AMDAL PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT TIPE A PDF

Title AMDAL PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT TIPE A
Author D. Purdiansyah
Pages 58
File Size 3.9 MB
File Type PDF
Total Downloads 20
Total Views 68

Summary

PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT TIPE A Diajukan untuk Memenuhi Tugas Laporan Tugas Besar Praktikum Aplikasi Lingkungan Semester 5 Tahun Akademik 2016/2017 Hari Praktikum: Senin Shift 1/ Kelompok A Nadia Putri Pratiwi 10070314034 Rifayani Rizkita R 10070314035 Muhammad Dera P 10070314038 Baskara Aji M 100703...


Description

PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT TIPE A Diajukan untuk Memenuhi Tugas Laporan Tugas Besar Praktikum Aplikasi Lingkungan Semester 5 Tahun Akademik 2016/2017

Hari Praktikum: Senin Shift 1/ Kelompok A

Nadia Putri Pratiwi Rifayani Rizkita R Muhammad Dera P Baskara Aji M

10070314034 10070314035 10070314038 10070314042

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2016 M/1438 H

Praktikum Aplikasi Lingkungan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota – Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Kesehatan merupakan hal penting yang harus dijaga, diupayakan dan

disadarkan.

Selain

itu,

kesehatan

merupakan

salah

satu

unsur

kesejahteraan yang sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UU RI no. 36 tahun 2009). Dalam ajaran Islam tentu saja diajarkan agar setiap muslimnya harus bisa menjaga kesehatan dan mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Qalam ayat 43

Artinya: "Pandangan mereka tertunduk ke bawah, diliputi kehinaan. Dan sungguh, dahulu (di dunia) mereka telah diseru untuk bersujud waktu mereka sehat (tetapi mereka tidak melakukan).” Ayat ini menjelaskan tentang mereka menyesali perbuatan buruk selama di dunia yang lupa akan bersyukur atas nikmat kesehatan yang telah diberikan Allah SWT semasa hidup. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kesehatan adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Kegiatan yang terkait dengan peningkatan kesehatan yaitu rumah sakit sebagai salah satu hasil pembangunan dan upaya penunjang pembangunan dalam bidang kesehatan merupakan sarana pelayanan umum, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat yang memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan dan dapat menjadi tempat penularan penyakit. Untuk itu telah dilakukan berbagai upaya penanggulangan dampak lingkungan. Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki jumlah penduduk yang padat. Setiap penduduk memerlukan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kehidupannya sehari-hari. Sarana yang dibutuhkan salah satunya

1

Kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Tipe A

2

adalah sarana kesehatan seperti Rumah Sakit. Rumah Sakit ini merupakan suatu sarana yang dapat melayani masyarakat dalam skala regional, nasional, hingga internasional. Rumah sakit ini terbagi menjadi beberapa tipe yaitu Tipe A, B, C, dan D. Rumah Sakit Tipe A di Indonesia ini masih sangat jarang keberadaannya, sedangkan rujukan rumah sakit dengan tipe lebih kecil banyak merujuk terhadap Rumah Sakit Tipe A. Pada kesempatan kali ini, peneliti akan membahas analisis mengenai dampak lingkungan dari perencanaan pembangunan Rumah Sakit Tipe A di Kota Bandung tepatnya di Jalan Tamansari no.1, Kelurahan Tamansari. Pembangunan rumah sakit tersebut perlu dianalisis terlebih dahulu agar pembangunan yang dilakukan tidak menimbulkan penurunan kualitas lingkungan tingkat tinggi. Maka dari itu, analisis ini diteliti agar mendapatkan hasil yang dapat dipertimbangkan untuk langkah ke depannya. 1.2

Tujuan dan Sasaran

1.2.1

Tujuan

 Mengidentifikasikan dampak besar dan penting dari kegiatan rumah sakit tipe A.  Mengidentifikasikan komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan rumah sakit tipe A.  Memprakirakan dan mengevaluasi kegiatan rumah sakit tipe A yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup. 1.2.2

