Upload Logika Hukum OSF PDF

Title Upload Logika Hukum OSF
Author Yudha dian
Pages 32
File Size 3.5 MB
File Type PDF
Total Downloads 543
Total Views 596

Summary

SIGN EDISI REVISI EDISI REVISI Dr. Nurul Qamar, SH., MH. Dr. Dachran S. Busthami, SH., MH. Dr. Aan Aswari, SH., MH. Farah Syah Rezah, SH., MH. SIGN LOGIKA HUKUM Meretas Pikir dan Nalar Penulis Dr. Nurul Qamar, SH., MH. Dr. Dachran S. Busthami, SH., MH. Dr. Aan Aswari, SH., MH. Farah Syah Rezah, SH.,...


Description

SIGN

EDISI REVISI

EDISI REVISI

Dr. Nurul Qamar, SH., MH. Dr. Dachran S. Busthami, SH., MH. Dr. Aan Aswari, SH., MH. Farah Syah Rezah, SH., MH. SIGN

LOGIKA HUKUM Meretas Pikir dan Nalar Penulis Dr. Nurul Qamar, SH., MH. Dr. Dachran S. Busthami, SH., MH. Dr. Aan Aswari, SH., MH. Farah Syah Rezah, SH., MH. ISBN: 978-602-61833-5-4 Tata Letak Abd. Kahar Muzakkir Desain Sampul Rury Ramadhan Penerbit CV. Social Politic Genius (SIGn) Redaksi : Jln. Muh. Jufri No. 1, Makassar 90215 : 082291222637 : [email protected] : CV. SIGn Cetakan Pertama, 2014 Cetakan Kedua, Juli 2017 x + 100 hal.; 13 cm x 19 cm Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.

Buku ini saya persembahkan buat Putraku amanah Allah tercinta, Achmad Dewan Ali Putra. NQ Semoga Allah Swt, membimbingnya Ke Jalan yang benar Semoga Allah Swt, menjadikannya Hamba yang diamanahi ilmu yang luas dan benar, dan Diamalkan dengan benar.

v

LOGIKA HUKUM: Meretas Pikir dan Nalar

vi

Kata Pengantar

Alhamdulillah, buku ini sempat penulis rampungkan ditengah-tengah kesibukan menjalankan aktifitas sebagai dosen maupun sebagai lawyer. Rampungnya penulisan buku ini sangat membantu mahasiswa baik pada Program Strata Satu (S1) maupun pada Program Strata Dua (S2) Program Studi Ilmu Hukum. Penulisan buku ini diharapkan dapat menjadi bahan atau buku ajar yang menambah bahan bacaan baik bagi mahasiswa hukum maupun di luar disiplin ilmu hukum agar dapat lebih memahami logika dan logika hukum yang mempunyai karakternya sendiri. Semoga buku ini memberi manfaat yang luas bagi kita semua. Amin. Wassalam, Makassar, 9 Juli 2017 Penulis

vii

LOGIKA HUKUM: Meretas Pikir dan Nalar

viii

Daftar Isi

Persembahan ............................................................. Kata Pengantar .......................................................... Daftar Isi ......................................................................

v vii ix

BAB I. Pendahuluan........................................................

1

BAB II. Perspektif Tentang Logika ............................. A. Istilah dan Pengertian Logika ................ B. Logika Dari Perspektif Historis .............

7 7 9

BAB III. Logika Hukum dan Ilmu Hukum .............. A. Logika Hukum............................................... B. Prinsip-Prinsip Logika Hukum .............. C. Stratifikasi Logika Hukum ....................... D. Metode Pendekatan Logika Hukum..... E. Ilmu Hukum ...................................................

13 13 15 17 19 22

BAB IV. Logika Sebagai Ilmu Pengetahuan.............. A. Ilmu dan Pengetahuan .............................. B. Logika dan Pikiran ...................................... C. Logika dan Nalar.......................................... D. Logika dan ke-Benaran .............................

