2 Laporan Percobaan 2 Irfan Nurrahman 1054 PDF

Title 2 Laporan Percobaan 2 Irfan Nurrahman 1054
Author Irfan Nurrahman
Course Pratikum Lanjutan
Institution Universitas Jember
Pages 36
File Size 880.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 641
Total Views 1,000

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASARKESETIMBANGAN KIMIA DAN PRINSIP LE CHATELIEROleh : Nama : Irfan Nurrahman NIM : 201910801054 Kelompok/ Kelas : 2 / Teknik Perminyakan Asisten : Khoiriyah Dwi YantiLABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS JEMBER2021I. J...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KESETIMBANGAN KIMIA DAN PRINSIP LE CHATELIER

Oleh : Nama

: Irfan Nurrahman

NIM

: 201910801054

Kelompok/ Kelas

: 2 / Teknik Perminyakan

Asisten

: Khoiriyah Dwi Yanti

LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2021

I.

Judul Kesetimbangan Kimia dan Prinsip Le Chatelier

II.

Tujuan 1. Mempelajari sistem kesetimbangan 2. Mempelajari pengaruh penambahan konsentrasi dan temperatur terhadap kesetimbangan

III.

Pendahuluan

III.1

MSDS (Material Safety Data Sheet)

III.1.1 Aquades (H2O) Aquades atau yang disebut air murni memiliki bentuk cair. Air murninya biasanya

didapatkan

dengan

proses

distilasi.

Aquades

tidak

diklasifikasikan sebagai bahan yang berbahaya, bahan ini tidak mudah terbakar. Aquades memiliki berat molekul 18,02 g/mol. Aquades tidak berbau dan tidak berwarna serta memiliki nilai pH netral yaitu 7 pada 200C. Titik lebur aquades sebesar 00C dan titik didihnya sebesar 1000C. Memiliki tekanan uap sebesar 23 hPa pada suhu 20 0C. Aquades larut sepenuhnya dalam air. Dapat didistilasi dalam kondisi tidak terurai pada tekanan normal. Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai bahan mudah meledak. Produk ini stabil secara kimiawi dibawah kondisi ruangan standar (suhu kamar). Akuades merupakan bahan yang tidak reaktif, sehingga tidak berbahaya jika tertelan tubuh. Akuades juga bukan bahan yang bersifat korosif, sehingga apabila terkena anggota tubuh seperti kulit dan mata tidak akan berbahaya (LabChem, 2021). III.1.2 Tembaga (II) Sulfat (CuSO4) Tembaga (II) sulfat atau dikenal merupakan senyawa kimia dengan rumus molekul CuSO4 merupakan senyawa yang berbentuk kristal padat, berwarna biru, tidak memiliki bau dan memiliki pH 4. Senyawa ini memiliki massa molekul sebesar 249,68 g/mol. Massa jenis uapnya relatif pada 20 0C. Densitasnya sebesar 2286 kg/m3. Senyawa ini larut dalam air, metanol, dan gliserol. Senyawa ini cukup berbahaya apabila terkena kontak langsung pada mata dan kulit, hal ini dikarenakan dapat

