Yuk! Belajar Menulis Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural PDF

Title Yuk! Belajar Menulis Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural
Pages 163
File Size 43.1 MB
File Type PDF
Total Downloads 1
Total Views 23

Summary

Disusun Oleh: Riyadi Widhiyanto i Yuk! Belajar Menulis Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural Copyright ©2019 Penulis: Riyadi Widhiyanto Muhammad Badrus Siroj Editor: Asep Purwo Yudi Utomo Desain Sampul: Riyadi Widhiyanto Tata Letak: Riyadi Widhiyanto Penerbit: Cipta Prima Nusantara Oktober, 2019 I...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Yuk! Belajar Menulis Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural Badrus Siroj Cipta Prima Nusantara

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers E-PROSIDING RIKSA BAHASA XI.pdf Pajar Purnomo Buku_ Harmoni di Mat a Kaum Muda_ 2013.pdf lukman solihin Proceeding-Seminar-Int ernasional-UNS-2013.pdf Icuk Prayogi

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Disusun Oleh: Riyadi Widhiyanto

i

Yuk! Belajar Menulis Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural Copyright ©2019 Penulis: Riyadi Widhiyanto Muhammad Badrus Siroj Editor: Asep Purwo Yudi Utomo Desain Sampul: Riyadi Widhiyanto Tata Letak: Riyadi Widhiyanto Penerbit: Cipta Prima Nusantara Oktober, 2019 Ix+152 halaman; 148 mm x 210 mm ISBN: 978-602-5985-87-4 Redaksi: Perum Green Village Kavling 115, Ngijo, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah E-mail: [email protected] Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Tak dilarang mengutip atau memperbanyak untuk dijual tanpa izin penerbit, tak kecuali untuk kepentingan penelitian dan promosi.

ii

PRAKATA Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala nikmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyusun buku “Yuk! Belajar Menulis Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural” ini dengan baik dan lancar. Buku ini merupakan salah satu sarana pendukung dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada materi teks eksposisi. Tujuan penyusunan buku ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi peserta didik SMK kelas X dengan harapan agar peserta didik terampil menulis teks eksposisi sekaligus sebagai sarana untuk lebih menanamkan nilai-nilai keragaman budaya yang ada di sekitar. Seperti salah satu ungkapan salah satu tokoh yang bernama Emha Ainun Nadjib, yaitu “Indonesia

terbentuk dari adanya keberagaman, tanpa adanya keberagaman Indonesia bukanlah apa-apa”. Sebagai bangsa yang besar dan beragam sudah selayaknya dipahami dan dimaknai sebagai kekayaan dan anugerah dari Tuhan yang senantiasa kita jaga bersama. Berbagai macam kebudayaan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke ini tentu menjadi hal yang patut kita syukuri dan sudah selayaknya kita bersikap bijaksana dalam perbedaan

iii

agar tidak menimbulkan konflik. Tentu saja kita juga perlu memahami dan menyadari adanya keberagaman yang ada di sekitar, sehingga kita akan memiliki sikap-sikap yang sesuai dengan keragaman budaya tersebut. Lebih dari itu, tentu saja penulis juga menyadari bahwa dalam buku ini masih terdapat banyak kesalahan di dalamnya, sehingga penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk meningkatkan kualitas buku ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan buku ini sehingga dapat terlaksana dengan baik. Selamat membaca dan semoga bermanfaat!

Semarang, September 2019 Penulis

iv

PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU Demi untuk memudahkan dalam mempelajari materi yang ada dalam buku ini, maka kita perlu membaca petunjuk penggunaan buku ini. Pertama, bacalah daftar isi untuk mengetahui seluruh materi yang tersaji dalam buku pengayaan ini. Kedua, pahami materi yang disajikan pada setiap bab untuk menambah wawasanmu. Selain itu, pada contoh yang disajikan juga diberikan ulasan nilai karakter dan contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan refleksi diri. Ketiga, pada bab I disajikan materi tentang muatan multikultural sebagai bahan untuk menulis teks eksposisi bermuatan multikultural. Keempat, pada bab II disajikan materi mengenai dasar teks eksposisi yang meliputi pengertian, tujuan, ciri-ciri, struktur, dan kaidah kebahasaan teks eksposisi yang disertai dengan contoh. Kelima, pada bab III disajikan materi mengenai menulis teks eksposisi yang meliputi konsep menulis, langkah