49 49 52 55 59

ix

LOGIKA HUKUM: Meretas Pikir dan Nalar

BAB V. Kesesatan Berpikir ............................................ A. Secara Formal................................................ B. Secara Informal ............................................ C. Secara Bahasa................................................

71 72 77 86

BAB VI. Penutup...............................................................

91

Daftar Pustaka ........................................................... Tentang Penulis ........................................................

93 97

x

BAB I Pendahuluan

S

ecara keilmuan (science modern) seseorang dikatakan mempunyai pendapat yang dapat dipertimbangkan kebenarannya bilamana instrumentarium pendekatan yang digunakannya benar dan tepat menurut kaidah-kaidah keilmuan, sehingga dapat diterima secara logika. Pendapat yang dianggap benar adalah yang dapat diterima secara logika, karenanya dijangkau oleh alam rasionalitas manusia. Pendapat yang tidak dijangkau oleh alam rasionalitas manusia biasa disebutnya tidak logik. Agar suatu pendapat dapat diterima dan atau dipertimbangkan kebenarannya untuk dapat diterima Sebagai suatu kebenaran, maka suatu pendapat seharusnya dibangun dengan konstruksi argumen logika, sehingga diterima sebagai sesuatu yang logis.

1

LOGIKA HUKUM: Meretas Pikir dan Nalar

Sesuatu yang logis atau dapat dikatakan logis, bilamana dapat dibuktikan dengan ukuran-ukuran pendekatan metodologis berlogika. Oleh karenanya pendekatan logika dan pendekatan kebenaran seharusnya diselingkuhkan agar menghasilkan output yang benar atau dapat dianggap benar. Mengapa dikatakan demikian?, oleh karena berlogika adalah merupakan kegiatan atau aktifitas berpikir dalam rangka melakukan penalaran sistematik untuk menghasilkan suatu kesimpulan-kesimpulan (conclusion) tentang perihal yang di logikakan, Orang yang berlogika adalah orang yang memikirkan sesuatu dengan jalan melakukan penalaran yang outputnya sebagai kesimpulan yang memengaruhi manusianya untuk memilah dan memilih dari hasil yang disimpulkannya. Salah berlogika maka berindikasi merupakan kesesatan berpikir dan bernalar yang outputnya tidak melahirkan nilai kebenaran melainkan sebaliknya atau suatu kesimpulan yang sesat. Berlogika merupakan aktifitas yang berada dalam zona/rana intelektualitas, sehingga yang dapat berlogika hanyalah orang-orang yang merasa berada dalam wilayah teritori intelektualitas. Wilayah teritorial intelektualitas adalah meru2

BAB II Perspektif Tentang Logika

A.

Istilah dan Pengertian Logika

I

stilah tentang logika berasal dari bahasa Latin dari kata "logos" yang berarti perkataan atau sabda. Dalam khazana kepustakaan Islam biasa disebut dengan istilah mantiq berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata kerja "nataqa" yang diartikan sebagai berkata atau berucap. (Ahmad Warson Munawir, 1984:1531). Dalam pergaulan sosial akademik lazim didengar pembicaraan atau ungkapan-ungkapan dalam ucapan bahwa hal itu logis, argumentasi yang dibangunnya sangat logis, semuanya itu dimaksudkan bahwa logis adalah masuk akal, yang tidak logis adalah sebaliknya. George F. Kneller, dalam bukunya "Logic and Language of Education" mengartikan logika sebagai suatu penyelidikan tentang dasar-dasar dan me7