menyebabkan iritasi. Tindakan yang harus dilakukan apabila terkontak langsung pada mata dan kulit adalah segera membasuhnya dengan menggunakan air yang mengalir selama kurang lebih 15 menit. Kecelakaan yang cukup serius akibat bahan ini dapat diatasi dengan segera mencari pertolongan medis (LabChem, 2021). III.1.3 Amonia (NH3) Senyawa NH3 atau yang biasanya disebut amonia merupakan senyawa yang terdiri dari satu atom nitrogen dan tiga atom hidrogen yang masingmasing berikatan kovalen dengan atom N. Amonia biasanya berbentuk cair atau gas. Senyawa ini memiliki nilai pH sebesar 5-7. Densitasnya sebesar 1 g/ml. Senyawa ini tidak berwarna, dan memiliki bau yang sangat menyengat. Amonia merupakan senyawa yang sangat stabil, mudah terbakar, dan bereaksi dengan logam. Gejala atau efek yang ditimbulkan akibat kesalahan penggunaan amonia ini cuku serius. Pertolongan pertama apabila terhirup yaitu letakkan korban pada ruangan terbuka dengan udara yang bersih dan biarkan korban untuk beristirahat. Pertolongan pertama ketika terkena mata yaitu dengan basuh mata menggunakan air bersih. Pertolongan pertama ketika terkena kontak dengan kulit yaitu lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan basuh semua area kulit yang terkena dengan sabun dan air. Resiko-resiko tersebut dapat dihindari dengan menggunakan alat-alat keselamatan kerja yaitu kacamata keselamatan, pelindung badan dan wajah agar terhindar dari cairan tersebut (LabChem, 2021). III.1.4 Asam Klorida (HCl) Asam klorida memiliki rumus kimia yaitu HCl. Asam klorida memiliki sifat fisik antara lain berwujud cairan, memiliki warna putih sampai kuning dan berbau menyengat. Berat molekul asam klorida adalah 36,46 g/mol. Titik didih dari bahan ini adalah sebesar 85 oC dan titik leburnya adalah sebesar 20 oC. Asam klorida dapat larut di dalam air panas dan air dingin. Asam klorida cukup berbahaya apabila terkena kontak langsung pada mata dan kulit, hal ini dikarenakan dapat menyebabkan iritasi.

Tindakan yang harus dilakukan apabila terkontak langsung pada mata dan kulit adalah segera membasuhnya dengan menggunakan air yang mengalir selama kurang lebih 15 menit. Kecelakaan yang cukup serius akibat bahan ini dapat diatasi dengan segera mencari pertolongan medis (LabChem, 2021). III.1.5 Natrium Klorida (NaCl) Natrium klorida yang dikenal dengan garam dapur atau halit, adalah senyawa kimia dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam yang paling mempengaruhi salinitas air laut dan cairan ekstraseluler pada banyak organisme multiseluler. NaCl berbentuk padat dan tidak berbau. Nilai pH nya 4,5-7,0 pada 100 g/l 200C. Massa molar 58,44 g/mol, tidak berwarna/berbentuk kristal putih. Densitasnya sebesar 2,16 g/cm3, titik leleh 8010C, titik didih 14650C , kelarutan dalam air 358 g/l pada 20 0C. Massa molekul NaCl sebesar 58,44 g/mol. Tekanan uap NaCl 1,3 hPa pada 8650C. Produk ini tidak diklasifikasikan sebagai bahan mudah meledak. Produk ini tidak mudah menyala. Produk ini stabil secara kimiawi di bawah kondisi ruangan standar atau suhu kamar. Produk ini sebenarnya tidak diklasifikasikan sebagai senyawa yang berbahaya. Pertolongan pertama ketika terhirup yaitu biarkan korban mendapatkan udara yang bersih di luar ruangan. Pertolongan pertama apabila terkena mata yaitu bilas mata menggunakan air yang mengalir dan segera lepaskan lensa kontak (LabChem, 2021). III.1.6 Potasium Tiosianat (KSCN) Potasium tiosianat merupakan senyawa yang memiliki rumus kimia KSCN. Potasium tiosianat memiliki sifat fisik yaitu berbentuk padatan, tidak berwarna, tidak memiliki bau, dan memiliki larutan pH 5. Potasium tiosianat memiliki titik lebur yaitu 170℃ - 179℃ , namun tidak memiliki titik beku, titik nyala, dan titik didih. Potasium tiosianat memiliki massa molekul sebesar 97,18 g/mol dan senyawa KSCN akan larut dalam air. Potasium tioksanat cukup berbahaya apabila terkena kontak langsung pada mata dan kulit, hal ini dikarenakan dapat menyebabkan iritasi. Tindakan

