URGENSI PENGENALAN PEMBELAJARAN GERAK UNTUK OPTIMALISASI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI PDF

Title URGENSI PENGENALAN PEMBELAJARAN GERAK UNTUK OPTIMALISASI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Author Uray Gustian
Pages 7
File Size 577.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 137
Total Views 397

Summary

URGENSI PENGENALAN PEMBELAJARAN GERAK UNTUK OPTIMALISASI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI Uray Gustian ABSTRAK Usia dini merupakan periode kelanjutan dari periode bayi dan hingga anak mencapai usia 5 atau 6 tahun. Pada usia dini sedang mengalami masa perkembangan yang bersifat mendasar (fundamental) kare...


Description

Accelerat ing t he world's research.

URGENSI PENGENALAN PEMBELAJARAN GERAK UNTUK OPTIMALISASI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI uray gustian

Related papers PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Penulis Ira Widyast ut i

Buku PPD-revisi akhir Valladorn S PPPPT K T K DAN PLB BANDUNG Kurnia Dewi Cahya Maulina

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

URGENSI PENGENALAN PEMBELAJARAN GERAK UNTUK OPTIMALISASI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI Uray Gustian ABSTRAK Usia dini merupakan periode kelanjutan dari periode bayi dan hingga anak mencapai usia 5 atau 6 tahun. Pada usia dini sedang mengalami masa perkembangan yang bersifat mendasar (fundamental) karena terjadi pembentukan perkembangan anak secara keseluruhan. Pembelajaran gerak merupakan pembelajaran yang diberikan pada anak usia dini untuk belajar mengenai gerak dan belajar melalui gerak. Adanya pembelajaran gerak anak akan mampu mengembangkan kemampuannya dalam melakukan gerak dan memperoleh manfaat dari melakukan gerak. Pengenalan pembelajaran gerak pada anak usia dini membantu untuk menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensinya secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya. Anak akan memperoleh manfaat dalam bentuk peningkatan kemampuan dalam melakukan gerak, keterampilan gerak, kognitif, sosial, dan emosional. Pembelajaran gerak pada anak diberikan dalam bentuk aktivitas bermain. Adapun konten dari pembelajaran gerak yang diberikan adalah pembelajaran mengenai gerak tubuh, kesadaran tubuh, kesadaran ruang, kualitas gerak, dan kaitan antara kemampuan gerak dan anggota tubuh.

Keyword: pembelajaran, gerak, anak usia dini

PENDAHULUAN Pada dekade terakhir pendidikan anak usia dini sangat digalakkan oleh pemerintah. Selain itu juga kesadaran dari orangtua terhadap pentingnya pendidikan anak usia dini semakin tinggi. Tingginya animo orangtua terhadap pendidikan anak usia dini mendorong para stakeholders dari pemerintah maupun swasta menawarkan program pendidikan untuk anak usia dini. Tawaran ini tentunya menarik perhatian setiap orangtua yang menginginkan setiap anaknya untuk berkembang secara optimal. Akan tetapi, hal yang paling penting untuk diperhatikan dan menjadi bahan pertimbangan dari orangtua adalah pemberian materi pendidikan yang tepat dan baik untuk diberikan kepada anak. Akan tetapi keinginan dari orangtua untuk memberikan pendidikan kepada anak mereka terkadang kurang tepat. Tak jarang orangtua masih beranggapan bahwa anak yang berkembangan dengan baik bisa dilihat ketika anak bisa membaca dan menulis sedini mungkin. Anggapan ini tidak ada salahnya namun hanya sebatas pada perkembangan kognitif anak sedangkan perkembangan pada anak usia dini mencakup keseluruhan aspek perkembangan. Hal ini menjadikan anak usia dini kebanyakan tidak mampu untuk mengelola emosinya (mudah

tantrum) dan memiliki kemampuan motorik yang relatif rendah. Pendidikan pada anak usia dini merupakan hal yang sangat fundamental. Pada usia dini merupakan masa awal dari pembentukan perkembangan anak secara keseluruhan atau yang dikenal dengan golden age. Dalam fase ini anak mengalami perkembangan yang pesat baik secara pertumbuhan anggota tubuh dan kematangan dari saraf pusat (Santrock, 2011). Hal ini tentunya berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan intelegensi, motorik, bahasa, dan sosialemosional pada anak.