v

menulis teks eksposisi, dan teknik pengembangan teks eksposisi yang disertai dengan contoh pemodelan. Keenam, pada bab IV disajikan beberapa contoh teks eksposisi bermuatan multikultural yang yang terinspirasi dari nilai-nilai yang tercermin dari adanya keragaman budaya. Ketujuh, baca dan praktik ulang secara mandiri pada bagian tertentu yang belum kamu pahami. Selain itu, ikuti latihan yang disajikan pada masingmasing bab.

vi

DAFTAR ISI HALAMAN PERANCIS…………………………………………… IDENTITAS BUKU…………………………………………………... PRAKATA……………………………………………………………….. PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU………………………… DAFTAR ISI………………………………………………................... BAB I HAKIKAT MUATAN MULTIKULTURAL……… A. Pengantar…………………….…………………………………... B. Pengertian Multikultural………………………………….. C. Nilai-nilai Muatan Multikultural……………………….. D. Faktor Penyebab Multikultural………………………… Latihan 1………………………………………………………………….. Rangkuman Materi…………………………………………............ BAB II MENGENAL TEKS EKSPOSISI BERMUATAN MULTIKULTURAL………………………………………………….. A. Pengantar………………………………………………………… B. Pengertian Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural…………………………………………………….. C. Tujuan Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural... D. Materi Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural… E. Struktur Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural…………………………………………………….. F. Kebahasaan Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural………........................................................... Latihan 2………………………………………………………………….. Rangkuman Materi…………………………………………………..

vii

ii iii iv vi viii 1 2 2 6 9 11 17 19 20 20 24 29 34 39 48 50

BAB III MENULIS TEKS EKSPOSISI BERMUATAN MULTIKULTURAL…..……………………………………………… A. Pengantar………………..………………………...................... B. Pengertian Menulis Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural…...………………………………………………... C. Manfaat Menulis Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural…………………………………………………….. D. Langkah-langkah Menulis Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural…………………………………... E. Menerapkan Langkah-langkah Menulis Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural…………………… F. Teknik Pengembangan Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural…………………………………... Latihan 3……………………………………………..…………………… Rangkuman Materi………………………………………………..… BAB IV CONTOH TEKS EKSPOSISI BERMUATAN MULTIKULTURAL………………………………………………….. A. Pengantar……………………………..................................... B. Contoh Teks Eksposisi Bermuatan Multikultural.. Latihan 4………………..…………………………………..……………. Rangkuman Materi.………………………..………...................... RANGKUMAN KESELURUHAN…………………………….. DAFTAR PUSTAKA……………………………….………………... DAFTAR RUJUKAN GAMBAR……………………………….. GLOSARIUM…………………………………………….................... TENTANG PENULIS…………………………………...................

viii

53 54 54 56 58 73 85 102 106 109 110 110 135 137 138 145 146 149 152

BAB 1 HAKIKAT MUATAN MULTIKULTURAL

1

A. PENGANTAR Pada bagian bab I ini akan disajikan materi tentang hakikat muatan multikultural. Materi yang disajikan pada bab I ini meliputi pengertian multikultural, nilai-nilai muatan multikultural, dan faktor penyebab multikultural. Materi tersebut akan digunakan sebagai bahan dan inspirasi untuk menulis teks eksposisi. Agar kita mengetahui makna muatan multikultural, mari kita baca dan pahami uraian materi yang akan disajikan berikut. Selamat belajar! B. PENGERTIAN MULTIKULTURAL Kita semua tahu bahwa Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Jajaran pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke ini memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing pada setiap daerahnya. Selain itu, Indonesia sudah sejak dahulu memiliki berbagai macam kebudayaan mulai dari keragaman suku, ras, agama, kebudayaan, bahasa, dan sebagainya sehingga bangsa Indonesia disebut juga dengan negara multikultur tebesar di dunia. Akar kata multikutural berasal dari kata Multi yang berarti banyak dan Kultur yang merujuk pada arti budaya atau kebudayaan. Sehingga kata multikultural dapat diartikan sebagai keragaman budaya dalam masyarakat. Koentjaraningrat (1984, h.9) mengartikan kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya 2

manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, serta keseluruhan dari hasil budi dan karya manusia. Mujianto, dkk (2010, h.2) melengkapi bahwa kebudayaan merupakan sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Kebudayaan dipakai oleh manusia untuk mempertahankan hidup, mengembangkan keturunan, dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala kelengkapan jasmani, pemikiran, dan sumber-sumber alam sekitarnya sehingga mewujudkan sebuah pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan sebagainya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kata kultur atau kebudayaan merujuk pada hasil kreativitas manusia yang diperoleh dari proses belajar untuk bertahan hidup. Kebudayaan ditemukan pada semua masyarakat dan memiliki hubungan erat antara masyarakat dan kebudayaan. Tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat dan tidak ada masyarajat tanpa kebudayaan. Koentjaraningrat (1984, h.5) menyebutkan bahwa kebudayaan dalam masyarakat dapat digolongkan menjadi tiga bentuk, yaitu sebagai berikut. 1. Wujud dari kebudayaan adalah berupa ide, gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan, dan sebagainya yang bersifat abstrak, atau tidak dapat diraba atau difoto. Wujud kebudayaan ini adalah berupa adat istiadat yang menunjukkan bahwa kebudayaan itu berfungsi sebagai tata kelakuan yang mengatur, mengendali, dan memberi arah kepada manusia. 3

2.

Wujud kebudayaan berupa aktivitas kelakuan manusia yang berpola dalam suatu masyarakat yang disebut sistem sosial. Sistem sosial terdiri atas aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul dengan orang lain secara terus menerus sehingga akan mengikuti pola tata kelakuan yang ada. Wujud kebudayaan ini bersifat konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, bisa diobservasi, difoto, dan didokumentasikan. 3. Wujud kebudayaan terakhir berupa benda-benda hasil karya manusia atau sering disebut dengan kebudayaan fisik. Wujud kebudayaan ini memerlukan keterangan yang banyak karena merupakan seluruh total dari hasil fisik, aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat yang berwujud benda-benda yang digunakan dalam kehidupan manusia. Benda-benda tersebut misalnya cangkul, kapal, pakaian adat, makanan tradisional, dan sebagainya. Kebudayaan dalam suatu masyarakat memiliki fungsi sebagai pedoman bagi seseorang untuk bersikap dan sebagai sarana pemersatu masyarakat dari berbagai macam keragaman budaya, sehingga pada masyarakat multikultural dapat hidup berdampingan selaras dengan falsafah negara Indonesia, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”. Pada masyarakat multikultural memiliki pandangan yang sama tentang kebudayaan, yaitu kesetaraan antara satu budaya dengan budaya lainnya dan tidak ada budaya yang

4

lebih rendah atau lebih tinggi. Pandangan tersebut disebut dengan multikulturalisme. Naim dan Sauqi (2012, h.126) mengungkapkan bahwa multikulturalisme merupakan suatu paham atau situasi-kondisi masyarakat yang tersusun dari banyak kebudayaan. Multikulturalisme ini juga merupakan konsep di mana sebuah komunitas dalam konteks kebangsaan dapat mengakui keberagaman, perbedaan, dan kemajemukan budaya, baik ras, suku, etnis, dan agama. Pendapat tersebut kemudian dilengkapi oleh Rustanto (2015, h.27) yang menyatakan bahwa multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang menekankan pada pengakuan dan penghargaan pada kesederajatan atau kesamaan terhadap kebudayaan yang berbeda-beda. Ideologi multikulturalisme ini saling mendukung dengan proses demokrasi yang pada dasarnya adalah kesederajatan pelaku secara individual dalam berhadapan dengan kekuasaan dan masyarakat setempat. Pandangan ini menganggap bahwa tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi atau lebih rendah. Berdasarkan beberapa pendapat dari ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa multikulturalisme adalah suatu paham yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk meningkatkan derajat manusia agar dapat hidup berdampingan pada lingkungan yang memiliki keragaman budaya. Pandangan tentang kesetaraan tersebut dapat diwujudkan dalam suatu sikap-sikap yang menunjukan kesetaraan dan nilai-nilai yang tercermin dari adanya keragaman budaya. 5

