Title | 03 TEORI MODERN refisi2 |
---|---|
Author | Ayunda Beliani |
Pages | 14 |
File Size | 275.7 KB |
File Type | |
Total Downloads | 249 |
Total Views | 431 |
TEORI MODERN (TEORI HECKSER-OHLIN) A. THE PROPORTIONAL FACTORS THEORY • Perdagangan international terjadi karena adanya perbedaan opportunity cost • Perbedaan opportunitiy cost terjadi karena adanya perbedaan jumlah/proporsi faktor produksi yang dimiliki suatu negara. • Negara yang memiliki faktor p...
Accelerat ing t he world's research.
03 TEORI MODERN refisi2 ayunda beliani
Related papers
Download a PDF Pack of t he best relat ed papers
Bab 4 Ekoin novia puspaningrum
Ekonomi Int ernasional Ni Wayan Sri Wulandari DIKTAT EKONOMI INT ERNASIONAL STAI SUFYAN T SAURI MAJENANG Aji Fany Permana
TEORI MODERN (TEORI HECKSER-OHLIN) A. THE PROPORTIONAL FACTORS THEORY • Perdagangan international terjadi karena adanya perbedaan opportunity cost • Perbedaan opportunitiy cost terjadi karena adanya perbedaan jumlah/proporsi faktor produksi yang dimiliki suatu negara. • Negara yang memiliki faktor produksi relatif lebih banyak akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barangnya. • Alat analisis yang digunakan ialah kurva Isocost dan Isoquant 1
• Isoquant: kurva yang menggambarkan kombinasi dari berbagai input yang menghasilkan output sama • Isocost: kombinasi berbagai penggunaan input yang menghasilkan biaya sama. • Equilibrium terjadi jika kurva isoquant bertemu kurva isocost. TK
60 Isocost ($ 600)
40 20
Isocost ($ 400)
Isoquant 150 unit pakaian
C
A D
Isoquant 100 unit pakaian
B Mesin
0
5
10
15 2
• Asumsi teori H-O: – Hanya ada dua negara (misal, Indonesia dan Jepang) – Hanya memproduksi dua macam barang yang sama – Hanya menggunakan dua jenis faktor produksi (tenaga kerja dan mesin) tetapi dengan proporsi yang berbeda. • Contoh: 60 Isocost ($600)
Isocost ($600)
40 Isocost ($400) 20
0 Negara I 10 (Indonesia)
Isocost ($400)
15
Negara II (Jepang)
3
• Matrix gain dari Perdagangan Internasional NEGARA
INDONESIA
JEPANG
Barang
Pakaian
Radio
Pakaian
Radio
Faktor Produksi
T.Kerja
Mesin
T. Kerja
Mesin
Proses Produksi
Pdt Karya
Pdt Modal Pdt Karya
Pdt Modal
Proporsi Faktor produksi
60 T. K (banyak)
15 Mesin (kurang)
30 TK (kurang)
60 mesin (banyak)
Isoquant
100 unit
20 unit
100 unit
20 unit
Isoqost
$ 400
$ 600
$ 600
$ 400
UNIT COST
$4 (murah)
$ 30 (mahal)
$6 (mahal)
$ 20 (murah)
4
Grafik Perbedaan harga faktor produksi menurut H-O TK Isocost $ 600
34
Isoquant 100 unit pakaian
A B
26
Isocost $ 400
C
20 10 0
3
7
10
D 18
Isoquant 20 unit radio
Mesin
Untuk Isoquant pakaian 100 unit (padat karya) • Di Indonesia, Isoquant tersebut menyinggung Isocost $ 400 pada titik A. Kombinasi: 34 TK dan 3 buah mesin. • Di Jepang, akan menyinggung isocost $ 600 pada titik B. Kombinasi: 26 TK dan 7 mesin. Pada Isoquant 20 unit Radio: • Di Indonesia, isoquant tersebut menyinggung isocost $ 600 pada titik B. Kombinasi: 20 TK dan 10 Mesin • Di Jepang, menyinggung isocost $ 400, pada titik D. Kombinasi: 10 TK & 18 5 mesin.
