Upaya Pengembangan Potensi Daerah dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Daerah PDF

Title Upaya Pengembangan Potensi Daerah dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Daerah
Author norma sagita
Pages 65
File Size 1.1 MB
File Type PDF
Total Downloads 31
Total Views 317

Summary

PENGUATAN DAYA SAING DAERAH TRANSMIGRASI UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN KOMODITAS KARET MELALUI PENGUATAN KELEMBAGAAN. (Studi Kasus Kawasan Transmigrasi Rambutan 1 Sumatera Selatan Dengan Gapoktan Bina Makmur) ECONOMICS EVENTS (7th ECCENTS 2014) Disusun oleh : Khoriyah (F011056/Angkatan 2012) Norma sa...


Description

PENGUATAN DAYA SAING DAERAH TRANSMIGRASI UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN KOMODITAS KARET MELALUI PENGUATAN KELEMBAGAAN. (Studi Kasus Kawasan Transmigrasi Rambutan 1 Sumatera Selatan Dengan Gapoktan Bina Makmur)

ECONOMICS EVENTS (7th ECCENTS 2014) Disusun oleh : Khoriyah

(F011056/Angkatan 2012)

Norma sagita pratiwi

(F0112067/ Angkatan 2012)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS) SURAKARTA 2014 i

LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul : Penguatan Daya Saing Daerah Transmigrasi Untuk Mendukung Pengembangan Komoditas Karet Melalui Penguatan Kelembagaan. 2. Penulis 1 Nama lengkap

: Khoriyah

NIM

: F0112056

Jurusan/angkatan

: S1 Ekonomi Pembangunan 2012

Asal universitas

: Universitas Sebelas Maret (UNS)

3. Penulis 2 Nama lengkap

: Norma Sagita Pratiwi

NIM

: F0112067

Jurusan/angkatan

: S1 Ekonomi Pembangunan 2012

Asal universitas

: Universitas Sebelas Maret (UNS)

4. Dosen pembimbing Nama lengkap

: Dr. Siti Aisyah Tri Rahayu. S.E, M.Si.

NIP

: 196809271997022001

No. Hp

: 08976822340

Surakarta, 28 Mei 2014 Ketua kelompok

Khoriyah

Mengetahui, Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi & Bisnis UNS Lukman Hakim, SE, M.Si, Ph.D NIP. 19680518 200312 1 002

ii

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas terselesainya karya tulis yang berjudul “Penguatan Daya Saing Daerah Transmigrasi Untuk Mendukung

Pengembangan

Komoditas

Karet

Melalui

Penguatan

Kelembagaan. Penulisan karya tulis ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih ide terhadap pihak-pihak yang terkait. sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga bermanfaat bagi semua pihak. Penulis

berterimakasih

kepada

sahabat,

teman-teman,

keluarga,

pembimbing yang selalu membantu dan memberikan motivasi sehingga karya ini bisa terselesaikan. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, 28 Mei 2014

iii

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i SURAT PERNYATAAN................................................................................. ii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii RINGKASAN .................................................................................................. viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3 C. Tujuan .................................................................................................. 4 D. Manfaat ................................................................................................ 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Daerah Transmigrasi ................................................... 5 B. Daya saing ............................................................................................ 8 C. Perkebunan ........................................................................................... 10 D. Karet ..................................................................................................... 12 E. Pemberdayaan petani ........................................................................... 13 F. Konsep kelembagaan ........................................................................... 20 G. Penguatan kelembagaan ....................................................................... 22 H. GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani).......................................... 23 I. Kerangka pemikiran ............................................................................. 25 J. Penelitian terdahulu .............................................................................. 26 BAB III METODE PENULISAN A. Desain Penulisan .................................................................................. 29 B. Sumber Penulisan ................................................................................. 29 C. Tahapan Penulisan ............................................................................... 29

iv

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Aksesibilitas dan Pencapaian Lokasi ................................................... 31 B. Kondisi Geografis ................................................................................ 32 C. Kependudukan...................................................................................... 33 D. Ekonomi ............................................................................................... 34 BAB V PEMBAHASAN A. Pengembangan Kualitas Karet Di Kimtrans 1 ..................................... 36 B. Penguatan Kelembagaan Gapoktan di Kimtrans Rambutan 1 ............. 40 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................... 52 B. Saran ..................................................................................................... 52 DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS

v

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 . Aksesibilitas ke lokasi UPT Rambutan............................................. 31 Tabel 2. Kondisi Kemiringan Lahan di KTM Rambutan- Parit....................... 32 Tabel 3 . Luas Penggunaan Lahan Wilayah KTM Rambutan-Parit................. 33 Tabel 4. Luas Penggunaan Lahan Wilayah KTM Rambutan-Parit.................. 33 Tabel 5. Jumlah dan nama UPT pada KTM Rambutan Parit ........................... 33 Tabel 6. Jumlah dan nama Desa pada KTM Rambutan Parit .......................... 34