LOGIKA HUKUM: Meretas Pikir dan Nalar

tode-metode berpikir yang benar (1966:13). Dari perspektif ilmu mantiq, dalam kamus "Munjid" logika atau mantiq, diartikan sebagai hukum yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berpikir (Louis Ma'lul, 1973:816). Thalib Thahir A.M, mengartikan logika atau mantiq, sebagai ilmu untuk menggerakkan pikiran manusia kepada jalan yang lurus dalam memperoleh suara kebenaran (1966:16). Irving M. Copi, dalam buku "Introduction to Logics", mengartikan logika sebagai ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dan penalaran yang salah (1978:3). Jujun S. Suriasumantri, dengan sederhana dan simpel mengemukakan bahwa cara penarikan kesimpulan yang benar disebut sebagai logika. Lebih luas dapat didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih (2007:46). Dari berbagai pendapat dan pandangan tentang istilah dan pengertian logika tersebut di atas, maka meskipun secara redaksional berbeda antara satu dengan lainnya, akan tetapi ada prinsip yang mempautkannya yaitu logika selalu tentang kesahihan, kebenaran dan validitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan. 8

BAB III Logika Hukum dan Ilmu Hukum

A.

Logika Hukum

M

unir Fuady, mengatakan bahwa logika hukum (legal reasoning), dapat dilihat dalam arti luas dan juga dalam arti sempit (2007:23). Logika hukum dalam arti luas, berpautan dengan aspek psikologis yang dialami oleh hakim dalam membuat suatu penalaran dan keputusan hukum. Dalam arti sempit, logika hukum dihubungkan dengan kajian logika terhadap suatu putusan hukum, dengan cara melakukan telaah terhadap model argumentasi, ketepatan, dan kesahihan alasan pendukung putusan, serta hubungan logic antara pertimbangan hukum dengan putusan yang dijatuhkannya. Prof. Hadjon, mengemukakan bahwa dalam logika hukum dikenal tiga model, yaitu logika silo13

LOGIKA HUKUM: Meretas Pikir dan Nalar

gisme, logika proposisi, dan logika predikat. Untuk analisa penalaran, dikembangkan logika dianotis (2007:13). Lebih lanjut Prof. Hadjon, mengatakan bahwa kekhususan logika hukum menurut Soetarman dan PW. Brouwer, adalah satu dalil yang kuat. Satu argumentasi bermakna hanya dibangun atas dasar logika. Dengan lain adalah suatu "Conditio sine quo non" agar suatu keputusan dapat diterima adalah apabila didasarkan pada proses nalar, sesuai dengan sistem logika formal yang merupakan syarat mutlak dalam berargumentasi (Ibid, 17). Argumentasi hukum merupakan satu model argumentasi khusus yang terbangun dari suatu logika khusus yaitu yuridis normatif, yang bersandar pada dua dasar sebagai berikut: 1.

2.

Tidak ada hakim ataupun pengacara yang memulai Suatu argumentasi dari suatu keadaan yang hampa. Argumentasi hukum selalu dimulai dari hukum normatif yang sifatnya selalu dinamis. Argumentasi hukum berkaitan dengan kerangka prosedural yang di dalamnya berlangsung argumentasi rasional dan diskusi rasional.

Harris. J.W, mengemukakan bahwa metode hukum yang umumnya dipergunakan dalam berlogika adalah metode deduktif. Ketika suatu kasus dengan 14

BAB IV Logika sebagai Ilmu Pengetahuan

A.

Ilmu dan Pengetahuan

L

ogika yang sedang dibahas dalam buku ini salah satu bidang keilmuan. Dalam bahasa Indonesia Ilmu seimbang artinya dengan Science dan dibedakan pemakaiannya secara jelas dengan kata Pengetahuan (Knowledge). Maksudnya ilmu dan pengetahuan mempunyai pengertian yang berbeda secara mendasar (Mundiri,2012:5). Al-Gazali dalam "al-Munqiz mina d-Dalal", mengatakan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari aktivitas mengetahui, yakni tersingkapnya suatu kenyataan ke dalam jiwa hingga tidak ada keraguan terhadapnya (Mundiri, Ibid). Jujun. S. Suriasumantri (2007:19), dalam mengartikan tentang ilmu diawalinya dengan suatu alkisah adanya pertanyaan dari seorang awam kepada seorang ahli filsafat, sebagai berikut: 49

LOGIKA HUKUM: Meretas Pikir dan Nalar

Seorang awam bertanya kepada ahli filsafat yang arif bijaksana, bahwa "coba sebutkan kepada saya berapa jenis manusia yang terdapat dalam kehidupan ini berdasarkan pengetahuannya?! Ahli filsafat atau filsuf itu lalu menjawab pertanyaan seorang awam tadi, dengan menjawab:    

Ada orang yang tahu ditahunya Ada orang yang tahu ditidak tahunya Ada orang yang tidak tahu ditahunya Ada orang yang tidak tahu ditidak tahunya.