Sasaran Sasaran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

kelayakan rumah sakit tipe A yang akan dibangun di Kelurahan Tamansari. 1.3

Ruang Lingkup

1.3.1

Ruang Lingkup Materi 1. Pendahuluan  Penetapan kegiatan pembangunan pada suatu lokasi pembangunan  Kerangka pemikiran dari kegiatan yang akan dilaksanakan  Sistem kegiatan dari rencana kegiatan yang akan memberikan dampak pada kawasan sekitarnya

Kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Tipe A

3

2. Pelingkupan  Batasan studi, batasan ekologi, batasan proyek dan batasan administrasi  Melakukan deliniasi (batasan) baik secara ekologis, administrasi, fisik, proyek, atau gabungan.  Menafsirkan dampak yang terjadi pada kegiatan pra konstruksi, konstrusi, dan pasca konstruksi bagi lingkungan 3. Fisik dan Klimatologi  Data klimatologi, udara, dan tanah  Korelasi pembangunan fisik terhadap kehidupan manusia pada kegiatan pra konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi  Menafsirkan dampak yang terjadi pada kegiatan pra konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi bagi kehidupan manusia 4. Air dan Biotis  Kualitas air dan biotis  Korelasi pembangunan fisik terhadap kehidupan manusia pada kegiatan pra konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi  Menafsirkan dampak yang terjadi pada kegiatan pra konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi bagi kehidupan manusia. 5. Sosekbud dan KesMas Analisis lingkungan di bidang sosial, ekonomi, dan kesehatan masyarakat. 6. Perumusan Dampak  Memahami dan mengupayakan pengelolaan lingkungan yang baik  Pertimbangan dan penanganan terhadap dampak yang terjadi di lokasi  Matrik dampak yang terjadi pada kegiatan pra konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi.

Kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Tipe A

1.3.2

4

Ruang Lingkup Wilayah

1.3.2.1 Ruang Lingkup Wilayah Makro Pada pembahasan berikut, pembangunan rumah sakit tipe A akan dibangun di lingkup Kelurahan Tamansari, yang memiliki batasan berikut:  Sebelah Timur

: Jl. Purnawarman

 Sebelah Selatan

: Jl. Padjajaran

 Sebelah Barat

: Jl. Linggawastu

 Sebelah Utara

: Jl. Sulanjana

Untuk lebih jelasnya mengenai ruang lingkup makro dapat dilihat pada Gambar 1.1 Peta Wilayah Makro. 1.3.2.2 Ruang Lingkup Wilayah Mikro Pembangunan rumah sakit tipe A akan dibangun pada kavling Universitas Islam Bandung yang mempunyai batasan wilayah sebagai berikut:  Sebelah Utara

: Gg. Karya Laksana

 Sebelah Timur

: Jalan Tamansari

 Sebelah Selatan

: Jalan Tamansari Bawah

 Sebelah Barat

: RW 14 Kelurahan Tamansari

Untuk lebih jelasnya mengenai ruang lingkup makro dapat dilihat pada Gambar 1.2 Peta Wilayah Mikro. 1.3.2.3 Ruang Lingkup Waktu Pada ruang lingkup waktu dibahas mengenai berapa lama atau jadwal yang dilakukan pada pembangunan proyek rumah sakit tipe A baik pada saat pra kontruksi, kontruksi, dan pasca kontruksi.

Kegiatan

Prakontruksi

Kontruksi

No

Progres

2 3

Pengadaan Tanah dan Pemindahan Penduduk Pembebasan Lahan Penerimaan Tenaga Kerja

No

Progres

1

1

Persiapan Mobilitas peralatan dan Material

Tabel 1.1 Ruang Lingkup Waktu Bulan (Tahun Pertama) September Oktober November 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Desember 2 3 4

Bulan (Tahun Pertama) Oktober November 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Desember 2 3 4

September 1 2 3 4

Kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Tipe A

2 3 4 5 No 1 2 Kontruksi

3 4 5 No 1 2

Kontruksi

3 4 5 No 1 2

Kontruksi

3

4 5 No

Pembangunan sarana dan prasarana Pembangunan kontruksi sipil Pemasangan Instalasi Elektro Kegiatan Uji Coba Progres 1