vi

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. kerangka pemikiran konseptual ...................................................... 26 Gambar 2. pencapaian lokasi rambutan parit (kementerian tenaga kerja dan transmigrasi R.I) ............................. 31 Gambar 3. kerangka, strategi dan bentuk pemanfaatan (Badan Litbang Informasi Kemnakertrans ) ................................... 46 Gambar 4. rantai pemasaran bokar tradisional ................................................. 47 Gambar 5. Rantai pemasaran bokar yang terorganisasi ................................... 48

vii

PENGUATAN DAYA SAING DAERAH TRANSMIGRASI UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN KOMODITAS KARET MELALUI PENGUATAN KELEMBAGAAN. (Studi Kasus Kawasan Transmigrasi Rambutan 1 Sumatera Selatan Dengan Gapoktan Bina Makmur) Khoriyah, Norma Sagita Pratiwi Universitas Sebelas Maret, Surakarta ABSTRAK Karet merupakan komoditas ekspor unggulan diIndonesi, dengan adanya program percepatan pembangunan ekonomi indonesia yang menjadikan sumatera sebagai koridor ekonomi penghasil karet. Sumatera selatan sebagai wilayah terluas dan penghasil karet cukup besar serta infrastruktur yang memadai untuk proses hilirisasi karet. Dalam rangka peningkatan produksi karet disumatera selatan,pemanfaatan daerah transmigrasi sebagai wilyahah penghasil karet yang awalnya hanya berorientasi pada pangan berganti ke produksi. Kendala yang dihadapi berupa produksi bahan olahan karet yang berkualitas rendah. Hal ini juga terjadi pada kawasan transmigrasi rambutan satu yang ada di KTM rambutan parit kabupaten ogan ilir kecamatan indralaya. Metode yang digunakan berupa teknik analisis diskriptif dengan data sekunder sebagai referensinya baik dari jurnal,Bps, Departemen Perindustrian, maupun pihak lain yang berkaitan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kimtrans rambutan 1 masih menghasilkan bahan olahan karet yang berkualitas rendah dikarenakan kelembagaan atau gapoktan bina makmur yang belum mampu menjalankan fungsi kelembagaannya dengan optimal. Faktor yang mempengaruhi kualitas bahan olahan karet berupa masih digunakannya tawas dan bahan pembeku yang tidak dianjurkan oleh pemerintah serta keterbatatsan teknologi pengolahan karet. Sebagai langkah awal upaya untuk meningkatkan kualitas bahan olahan karet berupa penguatan gapoktan bina makmur sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani karet dan meningkatnya kualitas bahan olahan karet yang berdaya saing baik. Ketika kualitas dari bahan baku baik maka akan berefek multiplier terhadap meningkatnya kualitas barang-barang olahan karet yang bisa menjadi nilai tambah dan menjadi komoditas unggulan bagi daerah tersebut.

Kata kunci: daerah transmigrasi, komoditas karet, kelembagaan, daya saing.

viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan negara yang termasuk dalam negara yang sedang tumbuh (emerging country), masalah yang dihadapi bagi negara yang sedang tumbuh adalah sebagian besar perekonomian masih ditopang bahan mentah dari komoditas perkebunan dan kehutanan, sementara industri olahan belum mampu dioptimalkan. Meskipun saat ini makro ekonomi Indonesia cukup kuat seperti difisit neraca fiskal kurang dari 2%, rasio utang di bawah 30%, dan transaksi berjalan 2,8% dari total PDB di tahun 2013, namun industri nasional belum berkembang sebagaimana mestinya. Hal ini bisa dilihat dari kontribusi paling besar terhadap PDB adakah sektor tersier yang kurang menyerap tenaga kerja. Sementara sektor yang penyerapann tenaga kerja tinggi seperti pertanian dan industri olahan semakin terpuruk. Kinerja ekspor melemah dibandingkan impor sehingga mengakibatkan difisit neraca berjalan, dan rendahnya kualitas manusia yang menimbulkan permasalahan serius antara lain produktivitas rendah dan kurangnya inovasi dalam perekonomian. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Indonesia akan mengalami jebakan negara berpendapatan menengah (middle-income trap). Suatu situasi dimana perekonomian akan stagnan dengan pendapatan saat ini, tanpa mampu bergerak menjadi negara dengan pendapatan tinggi, tetap bergantung dengan sumber daya alam, dan tidak mampu menjadi negara maju dengan basis industri yang kuat dan modern.Dalam majalah the economist terbitan februari 2014 dengan judul “The parable of Argentina – what other countries can learn from a century of decline” digambarkan bahwa negara Argrntina pernah mengalami kekuatan ekonomi yang kuat pada tahun 1914 mengalahkan Amerika Serikat dengan pendapatan perkapita melebihi Jerman, Perancis dan Italia serta menjadi negarasalah satu dari sepuluh negara terkaya di dunia setelah Australia, Inggris dan Amerika Serikat namun sangat bertolak belakang bila kita bandingkan dengan keadaan perekonomian Argentina.

