim yang konsisten dalam mengesakan Allah. Pendidikan keimanan harus menjadi prioritas utama dalam pengembangan anak didik. Sebab dengan keimanan yang benar, anak didik akan memiliki sikap mental yang positif dalam kehidupannya.11 Rasul SAW. memberikan pendidikan keimanan kepada sahabat dengan menjelaskan bagaimana iman kepada Allah SWT, sebagaimana berikut : َّ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ ُّ ْ َّ َ َّ َ ُ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ َ َ َّ َ َ َ ٌ َّ َ ُ َ َ َّ َ ُّ َ ‫الن‬ ‫ب‬ ‫م عن أ َِ ين زرعة عن أ َِ ين هريرة قال كان ِ ي‬ ‫حدثنا مسدد قال حدثنا ِإسم ِاعيل بن ِإبر ِاهيم أخ َبنا أبو ح يان التي ِ ي‬ َ َ َ َّ َ ْ ُ ْ َ ُ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ َّ ً ْ َ ً َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ ُُ ‫اّٰلل َو َمَل ِئك ِت ِه َوكت ِب ِه َو ِب ِلق ِائ ِه‬ ‫اس فأتاه ِج َ ِبيل فقال ما ِاْليمان قال ِاْل‬ ِ ‫يمان أن تؤ ِمن ِب‬ ِ ‫صَّل اّٰلل علي ِه وسلم ب ِارزا يوما ِللن‬ ْ ُْ ‫َو ُر ُس ِل ِه َوتؤ ِم َن ِبال َب ْع ِث‬ Artinya: Musaddad meriwayatkan pada kami, dia berkata, Ismail bin Ibrahim menceritakan pada kami, Abu Hayyan al-Taymi memberitakan pada kami dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah R.A berkata: Nabi SAW pada suatu hari dalam keadaan nampak jelas dihadapan orang-orang, maka seseorang mendatanginya dan bertanya: Apakah iman itu? Nabi SAW menjawab: Iman itu adalah engkau percaya kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,

8

Wahid, R. A. Kontribusi dan Pemikiran Ramli Abdul Wahid Sebagai Tokoh dalam Bidang Hadis di Sumatera Utara (2005-2010). Vol.3, No.2, Desember, 2014, hlm.290. 9 Muhammad Nuh Siregar dan Hemawati, Ulumul Hadis, (Medan, 2020) hlm.7. 10 Hemawati, H. Upaya Badan Kemakmuran Mesjid (BKM) Al-Ikhwan Dalam Mengantisipasi Perilaku Negatif Remaja Mesjid Desa Sei Limbat. ANSIRU PAI: Pengembangan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam, 4(2), 2020, hlm.125. 11 Hasan Asari, Hadits-Hadits Pendidikan, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008), hlm.42.

7

Pertemuan-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan engkau percaya pula dari hari kebangkitan. (HR. Bukhari) Hadits di atas dapat dijadikan sebagai referensi tujuan pendidikan Islam sebagaimana Rasulullah SAW bersama dengan malaikat Jibril mengajarkan tentang tujuan pendidikan Islam adalah pembinaan keimanan kepada Allah SWT., malaikat, kitab, hari kiamat, rasul Allah dan adanya qadha dan qadar. Dalam pandangan Islam iman bukan sekedar ucapan atau klaim kosong, iman adalah sesuatu yang menghujam di dalam jiwa dan mengejawantah dalam perbuatan.12 Iman kepada Allah merupakan hal yang utama. Iman kepada Allah juga harus didukung kepada lima iman lainnya (malaikat, kitab, rasul, han akhir, dan gadha dan gadar). Keenam rukun iman ini mutlak harus ada dalam setiap pribadi mukmin.