Dari jawaban filsuf yang arif bijaksana tersebut, lalu kemudian sang awam lebih lanjut mengajukan pertanyaan lagi kepada sang filsuf, bahwa "bagaimanakah caranya agar saya mendapatkan pengetahuan yang benar?" penuh hasrat dalam ketidak tahuannya. Filsuf itu, menjawab dengan tenang, hal itu mudah sajalah. Ketahuilah apa yang kau tahu dan ketahui pula apa yang kamu tidak tahu. Apa yang dapat dipetik dari percakapan antara dua anak manusia yang berbeda taraf kecerdasan intelektualitasnya tersebut, adalah bahwa pengetahuan ternyata telah diawali dengan rasa keingin tahuan. Kepastian dimulai dengan rasa keragu-raguan, dan filsafat sendiri dimulai dengan berpijak atas kedua hal tersebut. 50

BAB V Kesesatan Berpikir

B

erpikir dan melakukan aktifitas penalaran dalam upaya pencarian suatu kebenaran dalam konteks keilmuan, haruslah dilakukan secara metode tertentu agar proses penemuan kebenaran nantinya dapat dipandang benar dari segi metodologis dan kebenaran yang ditemukannya mendapatkan validasi dari segi keilmuan. Mengapa proses pencarian dan penemuan kebenaran diperlukan dari segi metodologis, agar kebenaran yang dihasilkannya adalah kebenaran yang benar dari segi keilmuan (science). Jika metodologis pencarian kebenaran diabaikan, maka besar indikasinya dapat menimbulkan kekeliruan berpikir dan jika hal itu terjadi, maka berindikasi kuat timbulnya kesesatan berpikir Timbulnya kesesatan berpikir maka melahirkan suatu kesimpulan-kesimpulan kebenaran yang sesat.

71

LOGIKA HUKUM: Meretas Pikir dan Nalar

Prof. Hadjon (2007:15), mengemukakan bahwa kesesatan dalam penalaran bisa terjadi karena yang Sesat itu, disebabkan sesuatu hal, kelihatan tidak masuk akal. Kalau orang mengemukakan sebuah penalaran yang sesat dan ia sendiri tidak melihat kesesatannya, penalaran itu disebut paralogis. Kalau penalaran yang sesat itu dengan sengaja digunakan untuk menyesatkan orang lain, maka ini disebut sofisme. Kalau kesesatan itu karena bentuknya tidak sahih (tidak valid), hal itu terjadi karena pelanggaran terhadap kaidah-kaidah logika. Munduri (2012:226), mengatakan bahwa setelah dipelajari sekian jauh tentang cara-cara berpikir yang benar, baik melalui metode deduksi maupun induksi, maka dapat dikumpulkan adanya kekeliruan-kekeliruan berpikir yang sering terjadi. A.

Secara Formal

Kekeliruan berpikir secara formal dapat ditinjau atas beberapa sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 72

Kekeliruan karena penggunaan empat term Kekeliruan karena kedua term penengah tidak mencakup Kekeliruan karena proses tidak benar Kekeliruan karena menyimpulkan dari dua premis yang negatif Kekeliruan karena mengakui akibat

