UTILITAS HOTEL AMARIS YOGYAKARTA PDF

Title UTILITAS HOTEL AMARIS YOGYAKARTA
Pages 88
File Size 8.4 MB
File Type PDF
Total Downloads 387
Total Views 542

Summary

LAPORAN ANALISIS UTILITAS BANGUNAN ‘HOTEL AMARIS YOGYAKARTA’ DISUSUN OLEH : Faradisa Bintana Aulia 39694 Dika Ardi Irawan 39698 Eka Pradhistya Prasidhanta 39703 Anindita Andriyani 39706 Blasius Endru 39715 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIV...


Description

Accelerat ing t he world's research.

UTILITAS HOTEL AMARIS YOGYAKARTA Dika Ardi Irawan

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

RESUME UT ILITAS HOT EL ST UDIO PERANCANGAN INFRAST RUKT UR II JARINGAN LIST RIK david iswant ara Laporan St udi Lapangan Ut ilit as pada Bangunan Apart emen (High Rise) (St udi Kasus Apart ement Kali… Fenny Kart ika BUKU ILMU PENGHEMATAN LIST RIK GEDUNG GodLike Dot a

LAPORAN ANALISIS UTILITAS BANGUNAN ‘HOTEL AMARIS YOGYAKARTA’

DISUSUN OLEH :

Faradisa Bintana Aulia

39694

Dika Ardi Irawan

39698

Eka Pradhistya Prasidhanta

39703

Anindita Andriyani

39706

Blasius Endru

39715

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2014

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul LAPORAN

ANALISIS

UTILITAS

BANGUNAN„HOTEL

AMARIS

YOGYAKARTA‟ Makalah ini disusun dengan harapandapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Teknik Arsitektur pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Dalam kesempatan ini penyusun tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya atas motivasi, bimbingan dan petunjuk yang diberikan kepada kami dari berbagai pihak, terutamanya: 1. Ibu Ir. Medy Krisnany S, M.Arch. selaku Dosen pengampu mata kuliah Utilitas Bangunan 2. Bapak Nedyomukti Imam Syafi’I selaku Dosen pengampu mata kuliah Utilitas Bangunan 3. Pihak Hotel Amaris Yogyakarta yang telah memberi izin kami untuk melakukan survey sekaligus memberi informasi yang kami butuhkan 4. Teman – teman mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta atas semua dukungannya 5. Semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan satu per satu yang telah membantu terselesaikannya laporan akhir mata kuliah Utilitas Bangunan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman yang membutuhkan. Yogyakarta, 8 April 2014

Lapora

A

lisi Utilitas Ba

gu

a

A

ari s H otel |1

DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar……………………………………………………

1

Daftar Isi…………………………………...………………………

2

BAB I PENDAHULUAN………………………………………….

3

A. B. C. D. E.

Latar Belakang………………………………………...…… .. Rumusan Masalah………………………………...…...…… .. Tujuan …………………………………....................………... Waktu dan Tempat…………………….………...………..… Teknik Survey…………………….……....................………..

3 3 3 3 4

BAB II DESKRIPSI BANGUNAN…………......................………...

5

BAB III DASAR TEORI …………………….……...............……… A. Air Bersih dan Air Kotor……………………..............….…… B. Air Kotor dan Limbah……… ....……….…….............……..… C. Lift, Tangga Umum dan Darurat…….....……................…..… D. Jaringan Listrik……………………..............…………....…… E. HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning)..….…… F. Fire Protection……………………..............……………….… G. Penangkal Petir……………………..............…………....…… H. Telekomunikasi…………………….............…………....……

7 7 11 15 23 25 31 34 39

BAB IV PEMBAHASAN SISTEM JARINGAN UTILITAS A. B. C. D. E. F. G. H.

Air Bersih dan Air Kotor……..……..............…………....……. Air Kotor dan Limbah……..……..................…………....……. Lift, Tangga Umum dan Darurat……..……..............…....……. Jaringan Listrik……..……...............................…...……....……. HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning) ……….... Fire Protection……..……..............…………….………....…… Penangkal Petir……..……..............……………………....…… Telekomunikasi……..……..............…………...………....……

41 49 55 64 69 75 79 81

DAFTAR PUSTAKA……..……..............…………….………....…….

85

Lapora

A

lisi Utilitas Ba

gu

a

A

ari s H otel |2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam bidang arsitektur, utilitas adalah hal-hal yang menyebabkan bangunan dapat digunakan atau berfungsi sebagaimana mestinya. Utilitas merupakan hal yang sangat vital pada suatu bangunan. Dengan adanya penerapan sistem utilitas yang benar dan tepat maka bangunan tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sebaliknya, apabila penerapan sistem utilitas kurang baik, maka fungsi bangunan akan terhambat. Oleh karena itu, kami menyadari bahwa pengetahuan mengenai penerapan sistem dan jaringan utilitas sangatlah penting. Melalui proposal ini, kami mengharapkan kesediaan pihak Amaris Hotel Diponegoro Yogyakarta untuk memberikan ijin survey utilitas bangunan di Amaris Hotel Diponegoro Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah a. Sistem utilitas seperti apa yang diaplikasikan pada Amaris Hotel Diponegoro Yogyakarta? b. Bagaimana system utilitas tersebut bekerja?

