ANALISIS GEOGRAFI TERHADAP KERENTANAN BENCANA TSUNAMI DI WILAYAH PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PDF

Title ANALISIS GEOGRAFI TERHADAP KERENTANAN BENCANA TSUNAMI DI WILAYAH PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
Author Ray Kristy
Pages 10
File Size 948.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 539
Total Views 564

Summary

Artikel Sistem Informasi Geografis https://lounaunima260990.academia.edu/RKristy Apload_Selasa_24_Mei_2020 ANALISIS GEOGRAFI TERHADAP KERENTANAN BENCANA TSUNAMI DI WILAYAH PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Disusun oleh : Ray Krist...


Description

Artikel Sistem Informasi Geografis https://lounaunima260990.academia.edu/RKristy Apload_Selasa_24_Mei_2020

ANALISIS GEOGRAFI TERHADAP KERENTANAN BENCANA TSUNAMI DI WILAYAH PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Disusun oleh : Ray Kristy(1) Email : [email protected] Samuel Uki(2) Email : [email protected] ABSTRAK Kabupaten Sikka merupakan kabupaten yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur yang dimana merupakan kawasan dengan tingkat rentan tsunami yang cukup tinggi. Hal ini karena Kabupaten Sikka berada dekat dengan zona subduksi lempeng tektonik Australia dan Eurasia serta dipengaruhi oleh sesarsesar aktif di sepanjang Pulau Flores. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan overlay dengan scoring antara parameter-parameter yang berpengaruh pada kerentanan bencana tsunami, dimana setiap parameter dilakukan proses scoring dengan pemberian bobot dan nilai skor yang sesuai dengan klasifikasiannya masing-masing yang kemudian dilakukan overlay menggunakan software ArcGIS 10.7.1. Penggunaan software ini memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat menganalisa dan mempresentasikan objek atau fenomena daerah bencana alam khususnya bencana tsunam dalam bentuk peta digital. Karena fakta geografi dari sains bumi sering yang terbaik disajikan dengan peta dan ada yang tidak dapat disajikan dengan peta Berdasarkan hasil analisis tersebut pesebaran kerentanan bencana tsunami di wilayah pesisir utara Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur memiliki sebaran wilayah yang termasuk dalam tingkat tingkat kerentanan sangat tinggi mempunyai luasan sebesar 30.55 km dengan presentase 1,8% yang meliputi sebagian dari Kecamatan Magepanda, Alok barat, Alok, Alok Timur, Kangae, Kewapante, Waigete, Talibura. Wilayah dengan kategori tingkat kerentanan tinggi mempunyai luasan sebesar 76,63 km dengan presentase 4,5% yang meliputi sebagian dari Kecamatan Magepanda, Alok barat, Alok, Alok Timur, Kangae, Kewapante, Waigete, Talibura. Wilayah dengan kategori tingkat kerentanan menengah mempunyai luasan sebesar 137,82 km dengan presentase 8,1% yang meliputi sebagian dari Kecamatan Magepanda, Alok barat, Alok, Alok Timur, Kangae, Kewapante, Waigete, Talibura. Wilayah dengan kategori tingkat kerentanan rendah mempunyai luasan sebesar 362,29 km dengan presentase 21,4% yang meliputi sebagian dari Kecamatan Magepanda, Alok barat, Alok, Alok Timur, Kangae, Kewapante, Waigete, Talibura. Wilayah dengan kategori tingkat kerentanan sangat rendah mempunyai luasan sebesar 1087,34 km dengan presentase 64,2% yang meliputi sebagian dari Kecamatan Magepanda, Alok barat, Alok, Alok Timur, Kangae, Kewapante, Waigete, Talibura. Kata Kunci : Kerentanan bencana tsunami, Sistem informasi geografis (SIG)

PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilalui oleh rangkaian jalur gunung api (ring of fire), sehingga Indonesia dapat dikatakan sebagai tempat bersarangnya bencana alam. Hal ini dikarenakan Indonesia berada di antara tiga lempeng dunia, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng

Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng-lempeng ini mengalami pergerakan yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan-gangguan di dasar laut berupa gempa bumi tektonik, longsoran lempeng di dasar laut, letusan gunung api di dasar maupun dipermukaan laut. Gangguan-gangguan ini dapat memicu terjadinya tsunami di Indonesia. Rangkaian 1