Anak memiliki kemampuan belajar yang sangat tinggi, terlihat dari tingkat keingintahuan yang tinggi dari anak. Anak akan berusaha mencari tahu sesuatu yang menarik menurut persepsinya. Anak juga lebih kreatif dari tahap sebelumnya dalam hal kemampuan belajarnya dan lebih memiliki kemampuan dalam mengekspresikan dirinya yang terlihat dari anak sudah mulai memiliki kemampuan menggambarkan sesuatu yang ada sekitarnya, lebih banyak bercerita mengenai sesuatu yang dialami oleh anak, dan mulai melakukan aktivitas yang menantang.

Perkembangan pada anak usia dini seharusnya lebih banyak mengarah kepada perkembangan gerak anak. Hal ini merupakan sebagai bentuk adanya peningkatan dalam kemampuan bergerak, mengkoordinasikan mata dan tangan, bahasa dan sosial emosional yang menjadikan anak lebih aktif, memiliki rasa ingin tahu yang luas dan bersifat lebih emosional. Pentingnya pembentukan keterampilan gerak anak karena ada usia dini terjadi peningkatan perkembangan aktivitas gerak secara total (Jackson, D.M. et.al., 2003: p.424) dan aktivitas gerak pada umumnya terbentuk pada masa kanak-kanak usia 2-5 tahun (Taylor, et.al., 2013: p.5). Selain itu, dengan melakukan melakukan aktivitas gerak membentuk kepribadian, tanggungjawab, dan perilaku sosial (Liu, Karp & Davis (2010: 1). Melalui aktivitas jasmani, anak dapat berinteraksi dengan teman bermain, orangtua dan orang dewasa lainnya. Pada usia dini anak memiliki sifat egosentris akan tetapi adanya aktivitas gerak memungkinkan anak untuk belajar kerjasama, bertanggungjawab, bersaing secara sehat, dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan. Adanya peningkatan interaksi sosial memperluas kemampuan anak untuk kepekaan terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain dan umumnya mengurangi sifat egosentrisme dari anak itu sendiri. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti bermaksud untuk membuat rangkaian kegiatan yang dapat menstimulus anak untuk lebih aktif melakukan aktivitas gerak. Bentuk kegiatan ini berdasar pada aktivitas jasmani yang dilakukan secara berkelompok seperti melempar dan menangkap bola, berlari melewati rintangan, dan permainan balok secara estafet. Sasaran dari penelitian ini adalah anak usia dini berusia 4-6 tahun yang difokuskan pada siswa/i Taman Kanak-kanak. Kegiatan ini dilakukan secara berkala hingga mendapatkan hasil yang signifikan. Rangkaian penelitian ini juga dilengkapi dengan beberapa alat pendukung yang menarik untuk anak. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pengembangan keilmuan pendidikan anak usia dini terutama pada ketrampilan gerak anak. hasil dari penelitian ini juga dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya, bahkan rujukan bagi guru dan orang

tua untuk memilih pola pembelajaran yang sesuai dan tepat bagi anak usia dini. KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 2 hingga 6 tahun (Sigelman & Rider, 2012: 4). Sedangkan menurut Santrock (2011: 17) anak usia dini merupakan periode kelanjutan dari periode bayi dan hingga anak mencapai usia 5 atau 6 tahun. Pada usia dini pertumbuhan otak anak sudah mencapai 95% dari capaian ukuran pertumbuhan otak orang dewasa. Adanya petumbuhan otak anak yang hampir mencapai optimal serta meningkatnya fungsi saraf menjadikan anak usia dini memiliki peningkatan kemampuan dalam melakukan gerak. Hal ini ditunjukan dengan anak mengalami perkembangan motorik kasar yang cepat sebagai akibat dari adanya peningkatan pada kemampuan mengkoordinasikan mata dan tangan (Santrock, 2011: 211). Anak semakin aktif bergerak sehingga menyebabkan tulang dan otot menjadi lebih kuat, kemampuan dari paru-paru menjadi lebih besar. Anak sudah memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas yang sederhana dan menantang. Adanya perkembangan yang bersifat fundamental yang terjadi pada anak menjadikan perkembangan pada anak usia dini harus mendapatkan perhatian serius. Pengetahuan terkait karakteristik anak usia dini merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki. Tujuannya adalah untuk dapat memahami mengenai tingkat perkembangan anak usia dini. Perkembangan yang terjadi pada anak usia dini mencakup perkembangan perilaku dan perkembangan kemampuan dasar. Berdasarkan pada teori perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget (Santrock, 2011: 24) anak usia dini berada pada tahap praoperasional dimana pada tahap ini anak usia dini memiliki keterbatasan untuk berpikir secara operasional. Kemampuan berpikir anak masih banyak dipengaruhi oleh mental dan lebih banyak dilakukan dengan melakukan aktivitas fisik. Hal ini dikarenakan anak belum siap untuk melakukan operasi mental yang logis. Pada tahap ini anak mempresentasikan dunianya dengan kata-kata, simbol, dan menggambar (Santrock, 2011: 217). Kemampuan dalam berpikir menggunakan simbol diiringi dengan