Berdasarkan uraian materi di atas dapat disimpulkan bahwa multikultural adalah keragaman budaya dalam suatu masyarakat yang berwujud keragaman ide/gagasan, aktivitas manusia, dan artefak atau benda. Sedangkan untuk memelihara keragaman budaya tersebut adalah dengan menggunakan pandangan multikulturalisme yang berarti cara pandang individu untuk hidup berdampingan dalam keragaman budaya dengan tujuan untuk kehidupan bersama sebagai warga dan negara Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika. Pandangan tersebut dapat diwujudkan dalam nilai karakter yang tercermin dari adanya keragaman budaya. C. NILAI-NILAI MUATAN MULTIKULTURAL Muatan multikultural memiliki nilai-nilai keberagaman yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai tersebut dapat dijadikan pedoman bagi seseorang untuk bersikap sesuai dengan lingkungannya yang beragam. 1. Nilai penghargaan atau apresiasi, yaitu suatu sikap untuk mengapresiasi berbagai bentuk budaya yang ada dalam masyarakat. 2. Nilai toleransi, yaitu suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, di mana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. 3. Nilai demokrasi, yaitu suatu sikap yang mencerminkan prinsip-prinsip demokrasi misalnya 6

dengan bermusyawarah sehingga akan menemukan kesepakatan yang dapat diterima semua masyarakat. 4. Nilai keadilan adalah nilai nilai yang berkaitan dengan hak, kewajiban yang harus adil dan terukur sama rata antarindividu. 5. Nilai tenggang rasa adalah suatu sikap hidup dalam ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang mencerminkan sikap menghargai dan menghormati orang lain. Kita harus dapat bergaul dengan siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. 6. Nilai kesertaraan atau kesederajatan, yaitu suatu sikap untuk tidak merendahkan dan tidak meninggikan kebudayaan lain karena kebudayaan dalam maysarakat memiliki fungsi dan peranan masing-masing. 7. Nilai humanis atau kemanusiaan, yaitu suatu sikap untuk memanusiakan manusia, dengan kata lain sikap humanis dilakukan dengan pandangan bahwa kita harus bersikap dengan orang lain dengan sikap manusiawi, tidak melakukan hal-hal yang di luar kewajaran manusia. 8. Nilai kebersamaan, yaitu sikap untuk melakukan sesuatu hal dengan bersama-sama yang terbentuk dari rasa kekeluargaan, persaudaraan, dan persatuan. 9. Nilai sosial, yaitu suatu kesadaran dari dalam diri individu yang memengaruhi terhadap lingkungan sosial untuk saling berinteraksi. 10. Nilai saling mengasihi adalah suatu nilai yang ditunjukkan dengan sikap saling memberikan kasih 7

11.

12.

13.

14.

15.

sayang antarsesama manusia dan makhluk ciptaan Tuhan. Nilai menghormati adalah suatu sikap mengakui harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Nilai tolong-menolong adalah sikap untuk saling membantu untuk meringankan beban orang lain dengan memberikan bantuan yang dapat berbentuk bantuan moral atau material. Nilai kerukunan adalah suatu sikap kesepakatan dalam perbedaan-perbedaan yang ada untuk membina kehidupan sosial yang saling pengertian serta menerima dengan ketulusan hati yang penuh keikhlasan. Kerukunan mencerminkan hubungan timbal balik yang ditandai oleh sikap saling menerima, saling mempercayai, saling menghormati, menghargai, dan sikap saling memaknai kebersamaan. Nilai musyawarah mufakat adalah suatu cara yang digunakan oleh sekelompok masyarakat untuk memutuskan sesuatu hal secara bersama-sama. Nilai penerimaan, yaitu suatu sikap untuk saling menerima perbedaan dalam suatu masyarakat sebagai bentuk kewajaran misalnya menerima perbedaan pendapat, menerima keragaman budaya, dan sebagainya.