BAB VI Penutup

D

ari penjelasan-penjelasan bab sebelumnya, maka dapat ditegaskan bahwa berlogika adalah merupakan suatu aktifitas berpikir, sedangkan aktifitas berpikir itu sendiri adalah merupakan suatu penalaran. Berpikir haruslah menurut alur pikir yang benar dan meretasnya melalui dengan penalaran yang benar pula agar menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang benar secara teori keilmuan. Berlogika hukum adalah berpikir dan bernalar tentang hukum untuk menarik suatu kesimpulankesimpulan yang bersifat normatif. Sifat normatif logika hukum adalah merupakan karakter logika hukum. Untuk itu, maka dibutuhkan suatu kemampuan ilmiah agar dapat berpikir secara benar, bernalar secara tepat dan berlogika secara sah (valid). Jika 91

LOGIKA HUKUM: Meretas Pikir dan Nalar

tidak demikian, maka berindikasi melahirkan Fallacy atau kesesatan. []

92

Daftar Pustaka

Ahmad Warson Munawir, 1984, Kamus ArabIndonesia, Yogyakarta. Angel Richard B, 1964, Reasoning and Logic, Appleton Century Craft, New York. Basiq Djalil, H.A, 2012, Logika (Ilmu Mantiq), Prenada, Jakarta. Copi Irving M Carl Cohen, 1990, Introduction to Logic, Coller MacMillan Publisher, London. Golding, Irving M, 1984, Legal Reasoning, Alfreda A. Knoff Inc, New York. George F. Kneller, 1966, Logic and Language of Education, New York. Hanafi, A, 1976, Pengantar Filsafat Islam, Bulang Bintang, Jakarta. Herman Soewardi, 1996, Nalar Kontemplasi dan Realita, UNPAD, Bandung.

93

LOGIKA HUKUM: Meretas Pikir dan Nalar

Ihromi, T.O, 1993, Antropologi dan Hukum, Obor, Jakarta. Jujun S. Suriasumantri, 2007, Filsafat Ilmu, Sinar Harapan, Jakarta. Karl Llewellyn, 1961, The Cheyenne Way, Norman University, Oklahoma Press. Louis Ma'lul,1973, Munjid, Beirut. Mark Constanzo, 2006, Aplikasi Psikologi Dalam Sistem Hukum, Pustaka Pelajar, Jakarta. Muzakkir, 2013, Putusan Hakim Yang Diskriminatif, Rangkang, Yogyakarta. Munir Fuady, 2007, Dinamika Teori Hukum, Ghalia, Indonesia. Munduri. H, 2012, Logika, Rajawali Pers, Jakarta. Nurul Qamar, 2009, Aspek Hukum Sewa Beli (Suatu Studi Kasus), Refleksi, Makassar. -------- , 2009, Pengantar Hukum Ekonomi, Refleksi, Makassar. -------- , 2010, Hukum Itu Ada Tapi Harus Ditemukan, Refleksi, Makassar. -------- , 2010, Perbandingan Sistem Hukum dan Peradilan, Refleksi, Makassar.

94

Daftar Pustaka

--------- , 2011, Negara Hukum atau Negara UndangUndang, Refleksi, Makassar. --------- , 2011, Karakteristik Hukum Acara PERATUN, Refleksi, Makassar. --------- , 2012, Percikan Pemikiran tentang Hukum, Refleksi, Makassar. --------- , 2012, Pengantar Politik Hukum Ketatanegaraan, Pustaka Refleksi, Makassar. --------- , 2013, HAM dalam Negara Hukum Demokrasi, Sinar Grafika, Jakarta. Olever Wendel Holmes, 1981, The Common Law, Boston, Little, Brown. Philipus M. Hadjon, 2007, Argumentasi Hukum, UGM, Yogyakarta. Peter Mahmud marzuki, 2007, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta --------- , 2008, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta. Purwahadiwardoyo, 1985, Nilai Kemanusiaan, IKIP, Yogyakarta. Paul J. Bohannan, 1964, Social Anthropology, New York. Paton. GW. 1972, A Textbook of Jurisprudence, 95