C. Tujuan Mempelajari penerapan sistem dan jaringan utilitas pada bangunan berlantai banyak (lebih dari 3 lantai), meliputi sistem dan jaringan air bersih, sistem dan jaringan air kotor, sistem transportasi dalam bangunan (lift, tangga umum, dan tangga darurat), sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning), sistem penerangan, sistem pencegahan kebakaran, jaringan listrik, penangkal petir, dan jaringan telekomunikasi.

D. Waktu dan tempat Waktu

: April 2014

Lapora

A

lisi Utilitas Ba

gu

a

A

ari s H otel |3

Tempat

: Amaris Hotel Diponegoro Yogyakarta

E. Teknik survey Survey dilakukan melalui pengamatan obyek secara langsung, pengukuran, dokumentasi, wawancara, dan mempelajari gambar kerja.

Lapora

A

lisi Utilitas Ba

gu

a

A

ari s H otel |4

BAB II DESKRIPSI BANGUNAN Hotel

Amaris

Jogjakarta,

bangunan gedung tidak terlalu luas dan tinggi. Hotel Hotel Amaris merupakan salah satu “anak” dari salah satu badan manajemen Hotel terkemuka di Indonesia, Santika Premiere. Gedung Hotel Amaris di Jalan

Diponegoro,

Jogjakarta

dibangun pada tahun 2005 atas desain Aaron Purbo Architecture Studio. Hotel Amaris Jogjakarta Sumber :http://www.tiket.com/img/business/a/m/b usiness-amaris-dipenogoro_L.l.jpg

Hotel Amaris

merupakan Hotel

berstandart tinggi dengan harga ekonomis, sehingga konsep gedung

yang diunduh Hotel tersebut tidak mewah, tetapi ceria. Konsep desain Hotel Amaris dapat dibilang sama di seluruh wilayah Indonesia. Terdapat aksen warna yang cerah sehingga bangunan Hotel Amaris terkesan ceria dan ramah bagi pengunjung Hotel. Pada Hotel Amaris Jogjakarta, bangunan gedung tidak terlalu luas dan tinggi. Hotel Amaris Jogjakarta merupakan bangunan empat lantai (termasuk basement) dengan fungsi komersial yaitu hotel. Pada lantai terbawah bangunan terdapat basement dengan fungsi utama parkir. Pada basement juga terdapat ruang listrik, dapur, ruang CCTV, ruang karyawan, dan ruang STP. Pada lantai pertama bangunan, terdapat lobi dan area makan bagi pengunjung. Terdapat juga toilet umum dan kamar hotel. Pada lantai dua dan tiga bangunan, difungsikan maksimal sebagai area komersial yaitu sebagai kamar hotel. Hotel Amaris, walaupun bukan merupakan bangunan hotel yang luar dan tinggi, tetapi menyediakan fasilitas-fasilitas yang cukup memadai. Terdapat lift untuk akses keseluruh lantai bangunan, terdapat juga tangga manual yang difungsikan Lapora

A

lisi Utilitas Ba

gu

a

A

ari s H otel |5

sebagai tangga darurat jika terdapat keadaan yang berbahaya. Pada setiap kamar hotel, terdapat fasilitas AC dan air panas. Terdapat juga fasilitas TV dan shower pada setiap kamar hotel.

Lapora

A

lisi Utilitas Ba

gu

a

A

ari s H otel |6

BAB III DASAR TEORI

A. Air Bersih dan Air Panas Sistem jaringan air bersih

Skema umum jaringan air bersih Sumber air bersih Air bersih dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: 1. Air tanah a. Air tanah dangkal (unconfined aquifer) b. Air tanah dalam (confined aquifer) 2. Air hujan 3. Air permukaan Dapat berasal dari sungai, danau, waduk, telaga dan sebagainya. Sistem distribusi air bersih 1. Up-feed system Dalam sistem ini pipa distribusi langsung dari tangki bawah tanah (ground tank) dengan pompa langsung disambungkan dengan pipa utama penyediaan air bersih pada bangunan, dalam hal ini menggunakan

sepenuhnya

kemampuan pompa.

Karena

terbatasnya tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersbut,

Lapora

A

lisi Utilitas Ba

gu

a

A

ari s H otel |7

sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedunggedung kecil yang rendah. 2. Down-feed system Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu di tangki bawah (ground tank), kemudian dipompakan ke tangki atas (upper tank) yang biasanya dipasang di atas atap atau di lantai tertinggi bangunan. Dari sini air didistribusikan ke seluruh bangunan.