1

Kondisi turunya perekonomian Argentina saat ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tidak berkembangkan industri, kebijakan perdagangan yang cenderung tertutup, dan lemahnya institusi dalam mendorong kebijakan jangka panjang. Untuk dapat terhindar dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle-income

trap)

Wakil

Menteri

Keuangan

II,

Bambang

PS

Brodojonegoro mengatakan, empat tantangan internal yang harus dihadapi, yaitu memperkuat daya tahan ekonomi domestik, memperbaiki produktivitas dan daya saing, memperbaiki fiskal dan APBN, serta memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan kesenjangan. Dari sisi eksternal tantangan yang dihadapi adalah ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global terutama mitra dagangan. Pemerintah juga harus menghadapi risiko gejolak arus likuiditas global dan risiko gejolak harga komoditas global. “Kalau kita tidak bisa melakukan perbaikan ini, kita bisa terjebak dalam middle income,” Peningkatan daya saing daerah adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari jebakan middle-income trap. Secara konsep, daya saing menunjukkan kemampuan suatu daerah dibandingkan dengan daerah lain dalam menetapkan strategi yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia pemerintah memfokuskan pada peningkatan daya saing daerah yang dibagi menjadi enam koridor utama yaitu koridor sumatera, Jawa,Kalimantan,Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara dan koridor Papua dan Kepulauan Maluku dengan mengoptimalkan masing-masing potensi daerah yang ada. Penguatan daya saing daerah dengan masing-masing komuditi unggulan diharapkan akan meningkatkan daya saing kita secara agregat dengan negara lain. Ditinjau dari potensi yang ada pulau Sumatera memiliki komoditas unggulan berupa kelapa sawit dan karet. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) memberikan arahan bahwa salah

2

satu komoditas utama yang dikembangkan pada Koridor Ekonomi Sumatera adalah karet. Produksi karet yang dihasilkan di koridor ekonomi ini tidak kurang dari 65% dari total produksi karet Indonesia. Dari jumlah tersebut, Sumatera Selatan mampu memberikan sumbangan produksi 20% dari total produksi karet Sumatera. Kawasan transmigrasi dipilih sebagai lokasi yang dianggap tepat untuk pengembangan karet di koridor Sumatera khususnya Sumatera Selatan karena

perkebunan karet di permukiman transmigrasi

umumnya adalah perkebunan karet rakyat yang diusahakan pada permukiman transmigrasi pola pangan dan tidak bekerjasama dengan investor sehingga mutu karet yang dihasilkan relatif rendah. Disini peran kelembagaan tani sangat diperlukan untuk mendampingi petani dalam menghasilkan karet dengan kualitas unggul dan menjadi perantara dalam pemasaran karet sampai ke tangan perusahaan pengolah karet. Hasil karet petani di wilayah Kimtrans Rambutan 1 masih memiliki kualitas yang rendah, peran kelembagaan seperti Gapoktan masih belum optimal bagi kelompok tani yang berada dalam naungannya. Beberapa fungsi Gapoktan harus terus ditingkatkan dan dikaji untuk memperbaiki kondisi industri karet yang ada baik melalui peningkatan sumber daya manusia, teknologi maupun penguatan peran dari gapoktan sendiri. B. Rumusan masalah Penguatan kelembagaan tani Gapoktan harus terus dikaji dan ditingkatkan agar dapat berperan sebagaimana mestinya demi kesejahteraan petani karet yang ada di wilayah Kimtrans Rambutan 1 , Sumatera Selatan. Dari latar belakang diatas beberapa masalah yang terjadi dalam industri karet di daerah tersebut kami rumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kualitas karet alam yang dihasilkan oleh petani karet di wilayah Kimtrans Rambutan 1 ? 2. Apa saja permasalahan yang dihadapi Gapoktan Bina Makmur dalam menjembatani kelompok tani dalam menjalankan usaha perkebunan karetnya?