LOGIKA HUKUM: Meretas Pikir dan Nalar

Oxford, University Press, London. Russell, Bertrand 1974, Wisdom of the West, Doubleday, New York. -------- , 1974, History of Western Philosophy, George A & Unwin, London. Said Sampara & Prof. H. Laode Husen, 2013, Metode Penelitian Hukum, Kretakupa, Makassar. Satjipto Rahardjo, 1979, Ilmu Hukum, Citra Aditya, Bandung. -------- , 1986, Hukum dan Perubahan Sosial, Alumni, Bandung. -------- , 2007, Biarkan Hukum Mengalir, Kompas, Jakarta. -------- , 2007, Membedah Hukum Progressif, Kompas, Jakarta. Soetandyo Wignjosoebroto, 1995, Perkembangan Hukum Nasional, Eresco, Bandung. Soerjono Soekanto, 1984, Evektivikasi Hukum, Bina Cipta, Jakarta. -------- , 1984, Antropologi Hukum, Rajawali, Jakarta. Thalib Thahir A.M,1966, Ilmu Mantiq, Widjaya, Jakarta.

96

Tentang Penulis

Dr. Nurul Qamar, SH., MH. Lahir di Tokampu (Sengkang), 21 Mei 1963, Islam, Tamat Sekolah TK Islam Ass’adiyah, Sekolah Dasar Muhammadiyah, Sekolah Menengah Pertama Negeri, Sekolah Menengah Atas Negeri, semuanya di Sengkang. Tamat Fakultas Hukum UMI Makassar Tahun 1989, Tamat Magister Hukum UMI Makassar Tahun 1999, Tamat Doktor Ilmu Hukum UNHAS-Makassar Tahun 2009. Sebagai Dosen tetap Fakultas Hukum UMI mengajar dan membimbing S.1, S2 dan S.3 pada PPS UMI-Makassar, sebagai Lawyer banyak memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat. Sebagai ilmuan sudah menulis dan menerbitkan puluhan judul buku ilmiah hukum.

97

LOGIKA HUKUM: Meretas Pikir dan Nalar

Dr. Dachran S. Busthami, SH., MH. Lahir di Makassar, 17 Juli 1960, Pekerjaan, Dosen tetap Fakultas Hukum dan Program Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia Makassar. Pendidikan Sarjana Hukum (S.1), diraihnya di Universitas Hasanuddin Makassar, Magister Hukum (S.2) diraih pada Universitas Airlangga Surabaya, dan Doktor Ilmu Hukum (S.3) diraih pada Program Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia Makassar. Jabatan Struktural yang telah disandangnya, Wakil Dekan III Fakultas Hukum UMI Tahun 1994-1997, Ketua Bagian Hukum & Masyarakat Fakultas Hukum UMI Tahun 1998-2000, Wakil Dekan II Fakultas Hukum UMI Tahun 2009-sekarang. Sebagai dosen, berbagai kegiatan akademik telah dilakukan baik sebagai penyelenggara, peserta aktif dan pemateri dalam acara diskusi-diskusi publik, baik yang diselenggarakan oleh forum mahasiswa, organisasi kepemudaan dan ormas.

98

Tentang Penulis

Dr. Aan Aswari, SH., MH. Lahir di Ujung Pandang (Makassar) tahun 1980, menyelesaikan Sekolah Dasar Negeri 9 Bulukumba, kemudian menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama di Pesantren IMMIM Putra Makassar, lalu menyelesaikan Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Makassar. Anak dari pasangan Hikmawati Mustamin dan Syahruddin Saleh ini telah menyelesaikan jenjang pendidikan tinggi dan memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Hukum UMI Makassar Tahun 2010, gelar Magister Ilmu Hukum pada 2012, dan gelar Doktor Ilmu Hukum di PPS UMI Makassar Tahun 2017. Karir sebagai dosen dimulai sejak 2014 di Fakultas Ilmu Hukum UMI Makassar, sebagai pengajar dalam mata kuliah Filsafat Hukum, Sosiologi Hukum, Logika Hukum...


Similar Free PDFs