Pipa distribusi Pipa distribusi harus terbuat dari bahan-bahan tahan karat dengan jenis sebagai perbikut: a. Logam (baja, besi atau tembaga yang digalvanis) b. Plastik (PE, PVC)

Pipa-pipa yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Pipa yang dipakai tidak korosif pada permukaan aliran. b. Pipa mempunyai ketahanan terhadap tekanan air sesuai dnegan desain jaringan dengan angka kenyamanan yang cukup. c. Kecepatan aliran dalam pipa tidak melebihi kecepatan standar (berkaitan dnegan noise kecepatan

tertinggi

yang ditimbulkan)

(biasanya

2m/detik

atau

batas-batas kurang).

Sambungan memenuhi syarat dalam hal:  

Lapora

Kekuatan sambungan Bahan

A

lisi Utilitas Ba

gu

a

A

ari s H otel |8

 

Sistem sambungan Menahan tekanan

d. Pipa memenuhi syarat-syarat yang berkaitan dengan bahan dan aspek encemaran, misalnya pipa tidak boleh bereaksi terhadap cairan yang mengalir di dalamnya. e. Sistem yang dipilih pipa harus dirancang dan dipasang sedemikian rupa sehingga udara maupun air kalau perlu dapat dibuang/dikeluarkan dengan mudah (mudah diperbaiki dan diganti). f. Pipa mendatar pada sistem pengaliran ke atas sebaiknya dibuat agak miring ke atas (searah aliran) sedangkan pada sistem pengaliran ke bawah dibuat agak miring ke bawah. Kemiringan sekitar 1/300. g. Pemipaan yang tidak merata, agak melengkung ke atas atau melengkung ke bawah harus dihindarkan (misalnya ada erombakan gedung) hendaknya dipasang katup pelepas udara. h. Sambungan harus benar-benar tapat supaya air tidak dapat merembes keluar/bocor i.

Pipa dan sambungannya harus mampu menahan kekuatan tekanan air sebesar 10 kg/cm2.

j.

Bagian pipa melewati siar dilatasi bangunan harus diberi sambungan fleksibel untuk menetralisir perubahan kedudukan pipa apabila terjadi gempa.

Hot water system 1. Supply air bersih Dalam

perhitungannya,

kapasitas

air

bersih

yang

perlu

dicadangkan untuk keperluan air panas sebesar 1/3 dari total kebutuhan air bersih atau 1/3 dari debit kebutuhan total air bersih. Tangki air bersih yang digunakan secara ekonomis dapat dijadikan satu dengan tangki air bersih untuk keperluan secara umum. 2. Boiler (tangki pemanas)

Lapora

A

lisi Utilitas Ba

gu

a

A

ari s H otel |9

Adalah unit pemanas air yang digunakan dalam bangunan berlantai banyak untuk keperluan supply air panas di bangunan tersebut. Bagian-bagian boiler: a. Tangki persiapan/tangki air bersih yang mampu men-supply kebutuhan pemanasan dalam waktu 1 jam. b. Alat pemanas (fire tube boiler). Terdiri burner dan sistem kontrol (sensor) 3. Tangki air panas Adalah tangki yang berfungsi sebagai penyimpan air panas dengan cadangan penyimpanan selama minimum 1 jam. Dilengkapi dengan lapisan isolaso panas sehingga tidak terjadi reduksi panas pada saat distribusi dilaksanakan. Tangki air panas tersebut harus mampu menahan panas air sekitar 180° F atau 82°C. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tangki boiler umumnya dilengkapi dengan katup pengaman. 4. Pompa Dalam hot water system diperlukan pompa, karena pada umumnya letak boiler ada di bagian bawah bangunan (basement). Apabila letaknya di bagian bawah bangunan, maka jenis pompa yang diperkukan adalah pompa tekan. 5. Pemipaan Pipa

air

panas

mempunyai

fungsi

yang

spesifik

yaitu

mendistribusikan air pamas untuk bagian yang diperlukan serta menjaga suhu agar tidak terlalu banak mengalami penurunan. Dengan demikian: a. Tahan pada suhu tinggi b. Anti bocor c. Kedap air d. Dilapisi dengan serat kaca untuk menahan suhu dengan ketebalan minimum ¼ inch secara merata di seluruh permukaan pipa/ 6. Sistem listrik dan panel kontrol

Lapora

A

lisi Utilitas Ba

gu

a

A

a r i s H o t e l | 10

a. Tegangan

dan

kuat

arus

listrik

harus

stabil

apabila

menggunakan unti pemanas dengan sistem pemanasan listrik. b. Panel kotrol menunjukan indikasi dari:  

Volume air panas dalam tanki air panas



Suhu air panas



Tekanan air

Volume bahan bakar apabila mrnggunakan bahan bakar.