13

Kenapa setelah

iman kepada Allah, harus iman kepada malaikat ? Karena Allah telah menugaskan para malaikat untuk melaksanakan kewajiban mereka, yang di antaranya adalah menyampaikan wahyu. Malaikat yang bertugas dalam hal ini adalah Malaikat Jibril. Jika tidak percaya dengan Malaikat Jibril, maka tidak akan percaya dengan kitab-kitab Allah. Jika tidak percaya kepada kitab-kitab-Nya, maka tidak akan percaya pula kepada rasul-rasul-Nya yang telah menyampaikannya kepada umat manusia. Jika tidak percaya kepada para rasul, maka tidak akan percaya kepada ajaran-ajaran yang telah diberikan kepada manusia, yang di antara ajarannya adalah informasi tentang hari kiamat. Jika tidak percaya kepada hari kiamat, maka tidak akan percaya pula kepada ketetapan Allah tentang qadha dan qadar-Nya. Dengan demikian, keterpaduan antara enam rukun iman tersebut sangat penting. Semua rukun tersebut saling keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Iman kepada semua rukunrukunnya merupakan sesuatu yang mutlak. Tidak beriman kepada salah satu rukun, maka tidak beriman kepada rukun lainnya seperti orang-orang Nasrani yang tidak iman kepada Muhammad, tetapi mereka mengaku iman kepada Allah dan malaikat. Pengakuan mereka ini ditolak oleh Allah, karena mereka tidak iman kepada Muhammad dan al- Qur’an yang dibawa olehnya. ‫ار َوه َو يَعِظ أَخَاه فِى‬ َ ‫ع ْن أَبِي ِه أَ هن َرسو َل َّللاه ِ صلى هللا عليه وسلم َم هر‬ َ ‫سال ِِم ب ِْن‬ َ ‫ع ْن‬ َ َ ِ ‫ع ْب ِد َّللاه‬ ِ ‫ص‬ َ ‫علَى َرج ٍل ِم َن األ َ ْن‬ ‫ان‬ ِ ‫ فَقَا َل َرسول َّللاه ِ صلى هللا عليه وسلم دَعْه فَ ِإ هن ا ْل َحيَا َء ِم َن ا ِإلي َم‬، ‫ا ْل َحيَ ا ِء‬

12 13

Yusuf Qardhawi, Kembali dalam Dekapan Tarbiyah, (Solo: Era Adicitra Intermedia, 2018), hlm.3. Hasbiyallah dan Moh.Sulhan, Hadist Tarbawi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), hlm. 66.

8

Artinya : Dari Salim bin Abdullah, dari ayahnya, ia berkata, “ Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam lewat di hadapan seorang Ansar yang sedang mencela saudaranya karena saudaranya pemalu. Maka Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘ Biarkan dia ! Sesungguhnya malu itu sebagian dari iman. ” (HR.Bukhari) Hadits di atas memiliki keberadaan yang kuat untuk dijadikan sebagai dasar tujuan pendidikan Islam. Sebagaimana sebab datangnya teks hadits, bahwa Rasul saw. mendapat pengaduan dari sahabatnya tentang sahabat lainnya yang melakukan kesalahan. Lalu Rasul saw mengatakan: “ Biarkanlah sesungguhnya malu itu adalah sebahagian dari iman”. Jadi pendidikan Islam yang dibina oleh Rasul saw. adalah penghargaan terhadap nilai kemanusiaan bahwa seseorang yang merasa malu kesalahannya disampaikan di muka umum sebagai pertanda di dalam dirinya masih ada nilai keimanan. Keimanan merupakan kebutuhan hidup manusia, menjadi pegangan keyakinan dan motor penggerak untuk perilaku dan amal (aktivitas kerja) manusia. Iman sebagai syarat utama dalam mencapai kesempurnaan atau insan utama, dan merupakan langkah awal untuk menuju keshalihan dan mewujudkan perilaku, amal saleh dan pengorbanan manusia bagi pengabdian kepada Allah, karena iman juga sangat terkait dengan amal saleh. Pengabdian kepada Allah sebagai realisasi diri dari keimanan yang diwujudkan dalam amaliah untuk mencapai derajat oran yang bertaqwa di sisi-Nya. 14 Dalam keadaan beriman, manusia dapat memperlihatkan kualitas perilaku, kualitas amal saleh, dan kualitas sosialnya yaitu ketulusan dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat luas. Manusia berkualitas akan berjuang melawan penindasan, tirani, dan tidak membiarkan kediktatoran atau tindakan sewenang-wenang. Karena iman memberikan pula kedamaian jiwa, kedamaian berperilaku dan kedaiaman beramal saleh. Derajat kehidupan manusia akan sangat ditentukan oleh ilmu pengetahuan yang dimilikinya, tanpa ilmu derajatnya bisa menja...


Similar Free PDFs