Januari 2 3

1

Mei 2 3

Pasca Kontruksi

3 4

4

Bulan (Tahun Kedua) Februari Maret 1 2 3 4 1 2 3

4

1

4

Bulan (Tahun Kedua) Juni Juli 2 3 4 1 2 3

4

1

Agustus 2 3 4

Bulan (Tahun Kedua) Oktober November 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Desember 2 3 4

Bulan (Tahun Ketiga) Februari Maret 1 2 3 4 1 2 3

1

April 2 3

4

Mobilitas peralatan dan Material Pembangunan sarana dan prasarana Pembangunan kontruksi sipil Pemasangan Instalasi Elektro Kegiatan Uji Coba Progres

1

Mobilitas peralatan dan Material Pembangunan sarana dan prasarana Pembangunan kontruksi sipil Pemasangan Instalasi Elektro Kegiatan Uji Coba Progres

September 1 2 3 4

Mobilitas peralatan dan Material Pembangunan sarana dan prasarana Pembangunan kontruksi sipil Pemasangan Instalasi Elektro Kegiatan Uji Coba Progres 1

1 2

5

Demobilisasi Peralatan Pengopraisan dan perawatan fasilitas Rehabilitasi lahan Pemulihan hubungan kerja

Sumber: Hasil Diskusi Kelompok, 2016

Januari 2 3

4

4

April 2 3

4

Kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Tipe A

1.4

6

Acuan / Landasan Hukum Adapun landasan hukum yang digunakan dalam kegiatan kajian adalah

sebagai berikut: 1. UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 2. Per Men Kesehatan No. 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit. 3. Per Men Kesehatan RI No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup 6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor. 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan. 7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan

Yang

Wajib

Memiliki

Analisis

Mengenai

Dampak

Lingkungan Hidup 8. Per Men LH No. 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengendalian Pencemaran Udara 9. Kep Bappedal No. 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup 10. Kep Bappedal No. 299 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 11. Kep Bappedal No. 105 Tahun 1997 tentang Panduan Pemantau Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Dan Rencana Pemantau Lingkungan (RPL)

Kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Tipe A

7

7

Kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Tipe A

8

8

Kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Tipe A

1.5

Kerangka Berfikir

Gambar 1.2 Kerangka Berfikir Sumber: Hasil diskusi Kelompok 2016

9

Kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Tipe A

1.6

10

Sistematika Pembahasan Dalam Penyusunan Tugas Besar kegiatan kajian analisis dampak

lingkungan ini untuk mempermudah dalam penalaran dan pemahaman mengenai menganalisis atau mengidentifikasi suatu kegiatan, maka dalam pembahasannya menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Studi, Tujuan dan Manfaat, Ruang Lingkup, Landasan Hukum, Kerangka Berfikir, dan Sistematika Pembahasan Studi. BAB 2 KAJIAN TEORI Pada bab ini menjelaskan tentang kajian teori dari berbagai literatur yang terkait dengan penelitian. BAB 3 GAMBARAN UMUM Pada bab ini menjelaskan tentang keadaan Wilayah Administrasi, Fisik, Air dan Biotis, serta Sosial, Ekonomi, Budaya dan Kesehatan Masyatakat. BAB 4 PERUMUSAN DAMPAK Pada bab ini memaparkan tahapan melaksanakan pembangunan yaitu Pra Konstruksi, Konstruksi, dan Pasca Konstruksi. BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini berisi tentang Kesimpulan dan Rekomendasi yang terbentuk dari hasil analisis yang telah di interpretasi pada bab sebelumnya

Praktikum Aplikasi Lingkungan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota – Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung

BAB II KAJIAN TEORI 2.1

Kesehatan Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,

jiwa, dan

sosial

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah dirancang untuk mempermudah

kombinasi pengalaman belajar yang

adaptasi sukarela terhadap perilaku yang

kondusif bagi kesehatan. Kesehatan menurut Undang – undang adalah sebagai berikut : 1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. 3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 4.