Kesimpulan Teori H-O • Harga/biaya produksi ditentukan oleh jumlah/proporsi faktor produksi yang digunakan • Comaparative advantage ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang digunakan • Masing-masing negara akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan biaya produksi murah • Masing-masing negara mengimpor barang yang biaya produksinya mahal dan faktor produksinya relatif sedikit di negara tersebut.
6
Kelemahan Teori H-O • Jika jumlah/rpoporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara realtif sama, maka harga barang yang sejenis akan sama. Sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. • Ternyata walaupun jumlah/proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama, tetapi perdagangan internasional tetap terjadi. • Teori tersebut disempurnakan dengan teori The Opportunity Cost oleh G Harberler
7
B. PARADOKS LEONTIEF • Studi empiris Leontief (1953) menunjukkan fakta bahwa struktur perdagangan luar negeri (ekspor – impor) Amerika Serikat bertentangan dengan teori H-O. • AS ternyata mengekspor barang yang relatif padat tenaga kerja, dan mengimpor barang yang padat modal. • Paradoks Leontief terjadi karena: – – – –
Factor intensity reveals Tariff and non tariff barrier Perbedaan dalam skill dan human capital Perbedaan dalam faktor sumber daya alam
• Jawaban toeri H-O: Amerika adalah negara dimana banyak tenaga kerja yang terdidik (skilled labor) dibanding negara lain. 8
C. THE OPPORTUNITY COST (G. HARBERLER)
• Walaupun jumlah/proporsi fakator produksi yang dimiliki oleh 2 negara sama, tetapi tetap ada perdagangan internasional karena: – Perbedaan kemampuan berproduksi masing-masing negara yang ditunjukkan oleh kurva PPC (Production Possibility Curve) – Perbedaan selera konsumen di masing-masing negara yang ditunjukkan oleh kurva IC nya (IC = Indefference Curve)
• Opportunity Cost digambarkan sebagai PPC (production Possibility Curve) • PPC dianggap Constant Cost dan Increasing Cost
9
1. Asumsi PPC Constant Cost; – Setiap Negara memproduksi barang N dan T dengan kombinasi atau MRT yang tetap (8N = 1T) Produksi
MRT
N
T
40
0
8N/1T
32
1
8N/1T
24
2
8N/1T
16
3
8N/1T
6
4
8N/1T
0
5
8N/1T
T 40
32
PPC Constant Cost
24 16 8 T 0
1
2
3
4
5 10
• Analisis Manfaat Perdagangan Internasional dengan PPC Constant Cost • Keseimbangan konsumen negara X: terjadi jika Kurva PPC menyinggung kurva IC di titik A (8N, 4T)
N 40 32 24 16
B (16 N, 4T) A (8 N, 4T)
8
0
1
2
3
4
5
• Untuk memperoleh 4 T tersebut, harus mengorbankan N sebesar 4 x 8N = 32 N • Jika di luar negeri 6N = 1T, negara X mengekspor barang IC’ 4T ke luar negeri dan IC memperoleh 4 x 6N = 24N. IC T geser ke IC’ • Dengan ekspor, keseimbangan konsumen di titik B (16N, 4T). Jadi 11 konsumen lebih makmur
2. Indefference Curve (IC) dan PPC Increasing Cost – Suatu negara dapat memproduksi barang N dan T denan kombinasi atau MRT yang berubah, sehingga mempunyai PPC Increasing Cost berupa garis lengkung NT 40
MRT
36 30
1
4N/1T
20
30
2
6N/1T
12
22
3
8N/1T
12
4
10N/1T
0
5
12N/1T
N
T
40
0
36
0
1
2
3
4
5 12
13...