Artikel Sistem Informasi Geografis https://lounaunima260990.academia.edu/RKristy Apload_Selasa_24_Mei_2020

gunung api yang ada di Indonesia melewati beberapa pulau seperti Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Kabupaten Sikka yang termasuk dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan kawasan dengan tingkat kerentanan tsunami yang cukup tinggi. Oleh karena itu Kabupaten Sikka berada dekat dengan zona subduksi lempeng tektonik Australia dan Eurasia serta dipengaruhi oleh sesar-sesar aktif di sepanjang Pulau Flores berdasarkan catatan tersebut, maka tidak bisa dipungkiri bahwa kepulauan di Nusa Tenggara terkhususnya di Nusa Tenggara Timur, menyimpan banyak sekali gunung api baik yang aktif maupun tidak, yang sewaktu-waktu bisa saja menimbulkan letusan dan menyebabkan berbagai bencana lainnya seperti tsunami akibat hasil erupsi yang menimbulkan gempa vulkanik. Gunung Rokatenda merupakan salah satu dari sekian banyak gunung api aktif yang berada di Pulau Flores keberadaan gunung ini tepatnya di Pulau Palue sebelah utara Pulau Flores dan masuk kedalam wilayah adsministrasi Kabupaten Sikka, NTT. Puncak tertinggi gunung Rokatenda yaitu 875 mdpl. Tercatat bahwa letusan Gunung Rokatenda terakhir kali terjadi pada tanggal 23 Maret 1985 dan kembali aktif lagi pada tanggal 2 dan 3 Februari 2013. Meskipun tidak di tetapkan sebagai status bencana nasional, namun letusan yang pernah cukup dahsyat dan terpantau langsung oleh satelit Earth Observing1 (EO-1) milik NASA. Erupsi terhebat dari gunung ini terjadi pada tahun 1928, dan mengakibatkan gempa vulkanik yang bisa memicu tsunami. Gambar 1 : peta jalur lempeng NTB dan NTT

Gambar 2 : Peta Sebaran Lempeng di Indonesia

Sumber : http://peta_sebaran_lempeng_di_indonesia

Dari gambaran tersebut, bisa disimpulkan bahwa selain letusan,aktivitas dari Gunung Rokatenda bisa saja sewaktu-waktu akan mengakibatkan tsunami karna gempa vulkanik dan bisa mengancam kehidupan di Pulau Palue, dan umumnya Kabupaten Sikka, NTT. Oleh karena itu, penting sekali dilakukan suatu upaya mitigasi bencana tsunami, yaitu proses mengupayakan berbagai tindakan preventif untuk meminimalkan dampak negatif bencana tsunami yang diperkirakan akan terjadi. Analisis krentanan bencan tsunami harus dilakukan dengan pendekatan multikriteria sesuai dengan daerah kajian. Untuk itu, diperlukan suatu perangkat analisis yang tepat meakukan analisa krentanan bencana tsunami yaitu sistem informasi geografis (SIG) merupakan perangkat yang memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan klasifikasi tingkat krentanan tsunami. Peran Sistem Informasi Geografi (SIG) sangatlah penting, dalam pengolahan data spasial untuk menganalisis kerentanan Kabupaten Sikka terhadap dampak letusan gunung yang bisa menyebabkan tsunami. Kesimpulan dari dari hasil olahan data biasanya diperimbangkan atas beberapa data spasial pendukung lainnya yang akan di overlay dan menghasilkan gambaran analisis kerentanan bencana tsunami di Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tengga Timur. Tujuan Dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerentanan bencana tsunami dan sebarannya di wilayah pesisir utara Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan menggunakan sistem informasi geografis (SIG)

Sumber : http://peta_sebaran_lempeng_di_ntb_ntt

2

Artikel Sistem Informasi Geografis https://lounaunima260990.academia.edu/RKristy Apload_Selasa_24_Mei_2020