yang harus dilakukan apabila terkontak langsung pada mata dan kulit adalah segera membasuhnya dengan menggunakan air yang mengalir selama kurang lebih 15 menit. Kecelakaan yang cukup serius akibat bahan ini dapat diatasi dengan segera mencari pertolongan medis (LabChem, 2021). III.1.7 Besi (III) Klorida (FeCl3) Besi(III) klorida merupakan senyawa dengan ciri fisik berupa cairan yang berwarna dan tidak berbau. Besi(III) klorida memiliki titik lebur sebesar 37 0C dan titik 280 – 285 0C. Densitasnya sebesar 1,29 g/cm3. Senyawa ini cukup berbahaya apabila terkena kontak langsung pada mata dan kulit, hal ini dikarenakan dapat menyebabkan iritasi. Tindakan yang harus dilakukan apabila terkontak langsung pada mata dan kulit adalah segera membasuhnya dengan menggunakan air yang mengalir selama kurang lebih 15 menit. Kecelakaan yang cukup serius akibat bahan ini dapat diatasi dengan segera mencari pertolongan medis (LabChem, 2021). III.1.8 Asam Fosfat (H3PO4) Asam fosfat merupakan suatu senyawa kimia dengan bentuk cairan yang memilki sifat tidak bernwarna atau bening, tidak berbau, dan tidak mudah menguap. Asam fosfat sendiri memilki rumus molekul H 3PO4 dengan berat molekul 98 g/mol dan memiliki titik didih 135 °C. Asam fosfat cukup berbahaya apabila terkena kontak langsung pada mata dan kulit, hal ini dikarenakan dapat menyebabkan iritasi. Tindakan yang harus dilakukan apabila terkontak langsung pada mata dan kulit adalah segera membasuhnya dengan menggunakan air yang mengalir selama kurang lebih 15 menit. Kecelakaan yang cukup serius akibat bahan ini dapat diatasi dengan segera mencari pertolongan medis (LabChem, 2021). III.1.9 Seng Nitrat (Zn(NO3)2) Seng nitrat merupakan senyawa yang memiliki ciri fisik berupa cairan yang tidak berwarna dan tidak berbau. Seng nitrat memiliki titik lebur sebesar 306 0C Seng nitrat memiliki densitas sebesar 2,89 g/cm3. Senyawa ini cukup berbahaya apabila terkena kontak langsung pada mata dan kulit,

hal ini dikarenakan dapat menyebabkan iritasi. Tindakan yang harus dilakukan apabila terkontak langsung pada mata dan kulit adalah segera membasuhnya dengan menggunakan air yang mengalir selama kurang lebih 15 menit. Kecelakaan yang cukup serius akibat bahan ini dapat diatasi dengan segera mencari pertolongan medis (LabChem, 2021). III.1.10

Natrium Hidroksida (NaOH)

NaOH merupakan bahan yang berbentuk padatan kristal yang berwarna putih dan tidak berbau. NaOH memiliki massa molekul sebesar 40 g/mol dan memiliki nilai pH 14 (5%). NaOH memiliki titik lebur sebesar 323 oC serta titik didihnya mencapai 1388 oC (1013,25 hPa). Tekanan uap NaOH mencapai 2 NH3(g) ……(3.7) Reaksi diatas dapat disimpulkan, apakah pengaruh nya jika suatu reaksi yang sudah dalam keadaan setimbang ditambahkan katalisator dalamnya. Katalis akan mempercepat laju pembentukan NH3, tetapi juga akan sekaligus mempercepat laju penguraian menjadi gas N2 dan gas H2. Pengaruh ini sama kuatnya. Katalisator dalam dunia industri umumnya logam, namun dalam makhluk hidup katalisator didapat dari dalam tubuhnya yang dikenal dengan dengan biokatalisator atau enzim (Zainab,dkk, 2016).

IV.

Metodologi Percobaan

IV.1

Alat dan Bahan

IV.1.1 Alat - Gelas Arloji - Gelas Beaker - Pemanas Air - Pengaduk - Pipet Tetes - Tabung Reaksi - Rak Tabung Reaksi IV.1.2 Bahan - Akuades - Amonia 3 M (NH3) - Asam Fosfat (H3PO4) - Asam Klorida 1 M (HCl) - Asam Klorida 3 M (HCl)

- Asam Klorida (HCl) Pekat - Besi (III) Klorida 0,1 M (FeCl3) - Kalium Sulfostanat 0,1 M (KSCN) - Kertas Lakmus - Kobalt (II) Klorida 0,5 M (CoCl2) - Natrium Hidroksida 3 M (NaOH) - Natrium Klorida Jenuh - Seng Nitrat 0,1 M (Zn(NO3)2) - Tembaga (II) Sulfat 0,1 M (CuSO4)