kemampuan tumbuhnya pemahaman mengenai ruang, hubungan sebab akibat, identitas, kategorisasi dan angka (Papalia, Olds, & Feldman, 2009: 336). Pada anak usia dini perkembangan fisik lebih melambat dari masa bayi. Perkembangan pada anak lebih mengarah kepada perkembangan otak dan sistem saraf anak. Pada usia ini mengalami peningkatan dalam bergerak, mengkoordinasikan mata dan tangan serta terjadi peningkatan dalam kemampuan dalam bahasa dan sosial emosional. Peningkatan kemampuan anak dalam bergerak dapat menyebabkan tulang dan otot menjadi lebih kuat serta kemampuan dari paruparu menjadi lebih besar. Pada usia dini, anak juga sudah memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas yang sederhana dan menantang seperti berlari, berjingkrak, melompat, mendaki, menaiki dan menuruni tangga. Selain terjadinya peningkatan pada motorik kasar, pada taman kanak-kanak juga terjadi peningkatan pada motorik halus. Siswa taman kanak-kanak sudah memiliki kemampuan untuk menggambar, mengancingkan baju, menulis dan melakukan aktivitas lain yang menggunakan koordinasi mata dan tangan. Selanjunya pada usia dini, anak memiliki sifat egosentrisme yang merupakan suatu bentuk dari pemusatan pada dirinya. Egosentrisme merupakan sebuah bentuk pengekspresian centration (Papalia, Olds, & Feldman, 2009: 341). Egosentrisme mengacu kepada sifat dari anak untuk memusatkan kepada sudut pandangnya sendiri tanpa memikirkan sudut pandang orang lain. Pada anak usia dini memiliki emosi yang beragam. Menurut Ulfiani Rahman (2009: 53) perkembangan emosi anak sangat kuat seperti ledakan amarah, ka-takut-an yang hebat, iri hati yang tidak masuk akal karena ingin memiliki barang orang lain dan biasanya terjadi dalam lingkungan keluarga yang besar. Emosi yang berkembang pada anak usia dini adalah emosi yang tergolong emosi sadar diri (self-conscious emotions) seperti bangga, rasa malu, dan merasa bersalah. Emosi ini berkembang karena dipengaruhi oleh cara orang tua merespon perilaku anak sehingga rasa malu dan bangga menjadi hal yang biasa bagi anak.

HAKEKAT PEMBELAJARAN GERAK Gerak merupakan aspek paling mendasar dalam hidup. Tanpa gerak seseorang tidak dapat berjalan, berreproduksi, dan bahkan dapat bertahan hidup. Pada seseorang bayi baru lahir gerak merupakan aspek utama yang dimiliki untuk digunakan dalam menjalankan hidup. Pada bayi gerak merupakan alat untuk bertahan hidup dan gerak selalu digunakan hingga akhir hayat. Seiring dengan adanya peningkatan dalam perkembangan yang terdapat pada diri seseorang, keterampilan gerak juga mengalami peningkatan. Akan tetapi tidak semua keterampilan gerak dapat dikuasai dengan sendirinya tanpa melalui proses belajar. Pembelajaran keterampilan gerak diperlukan untuk mengoptimalisasikan kemampuan dalam menguasai keterampilan gerak yang ada pada diri seseorang dari yang kurang terampil menjadi lebih terampil. Hal ini selaras dengan definisi dari hakekat belajar yang dikemukakan oleh Hergenhann & Mathew (2008: 2) belajar diukur berdasarkan perubahan dalam perilaku, perubahan perilaku tersebut bersifat relatif permanen, perubahan perilaku itu tidak selalu terjadi langsung setelah proses belajar selesai, dan perubahan perilaku berasal dari pengalaman atau pratik. Dalam konteks pembelajaran gerak belajar diartikan sebagai suatu proses untuk untuk menghasilkan perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak. Proses dalam belajar gerak merupakan serangkaian peristiwa atau kejadian yang dilakukan bersama, yang menghasilkan produk tertentu, bagian, atau perubahan yang terjadi sebagai hasil langsung dari latihan (Schmidt & Lee, 2005:302). Pembelajaran gerak di taman bermain dan di sekolah diberikan dalam bentuk pendidikan jasmani. Sebagai sebuah disiplin ilmu, pendidikan jasmani telah digunakan untuk menjabarkan semua pembelajaran (pendidikan) yang dilakukan dengan belajar tentang dan melalui aktivitas gerak manusia (Kovar, et. al. 2009: 7). Pembelajaran tentang gerak menekankan tentang perkembangan kebugaran jasmani dan penguasaan keterampilan gerak. Kebugaran jasmani mengacu kepada gerak untuk penguatan sistem organ tubuh yang bertujuan untuk mencapai hidup sehat. Penguasaan