KAJIAN PUSTAKA Kajian Geografi Geografi sebagai salah satu ilmu kebumian sangat berkompeten dalam kajian bencana yang terjadi di permukaan bumi, baik sebelum, selama, dan sesudah terjadi bencana. Dalam geografi fisik dari konteks geografi sejati dengan label ruang, tempat, lingkungan, dan peta untuk meningkatkan pemahaman bencana alam terutama yang disebabkan oleh perilaku manusia (misalnya, luapan lumpur panas, tanah longsor, dan banjir) dengan memperhatikan aspek keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan Geografi fisik mengkaji prinsip dasar sains bumi yang dipilih dengan maksud terutama meliputi pengaruh lingkungan yang bervariasi pada setiap wilayah di permukaan bumi. geografi fisik dengan metode studi lapangan dapat meningkatkan pemahaman fenomena bencana alam yang terjadi pada suatu wilayah. Dalam penelitian Syaiful Khafid, (2016) The aim of writing this article is to know the learning of physical geography by field study in understanding natural disaster. The core components of physical geography in unifying geography are space, lacation, environment, and map having the dimension of time, process, openness, and scale. The learning of physical geography is stressed on the phenomena of natural disaster which is caused by human activities, such as the overflow of hot mud, landslide, and flood in the hope that the learners have sufficient knowledge of physical geography in responding, understanding, and preventing natural disaster which occur in the region or in the neighbouring region. This can be achieved when geography teachers learn the material of physical geography by facilitating the learners to be active in conducting field study to understand the phenomena of the occuring natural disaster Geografi adalah ilmu yang mengkaji fenomena geosfer di permukaan bumi maupun didalam bumi. Menurut Widoyo Alfandi, (2001) geografi adalah ilmu yangmenggunakan pendekatan melalui kajian keruangan, kewilayahan, ekologi dan sistem, serta historis untuk mendeskripsikan dan menganalisis struktur pola, fungsi dan proses interelasi, interaksi, interdependensi dan hubungan timbal balik dari serangkaian gejala, kenampakan

atau kejadian dari kehidupan manusia, kegiatannya atau budayanya dengan keadaan lingkungannya dipermukaan bumi, sehingga dari kajian tersebut dapat dijelaskan dan diketahui lokasi atau penyebaran, adanya persamaan dan perbedaan wilayah dalam potensi, masalah, informasi, geografi lainnya, serta dapat meramalkan informasi baru atas gejala baru geografi untuk masa mendatang dan menyusun dalil-dalil geografi baru, serta selanjutnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan kehidupan manusia. Dalam Murdianto dkk, (2011) Geografi merupakan suatu disiplin ilmu yang mengkaji fenomena geosfer dari sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan (spasial). Menurut Murdianto dkk, (2011) sudut pandang keruangan merupakan ciri khas geografi dan sekaligus yang membedakan geografi terhadap ilmu lain Prinsip-Prinsip Geografi Dalam mengalisa suatu wilayah dalam aspek fisik geografi maupun aspek sosial maka perlu mengetahui prinsip-prisip di bidang geografi berikut menurut Nursid Sumaatmadja (1981), ada empat prinsip geografi, yakni penyebaran, interelasi, deskripsi, dan korologi yaitu sebagai berikut : 1. Prinsip Penyebaran Gejala dan fakta geografi, baik yang berkaitan dengan aspek fisik, kemanusiaan, maupun gabungan dari keduanya, tersebar di permukaan bumi. Persebaran gejala dan fakta di setiap lokasi atau tempat di permukaan bumi berbedabeda. Ada yang tersebar merata, tidak merata, atau menggerombol. Dengan memperhatikan dan menggambarkan persebaran gejala tersebut dalam suatu ruang atau tempat tertentu, kita mampu menyingkapkan persebaran tersebut, baik yang terkait dengan gejala lain maupun kecenderungan yang dapat dipakai untuk prediksi di masa mendatang. 2. Prinsip Interelasi Prinsip interelasi digunakan untuk menelaah dengan mengkaji gejala dan fakta geografi. Prinsip interelasi adalah gejala atau fakta yang terjadi di suatu tempat tertentu. Setelah mengetahui penyebaran gejala dan fakta geografi dalam lokasi 3

Artikel Sistem Informasi Geografis https://lounaunima260990.academia.edu/RKristy Apload_Selasa_24_Mei_2020

tersebut, langkah selanjutnya menyingkap hubungan antara gejala atau fakta yang ada di tempat itu. Pengungkapan hubungan bisa berasal dari hubungan gejala fisik dengan gejala fisik, manusia dengan manusia, atau fisik dengan manusia. Berdasarkan hubungan gejala-gejala geografi tersebut, dapat ditetapkan karakteristik tempat tersebut. Dengan menggunakan metode kuantitatif (statistik), interelasi gejala atau fakta itu dapat diukur secara matematis.

dimaksud di sini adalah permukaan bumi, baik sebagian maupunsecara keseluruhan. Pengertian bumi sebagai ruang tidak hanya bagian bumi bersinggungan dengan udara dan bagian dari luar bumi, tetapi juga termasuk lapisan atmosfer terbawah yang memengaruhi permukaan bumi dan lapisan batuan sampai kedalaman tertentu, termasuk organisme yang ada di permukaan bumi. Juga,meliputi perairan daratdan laut yang tersebar di bumi yang disebut sebagai lapisan hidup (life layer). Dengan demikian, prinsip korologi ini memperhatikan penyebaran serta interaksi segala unsur yang ada di permukaan bumi sebagai suatu ruang yang membentuk kesatuan fungsi.