Nilai-nilai tersebut muncul dari adanya keragaman budaya dan dijadikan pedoman bagi masyarakat dalam bertingkahlaku. Nilai-nilai tersebut yang dibutuhkan dan 8

ditekankan dalam muatan multikultural. Contohnya nilai penghargaan atau apresiasi yang tercermin dari adanya keragaman budaya ketika kita ikut belajar tari tradisional atau mempelajari budaya daerah. Kegiatan tersebut mencerminkan nilai penghargaan atau apresiasi terhadap keragaman budaya. D. FAKTOR PENYEBAB MULTIKULTURAL Secara umum, masyarakat Indonesia adalah masyarakat multikultural yang disebabkan karena kondisi geografis Indonesia. Rustanto (2015, h.35) mengungkapkan bahwa keragaman budaya terjadi karena beberapa faktor antara lain sebagai berikut. 1. Letak Suatu Negara atau Masyarakat Secara geografis letak negara Indonesia, yaitu di antara samudra pasifik dan samudra hindia serta merupakan negara kepulauan. Hal tersebut menyebabkan manusia yang hidup di pulau-pulau itu harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya untuk bertahan hidup sehingga akan membentuk pola tertentu dalam aktivitasnya. 2. Keadaan Geografi Suatu Negara Keadaan geografis yang membagi wilayah Indonesia kurang lebih 3000 pulau merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap terciptanya keragaman suku bangsa di Indonesia. Keadaan tersebut telah memaksa para nenek moyang kita untuk tinggal menetap di daerah terpisah satu sama 9

lain. Isolasi tersebut mengakibatkan penduduk yang menempati setiap pulau di nusantara tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa yang sedikit banyak terisolasi dari kesatuan suku bangsa yang lain. Setiap kesatuan suku bangsa terdiri atas sejumlah orang yang dipersatukan oleh ikatan secara emosional, serta memandang diri mereka masingmasing sebagai suatu jenis tersendiri dan berbeda. Mereka pada umumnya memiliki bahasa dan warisan budaya yang sama. Selain itu, mereka biasanya mengembangkan kepercayaan bahwa mereka memiliki asal-usul keturunan yang sama yang didukung oleh mitos-mitos yang berkembang dalam masyarakat tersebut. 3. Iklim yang Berbeda dan Keadaan Struktur Tanah yang Berbeda di Setiap Daerah Perbedaan curah hujan dan kesuburan tanah merupakan kondisi yang menciptakan dua macam lingkungan ekologis yang berbeda, yaitu daerah pertanian sawah dan daerah pertanian ladang. Hal tersebut menyebabkan perbedaan stratifikasi dalam masyarakat, yaitu dalam bidang sosial, kependudukan, dan sosial budaya. Berdasarkan faktor-faktor penyebab masyarakat multikultural dapat diketahui bahwa faktor terbesar penyebab terbentuknya keragaman budaya adalah faktor geografis yang berbeda di suatu wilayah tertentu sehingga setiap masyarakat akan memiliki keragaman budaya sesuai dengan kondisi lingungannya. 10

1. 2.

Amatilah kebudayaan di sekitarmu! Carilah contoh kegiatan masyarakat yang memiliki nilai-nilai multikultural! A. Nilai Penghargaan atau apresiasi: Contoh: belajar tari tradisional, menonton wayang dengan keluarga, berlatih memainkan gamelan, belajar sejarah desaku, dll. B. Nilai toleransi: ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……….…………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……….…………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………….…………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… C. Nilai demokrasi: ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……….…………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……….…………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………

11

……………………………………………………………………………………… ……………….…………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… D. Nilai keadilan: ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……….…………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……….…………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………… ……….……………………………………………………. E. Nilai tenggang rasa: ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……….…………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……….…………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………… ……….……………………………………………………. F. Nilai kesertaraa...


Similar Free PDFs