3

3. Bagaimana seharusnya Gapoktan Bina Makmur menjalankan perannya untuk mensejahterakan petani karet dan mengatasi permasalahan yang ada? C. Tujuan penelitian Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjelaskan potensi unggulan karet yang ada di Sumatera Selatan terutama di kawasan transmigrasi yang dianggap potensial untuk pengembangan komoditas karet. Secara terperinci tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk : 1. Menjelaskan kualitas karet yang dihasilkan petani di wilayah Kimtrans Rambutan 1 di Sumatera Selatan. 2. Menjelaskan permasalahan yang dihadapi kelembagaan tani berupa Gapoktan Bina Makmur yang ada di wilayah Kimtrans Rambutan 1 di Sumatera Selatan. 3. Menjelaskan upaya yang harus dilakukan Gapoktan Bina Makmur dalam menjalankan peranan dan mengatasi permasalahan yang ada dalam kelompok tani yang dinaunginya. D. Manfaat penulisan Harapan kami dengan penulisan karya tulis ini akan memberikan manfaat bagi stakeholder terkait melalui dalam dua aspek, yaitu: 1. Aspek Teoritis Hasil penulisan ini dapat digunakan lebih lanjut sebagai bahan kajian pustaka dan dokumentasi penulisan maupun penelitian mengenai topik sejenis. 2. Aspek Praktis Penulisan ini diharapkan dapat menjadi sarana evaluasi peran kelembagaan tani yang ada untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas petani karet dalam upaya mensejahterakan kehidupan petani serta memberi masukan kepada pemerintah daerah lain dalam menerapkan upaya sejenis.

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Daerah Transmigrasi Pengertian kawasan transmigrasi secara umum adalah kawasan budidaya intensif untuk menampung perpindahan penduduk secara menetap dalam jumlah besar dengan susunan fungsi-fungsi sebagai tempat permukiman, pelayanan jasa pemerintahan, sosial dan kegiatan ekonomi untuk menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Dalam pelaksanaannya, kawasan transmigrasi memiliki pengertian: (1) satu kesatuan hamparan lahan dalam kawasan budidaya (dalam wilayah otonom), (2) terdiri atas permukiman transmigrasi yang ada (PTA), permukiman

transmigrasi

yang

telah

diserahkan

(PTD),

permukiman

transmigrasi baru (PTB), permukiman desa setempat (PDS) dan areal potensial sebagai permukiman transmigrasi cadangan (PTC), (3) berpotensi untuk pengembangan komoditi unggulan yang memenuhi skala ekonomi, (4) terhubungkan dalam satu kesatuan jaringan transportasi yang dapat merangsang tumbuhnya pusat pertumbuhan ekonomi, dan (5) tersedianya sarana dan prasarana penunjang ekonomi, sosial dan budaya. Permukiman transmigrasi merupakan satu kesatuan permukiman atau bagian dari satuan permukiman yang diperuntukkan bagi tempat tinggal dan tempat usaha transmigran. Visi pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi adalah terwujudnya kawasan transmigrasi sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di daerah, sesuai kebutuhan pengembangan daerah yang bersangkutan secara berkesinambungan dan peduli lingkungan. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan misi pembangunan kawasan transmigrasi: (1) membangun kawasan transmigrasi yang cepat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, (2) memberdayakan masyarakat di kawasan transmigrasi, (3) mempercepat pembangunan ekonomi perdesaan yang berbasis masyarakat, dan (4) membantu pengentasan kemiskinan. Beberapa hal pokok yang menjadi konsep pengembangan kawasan transmigrasi dalam konteks menjalankan misi pembangunan transmigrasi, yaitu:

5

(1) pengembangan akan meliputi seluruh unit permukiman dalam kawasan, baik permukiman transmigrasi, permukiman penduduk tempatan dan areal potensial sebagai calon permukiman, (2) mewujudkan kemudahan interaksi antar unit-unit permukiman, dan dari unit-unit permukiman ke pusat pertumbuhan ekonomi yang diusulkan, baik langsung maupun secara berjenjang, (3) mengembangkan komoditi potensial/unggulan di seluruh kawasan dengan pendekatan sistem agribisnis melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan menarik investor (kemitraan) untuk pengembangan komoditi yang memerlukan investasi besar, (4) mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang ada melalui: pembukaan lahan usaha II yang masih merupakan lahan tidur, pembukaan lahan tidur penduduk desa sekitar, dan membuka areal produksi baru pada areal potensial dengan memperhatikan prinsip clean and clear dan catur layak, (layak huni, layak usaha, layak berkembang dan layak lingkungan) dan (5) setiap program pemberdayaan transmigran selalu melibatkan masyarakat desa sekitar. Kawasan kawasan transmigrasi yang telah dikembangkan di seluruh pelosok Indonesia (luar Jawa dan Bali) sebagian kecil diantaranya sudah berkembang dan menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru tetapi sebagian besar masih memerlukan upaya penanganan agar dapat berkembang menjadi sentrasentra produksi dan memiliki keterkaitan kegiatan hulu-hilir yang selanjutnya dapat menumbuhkan

pusat-pusat

pertumbuhan

baru,

sesuai

dengan

cita-cita


Similar Free PDFs