IV.2

Skema Kerja

IV.2.1 Reaksi Pembentukan CuSO4 0,1 M - Dimasukkan 20 tetes ke dalam tabung reaksi yang sudah dibersihkan dan dikeringkan. - Diteteskan larutan 1 M NH3 ke dalam tabung yang berisi larutan CuSO4, kemudian dikocok setiap selesai penetesan. - Ditetesi terus menerus hingga berubah warna, catat jumlah tetesan. - Diteteskan larutan HCl 1 M ke dalam larutan yang sudah setimbang sampai warna larutan berubah menjadi biru pucat.

- Dicatat jumlah tetesan HCl 1 M yang dibutuhkan.

Hasil IV.2.2 Efek Ion Senama Larutan H3PO4 - Dimasukkan 2 ml ke dalam tabung reaksi yang bersih. - Dicelupkan kertas lakmus, dan dicatat hasil pengujian. - Ditambahkan satu tetes HCl 1 M ke kertas lakmus. - Diamati dan catat perubahan. - Ditambahkan satu tetes larutan HCl 1 M ke dalam tabung reaksi, kemudian dikocok. - Dicelupkan kertas lakmus ke dalam larutan campuran. - Diamati dan catat hasilnya. Hasil

IV.2.3 Pengaruh Konsentrasi 1 mL 0,1 M FeCl3 + 1 mL 0,1 M KSCN - Ditambahkan ke dalam 50 mL akuades dalam beaker glass. - Disiapkan 4 tabung reaksi kering dan bersih kemudian diberi label 1-4 pada 4 tabung reaksi. - Ditambahkan 2 mL larutan induk yang telah disiapkan ke dalam setiap tabung. - Digunakan tabung pertama sebagai standart yang akan dibandingkan dengan tabung-tabung yang lain.

- Ditambahkan 10 tetes larutan FeCl3 0,1 M pada tabung kedua. - Ditambahkan 10 tetes larutan KSCN 0,1 M pada tabung ketiga. - Ditambahkan 5 tetes larutan NaCl jenuh ke dalam tabung keempat. - Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi. Hasil IV.2.4 Pengaruh Suhu 0,5M CoCl2 - Dimasukkan 5 tetes ke dalam tabung reaksi yang kering dan bersih. - Ditambahkan HCl 3 M tetes demi tetes hingga terjadi perubahan warna. - Diamati dan catat perubahan yang terjadi. - Dimasukkan 1 mL CoCl2 ke dalam tabung reaksi, kemudian dicatat warnanya. - Dimasukkan tabung ke dalam penangas air. - Diamati dan dicatat perubahannya. Hasil IV.2.5 Kestabilan dan Kesetimbangan Ion Kompleks dari Ion Seng Zn(NO3)2 0,1 M - Dimasukkan masing-masing 2 mL ke dalam 3 buah tabung reaksi. - Ditambahkan masing-masing 2 tetes NaOH 3 M dan diaduk. - Dicatat perubahan yang terjadi.

- Dimasukkan HCl 3 M pada tabung pertama tetes demi tetes dan diaduk, kemudian diamati perubahannya. - Dimasukkan NaOH 3 M pada tabung kedua tetes demi tetes dan diaduk, kemudian diamati perubahannya. - Dimasukkan NH3 3 M pada tabung ketiga tetes demi tetes dan diaduk, kemudian diamati perubahannya. - Dicatat data perubahan warna yang dihasilkan dalam tabel pengamatan.