Sarana

kesehatan

adalah

tempat

yang

menyelenggarakan upaya kesehatan. 5. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna.

11

digunakan

untuk

Kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Tipe A

12

Data akhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat

jaminan kesehatan dari lembaga atau

perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri (Sulastomo, 2000). 2.2

Rumah Sakit Tipe A Rumah Sakit Kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah, rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga rumah sakit pusat. Kita mengenal pelayanan BPJS menggunakan sistem berjenjang, ika tidak bisa ditangai di faskes tk1 (puskesmas, poliklinik, doktr pribadi) maka akan dirujuk ke fasks tk 2 (rumah sakit kabupaten), jika di faskes tingkat 2 masih belum juga bisa ditangani maka pasien akan di rujuka ke faskes tinggak 3 yaitu rumah sakit tipe A. Setiap kategori Rumah Sakit harus mempunyai kemampuan pelayanan sekurang-kurangnya

pelayanan medik

umum, gawat

darurat,

pelayanan

keperawatan, rawat jalan, rawat inap, operasi/bedah, pelayanan medik spesialis dasar, penunjang medik, farmasi, gizi, sterilisasi, rekam medik, pelayanan administrasi dan manajemen, penyuluhan kesehatan masyarakat, pemulasaran jenazah, laundry, dan ambulance,pemeliharaan sarana rumah sakit, serta pengolahan limbah. Persyaratan mengenai kategori rumah sakit memang sudah diatur dengan jelas oleh peraturan menteri kesehatan No 340/MENKES/PER/III/2010. Adapun untuk Rumah sakit dengan kategori Rumah Sakit Umum Tipe A harus memenuhi persayaratan khusus. Berikut ini merupakan Syarat Rumah Sakit Umum Tipe A yang terdapat pada pasal 6 :

Kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Tipe A

13

1. Rumah Sakit Umum Kelas A harus memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan medik minimal 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5 Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13 Pelayanan Medik Sub Spesialis. 2. Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas A meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Medik Subspesialis,

Pelayanan

Keperawatan

dan

Kebidanan,

Pelayanan

Penunjang Klinik, dan Pelayanan Penunjang Non Klinik. 3. Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana. 4. Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 jam dan 7 hari seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar. 5. Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi. 6. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik, Patologi Klinik dan Patologi Anatomi. 7. Pelayanan Medik Spesialis Lain sekurang-kurangnya terdiri dari Pelayanan Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa, Paru, Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf, Bedah Plastik dan Kedokteran Forensik. 8. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut terdiri dari Pelayanan Bedah Mulut, Konservasi/Endodonsi, Periodonti, Orthodonti, Prosthodonti, Pedodonsi dan Penyakit Mulut. 9. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan. 10. Pelayanan Medik Subspesialis terdiri dari Subspesialis Bedah, Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Obstetri dan Ginekologi, Mata, Telinga Hidung

Kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Tipe A

14

Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Jiwa, Paru, Orthopedi dan Gigi Mulut. 11. Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan Intensif, Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik. 12. Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga/ Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance, Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan Air Bersih. 13. Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis dan tingkat pelayanan. 14. Pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 18 orang dokter umum dan 4 orang dokter gigi sebagai tenaga tetap. 15. Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing minimal 6 orang dokter spesialis dengan masing-masing 2 orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap. 16. Pada Pelayanan Spesialis Penunjang Medik harus ada masing-masing minimal 3 (orang dokter spesialis dengan masing-masing 1 orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap. 17. Pada Pelayanan Medik Spesialis Lain harus ada masing-masing minimal 3 orang dokter spesialis dengan masing-masing 1 orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap. 18. Untuk Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut harus ada masing-masing minimal 1 rang dokter gigi spesialis sebagai tenaga tetap. 19. Pada Pelayanan Medik Subspesialis harus ada masing-masing minimal 2 orang dokter subspesialis dengan masing-masing 1 orang dokter subspesialis sebagai tenaga tetap. 20. Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 1:1 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayana...


Similar Free PDFs