B. Air Kotor dan Limbah 1. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: a. Sistem pembuangan air kotor. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plambing lainnya ( black water ). b.

Sistem pembuangan air bekas. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya ( grey water ). Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu

c. Sistem pembuangan air hujan. Sistem pembuangan air hujan harus merupakan system terpisah dari system pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah. d. Sistem air buangan khusus. Sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang bersifat khusus.

2. Klasifikasi berdasarkan cara pengaliran : a.

Sistem gravitasi.

Lapora

A

lisi Utilitas Ba

gu

a

A

a r i s H o t e l | 11

Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah b. Sistem bertekanan. Sistem yang menggunakan alat ( pompa ) karena saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bakpenampungan, kemudian di pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini mahal, tetapi biasa di gunakan pada bangunan yang mempunyai alat – alat plambing di basement pada bangunan tinggi / bertingkat

3. Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan berdasarkan cara pembuangannya : a. Sistem pembuangan air campuran, yaitu sistem pembuangan dimana air kotor dan air bekas dialirkan kedalam satu saluran / pipa. b. Sistem pembuangan air terpisah, yaitu sistem pembuangan dimana air kotor dan air bekas masing-masing dialirkan secara terpisah atau menggunakan pipa yang berlainan. 4. Sistem

Pembuangan

Air

Buangan

dibedakan

berdasarkan

perletakannya: 1. Sistem pembuangan gedung, yaitu sistem pembuangan yang berada didalam gedung. 2. Sistem pembuangan luar, yaitu sistem yang berada diluar gedung, disebut juga riol gedung. Sebelum air buangan dari peralatan saniter maupun dari buangan dapur dibuang ke saluran umum / kota maka harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan Sewage Treatment Plant ( STP ), sehingga memenuhi ambang baku yang dipersyaratkan.

PERALATAN UTAMA & FUNGSI

Lapora

A

lisi Utilitas Ba

gu

a

A

a r i s H o t e l | 12

1. Pompa Submersible, berfungsi untuk menaikan level air kotor pada daerah level terendah ke instalasi pengolah yang levelnya lebih tinggi. 2. sewage Treatment Plant ( STP ) STP berfungsi sebagai pengolah air buangan sehingga memenuhi persyaratan sebagai air buangan rumah tangga ( domestic waste ), yaitu dengan ketentuan : a. Kandungan zat tersuspensi rata-rata dalam waktu 24 jam adalah 20 mg / liter. b. Kebutuhan biologi untuk oksigen ( BOD ) rata-rata dalam waktu 24 jam adalah 20 mg / liter dengan kapasitas maksimum yang diperbolehkan s/d 30 mg / liter.

Beberapa jenis STP yang umum dipakai : a. Extended Aeration Activated Sludge Process, terdiri dari beberapa bagian, Yaitu : - Equalizing tank - Aeration biozone - Primary settling tank - Chlorination tank - Effluent tank b. Rotating Biological Contactor (RBC). Terdiri dari beberapa bagian, yaitu : - Primary clarifier tank - Rotor disk - Final clarifier - Chlorination system - Sludge disposal - Effluent tank c. Bio Activator,

Lapora

A

lisi Utilitas Ba

gu

a

A

a r i s H o t e l | 13

Merupakan kombinasi antara Extended Aeration Activated Sludge Process dengan Rotating Biological Contactor.

STP Jenis Biological Contractor

Lapora

A

lisi Utilitas Ba

gu

a

A

a r i s H o t e l | 14

C. Lift, Tangga Umum dan Darurat

Alat transportasi bangunanmerupakan alat yang menunjang dan memfasilitasi sirkulasi didalam suatu bangunan gedung, terutama gedung berlantai banyak. Selain itu alat transportasi merupakan sarana prasarana yang memperlancar pergerakan manusia didalam bangunan tersebut. Transportasi pada bangunan dapat dibagi secara vertical dan horizontal serta manual dan mekanis. A. Transportasi Secara Vertikal dan Horizontal

ELEVATOR

VERTIKAL

TANGGA

ESKALATOR

TRANSPORTASI DALAM BANGUNAN

KONVEYOR HORIZONTAL

KORIDOR

(Diagram 1.1 : transportasi dalam bangunan secara vertical dan horizontal).  TRANSPORTASI VERTIKAL Transportasi vertical, adalah metoda transportasi digunakan untuk mengangkut suatu benda atau manusia dari bawah ke atas ataupun

Lapora

A

lisi Utilitas Ba

gu

a

A

a r i s H o t e l | 15

sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertical, di antaranya tangga, lift, travator, escalator, dan dumbwaiter.  TRAN...


Similar Free PDFs