Hasil IV.3

Prosedur Kerja

IV.3.1 Reaksi Pembentukan Langkah pertama 20 tetes (kurang lebih 1 mL) larutan CuSO 4 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah dikeringkan dan dibersihkan. Laruran NH3 1 M diteteskan perlahan-lahan ke dalam tabung yang sudah berisi larutan CuSO4 tersebut. Tabung dikocok setiap selesai penetesan. Penetesan dilanjutkan jika belum terjadi perubahan warna. Jumlah tetesan yang diperlukan untuk merubah warna larutan dicatat. Larutan HCL 1 M diteteskan ke dalam larutan yang sudah setimbang tersebut, sampai warna larutan berubah menjadi biru pucat. Jumlah tetesan HCl 1 M yang dibutuhkan kemudian dicatat. IV.3.2 Efek Ion Senama Langkah pertama, 2 mL larutan H3PO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Kertas lakmus diambil dan dicelupkan ujungnya ke dalam larutan tersebut. Hasil pengujian tersebut dicatat. Satu tetes larutan HCl 1 M ditambahkan ke dalam kertas lakmus. Perubahan yang terjadi dicatat dan diamati. Satu tetes larutan HCl 1 M ditambahkan ke dalam tabung reaksi, kemudian dikocok. Kertas lakmus dicelupkan ke dalam larutan campuran tersebut. Kemudian, hasilnya dicatat dan diamati. IV.3.3 Pengaruh Konsentrasi

Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu larutan induk dipersiapkan dengan menambahkan 1 mL 0,1 M Besi (III) Klorida (FeCl 3) dan 1 mL 0,1 M Potassium Sianat (KSCN) ke dalam 50 mL akuades dalam beaker glass. Empat tabung reaksi yang kering dan bersih disiapkan dan diberi label 1-4 untuk masing-masing tabung. Setiap tabung ditambahkan 2 mL larutan induk yang telah disiapkan. Tabung pertama digunakan sebagai standart yang akan dibandingkan dengan tabung-tabung yang lain. Tabung kedua ditambahkan 10 tetes larutan FeCl 3 0,1 M. Tabung ketiga ditambahkan dengan 10 tetes larutan KSCN 0,1 M. Tabung keempat ditambahkan dengan 5 tetes larutan NaCl jenuh. Kemudian, perubahan warna yang terjadi untuk setiap tabung diamati dan dicatat. IV.3.4 Pengaruh Suhu Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu, 5 tetes larutan CoCl2 0,5 M dimasukkan ke dalam suatu tabung reaksi yang kering dan bersih. HCl 3 M ditambahkan tetes demi tetes sampai terjadi perubahan warna. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat. 1 mL CoCl2 dimasukkan ke dalam suatu tabung reaksi yang kering dan bersih dan dicatat warnanya. Tabung tersebut dimasukkan

ke dalam penangas air.

Perubahannya

diamati dan dicatat. IV.3.5 Kestabilan dan Kesetimbangan Ion Kompleks dari Ion Seng Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu 2 mL larutan Zn(NO 3)2 0,1 M masing-masing dimasukkan ke dalam 3 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Dua tetes NaOH 3 M masing-masing ditambahkan dan diaduk. Perubahan yang terjadi kemudian dicatat. Tabung pertama ditambahkan dengan HCl 3 M tetes demi tetes dan diaduk, kemudian diamati perubahannya. Tabung kedua ditambahkan dengan NaOH 3 M tetes demi tetes dan diaduk, kemudian diamati perubahannya. Tabung ketiga ditambahkan dengan NH3 3 M tetes demi tetes dan diaduk, kemudian diamati perubahannya. Perubahan yang terjadi pada masingmasing tabung dicatat dalam tabel pengamatan.

V.

Data dan Perhitungan

I.1

Data

I.1.1

Reaksi Pembentukan

I.1.2

I.1.3

CuSO4 0,1M 10 tetes

= warna biru bening

CuSO4 + NH3 1M 10 tetes

= warna biru keruh

CuSO4 + HCl 1M 5 tetes

= warna biru pucat

Efek Ion Senama H3PO4 2 mL + kertas lakmus biru

= warna menjadi merah

H3PO4 + HCl

= warna tetap merah

HCl 1 M + Lakmus biru

= warna menjadi merah

Pengaruh Konsentrasi Larutan induk

= jingga muda

(akuades 50 mL + FeCl3 0,1M 1 mL + KSCN 0,1M 1 mL)