3. Prinsip Deskripsi Apabila interelasi antar gejala, faktor, atau fakta dapat diketahui, tahap selanjutnya adalah menjelaskan sebab akibat adanya interelasi antargejala geografi tersebut. Penjelasan, deskripsi, dan pencitraan merupakan salah satu prinsip dasar studi geografi. Prinsip deskripsi berfungsi memberikan gambaran yang lebih detail tentang gejala, fakta, atau faktor serta masalah yang diteliti. Prinsip ini tidak hanya menjelaskan peristiwa tersebut dengan kata-kata dan penggambarannya dengan peta, tetapi juga didukung dengan diagram, grafik, tabel, dan hasilhasil tumpang susun (overlay) gejala-gejala tersebut melalui analisis komputer dengan menggunakan sistem informasi geografi (SIG). Bentuk-bentuk tulisan, peta, diagram, tabel, grafik, dan lainnya ini akan memberikan penjelasan dan kejelasan tentang apa yang dipelajari dan sedang diteliti.

Kajian Bencana Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, UndangUndang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Dalam Syaiful Khafid, (22:2016) Fenomena bencana alam merupakan gejala alam yang terjadi pada suatu wilayah yang dapat ditangkap oleh pancaindra manusia. Fenomena ini terjadi setiap saat pada setiap bagian wilayah Indonesia yang rawan bencana alam. Bencana alam merupakan fenomena geosfer yang dipermasalahkan, karena itu sangat penting untuk dipahami oleh masyarakat dan peserta didik. Untuk dapat memahami fenomena bencana alam tersebut secara komprehensif, perlu dilakukan pembelajaran geografi fisik dan ilmu bantu geografi dalam konteks geografi sejati dengan metode studi lapangan.

4. Prinsip Korologi Prinsip ini merupakan salah satu prinsip geografi yang bersifat komprehensif karena merupakan perpaduan dari beberapa prinsip geografi lainnya. Prinsip korologi merupakan ciri dari studi geografi modern. Pada prinsip korologi ini, gejala, faktor, dan masalah geografi dipandang dari segi penyebaran gejala, fakta, dan masalah geografi dalam ruang. Baik penyebaran, interelasi, maupuninteraksi antara gejala, fakta, dan masalah sudah diketahui dalam suatu ruang. Faktor-faktor sebab dan akibat terjadinya suatu gejala, fakta,dan masalah tidak dapat dilepaskan dengan ruang yang bersangkutan. Ruang akan memberikan karakteristik kepada kesatuan gejala, kesatuan fungsi,dan kesatuan bentuk. Ruang 4

Artikel Sistem Informasi Geografis https://lounaunima260990.academia.edu/RKristy Apload_Selasa_24_Mei_2020

Kajian Tsunami Tsunami adalah gelombang air besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar laut, seperti gempa bumi. Gangguan ini membentuk gelombang yang menyebar ke segala arah dengan kecepatan gelombang mencapai 600–900 km/jam. Awalnya gelombang tersebut memiliki amplitudo kecil (umumnya 30–60 cm) sehingga tidak terasa di laut lepas, tetapi amplitudonya membesar saat mendekati pantai. Saat mencapai pantai, tsunami kadang menghantam daratan berupa dinding air raksasa (terutama pada tsunami-tsunami besar), tetapi bentuk yang lebih umum adalah naiknya permukaan air secara tiba-tiba. Kenaikan permukaan air dapat mencapai 15–30 meter, menyebabkan banjir dengan kecepatan arus hingga 90 km/jam, menjangkau beberapa kilometer dari pantai, dan menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang besar (https://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami).