keterampilan gerak melibatkan menyempurnaan keterampilan gerak dasar dan mampu mengaplikasikan keterampilan gerak tersebut dengan efektif pada situasi tertentu seperti ketika melempar dan menangkap bola. Belajar mengenai gerak terjadi ketika kanak-kanak mempraktekan keterampilan gerak atau mengembangkan kebugaran jasmaninya. Belajar mengenai gerak juga terjadi ketika mengasosiasikan konteks dari suatu pengetahuan dengan keterampilan gerak atau mengembangkan kebugaran jasmani yang sedang dipelajari. Belajar melalui gerak menekankan pada partisipasi dalam aktivitas dengan yang dapat berkontribusi pada perkembangan seseorang secara keseluruhan.(sosial, emosional maupun jasmani). Belajar melalui jasmani memerlukan pengetahuan mengenai gerak yang ada pada diri sendiri yaitu kemampuan dalam melakukan gerak, aktivitas jasmani yang disenangi, dan perasaan ketika melakukan aktivitas jasmani. Belajar melalui gerak juga dapat terjadi dengan melakukan sendiri maupun bersama orang lain. Ketika anak belajar untuk berkerjasama dengan anak lainnya melalui bermain permainan yang memerlukan kerjasama tim atau ketika mereka belajar untuk menghargai/menghormati orang lain ketika melakukan aktivitas permainan. Belajar melalui gerak juga mengacu kepada pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan aktivitas menari, memainkan suatu permainan, atau menyusun suatu strategi baru. MANFAAT PEMBELAJARAN GERAK BAGI ANAK USIA DINI Pentingya pembelajaran gerak bagi anak usia dini adalah untuk membantu anak berkembang dan mencapai perkembangannya secara optimal. Hal ini dikarenakan pada anak usia dini terjadi peningkatan perkembangan aktivitas gerak secara total (Jackson, D.M. et.al., 2003: 424) dan aktivitas gerak pada umumnya terbentuk pada masa kanak-kanak usia 2-5 tahun (Taylor, et.al., 2013: 5). Selain itu juga dengan melakukan aktivitas gerak maka anak akan memiliki tubuh yang sehat dan ideal. Hal ini dikarenakan bergerak merupakan aktivitas fisik yang dapat menyehatkan bagi semua orang tak terkecuali anak usia dini. Melalui aktivitas fisik dapat meningkatkan kesehatan anak karena adanya

peningkatan dari kemampuan kerja dari sistem kardiorespirasi dan sistem metabolisme tubuh. Anak akan memiliki tubuh yang sehat dan bugar karena dengan melakukan aktivitas gerak akan meningkatkan massa otot dan menurunkan massa total lemak dalam tubuh (Aldrige, 2003: 61). Manfaat selanjutnya yang dapat diperoleh anak dengan melakukan aktivitas gerak adalah anak dapat belajar dari pengalamannya dengan melakukan aktivitas gerak. Ketika melakukan aktivitas gerak anak dapat mengeksplorasi lingkungannya sehingga dapat menstimulus perkembangan kognitif anak (Payne dan Isaacs (2012: 32). Aktivitas gerak juga memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan kemampuan kognitif dan peningkatan pencapaian akademik anak (Fedewa & Ahn, 2011: 9). Melalui pembelajaran gerak yang diberikan pada anak melalui pendidikan jasmani juga dapat meningkatkan kemampuan sosial anak taman kanak-kanak. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Liu, Karp, & Davis (2010: 1) pendidikan jasmani tidak hanya dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan keterampilan psikomotorik, tetapi dapat memberikan manfaat psikologis melalui pengembangan tanggung jawab pribadi dan sosial dan perilaku sosial yang tepat. Selanjutnya Strong, W. B. (2005: 1) mengemukakan aktivitas jasmani juga sangat bermanfaat untuk kesehatan anak baik secara fisik, sosial maupun emosional. Hal ini menunjukan melakukan aktivitas jasmani sangat bermanfaat terhadap perkembangan anak baik secara kognitif, psikomotorik, dan sosial serta anak memperoleh peningkatan kesehatan dengan melakukan aktivitas gerak. Anak yang berpartisipasi aktif dalam melakukan aktivitas gerak dalam bentuk olahraga terstruktur anak dapat memperoleh pembelajaran yang bernilai. Pembelajaran ini sangat berkontribusi positif terhadap perkembangan kepribadian anak (Robert & Treasure, 2003: 3). MODEL PEMBELAJARAN GERAK UNTUK ANAK USIA DINI Pendidikan yang diberikan untuk anak usia dini seharusnya disesuaikan dengan karakteristik anak. Model pemebelajaran gerak yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk

anak dilakukan dalam bentuk bermain. Melalui aktivitas bermain anak dapat belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar. Hal ini bertujuan untuk menimbulkan kesan yang menyenangkan bagi anak dalam belajar. Bermain juga bermanfaat bagi anak untuk belajar bergerak dan belajar mengenai tubuhnya. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Gallahue & Ozmun (2006: 174) bermain merupakan aktivitas utama yang dilakukan anak. melalui aktivitas bermain anak dapat belajar mengenai kemampuan gerak yang ada pada tubuhnya. Melalui bermain anak akan berinteraksi dan mengembangkan kesadaran dengan yang anak lainnya dan kelompok sosial. Bermain yang dilakukan dengan melakukan gerak akan berdampak pada perkembangan motorik, afektif, dan sosial (Kovar, et. al. 2012: 32). Adanya sifat anak untuk aktif dalam bergerak dan pada anak usia dini terjadi perkembangan gerak secara keseluruhan dapat dijadikan dasar untuk melakukan pembelajaran gerak pada anak. Hal ini dikarenakan perencanaan kegiatan aktivitas gerak yang baik sangat membantu anak untuk mengoptimalkan kemampuan geraknya terutama kemampuan gerak kasar dan gerak lokomotor (Aryamanesh & Sayyah, 2014: 650). Dalam memberikan pembelajaran gerak harus dilaksanakan dengan baik. Tujuannya adalah membina, menumbuhkan, mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya. Oleh karena itu, pembelajaran gerak yang harus diberikan pada anak usia dini adalah pembelajaran mengenai gerak tubuh, kesadaran akan tubuh, kesadaran ruang, kualitas gerak, dan kaitan antara kemampuan gerak dan anggota tubuh (Abels & Bridges, 2010: 10). Selanjutnya bagi guru yang mengajar mengenai pembelajaran gerak pada anak usia dini ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memberikan pembelajaran gerak pada anak. Progam pembelajaran gerak yang diberikan pada anak usia dini seharusnya dapat membantu untuk mencapai keterampilan gerak, pengetahuan, dan motivasi yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penyusunan program pembelajaran gerak pada anak usia dini harus meperhatikan beberapa

aspek sebagaimana yang dikemukakan oleh Kovar, et. al (2012: 166) yaitu 1. Jenis aktivitas gerak yanng diberikan harus sesuai dengan tahap perkembangan anak, 2. Meningkatkan keterampilan dan kebugaran, 3. Memperkenalkan aktivitas fisik, 4. Memfasilitasi proses pembelajaran, 5. Memaksimalkan waktu pembelajaran aktif, 6. Secara tidak langsung mengajarkan kompetisi dan kerjasama, 6. Mencantumkan model gerak yang beragam, 7. Terintegrasi dengan konten pembelajaran, dan 8. Penilaian dilakukan secara terus menerus. SIMPULAN Pengenalan pembelajaran gerak pada anak usia dini pada hekekatnya sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan pembelajaran gerak pada anak usia dini dapat menstimulus perkembangan anak. Adanya stimulus dapat membantu anak untuk menumbuhkan, mengembangkan seluruh potensinya secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya. Pembelajaran gerak pada anak tidak hanya membantu anak untuk memiliki keterampilan motorik yang baik atau memiliki tubuh yang ideal melainkan melalui pembelajaran gerak anak dapat mengembangkan kemampuan kognitif. Selain itu juga melalui pembelajaran gerak anak dapat belajar berinteraksi dengan orang lain yang sangat membantu anak untuk mengembangkan perilaku sosial dan emosionalnya. Selain itu juga pembelajaran gerak sangat sesuai untuk diberikan pada anak usia dini kerena pada usia ini terjadi peningkatan perkembangan aktivitas gerak secara total dan aktivitas gerak pada umumnya terbentuk pada usia dini. DAFTAR PUSTAKA Abels, K. W. & Briges, J. M.. (2010). Teaching movement education: foundation for active lifestyles. Champaign II: Human Kinetics. Aldrige, J.. (2003). Skeletal growth and development. ...


Similar Free PDFs