I.1.4

I.1.5

Larutan induk + FeCl3 0,1M 10 tetes

= menjadi merah bata

Larutan induk + KSCN 0,1M 10 tetes

= menjadi jingga tua

Larutan induk + NaCl jenuh 5 tetes

= menjadi kuning pucat

Pengaruh Suhu CoCl2 0,5M 5 tetes

= warna merah muda

CoCl2 + HCl 3M 30 tetes

= menjadi merah muda cerah

CoCl2 + HCl + dipanaskan

= menjadi merah muda pekat

Kestabilan dan Kesetimbangan Ion Kompleks dari Ion Seng Zn(NO3)2 0,1M 2 mL

= tidak berwarna

Zn(NO3)2 + NaOH 3M

= menjadi putih keruh

Tabung 1 + HCl 3 M 5 tetes

= tidak berwarna

Tabung 2+ NaOH 3 M 5 tetes

= semakin keruh dan terdapat endapan

Tabung 3+ NH3 3M 5 tetes

= dua fase yaitu endapan dan larutan tidak berwarna

II.

Hasil dan Pembahasan

II.1

Hasil

II.1.1 Reaksi Pembentukan No .

Perlakuan

1. 2.

Perubahan Sebelum

sesudah

CuSO4 0,1 M + NH3 1 M

Biru bening

Biru keruh

CuSO4 0,1 M + NH3 1M + HCl 1M

Biru keruh

Biru pucat

II.1.2 Efek Ion Senama No .

Perlakuan

1.

H3PO4 2 mL+ Lakmus biru

2.

H3PO4 + HCl 1M

3.

HCl 1M + Lakmus biru

Perubahan Sebelum sesudah Biru

Merah

Merah

Merah

Biru

Merah

II.1.3 Pengaruh Konsentrasi No .

Perlakuan

Perubahan Sebelum sesudah

Larutan induk (Akuades 50 ml + 1.

FeCl3 0,1M 1 mL + KSCN 0,1M

Jingga muda

Merah bata

Jingga muda

Jingga tua

1 mL) + FeCl3 0,1M 10 tetes Larutan induk (Akuades 50 ml + 2.

FeCl3 0,1M 1 mL + KSCN 0,1M 1 mL) + KSCN 0.1 M 10 tetes

Larutan induk (Akuades 50 ml + 3.

FeCl3 0,1M 1 mL + KSCN 0,1M

Jingga muda

Kuning pucat

1 mL) + NaCl jenuh 5 tetes

II.1.4 Pengaruh Suhu Perubahan No Perlakuan 1 CoCl2 0,5 M + HCl 3 M 2 CoCl2 0,1M + dipanaskan

Sebelum Merah muda Merah muda

Sesudah Merah muda cerah Merah muda pekat

II.1.5 Kestabilan dan Kesetimbangan Ion Kompleks dari Ion Seng Perubahan Sebelum

Perlakuan Zn(NO3)2 0,1 M + Tidak berwarna

Sesudah

No 1

2 mL

2 3

NaOH 3 M Tabung 1 + 5 tetes HCl 3M Tabung 2 + NaOH 3M

Putih keruh Putih keruh

Tidak berwarna Semakin keruh dan

4

Tabung 3 + NH3 3M

Putih keruh

terdapat endapan Menjadi dua fase yaitu

Putih keruh

endapan dan larutan tidak berwarna

II.2

Pembahasan Kesetimbangan kimia (asam basa) adalah topik penting dalam ilmu yang mempergunakan kimia, seperti pertanian, kedokteran dan biologi. Kesetimbangan adalah kondisi atau keadaan yang didalamnya semua gaya, proses atau kecenderungan yang ada tepat diimbangi oleh gaya, kecenderungan atau proses yang sama, tetapi arahnya berlawanan. Kesetimbangan di dalam ilmu kimia terjadi dengan potensial kimia berlangsung secara konstan, hal ini disebabkan karena tidak ada perubahan energi bebas (Hadyana, 2002).

Praktikum kali ini dilakukan dengan 5 kali percobaan. Percobaan pertama yaitu reaksi pembentukan yang dilakukan untuk mengetahui arah bergesernya kesetimbangan reaksi. Percobaan i...


Similar Free PDFs