pada data spasial dengan menggunakan sistem informasi geografis (SIG) yang menganalisis kerentanan lingkungan. Parameter yang digunakan untuk menentukan tingkat kerentanan lingkungan terhadap bencana tsunami adalah jarak dari garis pantai, krtinggian (topografi), kemiringan (slope), dan jarak dari sungai. Parameter lingkungan tersebut dikelaskan berdasarkan sebuah matriks berikut parameter yang akan digunakan dalam menganalisis kerentanan bencana tsunami di pesisir utara Kabupaten Sikka. Tabel 1 : Parameter krentanan bencana tsunami di pesisir utara Kabupaten Sikkai, NTT Parameter Kelas Bobo Nilai t 0-500 m 5 Jarak dari garis 501-1000 m 4 pantai 3 1000-1500 m 3 1501-3000 m 2 >3000 m 1 100 m 1 0-2 % 5 Kemiringan 3-5 % 4 lereng 2 6-15 % 3 16-40 % 2 >40 % 1 0-100 m 5 Jarak dari 101-200 m 4 sungai 1 201-300 m 3 301.500 m 2 >500 m 1

Sistem Infomasi Geografis (SIG) Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem pengelolahan data spasial untuk mengetahui informasi data kuantitatif maupun kualitatif yang berkaitan dengan ruang lingkup geografi. Menurut kamus geografi Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang memiliki fungsi pengumpulan data, pengaturan, pengelolahan, penyimpanan sampai penyajian segala jenis data (informasi) yang berkaitan dengan geografi. Manfaat Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam penulisan ini adalah : menyajikan informasi geografi secara lengkap dan akurat, sehingga mempermudah analisis untuk pembuatan dan pengambilan keputusan, khususnya keputusan yang berkaitan dengan aspek keruangan dan menunjang perencanaan pembangunan di beberapa bidang, seperti : Lingkungan hidup, perencanaan dan pemantauan daerah pantai dan laut, pertanian dan kehutanan, pemetaan sumber daya, dan pemantauan bencana alam.

Sumber : Annisa pratiwi, 2017

Persamaan yang digunakan dalam menjumlahkan seluruh skor yaitu : perhitungan tingkat kerentanan bencana tsunami menggunakan metode scoring dan tumpang susun (overlay) yang mencakup beberapa parameter tersebut adalah berdasarkan formula berikut ini : Kerentanan tsunami = Bt *NV (Jp) + Bt*NV (Kt) + Bt*NV (Js) + Bt*NV (Kl).

METODOLOGI Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis kuantitatif dengan pendekatan geografi. Teknik analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan Superimpose atau bisa disebut overlay dan skoring

Keterangan: Bt NV 5

: Bobot masing-masing variabel indikator tsunami : Nilai variabel indikator tsunami

Artikel Sistem Informasi Geografis https://lounaunima260990.academia.edu/RKristy Apload_Selasa_24_Mei_2020

Jp Kt Kl Js

: Indikator Jarak dari garis pantai : Indikator Ketinggian (Topografi) : Indikator Jarak dari sungai : Indikator Jarak dari sungai

fokus daerah pengamatan adalah daerah pesisir utara Kabupaten Sikka yang terdiri 8 kecamatan dari 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Sikka dan berada pada gugus Pulau Flores. Gamabr 3 : Lokasi Pengamatan

Alat Dan Bahan Alat yang digunakan dalam menganalisis kawasan banjir di Kota Tarakan adalah : a) Perangkat keras (Hardware): satu unit Komputer, printer, Alat Tulis Menulis. b) Perangkat Lunak (Software): Software Arc-GIS 10.7, Software Microsoft Word 2007, dan Software Google Earth atau Sasplanet Bahan yang digunakan dalam menganalisis kawasan banjir di Kota Tarakan adalah : a) Peta BIG Administrasi Kabupaten Sikaa Skala 1:50.000 b) Peta Jarak garis pantai c) Peta Ketinggian (Topografi) d) Peta Kemiringan lereng. e) Peta Jarak dari sungai

Sumber : Hasil analisis penulis 2020

Analisis tingkat kerentanan tsunami di Kabupaten Sikka dibuat berdasarkan empat unsur utama yaitu jarak dai garis pantai, ketinggian(topografi), jarak dari sungai dan kemiringan lereng. Masing-masing unsur ini dipetakan dan kemudian di overlay untuk menentukan tingkat kerentanan bencana tsunami di Kabupaten Sikka. Berikut hasil dari paparan yang sudah di analisis :

Klasifikasi Krentanan Bencana Tsunami Klasifikasi kerentanan bencana tsunami bertujuan untuk membedakan kelas tingkat kerentanan antara yang satu deng...


Similar Free PDFs